Senin, 07 Mei 2018


KABARPROGRESIF.COM : (Boven Digoel, Papua) Tak mengenal istilah medan yang harus ditempuh. Guna memastikan situasi dan kondisi di wilayah perbatasan, peninjauan patok perbatasan dinilai sangat penting untuk dilakukan oleh personel Satuan Petugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Yonif Raider 500/Sikatan yang berada di bawah kendali Lektol Inf Sidik Wiyono.

Bersama 12 anggotanya, Danyonif Raider 500/Sikatan itu mengungkapkan, tak mudah menyusuri setiap patok yang berada di wilayah perbatasan. Selain hutan, dirinya bersama personelnya, juga diharuskan melewati rawa-rawa di daerah itu.

“Kurang lebih sekitar 5 hari untuk melakukan pengecekan patok itu. Tim bergerak melakukan peninjauan tanggal 3 Mei lalu,” kata Lektol Inf Sidik Wiyono yang ikut terjun langsung melakukan pengecekan patok MM. 76 di Kabupaten Boven Digoel, Papua.

Selama melakukan pengecekan itu, ungkap Sidik, dirinya bersama personel Satgas lainnya, juga menyempatkan diri untuk melakukan pengobatan, hingga memberikan bibit pertanian, maupun makanan kepada setiap warga yang mereka jumpai di wilayah itu.         

“Kegiatan teritorial, juga kita lakukan melalui operasi pengecekan patok perbatasan tersebut,” jelasnya. Senin, (7/5/).

Bahkan, ungkap Sidik, selama melakukan patroli patok perbatasan tersebut, dirinya bersama personel Satgas lainnya, mendapat respon positif dari warga sekitar.

“Alhamdulillah, masyarakat di area patok perbatasan, sangat menyambut kehadiran kami. Jadi, respon warga sangat positif kepada kami,” tuturnya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pada 2030, sekitar 30 persen anak di Asia Timur – atau 800 juta anak – akan tinggal di perkotaan. Kehidupan dan masa depan mereka bergantung pada bagaimana lingkungan urban dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak-anak ini. Untuk mendiskusikan cara menjadikan kota lebih aman dan lebih lestari bagi anak-anak, walikota, gubernur dan pakar tata kota dari 10 kota di Asia Timur berkumpul di Surabaya, Indonesia, dalam pertemuan yang bertajuk Growing Up Urban Summit.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan bahwa selama ini orang-orang di suatu kota kebanyakan berbicara tentang pembangunan infrastruktur maupun ekonomi. Menurutnya, sangat jarang sekali orang untuk berdiskusi tentang hak-hak atas anak. Maka dari itu, dengan adanya pertemuan ini bertujuan untuk bagaimana merumuskan masa depan suatu bangsa. Karena, masa depan suatu bangsa ada keterkaitan kota dengan tumbuh kembangnya anak.

"Melalui pertemuan ini, kami berharap dapat mendiskusikan berbagai persoalan yang dihadapi perkotaan dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan ramah untuk anak-anak,” kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini ketika ditemui di Hotel JW Marriot, Senin, (07/05/2018).

Menurutnya, permasalahan suatu anak sifatnya sangat komplek sekali. Misalnya, ketergantungan anak dengan orang tua, dan lingkungan sekitarnya pastinya sangat besar sekali. Karena itu, dengan adanya pertemuan ini diharapkan bisa berpengaruh bagaimana kedepan merumuskan suatu kota agar layak terhadap anak.

"Ini merupakan kesempatan yang langka bisa mengumpulkan wali kota dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman yang diharapkan bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi satu sama lain di masa mendatang,” ujarnya.

Direktur Regional UNICEF se-asia pasifik Karin Hulshof mengatakan pertemuan yang didukung UNICEF ini meliputi diskusi dampak dari urbanisasi terhadap dua periode pertumbuhan anak, yang utama yaitu di masa awal dan remaja, serta cara-cara inovatif untuk memastikan kota ramah anak untuk semua, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan.

Melalui pertemuan ini, lanjutnya, para wali kota juga akan merancang visi untuk perencanaan kota yang memastikan perkotaan tumbuh dengan inklusif, serta bagaimana menyediakan peluang serta manfaat bagi setiap anak yang tinggal disana. “Masa depan bagi ratusan anak di Asia Timur adalah kota besar. Kawasan ini sangat urban yang menjadi rumah bagi tujuh dari 10 kota terpadat di dunia,” kata Karin.

Dipilihnya Kota Surabaya sebagai tuan rumah pertemuan kota layak anak, Karin menegaskan melihat banyak program-program tentang kepedulian terhadap anak yang telah digagas oleh Wali Kota Risma Surabaya membuat Kota Surabaya menjadi pilihan utama dijadikan pertemuan 10 negara yang tergabung dalam anggota UNICEF ini. “Penunjukan Surabaya sebagai tuan rumah, karena melihat kota ini sangat pantas. Banyak sekali program-program di Surabaya yang berkaitan dengan anak,” jelasnya.

Sementara itu, Gunilla Olsson, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia menuturkan Kota yang aman dan lestari juga pilar penting bagi Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB. Sebuah seruan universal oleh pimpinan negara-negara di dunia pada 2015 untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet dan memastikan semua orang menikmati perdamaian dan kemakmuran.

“UNICEF juga berharap melalui pertemuan ini akan membantu antara satu dengan yang lain dan berbagi informasi saling sharing pengalaman dalam implementasi kota layakanak,” terangnya.

