KABARPROGRESIF.COM : (Karangasem) Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat yang rerdampak bencana Gunung Agung, bantuan tersebut diserahkan Paspotmar Mayor Laut (KH) Dewa Dana mewakiki Danalanal Denpasar Kolonel Laut (P) GB. Oka di Banjar Perasi Tengah Desa Pertima Kabupaten Karangasem, Selasa (31/10).
Kegiatan tersebut sekaligus sebagai ajang Bhakti Sosial Lanal Denpasar untuk berbagi menyerahkan bantuan Sembako kepada masyarakat yang terdampak bencana Gunung Agung yang berlangsung sudah sebulan ini.
Bantuan tersebut diterima Perbekel Desa Pertima Karangasem I Gusti Ayu Biksuni, S.H., didampingi Babinkamtibmas Aiptu Nengah Kendra, serta Danposal Candidasa Peltu Nengah Suistra.
Sebagaimana kita ketahui, status Gunung Agung sudah diturunkan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan level Gunung Agung dari awas ke siaga.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika melalui surat edarannya menyebutkan tanggap darurat diperpanjang dari 27 Oktober hingga 9 November 2017. Ini adalah ketiga kalinya tanggap darurat diberlakukan setelah sebelumnya 13-26 Oktober 2017.
Dalam kesempatan tersebut Perbekel Desa Pertima Karangasem mengucapkan selamat datang dan ucapan terima kasih kepada TNI Angkatan Laut, khususnya Lanal Denpasar atas bantuan yang diberikan kepada masyarakat Desa Pertima Karangasem.
Danalanal Denpasar yang diwakili oleh Paspotmar Lanal Denpasar menyampaikan pada baksos kali ini diharapkan kegiatan itu bisa membantu para pengungsi akibat aktivitas Gunung Agung. Selain itu, Danlanal mengharapkan aksi Peduli Erupsi Gunung Agung bisa menyemangati para pengungsi di beberapa titik pengungsian.
"Bakti sosial ini tidak hanya dilihat dari apa dan seberapa banyak bantuan yang kami bawa, tetapi lebih jauh dari itu, kami berkeinginan untuk menunjukkan empati kami dengan berharap kunjungan kami ini dapat menimbulkan semangat baru mereka di pengungsian," terangnya.
Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah kabupaten dan kota seluruh wilayah Bali terus melakukan penanganan darurat dibantu pemerintah pusat, lembaga sosial, dunia usaha, dan masyarakat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mendirikan pos pendampingan nasional di Karangasem.
Gunung suci umat Hindu Bali ini masih belum menunjukkan tanda-tanda erupsi hingga hari ke-39 berstatus awas. Pada hari ke-40, PVMBG akhirnya resmi menurunkan status bahayanya ke level tiga atau siaga. Meski statusnya sudah diturunkan, masyarakat perlu memahami bersama aktivitas vulkaniknya belum reda sepenuhnya dan masih berpotensi meletus," menurut Kepala PVMBG Kementerian ESDM.
Zona merah di Gunung Agung kini berada dalam radius enam kilometer (km) dari kawah puncak, ditambah perluasan sektoral 7,5 km. Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi, serta bisa diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan. (arf)