KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Pertemuan Tahunan 2017 dan Outlook Perekonomian 2018. pada acara ini hadir Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim Difi Ahmad Johansyah, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo dan Jajaran pimpinan daerah, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah, Perbankan, Akademisi, Pengusaha dan Asosiasi
Menurut Difi Ahmad Johansyah Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Timur dalam sambutannya mengatakan, bahwa Ekonomi global selama tahun 2017 menunjukkan momentum pemulihan dan mengindikasikan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pada perkiraan semula.
Sejalan dengan kondisi tersebut, ekonomi domestik turut mengalami momentum pemulihan di tahun 2017. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,1% dengan tingkat inflasi diperkirakan terjaga pada level rendah, di sekitar 3,0-3,5%.
Sementara itu, masih kata Difi, Meskipun tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 hanya sekitar 5,5 %. Namun, pada tahun 2017 perekonomian Jatim diperkirakan tumbuh di kisaran 5, 5,4 % . Dan diperkirakan sampai akhir tahun tingkat Inflasi diperkirakan terkendali pada rentang 3,8 - 4,0 % . ekonomi Jawa Timur diperkirakan tumbuh di kisaran 5,0-5,4% pada tahun 2017. Tingkat inflasi sampai akhir tahun diperkirakan terkendali di rentang 3,8-4,0%.
" Stabilitas Sistem Keuangan Jawa Timur dalam kondisi terjaga, dengan peningkatan kinerja kredit dan dana pihak ketiga yang cukup baik, dan risiko kredit terkendali." kata Difi saat menghadiri acara Pertemuan Tahunan 2017 dan Outlook Perekonomian 2018 di Ballroom Shangrila pada Rabu (13/12/2017).
Difi mengungkapkan , Untuk tantangan yang dihadapi perekonomian Jawa Timur terutama disebabkan oleh Konsumsi Rumah Tangga sebagai kontributor utama ekonomi Jawa Timur masih belum sekuat pola normalnya. Dari sisi sektoral, kontribusi dan daya dukung sektor pertanian terhadap perekonomian juga semakin melambat. Jika di tahun 2011 sektor pertanian mampu tumbuh di kisaran 4%-5% (yoy), di tahun 2017 secara kumulatif hanya tumbuh 1,65%. Oleh sebab itu, Pria Berdarah Batak juga menyampaikan bahwa sumber-sumber pertumbuhan baru perlu segera dikembangkan. Berdasarkan riset dan kajian Bank Indonesia, terdapat 3 industri potensial kompetitif daerah yang berpotensi dikembangkan di Jawa Timur.
" Potensi tersebut yakni, industri pengolahan ikan dan biota laut, industri galangan kapal dan industri pariwisata." ungkapnya.
Dia menjelaskan, Meskipun perekonomian masih dihadapkan pada berbagai tantangan di tahun 2018, Bank Indonesia optimis kondisi perekonomian Indonesia masih kondusif. Perekonomian Jawa Timur diyakini mampu mencatat perbaikan pertumbuhan di tengah berbagai tantangan yang ada, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2018 mencapai 5,2-5,6%. Sementara itu, kredit dan pembiayaan diperkirakan tumbuh di kisaran 10-12%, dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 9-11%. Adapun inflasi diperkirakan masih terkendali di kisaran 3,5±1%, sejalan dengan sinergi berbagai pihak dalam mengendalikan inflasi Jawa Timur.
" Optimisme pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di tahun 2018, didukung upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berdampak pada peningkatan investasi, yang diyakini tetap tumbuh tinggi, didukung oleh pembangunan proyek infrastruktur, seperti jalan tol Trans Jawa maupun non Trans Jawa, serta pembangunan bandara dan pelabuhan. Peran aktif dan kontribusi berbagai pihak terkait, dinilai mampu mengantarkan ekonomi Jawa Timur tetap tumbuh positif ditengah berbagai tantangan yang ada." jelas Difi.
Ditempat yang sama Gubernur Jawa Timur Soekarwo menambahkan, Pihaknya sangat bangga.terhadap para pengusaha Jatim. untuk itu, Pak De Karwo sapaan akrabnya. ingin memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap kontribusi pengusaha yang telah menjadi mitra informasi terbaik, pelapor terbaik dan responden survei terbaik Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur selama tahun 2017 menjadi peringkat 1 dalam tingkat kemudahan berbisnis ( ease of doing business ) ditahun 2017, dari 3 Aspek yaitu daya tarik investor, keramahan bisnis serta kebijakan yang kompetitif. Hal ini diharapkan dapat mendorong minat pengusaha dan investor untuk meningkatkan investasi di Jawa Timur. Kolaborasi pemerintah dan swasta juga perlu terus ditingkatkan, untuk mendukung terciptanya sumber-sumber pembiayaan baru pembangunan ekonomi Jawa Timur.
" Melalui program Public Private Partnership dan Corporate Bond untuk mendorong akselerasi perkembangan ekonomi Jawa Timur ke depan." pintanya.
Soekarwo berharap, Jawa Timur untuk melangkah kedepan masih akan menghadapi tantangan yang berat. Oleh sebab itu, semua pihak diharapkan terus meningkatkan sinergi antar seluruh institusi untuk mewujudkan Indonesia dan Jawa Timur yang semakin makmur, inklusif, sejahtera, dan berkeadilan. (Dji)