Tujuan 11 dari TPB adalah menjadikan kota inklusif, aman, berdaya lenting (resilient) dan lestari. Menuntut semua pemangku kepentingan untuk menjawab resiko-resiko perkotaan seperti polusi, kecelakaan lalu lintas, narkotika dan ketidak-terjangkauan dari layanan-layanan dasar kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial anak. “Pertemuan ini menunjukkan dedikasi Ibu Risma untuk mewujudkan hak anak dan remaja di Surabaya, Indonesia dan seluruh dunia,” kata Gunilla Olsson, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia.

Diajak Keliling Naik Bus Suroboyo

Sebelum menggelar diskusi, rombongan UNICEF menjajal Bus Suroboyo ketika hendak melakukan welcome dinner bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Minggu, (6/5/2018) di lobby lantai 2 Gedung Balai Kota Surabaya. Rombongan, diajak berkeliling menikmati keindahan Kota Pahlawan mulai Tugu Pahlawan – Indrapura –Rajawali – JMP – Veteran – Kramat Gantung – Gemblongan – Tunjungan - Gubernur Suryo lalu tiba di Balai Kota. 

Selama perjalanan, rombongan dengan total keseluruhan mencapai 105 orang dari berbagai negara itu selalu bertanya, mengapa setiap penumpang yang akan naik bus Suroboyo harus membayar menggunakan sampah plastik seperti diungkapkan Wali Kota Myanmar, Mr. Maung Soe.

“Kenapa sistem pembayarannya menggunakan sampah palstik, tapi setelah dijelaskan ternyata Surabaya ingin zero wash dan itu ide yang sangat bagus,” ujarnya.

Wali Kota Myanmar, Maung Soe juga menilai, Wali Kota Risma sangat serius membangun kotanya dan dianggap sebagai sosok pemimpin yang ramah kepada masyarakatnya.

“Layak dan patut ditiru oleh pemimpin dan calon pemimpin yang lain utamanya dalam hal pembangunan kota,” ungkapnya.

Berbeda dengan Wali Kota Zamboanga (Filipina), Maria Climaco Isabella yang memuji warna dan lambang berhuruf B (Bangga Surabaya) di bangku bus serta tulisan Sura&Baya.

“Mengapa boyo, kok tidak baya saja,” tanya Maria.

Kendati demikian, Maria Isabella atau yang akrab dipanggil Mr. Beng merasa nyaman ketika duduk dan melihat fasilitas yang ada di dalam bus suroboyo itu.

“Kombinasi antara warna dan lambang itu benar-benar luar biasa,” tandas perempuan yang juga berprofesi sebagai guru itu.

Bahkan, dirinya mengagumi beberapa ide pembangunan dan tata kelola kota yang telah dilakukan Wali Kota Risma seperti  taman, lampu kota dan transportasi.

“Saya ingin itu ada di negara Filipina,” tegasnya.

Pada acara Welcome Dinner tersebut, Wali Kota Risma turut mengajak Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan anak jalanan Liponsos Keputih untuk hadir mengisi acara di hadapan para tamu undangan dari beberapa negara, seperti yang dipersembahkan Pina penderita tuna rungu.

Pina mempersembahkan dua lukisan kepada delegasi UNICEF salah satunya wajah Karin Hulshof. Terlihat bagaimana raut wajah senang dari Karin setelah melihat hasil karya Pina tersebut.

“Cantik sekali gambar ini. Kamu memang hebat,” ucapnya kepada Pina. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Cipatat) Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Joni Supriyanto meninjau langsung perlombaan  sekaligus memompa motivasi anggota tim Ton Tangkas Kodam Jaya yang masih bertarung merebut peringkat tertinggi dalam lomba Ton Tangkas TNI AD Periode II Tahun 2018 di lapangan tembak Cipatat Jawa Barat, Minggu (6/07).

"Laksanakan dengan sungguh-sungguh, enjoy saja dan gembira, tetap sportif, semangat dan sepenuh hati. Tunjukkan kemampuan maksimal kalian untuk nama baik Kodam Jaya," pinta Mayjen TNI Joni Supriyanto.

Saat tiba, kontingen yang diwakili para prajurit Yonkav 7/PS tengah mengikuti lomba materi menembak  senapan gelombang pertama, serta merta Pangdam Jaya ikut larut menyaksikan jalannya perlombaan sembari terus mengingatkan agar kontingen Kodam Jaya tetap memelihara persahabatan dengan kontingen lainnya, meski saat bertanding, mereka adalah lawan.

Pangdam Jaya sengaja datang bersama istri didampingi Asintel Kasdam Jaya. Ia berharap agar anggota Ton Tangkas beserta official dapat terus membangun komunikasi.

"Jaga fisik kalian agar tetap prima dan bangun komunikasi yang baik antara tim dan official," lanjut Pangdam Jaya.

Diakhir kunjungannya, Pangdam Jaya menyampaikan bahwa seluruh prajurit jajaran Kodam Jaya selalu berdoa untuk kesuksesan kontingen.

"Jangan sia-siakan kepercayaan tersebut, terus tingkatkan jiwa korsa. Kami yakin, kalian dapat mencapai target dan sasaran dan jadikanlah lomba sebagai sarana melatih jiwa korsa, kejuangan dan belajar serta melatih kemampuan kepemimpinan di lapangan," pungkas Joni Supriyanto.

