Senin, 21 Mei 2018


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pada tanggal 20 Mei kemarin, merupakan peringatan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Bahkan, dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-110 tahun ini, seluruh elemen masyarakat menggelar upacara secara serentak.

Seperti yang berlangsung di Makorem 084/Bhaskara Jaya saat ini, Senin, (21/5/2018). Seluruh prajurit dan PNS, tampak memenuhi lapangan upacara Makorem.

Melalui amanat yang dibacakannya, Letkol Ckm dr. Andri Pasmawi mengungkapkan perjuangan para pahlawan kala itu sangat berat dalam mempertahankan NKRI. Menurutnya, meskipun para pejuang tidak memiliki apa-apa. Namun, dengan inisiatif  yang kuat, para pahlawan dapat meraih kemerdekaan.

“Saat ini, kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa. Namun, sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup, asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama yaitu kemerdekaan Indonesia,” ujar Dandenkesyah 05.04.04, Surabaya ini.

Selain itu, kata dr. Andri Pasmawi, kekayaan alam yang merupakan sumber daya di Indonesia saat ini, dinilai sangat terbatas. Dirinya mengungkapkan, butuh segudang prasyarat untuk bisa di eksploitasi dan selalu ada limit untuk menggenjot manfaat sumber daya tersebut.

“Sedangkan, sumber daya manusia kita, menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangat luas untuk dikembangkan secara bersama-sama dan kompak,” jelasnya. “Tanpa terdistraksi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif,” tambahnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, upacara Hari Kebangkitan Nasional yang bertemakan Pembangunan sumber daya manusia, memperkuat pondasi kebangkitan Nasional Indonesia dalam era Digital saat ini, dirinya menghimbau seluruh peserta upacara, untuk memaknai, sekaligus mengembangkan diri dalam meningkatkan kapasitas diri oleh berbagai pihak.

“Pengembangan kapasitas sumber daya manusia, juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian, kewilayahan agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan Indonesia,” pintanya. (andre)


KABARPROGRESIF.COM : (Makassar) Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) VI Makassar  melaksanakan upacara penaikan bendera utnuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 tahun 2018 , upacara dipimpin Langsung Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Laksamana Pertama TNI  Dwi Sulaksono S.H, M.Tr (Han) di Lapangan Arafuru Mako Lantamal VI, Senin, (21 /05/2018 ), Bertindak selaku Komandan Upacara Mayor Laut (T) R. Siregar

Dalam amanat Menteri Komunkasi dan Informatika RI Rudiantara yang di bacakan Danlantamal VI  mengatakan Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda  utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingya persatuan dan kesatuan.

Presiden pertama dan Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia Soekarno pada peringatan hari Kebangkitan Nasional tahun 1952 mengatakan bahwa “  pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa, lanjut Danlantamal VI

Lebih lanjut Laksamana Pertama TNI  Dwi Sulaksono S.H, M.Tr (Han) mengatakan seratus sepuluh tahun  bangsa ini tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa–bangsa lain. Meski belum sepenuhnya sempurna, rakyat telah menikmati hasil perjuangan para pahlawannya berupa meningkatnya perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

Diakhir sambutannya, Danlantamal VI mengucapkan selamat hari Kebangkitan Nasional ke-110. Mari maknai peringatan tahun ini di lingkungan masing–masing, sesuai lingkup tugas kita masing–masing, untuk semaksimal mungkin menfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama generasi muda, yang akan membawa kepada kejayaan bangsa ditahun – tahun mendatang.

Hadir pada upacara Harkitnas  ke-110 tahun 2018, para Asisten Danlantamal VI, Kadis/Kasatker serta seluruh personel TNI dan PNS  Lantamal VI Makassar. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pasca musibah yang terjadi pada Minggu, (13/05/18), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya dalam mengembalikan kota menjadi normal seperti biasanya. Termasuk bagaimana memulihkan kondisi psikis anak-anak Surabaya. Dalam hal ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggandeng semua pihak terutama para guru, psikolog, dan psikiater untuk bersama-sama bergandengan tangan menghilangkan rasa takut dan trauma anak-anak Surabaya.

“Kita membuat tim yang terdiri dari para psikolog dan psikiater untuk bersama-sama menyembuhkan kondisi psikis dari anak-anak (korban) ini,” kata Wali Kota Risma, saat melakukan audiensi bersama para psikolog di ruang kerjanya Balai Kota, Senin, (21/05/18).

Berbagai upaya pun ditempuh dalam mengembalikan kondisi psikis maupun kejiwaan dari anak-anak Surabaya. Wali Kota Risma yang dikenal sangat concern terhadap anak-anak ini berharap agar kedepan tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban. Pihaknya pun terus melakukan berbagai treatment khusus untuk mengembalikan kondisi anak-anak agar kembali normal seperti biasanya.

“Terkait untuk treatment psikolog, kami sudah serahkan kepada ahlinya. Jika semua sudah clear, baru nanti saya akan masuk untuk memberikan semangat dan motivasi kepada anak-anak ini,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Antiek Sugiharti menyampaikan pendampingan yang dilakukan kepada anak-anak ini, baik melalui individu maupun kelompok seperti di sekolah-sekolah. Pendampingan pun dilakukan tidak hanya bagi para korban. Namun, juga pada para teman korban-pelaku. Pihaknya sengaja menggandeng para psikolog klinis, Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) untuk bersama-sama dengan Pemkot Surabaya mengembalikan kondisi psikis anak-anak Surabaya.

