KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) terus berusaha mengembangkan penyelidikannya terkait proses pengadaan mesin pesawat Airbus milik PT Garuda lndonesia (Persero) Tbk dan dugaan aliran dana kepada sejumlah pihak.
Pendalaman ini dilakukan melalui pemeriksaan sejumlah saksi terkait kasus dugaan suap pengadaan mesin Rolls-Royce untuk pesawat tersebut.
"Dari para saksi yang diperiksa, penyidik masih mendalami terkait proses pengadaan di Garuda Indonesia dan aliran dana pada sejumlah pihak," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, saat dikonfirmasi, Selasa (13/2/2018).
Saksi yang dipanggil KPK pada hari ini yakni Direktur Produksi PT Citilink Indonesia yang juga mantan Direktur Teknik PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 2007-2012, Hadinoto Soedigno.
Saksi lainnya, pegawai Garuda Indonesia, Victor Agung Prabowo, dan pensiunan pegawai Garuda Indonesia Capt. Agus Wahjudo.
KPK juga memeriksa satu saksi tambahan yakni Corporate Expert Garuda Indonesia (mantan EPM Fleet Acquisition PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2010-2012, Adrian Azhar.
Hadinoto Soedigno tidak memenuhi panggilan KPK. Pemeriksaannya akan dijadwal ulang pada Kamis (15/2/2018).
Para saksi tersebut diperiksa untuktersangka dalam kasus ini, Emirsyah Satar.
Febri mengatakan, di antara para saksi tersebut ada salah satu yang didalami soal peran dan pengetahuannya sebagai pejabat yang memimpin proses pengadaan di Garuda Indonesia.
KPK memastikan, pemeriksaan saksi-saksi dan tersangka lain akan terus dilakukan.
Emirsyah diduga menerima suap dalam bentuk transfer uang dan aset yang nilainya diduga lebih dari 4 juta dollar AS, atau setara dengan Rp 52 miliar dari perusahaan asal Inggris Rolls-Royce.
Selain Emir, KPK juga menetapkan Soetikno Soedarjo sebagai tersangka. Soetikno yang merupakan beneficial owner Connaught International Pte Ltd, diduga bertindak sebagai perantara suap.
KPK menduga suap tersebut terkait pengadaan mesin Rolls-Royce untuk pesawat Airbus milik Garuda Indonesia pada periode 2005-2014.
Uang dan aset yang diberikan kepada Emir diduga diberikan Rolls-Royce agar perusahaan asal Inggris tersebut menjadi penyedia mesin bagi maskapai penerbangan nomor satu di Indonesia tersebut.(rio)