Catatan sementara hingga Minggu sore 6 Mei, kontingen Kodam Jaya masih berada di urutan ke-5 dengan raihan 1 (satu) medali Emas dan 1 (satu) Perunggu. Urutan tersebut belum termasuk perhitungan materi menembak senapan yang masih dinilai dan diperlombakan. Selain itu, ke 17 kontingen Ton Tangkas dari seluruh Kodam dan Divisi Kostrad masih menyisakan materi perlombaan HTF dan Halang Rintang. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Denpasar) Bertempat di Balai Desa Batununggul Kec. Nusa Penida Kab. Klungkung telah dilaksanakan Upacara Penutupan Encap dan Medcap MNEK 2018 sektor Pulau Nusa Penida Bali. Adapun bertindak sebagai Irup Kolonel Laut (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, S.E. (Komandan Lanal Denpasar Bali) dengan Komandan Upacara Mayor Laut (K) Nur Rohman, Sabtu lalu.

Kegiatan Encap dan Medcap adalah sebagai bagian dari rangkaian kegiatan latihan internasional Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018. Dalam sambutannya Asops Kasal Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos., yang dibacakan oleh Komandan Lanal Denpasar yang intinya menyampaikan bahwa latihan MNEK 2018 adalah latihan bersama TNI AL dengan Angkatan Laut dari Negara negara sahabat diwilayah Regional maupun Internasional. MNEK  diselenggarakan oleh TNI AL setiap 2 tahun sekali dan pada tahun 2018 ini mengusung tema “Cooperation To Respond Disaster And Humanitarian Issues”.

Kegiatan Encap dimulai sejak tanggal 01 Maret s/d 08 Mei 2018 meliputi pembangunan ruas jalan di Batu Kandik dan kegiatan bedah rumah di Nusa Penida, sedangkan kegiatan Medcap dimulai pd tgl 03 s/d 05 Mei 2018 meliputi pengobatan gigi, bedah Minor, operasi katarak, serta penyuluhan kesehatan di Pulau Nusa Penida. Disamping pengobatan gratis dilaksanakan juga pemberian kacamata baca untuk warga Nusa Penida. Diakhir sambutan Asops Kasal mengucapkan terima kasih dan perhargaan setinggi tingginya atas dukungan dan kerjasamanya dengan Pemkab Klungkung Bali.

Hadir dalam upacara penutupan Encap dan Medcap di Pulau Nusa Penida Letkol Laut (K) drg. Wayan Tapayasa (Katim Medcap sektor Nusa Penida), Letkol Laut (K) dr. Imam Hidayat SpS, Danyon Kes-1 Marinir Letkol Laut (K) Bahtyar Efendi, Sp.KG.M.Tr.(Hanla), Mayor Mar Imam Fahrudin. M. Tr. (Hanla), (Dansektor Encap Nusa Penida), Mayor Laut (K) Nur Rohman W, Mayor Inf Gede Nariada (Danramil Nusa Penida), Mayor Laut (KH) Dewa Ketut Dana Susila (Paspotmar Lanal Denpasar), AKP. I.B. Mahardika (Wakapolsek Nusa Penida), Lettu Laut (S) Warsito (Danposal Nusa Penida). 

Dari Pejabat Kabupaten Klungkung terlihat hadir I Wayan Wasta, S.E., Msi. (Kepala Baperlitbang), Ibu Ni Wayan Ringin (Staf Ahli Bupati Kab. Klungkung bidang SDM dan Pemasyarakatan),  dr. Ni Made Adi Swapatni (Kadis Kes Kab. Klungkung), Ida Bagus Anom Adyana SE, M.Si. (Kadis Sosial Kab. Klungkung), I Gusti Agung Putra Mahajaya SSTP. (Camat nusa Penida), Kepala Desa/Perbekel Batununggul Kec. Nusa Penida serta Tokoh masyarakat , Tokoh Adat dan masyarakat Batununggul.

Selesai pelaksanaan Upacara diakhiri dengan pemberian cindera mata dari satgas Encap dan Medcap MNEK 2018 sektor Nusa Penida kepada Pemkab. Klungkung dan dari Pemkab. Klungkung kepada satgas Encap dan Medcap sektor Nusa Penida.  (arf)

Pada 2030, sekitar 30 persen anak di Asia Timur – atau 800 juta anak – akan tinggal di perkotaan. Kehidupan dan masa depan mereka bergantung pada bagaimana lingkungan urban dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan anak-anak ini



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Untuk mendiskusikan cara menjadikan kota lebih aman dan lebih lestari bagi anak-anak, walikota, gubernur dan pakar tata kota dari 10 kota di Asia Timur berkumpul di Surabaya, Indonesia, pekan ini untuk pertemuan yang bertajuk ‘Growing up Urban: Surabaya’.

Kesepuluh kota yang diwakili dalam pertemuan ini merepresentasikan populasi gabungan sebesar 50 juta orang dan para ahli memprediksi populasi ini akan terus bertambah.

"Melalui pertemuan ini, kami berharap dapat mendiskusikan berbagai persoalan yang dihadapi perkotaan dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan ramah untuk anak-anak,” kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini ketika ditemui di Hotel JW Marriot, Senin (7/5/2018).

"Ini merupakan kesempatan yang langka bisa mengumpulkan walikota dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman yang diharapkan bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi satu sama lain di masa mendatang,” tambahnya.

Sejumlah teman kunci di pertemuan yang didukung UNICEF ini meliputi dampak urbanisasi terhadap dua periode pertumbuhan anak yang utama, yaitu di masa awal dan remaja, serta cara-cara inovatif untuk memastikan kota ramah anak untuk semua, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan. Para walikota juga akan merancang visi untuk perencanaan kota yang memastikan perkotaan tumbuh inklusif, menyediakan peluang serta manfaat bagi setiap anak yang tinggal disana.

“Masa depan bagi ratusan anak di Asia Timur adalah kota besar. Kawasan ini sangat urban yang menjadi rumah bagi tujuh dari 10 kota terpadat di dunia,” kata Karin Hulshof, Direktur Regional UNICEF Asia Timur dan Pasifik.