“Saat ini kita lebih fokus dulu melakukan pendampingan kepada sekolah dari pelaku-korban dan sekolah dari para korban,” kata dia.

Kedepan, pihaknya bersama para psikolog, juga berencana akan mengunjungi semua sekolah di Surabaya. Hal ini dilakukan demi memberikan pemahaman kepada anak-anak Surabaya agar tidak lagi merasa takut dan khawatir.

“Saat ini sudah ada delapan sekolah SD, SMP, dan SMA sederajat yang sudah kita kunjungi, dan ini akan berlanjut untuk semua sekolah di Surabaya,” terangnya.

Ahli psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Jawa Timur Laksmi Wijayanti mengatakan sepanjang ini pihaknya terus melakukan berbagai cara supaya anak-anak ini bisa kembali melakukan kehidupan sehari-hari. Beberapa treatment khusus pun dilakukan agar anak-anak bisa kembali normal menjalani kehidupan seperti semula.

“Kita lakukan konseling baik itu secara individual maupun kelompok di sekolah-sekolah,” ungkapnya.

Senada hal tersebut juga disampaikan oleh ahli psikolog anak Zumrotun yang juga melakukan pendampingan pada salah satu korban yang masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar. Selain melakukan pendampingan kepada korban, ia juga memberikan pemahaman kepada orang terdekat korban.

“Baik kepala sekolah, orang tua, maupun guru juga kita kunjungi. Harapannya, agar bagaimana bisa menjaga kondisi psikis anak tersebut, agar bisa kembali stabil,” katanya.

Sementara itu, Ahli Psikolog Anak LSM Genta Surabaya Linda Hartati menambahkan pihaknya khusus melakukan pendampingan kepada teman dari korban-pelaku di sekolah, termasuk dengan para teman dekat korban-pelaku. Menurutnya, kedekatan emosional dari teman-teman korban-pelaku dirasa sangat baik, sehingga kesan yang diingat teman-temannya itu adalah kebaikan korban-pelaku yang membuat mereka shock.

“Saya lebih banyak menyemangati anak-anak itu agar mereka bisa kembali move on dari kesedihan yang dialami, karena kehilangan temannya,” pungkasnya. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 dimanfaatkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk membangkitkan kembali sendi-sendi kehidupan warga Surabaya yang dikejutkan oleh serangan bom di tiga rumah ibadah dan kantor kepolisian Polrestabes Surabaya beberapa waktu lalu. 

Serangan bom yang mengguncang Surabaya itu tidak membuat penduduk Kota Pahlawan larut dalam duka dan amarah. Justru, bencana kemanusiaan ini menjadi sesuatu hal yang semakin menguatkan rasa persatuan dan kesatuan antar sesama dan umat beragama.

“Tidak boleh menyerah. Usaha dan niat baik yang sudah lama kita pupuk jangan sampai dirusak oleh orang-orang yang ingin memecah belah kerukunan sesama manusia. Kita harus bekerjasama dan berinteraksi antar masyarakat,” ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memimpin upacara Harkitnas di Halaman Taman Surya pada Senin, (21/5/2018).

Agar rasa persatuan dan kesatuan antar sesama dan tidak mudah dipecah belah, Wali Kota Risma memberikan contoh seperti halnya sapu lidi.

“Jika lidi-lidi tersebut tercerai berai maka sulit untuk mewujudkan persatuan, tetapi jika lidi ini dirangkai maka akan menjadi satu kesatuan yang utuh dan sulit untuk dipecah belah,” ungkapnya.

Dalam upacara Harkitnas bertema “Pembangun Sumber Daya Manusia untuk memperkuat pondasi bangsa di era digital”, Wali Kota Perempuan pertama di Surabaya juga mengingatkan betapa pentingnya semua warga khususnya generasi muda agar cerdas saat mengakses media sosial utamanya hasutan yang membuat orang atau kelompok bertikai.

“Momentum saat ini tidak boleh bertikai tapi harus bersatu. Media sosial menjadi wadah kreatif bagi generasi muda bukan sebagai akses yang memecah kedaulatan bangsa,” ucap Wali Kota Risma saat membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Bahkan, Wali Kota Risma turut menghimbau pelajar SMP untuk dapat menyadarkan dan menasehati teman-temannya yang sudah terjerumus dengan hal-hal negatif saat mengakses media sosial.

“Pegang erat tali persahabatan kalian. Ingat, sejarah kita bukan sekedar pemberian tetapi dengan perjuangan. Harus bisa pertahankan itu semua,” pungkasnya. 

Untuk penanggulangan selanjutnya pasca bom, Wali Kota Risma terus melakukan koordinasi dengan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan melakukan action langsung di lapangan seperti menerjunkan tim psikolog yang saat ini sedang memantau anak-anak sekolah SD/SMP yang baru pertama masuk sekolah khususnya mengecek kondisi anak-anak yang mengalami trauma dan terdampak pasca bom.

“Nanti sore ada evaluasi lalu kita bentuk tim dengan menggandeng seluruh lapisan masyarakat karena ini ancaman bersama bukan tanggung jawab kepolisian saja tapi semua masyarakat,” tuturnya.

Sebagai wujud penghormatan, Wali Kota Risma, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Danrem beserta jajaran memberikan sekaligus menyerahkan bantuan sosial dan piagam kepada para korban meninggal maupun yang saat ini masih dalam proses perawatan di rumah sakit, anggota kepolsian Polrestabes, pihak rumah sakit, universitas dan tim psikolog atas keberanian, pengorbanan dan dedikasi dalam mengamankan tempat ibadah serta menjaga ketertiban Kota Surabaya.

“Jadi, 41 penghargaan ini kami berikan kepada mereka yang nyata-nyata berjuang sehingga terjadi pencegahan,” kata Wali Kota sarat akan prestasi tersebut.

Monic Dewi Andini, istri dari Almarhum Aloysius Bayu Rendra yang menerima penghargaan menyampaikan, tragedi ini menjadi spirit baru bagi dirinya dan keluarga yang ditinggalkan dan terus berjuang untuk meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh dirinya (Alm. Bayu).

“Bersatu kembali dan tidak perlu lama bersedih. Mari bersama-sama bangkit untuk memajukan Kota Surabaya dan Indonesia,” tandasnya.

Ditanya apakah dirinya sudah memaafkan pelaku bom bunuh diri, Monic secara tegas mengatakan, sejak awal keluarga sudah memaafkan pelaku teroris dan tidak ada terbesit sedikitpun untuk marah ataupun dendam.

“Kami sudah bisa menerima keadaan tersebut dan berdoa kepada pelaku dan seluruh korban supaya mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan,” pesannya. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) V Surabaya Laksamana Pertama TNI Edwin, S.H., dengan didampingi Ketua Korcab V DJA II Ny. Wenny Edwin menghadiri acara buka puasa bersama Forkompinda Jawa Timur serta anak yatim-piatu di di Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, Senin (21/5).

Buka puasa yang digelar di gedung R. Soebijakto, Mako AAL ini juga diwarnai dengan penyerahan taliasih keapada 35 anak yatim-piatu dari Panti Asuhan Darul Hikmah Surabaya yang diserahkan langsung Gubernur AAL Laksamana Muda TNI Wuspo Lukito, S.E., M.M.,

Anak-anak usia sekolah yang sudah tidak memiliki orang tua kandung tersebut mendapatkan santunan berupa peralatan sekolah dan uang bantuan pendidikan dari Gubernur AAL dan Ny. Chici Wuspo Lukito.

Menurut Gubernur AAL,  bantuan ini diharapkan dapat membantu anak-anak tersebut dalam mengikuti pelajaran serta dapat meningkatkan semangat belajar dalam menempuh pendidikan di sekolah.

Usai memberikan santunan kepada anak-anak yatim-piatu selanjutnya seluruh undangan menuju Masjid Nurul Bahri AAL untuk melaksanakan buka puasa bersama dan sholat maghrib berjamaah dengan pejabat Forkopimda Jatim, para pimpinan Kotama TNI Wilayah Timur, antap dan Taruna AAL.

Dr. H. Saiful Jazil, M.Ag yang sehari-harinya menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah & Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya didaulat memberikan kultum sebelum buka puasa dilangsungkan.

Menurut Wuspo-sapaan akrab Gubernur AAL ini- berbuka puasa bersama ini merupakan wujud kebersamaan kita didalam menjalin tali silahturahmi dan kekeluargaan khususnya keluarga besar Akademi Angkatan Laut dengan Forkopimda Jawa Timur dan masyarakat sekitar.

“Acara ini merupakan salah satu wahana yang tepat dalam upaya mengajak kita semua untuk lebih bersatu serta saling mengisi, menjaga hubungan dan saling berkoordinasi demi terciptanya kekompakan guna mewujudkan keamanan, ketenteraman, dan terjaminnya keselamatan masyarakat dalam melaksanakan roda kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkasnya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Seluruh institusi Pemerintahan, tanpa terkecuali elemen masyarakat, saat ini secara serentak menggelar upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-110 yang jatuh pada tanggal 20 Mei, kemarin.

Seperti yang berlangsung di Makodam V/Brawijaya saat ini, Senin, 21 Mei 2018 pagi. Tak hanya dihadiri oleh para Asisten dan Kabalak di Makodam V/Brawijaya saja. Namun, Kepala Staf Kodam (Kasdam) V/Brawijaya, Brigjen TNI Widodo Iryansyah, S. Sos, juga terlihat menjadi Inspektur Upacara di Lapangan Apel Kodam V/Brawijaya.

Dijelaskan Kasdam, lebih dari se-abad lalu, rakyat berinisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan.

“Kita nyaris tak punya apa-apa. Kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa,” jelas Brigjen Widodo melalui amanat Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantoro S. Stat. MBA, yang dibacakannya di hadapan peserta upacara.

Namun, lanjut mantan Danrem Alambhana Wanawai tahun 2015 lalu ini, sejarah membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja, telah cukup.

“Asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama, yaitu kemerdekaan Indonesia,” tutur Pangdam V/Brawijaya ini. “Bersatu, adalah kata kunci kita, jika ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia,” tuturnya.

Dirinya mencontohkan, keberhasilan Boedi Oetomo dalam mempersatukan seluruh perkumpulan di Indonesia saat itu selama mempertahankan keutuhan NKRI, merupakan suatu bukti nyata akan keberhasilan suatu Persatuan dan Kesatuan.

“Boedi Oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kalinya menyadari pentingnya Persatuan dan Kesatuan,” jelas orang nomor dua di wilayah teritorial Kodam V/Brawijaya ini.

Dikatakan, organisasi-organisasi seperti Boedi Oetomo, telah terbukti memberikan yang terbaik kepada bangsa melalui suatu organisasi.

“110 tahun kemudian bangsa ini telah tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain,” beber Brigjen Widodo.

Meskipun belum sepenuhnya sempurna, imbuh Jenderal Bintang Satu ini, seluruh rakyat, telah menikmati hasil perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan terdahulu. “Keringat dan darah pendahulu bangsa, telah menjelma menjadi hamparan permadani peri kehidupan yang nyaman dalam rengkuhan kelambu kemerdekaan,” tandasnya melalui amanat Menkominfo yang disampaikannya di hadapan ratusan peserta upacara.

Oleh sebab itu, jelas Kasdam, melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang bertemakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital  saat ini, dirinya menghimbau seluruh peserta upacara, untuk bisa memaknai berlangsungnya upacara peringata yang dipimpinnya saat ini.

“Ini harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh Pemerintah, Badan usaha, maupun masyarakat sendiri,” pintanya melalui amanat Menkominfo yang dibacakannya. (andre)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-110 tahun 2018 ini,  prajurit dan PNS Pangkalan Utama TNI AL V (Lantamal V) memperingatinya dengan mengikuti upacara pengibaran bendera yang digelar di lapangan Yos Sudarso Mako Lantamal V  Jl. Laksda M. Nasir no 56 Tanjung Perak Surabaya, Senin (21/5/2018).

Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Wadan Lantamal) V Kolonel Marinir CTO Sinaga mewakili Komandan Lantamal V Surabaya Laksamana Pertama TNI Edwin, S.H., memimpin upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2018 tersebut.

Tampak hadir dalam upacara tersebut antara lain para Asisten Danlantamal V, para Kasatker dan Kadis jajaran Lantamal V, para perwira staf Lantamal V, para Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS Lantamal V.

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara dalam amanatnya yang dibacakan Wadan Lantamal V mengatakan bahwa kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan, lebih dari seabad lalu, kita nyaris tak punya apa-apa, kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan memper-taruhkan nyawa.

Namun sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup, asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama kemerdekaan bangsa.

Boedi Oetomo lanjutnya, menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Presiden pertama dan Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, pada peringatan hari Kebangkitan Nasional tahun 1962 mengatakan bahwa pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu “ide’, satu naluri pokok daripada bangsa Indonesia.

Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok  ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan.

Seratus sepuluh tahun kemudian bangsa ini telah tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Masih belum sepenuhnya sempurna, rakyatnya telah menikmati hasil perjuangan para pahlawannya berupa meningkatnya perekonomian, kesehatan, pendidikan dan sebagainya keringat dan darah pendahulu bangsa telah menjelma menjadi hamparan permadani perkehidupan  yang nyaman dalam rengkuhan kelambu kemerdekaan.

"Kalau sekarang bangsa ini punya hampir segala yang dibutuhkan, seharusnya kita terinpirasi bahwa dengan kondisi embrio bangsa seabad lalu yang berada dalam rundungan kepapaan pun, kita telah mampu menghasilkan energi yang dahsyat untuk membawa kepada kejayaan apalagi kini  ketika kita jauh lebih siap, tak berkekurangan dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia," terangnya.

Kekayaan alam lanjutnya, merupakan sumber daya yang terbatas butuh segudang prasyarat untuk bisa dieksploitasi  dan selalu ada limit untuk menggenjot pemanfaatannya sedangkan sumber manusia kita menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangat luas untuk dikembangkan.

Kebangkitan sumber daya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak tanpa terdistrasi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif akan membawa kepada kejayaan bangsa, selain secara otomatis bagi individu-individunya sendiri. Oleh sebab itu tema “ Pembagunan sumber daya manusia memperkuat pondasi kebangkitan nasional Indonesia dalam era digital”.

Dalam peringatan hari Kebangkitan Nasional  20 Mei 2018 ini harus dimaknai dengan upaya upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak. Baik oleh pemerintah badan usaha maupun masyarakat sendiri. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Mojokerto) Secara serentak, seluruh prajurit di jajaran Makodam V/Brawijaya mulai menggelar upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-110 yang jatuh pada tanggal 20 Mei kemarin.

Seperti yang berlangsung di Makorem 082/CPYJ saat ini, Senin, 21 Mei 2018, usai menggelar upacara Hari Kebangkitan ke-110 tahun ini, Komandan Korem (Danrem) 082/CPYJ, Kolonel Arm Budi Suwanto, S. Sos, menghimbau seluruh personelnya untuk lebih jeli dalam mengamati setiap perkembangan situasi, maupun kondisi di seluruh wilayah tugas personelnya.

“Perubahan kebiasaan yang tidak biasa terjadi di sekitar kita, harus mampu kita pelajari dan kita deteksi,” tegasnya. “Dan yang terpenting, pupuk Persatuan dan Kesatuan yang selama ini sudah terwujud dengan baik,” tambahnya.

Selain itu, kata Danrem, banyaknya informasi yang simpang siur di media sosial, seakan menjadi pantauan tersendiri bagi dirinya.

Tak hanya itu, orang nomor satu di wilayah Makorem 082/CPYJ tersebut, juga mewanti-wanti seluruh personelnya untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi segala informasi yang semakin pesat di medsos saat ini.

“Ketahuilah, sekarang ini banyak orang yang berusaha mengadu domba dan memecah bela Persatuan dan Kesatuan bangsa ini (Indonesia, red). Terlebih, melalui media sosial, oleh karena itu, kita harus pandai-pandai memilah dan memilih benar tidaknya informasi itu,” tegas Danrem 082/CPYJ ini. (andre).


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Dankodiklatal) Laksda TNI Darwanto, S.H., M.A.P secara resmi memimpin pelaksanaan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun 2018 yang dipusatkan di lapangan Laut Maluku Kesatrian Bumimoro Kodiklatal, Senin, (21/5).

Peringatan Harkitnas tahun 2018 yang dihadiri Prajurit Anggota Tetap (Antap), Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Siswa  yang tengah menempuh pendidikan di Kodiklatal tersebut juga dihadiri pejabat utama Kodiklatal, Komandan Kodik dan Pusdik serta komandan sekolah dilingkungan Kodiklatal.

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara dalam sambutan yang di bacakan Dankodiklatal Laksda TNI Darwanto, S.H., M.A.P menyampaikan bahwa ketika rakyat berinisiatif untuk berjuang demi meraih kemerdekaan dengan membentuk berbagai perkumpulan, kita nyaris tak punya apa-apa. Kita hanya memiliki semangat dalam jiwa dan kesiapan mempertaruhkan nyawa. Namun, sejarah kemudian membuktikan bahwa semangat dan komitmen itu saja telah cukup, asalkan kita bersatu dalam cita-cita yang sama: Kemerdekaan bangsa.

Bersatu, adalah kata kunci ketika kita ingin menggapai cita-cita yang sangat mulia. Namun, pada saat yang sama tantangan yang mahakuat menghadang di depan. Boedi oetomo memberi contoh bagaimana dengan berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asalmuasal primordial, akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme yang menjadi bahan bakar utama kemerdekaan. Boedi oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan.

Presiden pertama dan proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno, pada peringatan hari Kebangkitan Nasional tahun 1952 mengatakan bahwa: "Pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu 'idee', satu naluri pokok dari pada Bangsa Indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa. Cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan perserikatan dan perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan.”

Para pendahulu yang berkumpul dalam organisasi-organisasi seperti Boedi Oetomo itu memberikan yang terbaik bagi terbentuknya bangsa melalui organisasi. Bukan pertama-tama dengan memberikan harta atau senjata, melainkan dengan komitmen sepenuh jiwa raga. Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana saat itu, mereka terus menghidupi api nasionalisme dalam diri masing-masing.

Seratus sepuluh tahun kemudian bangsa ini telah tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju, sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Meski belum sepenuhnya sempurna, rakyatnya telah menikmati hasil perjuangan para pahlawannya berupa meningkatnya perekonomian, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Keringat dan darah pendahulu bangsa telah menjelma menjadi hamparan permadani perikehidupan yang nyaman dalam rengkuhan kelambu kemerdekaan.

Kalau sekarang bangsa ini punya hampir segala yang dibutuhkan, seharusnya kita terinspirasi bahwa dengan kondisi embrio bangsa seabad lalu yang berada dalam rundungan kepapaan pun, kita telah mampu menghasilkan energi yang dahsyat untuk membawa kepada kejayaan. Apalagi kini, ketika kita jauh lebih siap, tak berkekurangan dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia.

Dalam kesempatan tersebut disampaikan bahwa butir kelima dari Nawacita kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berisi visi untuk mening-katkan kualitas hidup manusia indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan. Pada awal tahun ini, visi tersebut mendapat penekanan lebih melalui amanat Presiden Joko Widodo yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada tahun 2019, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada tahun-tahun sebelumnya.

Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya. Bayangkan jika kita sepenuhnya berhasil membangun sumber daya manusia unggul dari seluruh 260-an juta lebih penduduk negeri ini. Bercermin dari keberhasilan boedi oetomo menggalang ide nasionalisme mulai dengan segelintir orang seabad lalu, maka apa jadinya jika seluruh sumber daya manusia unggul kita saat ini berhimpun dalam ide nasionalisme yang sama, dalam cita-cita untuk kejayaan bangsa yang sama.

Kekayaan alam merupakan sumber daya yang terbatas. Butuh segudang prasyarat untuk bisa dieksploitasi, dan selalu ada limit untuk menggenjot pemanfaatannya. Sedangkan sumber daya manusia kita menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangat luas untuk dikembangkan. Kebangkitan sumber daya manusia indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistraksi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa kepada kejayaan bangsa, selain secara otomatis bagi individu-individunya sendiri.

Oleh sebab itu tema “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital” dalam peringatan hari kebangkitan nasional, 20 Mei 2018, ini harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesia, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang untuk meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersama-sama dalam kerangka kebangsaan indonesia.

Saudari-saudara sebangsa dan setanahair, Bung Karno juga menggambarkan persatuan bangsa seperti layaknya sapu lidi. Jika tidak diikat, maka lidi tersebut akan tercerai berai, tidak berguna dan mudah dipatahkan. Tetapi jikalau lidi-lidi itu digabungkan, diikat menjadi sapu, mana ada manusia bisa mematahkan sapu lidi yang sudah terikat.

Gambaran tersebut aktual sekali pada masa sekarang ini. Kita merasakan bahwa ada kekuatan-kekuatan yang berusaha merenggangkan ikatan sapu lidi kita. Kita disuguhi hasutan-hasutan yang membuat kita bertikai dan tanpa sadar mengiris ikatan yang sudah puluhan tahun menyatukan segala perbedaan tersebut. Padahal inilah masa yang sangat menentukan bagi kita. Inilah era yang menuntut kita untuk tidak buang-buang waktu demi mengejar ketertinggalan dengan bangsa-bangsa lain. Momentum sekarang ini menuntut kita untuk tidak buang-buang energi untuk bertikai dan lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan manusia indonesia.

Menurut perhitungan para ahli, sekitar dua tahun lagi kita akan memasuki sebuah era keemasan dalam konsep kependudukan, yaitu bonus demografi. Bonus demografi menyuguhkan potensi keuntungan bagi bangsa karena proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia nonproduktif. Menurut perkiraan badan pusat statistik, rentang masa ini akan berpuncak nanti pada tahun 2028 sampai 2031, yang berarti tinggal 10-13 tahun lagi. Pada saat itu nanti, angka ketergantungan penduduk diperkirakan mencapai titik terendah, yaitu 46,9 persen.

Proyeksi keuntungan bonus demo-grafi itu akan tinggal menjadi proyeksi jika kita tak dapat memaksimalkannya. Usia produktif hanya akan tinggal menjadi catatan tentang usia daripada catatan tentang produktivitas, jika mutu sumber daya manusia produktif pada tahun-tahun puncak bonus demo-grafi tersebut tidak dapat mengungkit mesin pertumbuhan ekonomi.

Oleh sebab itu bapak presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan selalu mendorong dunia pendidikan, bekerja sama dengan industri dan bisnis, untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam pendidikan vokasi. Jurusan-jurusan baru, baik di tingkat pendidikan tinggi maupun juga di tingkat menengah, yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan, harus selalu diciptakan untuk memasok industri akan tenaga terampil yang siap kerja.

Saudari-saudara sebangsa dan setanah-air, “generasi bonus demografi” yang kebetulan juga beririsan dengan “generasi millenial” kita tersebut, pada saat yang sama, juga terpapar oleh massifnya perkembangan teknologi, terutama teknologi digital. Digitalisasi di berbagai bidang ini juga membuka jendela peluang dan ancaman yang sama. Ia akan menjadi ancaman jika hanya pasif menjadi pengguna dan pasar, namun akan menjadi berkah jika kita mampu menaklukkannya menjadi pemain yang menentukan lansekap ekonomi berbasis digital dunia.

Alhamdulillah, kita mencatat bahwa tak sedikit anak muda kreatif yang mampu menaklukkan gelombang digitali-sasi dengan cara mencari berkah di dalamnya. Internet, media sosial, situs web, layanan multimedia aplikasi ponsel, mereka jadikan ladang baru buat berkarya, dan pasar yang menjanjikan bagi kreativitas. Banyak kreator konten dan pengembang aplikasi indonesia yang mendunia, mendapatkan apresiasi baik material maupun non-material.

Oleh sebab itu, mari bersama-sama kita jauhkan dunia digital dari anasir-anasir pemecah-belah dan konten-konten negatif, agar anak-anak kita bebas berkreasi, bersilaturahmi, berekspresi, dan mendapatkan manfaat darinya. Tidak ada satu pihak yang tanggung jawabnya lebih besar dari pada yang lain untuk hal ini. Pepatah aceh mengatakan: pikulan satu dipikul berdua, rapat-rapat seperti biji timun suri. Artinya kira-kira: kita harus menjaga persatuan dalam memecahkan masalah, harus berbagi beban yang sama, merapatkan barisan, jangan sampai terpecah-belah. Demikian juga, dalam konteks menghadapi digitalisasi ini, kita semua harus dalam irama yang serempak dalam memecahkan masalah dan menghadapi para pencari masalah.

Saudari-saudara sebangsa dan setanah-air, dulu kita bisa, dengan keterbatasan akses pengetahuan dan informasi, dengan keterbatasan teknologi untuk berkomunikasi, berhimpun dan menyatukan pikiran untuk memperjuangkan kedaulatan bangsa. Seharusnya sekarang kita juga bisa, sepikul berdua, menjaga dunia yang serba digital ini, agar menjadi wadah yang kondusif bagi perkembangan budi pekerti, yang se-imbang dengan pengetahuan dan keterampilan generasi penerus kita.

Selamat hari kebangkitan nasional ke-110. Mari maknai peringatan tahun ini di lingkungan kita masing-masing, sesuai lingkup tugas kita masing-masing, untuk semaksimal mungkin memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama generasi muda, yang akan membawa kepada kejayaan bangsa di tahun-tahun mendatang.

Sebelum mengakhiri amanat, Komandan Kodiklatal Laksda TNI Darwanto, S.H., M.A.P menyampaikan beberapa penekanan antara lain, sebagai prajurit kodiklatal, kita harus selalu instropeksi diri dan mengembangkan kemampuan, digitalisasi semakin berkembang pesat, agar prajurit Kodiklatal mengantisipasi hal-hal yang buruk serta bijaksana dalam memakai media sosial, tugas-tugas prajurit dan PNS ke depan akan semakin berat, mari kita bangkit karena tidak ada prajurit sekecil apapun yang tidak berguna. (arf)

Minggu, 20 Mei 2018


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pelatihan Pahlawan Ekonomi Surabaya di Kaza City Mall, Minggu (20/5/2018), kedatangan dua tamu istimewa, Bayu Skak dan Dennis Adhiswara. Kedua cowok yang dikenal sebagai aktor film dan YouTuber itu, berbagi tips dan trik jualan di media sosial (medsos) kepada sekitar 500 pelaku usaha kecil menengah (UKM) Surabaya.

Bayu Skak mengaku sengaja datang ke Surabaya karena penasaran. Pasalnya, ia mendapat kabar kalau situasi Surabaya sangat kondusif pascateror bom, pekan lalu. Dan hal itu ia buktikan setelah sebelumnya ia keliling kota, melihat dari dekat denyut kehidupan Kota Pahlawan, termasuk saat bertemu pelaku usaha di Surabaya.

Bayu pun mengaku surprise. Sebab, kegiatan dan program pemberdayaan ekonomi yang dirintis sejak tahun 2010 itu, dipenuhi banyak orang yang mayoritas perempuan. Mereka bersemangat ikut pelatihan digital marketing.

“Saya salut. Saya tadinya gak ada rencana ke sini. Tapi Mas Dennis ngajak ketemu jenengan semua. Saya senang, saya bangga,” tutur pria yang bernama lengkap Bayu Eko Moektito itu.

Bayu lalu menceritakan pengalamannya menjadi YouTuber. Awalnya, dia mengaku berjuang keras untuk mencuri perhatian pemirsa.

“Dua tahun dia membuat konten di YouTube, namun belum dapat hasil apa-apa,” kata dia.

Dalam perjalanan, Bayu lantas memutuskan untuk konsisten dengan jati dirinya sebagai orang Jawa. Ngomong bahasa Jawa. Baginya, hal ini harus dipilih karena ia harus fokus dengan segmentasi pasar pemirsanya. Hasilnya pun positif. Konten-konten vide Bayu Skak ditonton jutaan orang. Bayu juga sukses menggaet jutaan subscriber . Buntutnya, beberapa brand terkemuka mengontrak dia sebagai endorser.

“Saya orang Jawa. Bikin film orang Jawa. Lelucon Jawa. Targetnya orang Jawa. Lha, setelah bikin filmnya ada komen bagus dan menunggu video lainnya, di situlah saya lalu hajar maksimal,” tutur Bayu, lalu disambut tawa peserta pelatihan.

Dengan pengalaman itu, lanjut dia, ia mengajak pelaku usaha Surabaya untuk benar-benar memamahi pasar. “Awak dewe iki ate dodolan nang di?  Targetnya perempuan atau bayek (bayi) harus jelas. Lebih baik maksimal salah satu saja, daripada serabutan,” tutur Bayu

Selain itu, sambung Bayu, pelaku usaha harus konsisten menjual dan memasarkan produk. 

“Jangan sampai kita puas kalau barang kita laku. Yang harus dipikirkan bagaimana usaha lebih gedeh maneh (besar lagi),” tutur Bayu.

Bayu juga memberi tips agar pesan jualan di medsos menggunakan soft selling, bukan hard selling. Sederhananya, bagaimana menggunakan teknik marketing secara halus, tidak sekoyong-koyong menjual produk.

Sementara itu, Dennis Adhiswara mengatakan, penjualan lewat dunia maya merupakan keniscayaan. Hampir semua aktivitas kita sangat bergantung dengan adanya internet. Kuliner, transportasi, belanja, semua bisa dilakukan diinternet. Pendeknya, banyak kemudahan yang bisa diraup dari dunia digital.

“Dengan bermodalkan smartphone, semua orang dapat memiliki showroom sendiri, koran sendiri, televisi sendiri secara gratis,” tutur pemain film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) ini.

Dennis juga menyorori banyak pelaku usaha tidak sabar dan mudah patah semangat bila jualannya di medsos kurang banyak mendapat respons. Sementara konten, etika, dan timing menyebarkannya mereka abaikan. (*./arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharni membuka acara refleksi dan doa lintas iman yang bertajuk peran perempuan, anak, dan keluarga dalam menciptakan indonesia bebas terorisme dan kekerasan di Graha Sawunggaling, Minggu (20/5/2018). Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat silaturrahmi pasca terjadinya teror bom di Kota Surabaya.

Wali Kota Risma mengaku selama beberapa hari ini terus belajar, terutama dampak dari beberapa kejadian ini. Ternyata, selama ini masih lemah dalam silaturrahmi atau komunikasi atau koordinasi dengan orang lain.

“Silaturrahmi itu mulai di tingkat keluarga, tetangga dan yang lainnya. Makanya, saya senang sekali dengan adanya forum ini,” kata Wali Kota Risma saat membuka acara itu.

Menurut Wali Kota Risma, momentum ini sangat pas dan sangat bagus untuk bergandeng tangan dan saling berkomunikasi antar elemen masyarakat. Tujuannya, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kalau satu sakit, maka kita turut merasakan sakit, dan itu sangat bagus. Dengan cara ini, maka kita bisa terselamatkan dari berbagai masalah,” ujarnya.

Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan sesama bapak-bapak dan sesama ibu-ibu harus selalu menjalin silaturrahmi. Yang paling penting, tidak boleh membatasi sebuah perbedaan, baik yang beragama Konghucu, kristen maupun islam.

“Kita harus perkuat tali silaturrahmi, harus berkomunikasi. Saya sebenarnya selalu berusaha seperti itu, saya tidak pernah membeda-bedakan siapapun, tapi masih ada yang bilang aneh-aneh,” kata dia.

Selain itu, Wali Kota Risma juga meminta untuk mengingatkan dan mengajarkan anak-anak supaya tahu dan paham bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dibangun atas dasar perjuangan semua elemen masyarakat. Dan perjuangan kala itu tidak mudah, sehingga tidak bisa dilupakan begitu saja. 

“Waktu kita berjuang, ayo jong Java, jong Ambon, jong Sumatera, semua kita berjuang. Lha, kalau kita sudah merdeka, lalu kita mau ngomong minggir kamu, saya yang pegang kendali. Mana bisa seperti itu?” ujarnya.

Oleh karena itu, Wali Kota Risma mengajak untuk tidak lupa dengan sejarah berdirinya NKRI ini. Bahkan, ia juga mengajak semua elemen masyarakat untuk terus bergandeng tangan menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan pasca terjadinya teror bom di Surabaya.

“Kita harus selalu tanamkan kepada anak-anak kita, bahwa kita tidak bisa hidup sendiri dan harus selalu mengerti satu sama yang lainnya,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan bahwa pasca teror bom di Surabaya itu, ia sudah mengumpulkan RT/RW, Kepala Sekolah se Surabaya, Takmir Masjid se Surabaya dan guru-guru agama se Surabaya. Bahkan, ia masih berencana untuk mengumpulkan para guru-guru di Surabaya.

“Nanti, saya akan framing, bukan ngomong Bahasa Inggris atau Matematika. Tapi kita akan ngomong bagaimana saling menghormati dan bersilaturrami antar sesama. Kita harus bersama-sama dan saling menghormati sesama makhluk tuhan,” pungkasnya. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Bangkalan) Aparat gabungan TNI-Polri Kabupaten Bangkalan, yang terdiri Kodim 0829 dan Polres Bangkalan, Lanal Batu Poron serta Regu Banser.melaksanakan patroli ke tempat-tempat umum atau fasilitas publik dan wilayah perbatasan wilayah Bangkalan, Minggu (20-042018).

Dengan mengendarai motor trail, Dandim 0829/Bangkalan Letkol ARM Dodot Sugeng Hariadi, S.E, Danlanal BPO Letkol Laut (P) Teguh Wibowo, M.Tr.Hanla dan Kapolres Bangkalan AKBP Boby Paludin Tambunan, SIK.,M.H. tersebut dalam rangka menciptakan situasi yang aman dan kondusif di wilayah Bangkalan.

Kapolres Bangkalan AKBP Boby Paludin Tambunan, SIK.,M.H.  mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan dari pagi hingga siang.

“Bahwa kegiatan patroli gabungan untuk memberikan rasa aman bagi umat kristiani yang sedang melaksanakan patroli gabungan ini demi terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif dan kegiatan ini merupakan perintah juga dari Pimpinan atas dan utk mengembalikan kepercayaan warga masyarakat bahwa TNI-Polri bersatu dan bersinergi dalam mengawal keamanan negara," tuturnya.

Sementara itu, Dandim 0829/Bangkalan Letkol ARM Dodot Sugeng Hariadi, S.E,, mengatakan “Kegiatan patroli gabungan ini dilaksanakan serentak di seluruh wilayah Jatim dan saat ini juga Forkopimda Jatim (Gubernur Jatim,  Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jatim,  Pangartim)  beserta jajarannya juga melaksanakan Patroli,  ini dilaksanakan guna menciptakan situasi Kamtibmas serta rasa aman di masyarakat,” tuturnya.

Patroli gabungan ini adalah salah satu sinergitas antara TNI Polri dan tidak hanya dalam moment seperti ini saja namun kedepan tetap dilanjutkan guna ciptakan situasi yang kondusif. (andre)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive