KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Hujan deras yang mengguyur kota Surabaya menyebabkan banjir di sejumlah kawasan kota ternyata mendapatperhatian dari Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Vincensius Awey.
Menurut Politisi asal partai Nasdem ini, banjir terjadi akibat pembangunan saluran air amburadul.
Sampai saat ini banyak saluran belum terintegrasi. Saluran air primer, sekunder dan tersier tidak terkoneksi dengan baik, sehingga terjadi bottleneck.
“Pembangunan tidak masif, terselesaikan di satu lokasi. Namun terbagi secara merata ke RT, RW,” terangnya. Jumat (24/11).
Awey mencontohkan, pembangunan proyek saluran air di kawasan Jalan Raya Made. Di wilayah itu, pembanguan saluran yang berlangsung selama 2 tahun, pengerjaannya hanya berjalan seperempat dari proyek yang harus diselesaikan.
“Yang disentuh saluran pemukiman dulu lewat jasmas. Akhirnya kan saluran di jalan raya tak mampu menampung aliran dari pemukiman,” papar Politisi Partai Nasdem.
Anggota Komisi C ini berharap, proses pembanguann saluran berkelanjutan, agar bisa mengendalikan banjir di kawasan yang selama ini langganan banjir. Selain itu, kegiatan pembersihan saluran juga harus intensif dilakukan supaya bisa kapasitasnya bertambah.
“Surabaya ini kan letaknya agak rendah, jika air laut pasang saluran yang ada tak mampu menampung aliran air,” katanya.
Awey menegaskan, untuk menanggulangi banjir, system drainase masterplan harus terencana dengan baik, berkesinambungan, tidak sporadis.
“Jangan harap (warga) Surabaya tidur dengan tenang pada musim hujan, jika cara kerja sporadis. Mereka (SKPD) punya peta banjir. Tiap tahun kita dikasih data, benar tidaknya kita tak tahu.” tutur Awey.
Pada tahun 2017, Anggaran Dinas PU Bina Marga dan Pematusan sebesar Rp. 1.058 triliun. Hingga Oktober lalu terserap 438,3 milyar atau 41,4 persen. Anggaran tersebut menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 1,26 triliun, karena dalam bidang pembangunan infrastruktur pemukiman beralih ke Dinas Perumahan Rakyat Cipta Karya dan Tata Ruang.
Awey mengungkapkan, dari alokasi anggaran yang ada kegiatan Dinas PUBMP adalah untuk pembangunan dan penyediaan sarana praasarana pematusan sepanjang 10.000 m2, pemeliharaan saluran drainase dan bozem kurang lebih 250.000 m2.
“Termausk peningkatan kapasitas rumah pompa dari yang sudah tersedia, seperti di kandangan, kebon agung, tambak wedi, kalisari, simolawang dan kalijudan,” paparnya.
Pembangunan saluran drainase primer maupun sekunder berada di Sukolilo larangan, Margo Mulyo indah IV, Asem Mulyo, Simokerto, Karang Tembok, Tanjung sari, Simo Kwagean, Dupak Rukun, Keputid dan lain-lain.
“Anggaran untuk pembangunan maupun pemeliharaan saluran drainase sekitar
Rp. 300 milyar,” katanya.
Namun demikian, ia menyatakan, pembangunan rumah pompa di petekan yang dilengkapi dengan pintu air dengan kapasitas 24 m3 menggunakan dana APBN hingga saat ini belum terlaksana. Padahal sesuai rencana dilaksanakan pada tahun 2017. (arf)