“Kota bisa, dan harus, menyediakan layanan yang menjawab semua kebutuhan dan hak anak. Pelajaran bersama tentang bagaimana kota bisa mendukung anak muda mencapai potensi penuh mereka akan membawa manfaat besar bagi anak-anak, kota dan negara.”

Kota yang aman dan lestari juga pilar penting bagi Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) PBB – sebuah seruan universal oleh pimpinan negara-negara di dunia pada 2015 untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet dan memastikan semua orang menikmati perdamaian dan kemakmuran. Tujuan 11 dari TPB – menjadikan kota inklusif, aman, berdaya lenting (resilient) dan lestari – menuntut semua pemangku kepentingan untuk menjawab risiko-risiko perkotaan seperti polusi, kecelakaan lalu lintas, narkotika dan ketidak-terjangkauan dari layanan-layanan dasar kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial anak.

“Pertemuan ini menunjukkan dedikasi Ibu Risma untuk mewujudkan hak anak dan remaja di Surabaya, Indonesia dan seluruh dunia,” kata Gunilla Olsson, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Joni Supriyanto berkunjung ke Universitas Kristen Indonesia (UKI) bertempat di Jalan Mayjen Sutoyo Cawang, Jakarta Timur (7/05).

Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono didampingi Wakil Rektor, Direktur, Dekan dan para Dosen menerima silaturahmi Pangdam Jaya di ruang Rektor UKI. Dalam bincang-bincangnya Dhaniswara menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan waktu Pangdam Jaya, serta menjelaskan bahwa UKI merupakan salah satu Universitas tertua dan sudah banyak menghasilkan Alumni yang berkualitas, lebih unggul dan bermanfaat bagi Indonesia. Dia juga menyampaikan sebagian besar para akademika UKI saat ini berasal dari luar Jakarta, dengan harapan apabila berhasil menyelesaikan studinya, para lulusan dapat membangun daerahnya kembali.

Menanggapi sambutan hangat dalam nuansa kekeluargaan tersebut, Pangdam Jaya menyampaikan permohonan maaf karena baru dapat mengunjungi sekarang, padahal UKI merupakan tetangga terdekat Kodam Jaya. Bukan kesengajaan, tetapi dikarenakan padatnya tugas yang diemban selaku satuan Komando Teritorial, karena dituntut untuk selalu berada dan dekat dengan masyarakat.

Pangdam sangat mengharapkan, silaturahmi ini berguna untuk menjalin interaksi dua arah serta lebih mempererat ikatan antar sesama komponen bangsa, demi kejayaan bangsa dan kedaulatan NKRI. Pangdam juga memperkenalkan program-program  yang sedang dilaksanakan Kodam Jaya, seperti Kursus Bahasa Inggris Gratis dan program pemeliharaan Ciliwung Bersih serta banyak hal lain yang tengah dilakukan untuk lebih mendekatkan, sekaligus memberikan pengetahuan kepada segenap lapisan masyarakat di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Terkait banyak hal ini, Pangdam Jaya menghimbau agar Kodam Jaya dan UKI dapat meningkatkan kerja sama serta saling bersinergi dalam pengabdian kepada Bangsa, melalui berbagai program unggulan lainnya. Sebelum mengakhiri bincang-bincang, tak lupa Mayjen TNI Joni Supriyanto mengajak untuk ikut mempromosikan ajang Asian Games 2018 yang akan berlangsung pada bulan Agustus nanti.

Turut hadir dalam silaturahmi, Kasdam Jaya, Brigjen TNI Herianto Syahputra, para Asisten Kasdam Jaya, Kapendam Jaya dan Komandan Kodim 0505/Jakarta Timur. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Yogyakarta) Dalam upaya mengenalkan dan mencintai dunia kemaritiman generasi muda, khususnya pelajar tingkat SLTP dan SLTA wilayah Yogyakarta serta dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun Museum Bahari Yogyakarta ke-9 Tahun 2018, Museum Bahari bekerjasama dengan Pangkalan TNI Angkatan Laut (LANAL) Yogyakarta menggelar Lomba Cerdas Cermat Kemaritiman Tingkat SLTP dan SLTA Sederajat Se-DIY, Senin (7/5).

Cerdas cermat kali ini,  memperebutkan piala Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio (Kepala Staf TNI Angkatan Laut tahun 2012-2015), dengan mengusung tema "Mengenal Dunia Maritim Indonesia".

Perwira Pelaksana (Palaksa) Lanal Yogyakarta, Letkol Laut (P) R. Haryo Wiji Pratomo, S.H, S.Mar Stud didaulat sebagai ketua panitia penyelenggara kegiatan yang mengundang animo masyarakat terutama paelajar untuk hadir menyaksikan dalam event yang digelar di Hall A dan B hotel Dermaga Keluarga Jl. Ambarbinangun No 470 Sonosewu Baru, Ngestiharjo, Kasihan Bantul Yogyakarta.

Pembukaan Lomba Cerdas Cermat Kemaritiman Se-DIY dihadiri langsung oleh Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, Laksamana Madya TNI (Purn) Yosafat Didik Heru Purnomo selaku Pembina Museum Bahari Yogyayakarta dan Komandan Lanal (Danlanal) Yogyakarta Kolonel Laut (P) Arya Delano, S.E, M.Pd.

Acara pembukaan juga dihadiri oleh pejabat TNI Polri diantaranya Korem 072 Pamungkas, Kodim 0734/YKA, Koramil 10/Wirobrajan, Lanud Adi Sucipto, Polsek Wirobrajan, stageholder bidang maritim dan kepemudaan dari instansi pemerintah DIY diantaranya Disbud, DKP dan Dispora, Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Laut (PPAL) Rayon Yogyakarta serta peserta lomba dan guru pendamping yang terdiri dari 24 regu SLTA dan 18 regu SLTP sederajat DIY.

Beberapa sambutan mengisi acara pembukaan diantaranya, sambutan oleh Ketua Panitia, menyampaikan perihal waktu pelaksanaan lomba pada tanggal 5 Mei dilanjutkan tanggal 7 dan 8 Mei 2018 serta menyampaikan informasi bahwa animo peserta lomba tahun ini meningkat 2 kali lipat.

Laksdya TNI (Purn) Yosefat Didik Heru Purnomo selaku Pembina Museum Bahari Yogyakarta menyampaikan bahwa pelaksanaan lomba cerdas cermat kemaritiman tahun 2018 adalah kegiatan yang ke 2, merupakan bukti semangat dan kecintaan kita akan dunia maritim Indonesia, dimana tidak ada negara besar di dunia yang tidak menguasai laut dan sejarah membuktikan bahwa negara kita juga pernah mencapai kejayaan maritim pada era kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

"untuk hal tersebut bukan soal kalah menang dalam lomba cerdas cermat kemaritiman, namun bagaimana kita berupaya bersama sama dalam membangun dan membesarkan semangat mencapai kejayaan maritim kembali," terang Didik.

Adapun Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, dalam sambutannya menyatakan rasa syukur bahwa presiden Jokowi sebagai presiden ke 7 Republik Indonesia sebagai presiden yang memproyeksikan kesejahteraan rakyat Indonesia dengan konsep bertumpu pada visi misi penguasaan maritim dan menjadikan negara kita sebagai poros maritim dunia.

Hal tersebut dilaksanakan dengan 5 pilar maritim yakni budaya maritim, sumber daya maritim, konektifitas dan infrastruktur maritim, diplomasi maritim dan pertahanan maritim.

"Selamat bertanding dan semoga tahun depan akan lebih kita semarakkan kembali," ujarnya.

Usai sambutan,  mantan Kasal ini membuka lomba cerdas cermat dengan penekanan tombol didampingi Laksdya TNI (Purn) Yosafat Didik Heru Purnomo dilanjutkan menyaksikan langsung pelaksanaan lomba cerdas cermat babak 1 dari peserta SMA N 1 Semanu Kab. Gunung Kidul melawan SMK N 1 Sanden Kab. Bantul.

Pada kesempatan ini dan SMA N 1 Semanu mendapat hadiah dari Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio. Kegiatan dilanjutkan dialog dengan peserta lomba dan guru pendamping serta menyaksikan sesi perdana lomba cerdas cermat tingkat SLTP di lantai 2 hotel Dermaga Keluarga.

Sebagai ahkir kegiatan dilaksanakan foto bersama pejabat undangan dan peserta lomba serta penyerahan cindera mata buku "Kesadaran Baru Maritim" hasil buah pikiran Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio diserahkan langsung kepada Danlanal Yogyakarta.

"Kami jajaran Lanal Yogyakarta siap menggelorakan semangat dan wawasan maritim generasi muda wilayah Yogyakarta," terang Danlanal Yogyakarta saat menerima buku cindera disambut tepuk tangan hadirin undangan dan peserta. (arf)

Minggu, 06 Mei 2018


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Ribuan pasanga mata menjadi saksi kemeriahan Surabaya Vaganza yang digelar oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-725. Wali Kota Surabya Tri Rismaharini membuka dan memberangkatkan peserta Surabaya Vaganza dari Tugu Pahlawan depan Kantor Bappeprov Jatim, Minggu (6/5/2018).

Acara bergengsi yang sebelumnya diberi nama Parade Budaya dan Pawai Bunga itu diikuti oleh 83 peserta. Mereka berjalan beriringan dari Jalan Pahlawan hingga finish di Taman Bungkul. Sepanjang perjalanan, ribuan warga menyemut menyaksimakn berbagai atraksi dan mobil hias yang diikuti oleh SKPD Pemkot Surabaya, BUMD Pemkot Surabaya, perguruan tinggi, instansi/perusahaan juga duta dari kota tetangga dan juga kota-kota dari luar provinsi dan luar pulau.

Selain menyaksikan di sepanjang rute Surabaya Vaganza, ribuan warga juga menyemut dan memenuhi area Taman Bungkul. Bahkan, delapan negara anggota Unicef, yaitu perwakilan dari Indonesia, Malaysia, Cina, Vietnam, Myanmar, Philipina, Thailand, dan Kamboja juga turut menanti kedatangan peserta Surabaya Vaganza itu di Taman Bungkul. Mereka pun terlihat menyaksikan dengan seksama penampilan dan atraksi para peserta setelah tiba di depan Taman Bungkul.

Sesekali Wali Kota Risma mengajak para perwakilan dari Unicef itu untuk foto bersama dengan peserta yang dinilai bagus hiasan bunganya. Bahkan, ia juga sempat menari bersama dengan para peserta dari Papua yang kemudian diikuti oleh beberapa perwakilan Unicef.

Wali Kota Risma juga tak canggung-canggung menyapa anak-anak yang menjadi peserta Surabaya Vaganza itu, termasuk salah satu anak yang menabuh drum band. Bocah itu diberi kesempatan tampil di depan Wali Kota Risma dan para tamu undangan, dengan lihainya dia menabuh drum ban itu layaknya orang dewasa.

Berbagai penampilan dan atraksi dari peserta Surabaya Vaganza itu sangat diapresiasi oleh Unicef. Gunilla Olson, Kepala Perwakilan Unicef untuk Indonesia mengatakan semua penampilan dari peserta Surabaya Vaganza itu sangat bagus dan sangat fantastis. Dari acara ini, sangat terlihat jelas bahwa Bhinneka Tunggal Ika di Kota Surabaya benar-benar terwujud.

“Penampilannya sangat bagus dan fantastis. Ini sebuah gambaran bahwa Bhinneka Tunggal Ika benar-benar terjadi di Kota Surabaya. Bu Risma juga sangat patut dijadikan teladan di Indonesia ini, karena menunjukkan perhatian khusus kepada anak-anak, terutama anak-anak yang berpartisipasi menjadi peserta dalam Surabaya Vaganza ini,” kata Gunilla setelah menyaksikan semua penampilan dan atraksi dari peserta Surabaya Vaganza.

Wanita asal Swedia itu juga memastikan masa depan Kota Surabaya sangat cerah, terutama apabila memperhatikan anak-anak, terutama dalam pembangunan perekonomiannya. Sebab, mereka akan menjadi masa depan Surabaya di kemudian hari.

Sementara itu, Wali Kota Risma memastikan bahwa agenda Surabaya Vaganza itu akan menjadi agenda tahunan yang bisa “dijual” di luar negeri, sehingga akan menjadi destinasi wisata saat pelaksanaannya.

“Kami juga sengaja meminta semua kelompok dan komunitas yang terdiri dari berbagai suku dan etnis untuk ikut serta dalam Surabaya Vaganza ini, karena mereka juga tinggal di Surabaya,” kata dia.

Menurut Wali Kota Risma, Kota Surabaya sudah memasuki usia yang ke 725 tahun. Usia tersebut tidaklah muda lagi. Pastinya, banyak hal yang telah dilewati, dimana banyak pejuang-pejuang lahir di kota ini. Di usia Surabaya yang sudah dewasa ini, Wali Kota Risma berpesan untuk selalu bersikap dewasa dalam menghadapi setiap permasalahan yang terjadi. Ia meminta untuk tidak egois dalam menghadapi permasalahan.

"Kota ini adalah kota perjuangan. Maka dari itu saya mohon kepada seluruh warga Surabaya untuk tidak boleh mengenal kata menyerah, dan putus asa. Dan tidak boleh lari kalau ada masalah. Mari kita hadapi dan selesaikan masalah secara bersama-sama," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga berpesan untuk terus memegang teguh budaya gotong-royong, meskipun saat ini Kota Surabaya sudah menjadi Kota Metropolitan. Dengan budaya gotong-royong itu, maka Surabaya bisa membangun dan berpretasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Pada Bulan Juni nanti, Kota Surabaya akan mendapatkan penghargaan Lee Kwan Yeuw Award. Jadi, saya minta kepada warga Kota Surabaya untuk terus gotong-royong, karena itu menjadi pusaka yang menjadikan Kota Surabaya bisa sejajar dengan kota-kota lain di dunia," imbuhnya.

Ia juga berpesan, jika ada tetangga yang tidak bisa makan atau merasa kekurangan, warga diminta agar tidak merasa acuh dan egois. Setidaknya bisa disampaikan ke pihak terkait agar bisa diteruskan ke pemerintah kota. Karena Pemkot Surabaya telah menyiapkan berbagai program dalam upaya mensejahterahkan warganya.

"Selamat hari jadi untuk Kota Surabaya, dan selamat hari jadi untuk warga Surabaya yang saya cintai," pungkasnya. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Maluku) Komandan Lantamal IX Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang diwakili oleh Komandan Tim Intelijen Lantamal IX Letkol Laut (K) Dede Rukman, S.Km., M.Si. Han., menyaksikan langsung acara peresmian rumah adat dan pelantikan sebanyak 12 Kepala Soa Marga Hukunala yang berlangsung di Desa Batu Karang Kecamatan Lolongguba, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Sabtu (05/05/2018) kemarin.

Kepala Soa marga Hukunala dilantik oleh Teanelen/Ketua Adat Gewagit marga Hukunala Yusuf Hukunala. Berikut adalah 12 Kepala Soa Marga Hukunula yang dilantik diantaranya Kepala Soa kawasan Desa Batu Karang Econg Hukunala, Kepala Soa Waetina Desa Liang Netes Hukunala, Kepala Soa Desa Waehaolon Polly Hukunala, Kepala Soa Desa Leksula Agus Behuku, Kepala Soa Desa Waenama Olon Martin Behuku dan Kepala Soa kawasan Desa Neath Yopy Hukunala.

Selanjutnya, Kepala Soa kawasan Desa Wamkana Yanus Hukunala, Kepala Soa Desa Waenono Dance Hukunala, Kepala Soa Desa Tifu Benyamin Behuku, Kepala Soa Desa Waekatin Frans Hukunala, Kepala Soa Desa Namsina Abdul Samad Hukunala dan Kepala Soa Kawasan Gewagit Desa Tifu Yohan Behuku.

Pada rangkaian acara dilaksanakan pemotongan pita oleh Wakil Bupati Buru Amustofa Besan, SH., sebagai tanda diresmikannya rumah adat dan juga dilaksanakan pembukaan kunci rumah adat oleh Sekda Kabupaten Buru Selatan Ir. Sahrul Uli Pawa. Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi pelantikan ke-12 Kepala Soa oleh Teanelen.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan – sambutan yang disampaikan oleh Sekda Kab. Buru Selatan, Wakil Bupati Buru dan Ketua Adat Nurlatu Aco Nurlatu serta perkenalan singkat dari Pabandya Watpers Spers Lantamal IX Mayor Laut (KH) Mochtar Manji Lapola, S.Ag., M.H., selaku penasehat adat Hukunala. Acara diakhiri dengan sambutan Teanelen/Kepala Soa Hukunala dan doa.

Peresmian rumah adat dan pelantikan Kepala Soa Marga Hukunala juga disaksikan oleh Ketua DPRD Buru Selatan Arkilau Solissa beserta anggota DPRD Kabupaten Buru Alham Behuku, Danposal Buru Kapten Laut (S) Ferdinand George Taroreh, Kasatpol PP Kabupaten Buru Said Behuku, Perangkat Desa dan BPD Sekecamatan Lolongguba Kab. Buru dan para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat dari Kabupaten Buru dan Buru Selatan. (arf).


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami peran Yaya Purnomo, salah seorang pejabat Kementerian Keuangan yang menjadi tersangka pasca-operasi tangkap tangan pada Jumat (4/5/2018) kemarin.

OTT itu juga menjadikan anggota Komisi XI DPR Amin Santono sebagai tersangka dalam dugaan suap terkait penganggaran dalam Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P 2018.

Menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, KPK sudah mengamati sepak terjang Yaya sejak lama. KPK, menurut Agus, bahkan menengarai Yaya Purnomo banyak menerima suap dari orang-orang di daerah.

"YP (Yaya Purnomo) sudah kami amati sejak lama. Banyak orang daerah yang memberi (suap kepada Yaya)," ujar Agus Rahardjo dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (5/5/2018).

Yaya saat ini menjabat Kepala Seksi Pengembangan Pendanaan Kawasan Perumahan dan Permukiman pada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan. Agus tak mengungkapkan lebih rinci soal suap kepada Yaya yang dimaksud itu terkait kepentingan apa.

Namun, penyidik menduga kuat, suap itu terkait operasi tangkap tangan yang penyidik pernah lakukan beberapa waktu yang lalu. Agus juga belum mau menyebutkan rinci kasus apa itu.

"Ada satu kasus OTT sebelum ini, mudah-mudahan ini juga sangat berkaitan erat, karena kami sudah amati itu," lanjut dia.

KPK menangkap Yaya Purnomo setelah ikut dalam pertemuan di sebuah restoran di Halim Perdanakusuma, yang diduga sebagai transaksi suap. Setelah menangkap Yaya, penyidik kemudian menggeledah kediamannya di Bekasi, Jawa Barat.

Di sana, penyidik KPK menemukan 1 kilogram logam mulia berupa emas, 63.000 dolar Singapura, 12.500 dolar Amerika Serikat dan uang tunai sebesar Rp 1.344.500.000.

Dugaan Suap APBN-P 2018 Dugaan penyidik, emas dan uang tunai yang ditemukan di rumah Yaya diduga berasal dari suap pengusaha-pengusaha yang juga ingin proyeknya masuk dalam RAPBN Perubahan 2018.

Boleh dibilang, KPK menjadikan OTT terhadap Amin Santono dan Yaya Purnomo sebagai pintu masuk menyelidiki kasus korupsi terkait penganggaran dalam APBN-P 2018.

Lalu bagaimana konstruksinya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan barang bukti sitaan saat konferensi pers terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap anggota DPR Komisi XI Fraksi Demokrat Amin Santono dapil Jawa Barat X bersama delapan orang lainnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (5/5).

Awalnya, penyidik KPK sedang menyelidiki dugaan wakil rakyat menerima suap dari pengusaha di Kabupaten Sumedang, Desember 2017 lalu.

Terdapat dua rencana proyek di Kabupaten Sumedang. Rencana proyek itu bersumber pada alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) APBN Perubahan 2018 mendatang.

Proyek pertama, berada di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan di Kabupaten Sumedang senilai Rp 4 miliar. Proyek kedua, berada di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kabupaten Sumedang senilai Rp 21.850 miliar.

Total nilai kedua proyek sebesar Rp 25 miliar. Baca juga: KPK Tangkap Amin Santono Terkait APBN-P dan Dua Proyek di Sumedang.

Komisioner KPK Saut Situmorang menjelaskan, agar dua proyek itu berjalan, Ahmad Ghaist selaku pihak swasta, mengumpulkan uang dari para kontraktor di Sumedang. Uang itu untuk menyuap anggota DPR RI dan pejabat di Kementerian Keuangan agar dua proyek itu masuk ke dalam RAPBN Perubahan 2018 yang baru akan dibahas pada pertengahan 2018 mendatang.

Komisi 7 persen Amin Santono, anggota DPR RI Komisi IX Fraksi Partai Demokrat kemudian meminta komisi sebesar 7 persen dari total proyek kepada Ahmad Ghaist. Nilai 7 persen dari Rp 25 miliar adalah sebesar Rp 1,7 miliar. Adapun, yang diduga menjadi perantara Ahmad dengan Amin adalah seorang pengusaha bernama Eka Kamaludin.

"Jadi, sumber dananya ini diduga berasal dari para kontraktor di lingkungan Pemkab Sumedang. AG (Ahmad Ghaist) berperan sebagai koordinator atau pengepul dana untuk memenuhi permintaan AMS (Amin Santono)," ujar Saut.

KPK tidak mengungkap bagaimana proses Amin meminta komisi itu kepada Ahmad Ghaist. Amin, Eka dan Ahmad kemudian sepakat untuk bertemu di salah satu rumah makan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada 4 Mei 2018. Hadir pula Yaya Purnomo di sana.

Dalam pertemuan tersebut, Ahmad Ghaist memberi uang tunai sebesar Rp 400 juta kepada Amin. Uang itu diduga sebagai bagian dari komisi 7 persen yang dijanjikan.  Ahmad juga memberikan uang tunai sebesar Rp 100 juta kepada Eka atas jasanya sebagai perantara.

KPK belum mengetahui apakah uang yang diberikan Ahmad Ghaist itu sebagai pemberian tahap pertama (down payment) atau justru pembayaran tahap terakhir alias pelunasan. Penyidik masih melaksanakan penyidikan.

Ditangkap KPK Kini, penyidik masih memeriksa Amin, Eka, Yaya dan Ahmad. Saut pun berharap Yaya mengajukan diri sebagai justice collaborator agar kasus suap tersebut terungkap dengan tuntas.

"Akan kami dalami, biasanya kalau sudah di dalam, yang bersangkutan menawarkan jadi justice collaborator dan itu akan lebih banyak lagi informasi terbuka," kata dia.

Sebagai penerima, Amin, Eka dan Yaya disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Adapun, sebagai pemberi, Ahmad disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 UU UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Lombok) Gelaran Culinary Program sebagai bagian dari Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018 yang digelar di Lombok NTB diyakini sebagai salah satu langkah TNI AL dalam upaya turut mempromosikan kuliner nusantara kepada khalayak manca negara.

Hal tersebut disampaikan Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Danlantamal V) Laksama Pertama TNI Edwin,  S. H mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi,  S. E., M. A. P,  saat membuka kegiatan Culinary Program,  MNEK 2018 yang digelar di Lombok,  Nusa Tenggara  Barat,  Minggu (6/5).

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi,  S. E., M.A.P. dan Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi serta para delegasi negara peserta MNEK 2018 termasuk para spouse dari delegasi delegasi negara sahabat.

Culinary program sebagai bagian dari gelaran Multilateral Naval Exerciae Komodo (MNEK) 2018 lanjut Edwin,  merupakan salah satu upaya dari TNI AL dalam rangka meningkatkan hubungan silaturahmi dan kebersamaan antar negara negara sahabat yang turut serta dalam latihan ini. "Dan kita coba mengangkat salah satu kearifan lokal yangbangsa kita miliki,  dan cukup terkenal dalam kuliner Indonesia, yaitu masakan ayam Taliwang," terangnya.

Hal tersebut kita coba angkat sebagai salah satu problem yang kita berikan pada para peserta untuk memasak dan menyajikannya. Tetapi, para peserta tida hanya sekedar memasak,  mereka pun dituntut untuk berjoged dan bergembira bersama ketika memasak sajian khas Indonesia itu.

Edwin juga berharap bahwa dari gelaran culinary program ini juga bisa menjadi salah satu media mempromosikan kuliner Indonesia kepada publik mancanegara, dimana pada MNEK 2018 ini diikuti oleh 37 angkatan laut negara sahabat yang telah mengirimkan delegasinya termasuk personel yang berada di kapal kapal perang. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan empat tersangka pasca-operasi tangkap tangan yang dilakukan pada Jumat (4/5/2018) malam.

Salah satu tersangka adalah anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Demokrat Amin Santono.

KPK mengungkapkan bahwa Amin Santono diduga menerima hadiah atau janji dana perimbangan keuangan daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P 2018, terkait dua proyek di Kabupaten Sumedang.

KPK pun mengamankan sejumlah aset dalam OTT tersebut.

"Logam mulia 1,9 kilogram, Rp 1,844 miliar termasuk Rp 400 juta yang diamankan di Halim, mata uang asing 63.000 dollar Singapura dan 12.500 dollar AS," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam konferensi pers di Gedung KPK, Sabtu (5/5/2018) malam.

Saut memaparkan soal aset yang disita KPK. Emas, uang Rp 1,344 miliar, 63.000 dollar Singapura, dan 12.500 dollar AS ditemukan saat penyidik KPK menggeledah kediaman Yaya Purnomo, selaku Kepala Seksi Pengembangan Pendanaan Kawasan Perumahan dan Permukiman pada Ditjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan.

Yaya merupakan salah seorang yang hadir dalam pertemuan di Halim Perdanakusuma, dan ditangkap KPK di kediamannya di Bekasi.

KPK menduga emas dan uang tunai itu merupakan uang suap dari pengusaha atau kontraktor yang juga ingin proyeknya masuk dalam RAPBN-P.

Selain itu, uang yang disita KPK termasuk uang Rp 400 juta yang diduga diterima Amin dan bukti transfer Rp 100 juta kepada Eka Kamaluddin. Eka adalah pihak swasta yang diduga sebagai perantara.

Amin Santono diduga menerima Rp 400 juta saat transaksi di sebuah restoran dekat Bandara Halim Perdanakusuma.

Menurut Saut, diduga penerimaan Rp 500 juta ini merupakan bagian dari 7 persen commitment fee yang dijanjikan dari dua proyek di Kabupaten Sumedang.

"Proyek senilai Rp 25 miliar," ucap Saut. Saut menjelaskan, dua proyek itu adalah proyek dinas perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan di Kabupaten Sumedang senilai Rp 4 miliar; dan proyek di Dinas PUPR Kabupaten Sumedang senilai Rp 21,85 miliar.

Menurut Saut, uang diduga diberikan Ahmad Ghiast, seorang kontraktor di lingkungan Pemkab Sumedang.

Setelah melakukan pemeriksaan selama 1x24 jam, KPK pun menetapkan empat orang sebagai tersangka.

Adapun tersangka itu adalah Amin Santono, Eka Kamaluddin, Ahmad Ghiast, dan Yaya Purnomo. Amin, Eka, dan Yaya sebagai orang yang diduga penerima suap dijerat Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Sedangan Ahmad Ghiast sebagai orang yang diduga sebagai pemberi suap dijerat Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau huruf b atau Pasal 13 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. (rio)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive