Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Minggu, 23 Agustus 2020

Eri Cahyadi Pastikan Revitalisasi TRS Tidak Akan Menghilangkan Kenangan Masa Lalu



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan merevitalisasi kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Gedung Kesenian, Hi-Tech Mal, dan Taman Remaja Surabaya (TRS). 

Namun yang pasti, semua revitalisasi ini tidak akan menghilangkan kenangan masa lalu warga Kota Surabaya.

Sebab TRS bagi warga Surabaya tidak hanya taman hiburan dan kesenian. Tempat yang berdiri sejak 20 Februari 1971 itu memiliki sejarah tersendiri yang menyimpan banyak kenangan bagi warga Kota Surabaya.

“Jadi, kita akan melakukan perencanaan secara keseluruhan untuk mensinergikan antara THR dan TRS. Dalam menyusun perencanaan itu, kita akan undang pakar dan semua stakeholder supaya memberikan berbagai masukan ke pemkot. Nantinya, usulan-usulan itu akan digabungkan, sehingga nanti ketika ke sana, kesan dan kenangan masa lalu tetap ada,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi dikantornya, Sabtu (22/8).

Eri pun menjelaskan asal muasal rencana revitalisasi di kawasan tersebut. Awalnya, ketika gedung THR sudah dikelola oleh Pemkot Surabaya, pihaknya menyusun rencana matang untuk memindahkan gedung kesenian ke depan, bukan di belakang gedung THR seperti saat ini.

Namun, seiring berjalannya waktu, ternyata lahan di TRS itu sudah habis masa kontraknya dengan pihak ketiga, sehingga pemkot meminta pengelola TRS untuk mengembalikannya ke pemkot karena akan dipergunakan sendiri. Dengan berjalannya waktu, akhirnya lahan di TRS itu diserahkan ke pemkot.

“Nah, prosesnya saat ini di TRS, pihak pengelola lama mengosongkan barang-barangnya, karena barang dan bangunan di TRS itu memang bukan milik pemkot, hanya lahannya saja yang milik pemkot. Proses pengosongan barang-barang itu mereka meminta waktu selama 3 bulan, dan saat ini masih berlangsung pengosongan barang itu. Teman-teman bagian hukum juga sudah meminta mereka untuk mempercepat pengosongannya,” katanya.

Karena TRS sudah bisa dikelola pemkot setelah masa 3 bulan itu, maka secara otomatis Pemkot Surabaya harus menyusun ulang konsep kawasan tersebut. Sebab, sesuai rencana kawasan itu tetap akan dijadikan kawasan kesenian dan taman hiburan seperti sediakala.

“Jadi, perencanaan awal itu belum termasuk TRS, karena pada saat itu TRS belum bisa dikelola pemkot. Nah, karena sekarang sudah bisa dikelola pemkot, akhirnya kita harus merencanakan lagi secara utuh. Ketika merencanakan secara utuh itu, maka kita akan mengundang pakar dan semua stakeholder. Ketika semuanya memberikan sumbangsih dan masukan, maka kita yakin kawasan itu tidak akan menghilangkan kenangan masa lalu warga Surabaya,” pungkasnya. (Ar)

Masyarakat Surabaya Dukung Eri Cahyadi Pantas Gantikan Risma



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dukungan Eri Cahyadi mutlak maju jadi calon wali kota Surabaya terus mengalir.

Kali ini ratusan orang memadati Sentra Wisata Kuliner di Jl. Raya Urip Sumoharjo, Surabaya.

Dengan memakai beragam atribut berwarna merah, hitam, dan putih.

Para masyarakat yang mewakili beragam kelompok ini berkumpul dengan satu tujuan.

Selain relawan, hadir pula banyak elemen masyarakat yang mewakili LPMK dan RT/RW dari seluruh penjuru Surabaya. Datang dengan memakai masker, acara ini digelar dengan protokol kesehatan ketat.

"Kita nggak mau coba-coba untuk Surabaya. Surabaya butuh kepemimpinan yang keberlanjutan. Siapa yang pantas meneruskan kebaikan Bu Risma? Ya tentu saja yang setiap saat mendampingi dan jadi eksekutor program-program Bu Risma," ujar pembawa acara saat membuka acara, dengan iringan lagu nasionalisme dari almarhum Gombloh, Sabtu (22/8).

Agenda rapat deklarasi akbar ini diawali dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya" bersama-sama di sepanjang Jl. Urip Sumoharjo, lalu dilanjutkan dengan doa bersama. Setelah itu ada pembacaan deklarasi oleh Cak Nasir.

"Eri Cahyadi adalah salah satu orang penting dalam keberhasilan Kota Surabaya. Sehingga Eri Cahyadi jadi satu-satunya yang bisa menggantikan Bu Risma," ujar Nasir membuka deklarasi.

"Kami yang tergabung dalam beberapa elemen masyarakat Surabaya menyatakan bahwa selama ini yang sudah dikerjakan Bu Risma, sudah sangat baik. Karena itu kami menyampaikan dukungan pada Eri Cahyadi sebagai calon wali kota 2021 - 2026 demi kemajuan Surabaya," ujar Nasir disambut pekik "Hidup Eri!" dari semuanya yang hadir.

Nasir juga menyatakan, demi mengikat kekompakan, deklarasi ini juga diisi bubuhan tanda tangan dari perwakilan elemen masyarakat yang hadir. 

"Ini juga jadi bukti nyata dukungan untuk Pak Eri Cahyadi, bahwa dukungan ini tidak main-main," ujarnya.

Hadir membubuhkan tanda tangan, mulai dari Keluarga Besar Rakyat Surabaya (KBRS), Komunitas Bikers Surabaya, Forum Seduluran Arek Suroboyo, Komunitas Milenial Surabaya, Komunitas Kyai/Gus Muda Surabaya, Komunitas Warga Madura Surabaya, LPMK Surabaya, Solidaritas Warga Lebak Redjo, sampai Solidaritas RW Se-Surabaya.

Sementara Unsi Fauzi, perwakilan dari Komunitas SAE (Sahabat Eri) berharap, semoga Eri Cahyadi bisa benar-benar jadi wali kota Surabaya. Hal ini juga diamini oleh Cak Rudi Cahyono, perwakilan Relawan Lingkungan Eri Cahyadi.

"Semoga dengan kerja kita bersama, kita dapat meneruskan kebaikan," pungkasnya. (Ar)

Diduga Terlibat Jasmas, HAAK Desak Sekkota Surabaya Mundur Dari Jabatannya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kasus dana hibah Pemkot Surabaya tahun 2016 untuk program jasmas jilid I ternyata belum berhenti.

Desakan agar Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak melakukan pengusutan, kembali bergulir.

Kali ini disuarakan oleh Himpunan Aktivis Anti Korupsi (HAAK).

Komando Lapangan HAAK, Aprelian Fajar menilai kasus yang merugikan negara Rp 5 Miliar harus diusut tuntas.

Apalagi Kejari Tanjung Perak telah memanggil Sekkota Surabaya, Hendro Gunawan untuk dimintai keterangan sebagai saksi dari para tersangka saat awal melakukan pemeriksaan.

Namun nyatanya hingga kini belum ada perkembangan ke tersangka baru.

Maka dari itu HAAK akan menggelar aksi unjuk rasa di balai kota Senin (23/8) besok.

Dalam aksinya itu, HAAK akan mengajukan empat tuntutannya.

Keempat tuntutannya itu mendesak Kejari Tanjung Perak untuk segera memanggil dan memeriksa kembali Sekkota Surabaya Hendro Gunawan saat itu sebagai tim anggaran pemerintah daerah (TAPD).

"Selanjutnya menuntut mundur Hendro Gunawan sebagai Sekkota karena diduga terlibat jasmas yang merugikan keuangan negara Rp 5 miliar," jelas Aprelian Fajar, Minggu (23/8).

Kemudian meminta Kejari Tanjung Perak jangan takut untuk menetapkan tersangka baru.

"Bersihkan Kota Pahlawan dari tindakan pejabat KKN," pungkasnya.

Seperti diketahui dalam kasus dana hibah Pemkot Surabaya tahun 2016 untuk program jasmas jilid I, Kejari Tanjung Perak telah menyeret tujuh orang duduk dikursi pesakitan pengadilan Tipikor Surabaya.

Dari tujuh orang tersebut, tiga orang telah dinyatakan bersalah dan menjalani hukuman diberbagai lapas diantaranya, Agus Setiawan Tjong, pelaksana proyek, Darmawan dan Sugito, mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019.

Sedangkan tiga orang lainnya yang juga mantan anggota DPRD Surabaya periode 2014-2019 antara lain, Binti Rochma, Dini Rijanti dan Syaiful Audy masih melakukan upaya hukum ke tingkat yang lebih tinggi atas putusan Pengadilan Tipikor Surabaya.

Nah untuk satu orang lagi yakni Ratih Retnowati yang merupakan anggota DPRD Surabaya periode 2019-2024 mendapat vonis bebas. Namun Kejari Tanjung Perak melakukan kasasi ke Mahkamah Agung. (Ar)

Jumat, 21 Agustus 2020

Kinerja Pansus Pemberdayaan UMKM Surabaya Sudah Tahap Finalisasi



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kinerja Panitia Khusus (Pansus) Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Surabaya saat ini sudah tahap finalisasi. 

Ini artinya, sebentar lagi pelaku UMKM di Surabaya memiliki payung hukum berupa Perda, yang mengatur tumbuh kembangnya usaha mikro.

Setelah finalisasi, Pansus UMKM kemudian akan berkonsultasi ke Pemprov Jatim, selanjutnya di Badan Musyawarah (Bamus) kan. 

Tinggal di Bamuskan maka Raperda Pemberdayaan Usaha Mikro sah menjadi Peraturan Daerah (Perda).

“Sudah tahap finalisasi dan Konsultasi ke Pemprov Jatim, nanti lanjut dibahas di Bamus soal Raperda Pemberdayaan UMKM Kota Surabaya.” kata Ketua Pansus Pemberdayaan UMKM Kota Surabaya, Dyah Katarina di gedung DPRD kota Surabaya, Kamis (20/8).

Ia menjelaskan, Pansus Pemberdayaan Usaha Mikro bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi pelaku UKM, agar Pemkot Surabaya memiliki tanggung jawab kepada pelaku usaha dalam bentuk apa. 

Misalnya, kata Dyah Katarina, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memiliki peran dan tugas masing-masing seperti, soal perijinan usaha, pendampingan, karena selama ini OPD yang ada tidak sinkron dengan program pemberdayaan usaha mikro yang ada.

Pansus sendiri, terang Dyah Katarina, menilai bahwa Pemkot Surabaya memiliki anggaran APBD untuk membantu usaha mikro disektor pembiayaan atau pinjaman lunak, tapi ternyata tidak ada. 

“Tapi soal pemerintah daerah memberikan pinjaman lunak ke pelaku usaha memang tidak ada, sama halnya dengan Pemda-Pemda lainnya, ini kami ketahui saat studi banding ke daerah lain.”terang politisi senior PDIP Kota Surabaya ini.

Dyah kembali mengatakan, dulu Dinas Koperasi Kota Surabaya memang pernah ada pinjaman lunak ke pelaku usaha, namun karena banyaknya kredit macet jadi sudah lama pinjaman tersebut di stop.

Sehingga, jelas Istri Bambang Dwi Hartono ini, untuk urusan permodalan, Pemkot Surabaya hanya memfasilitasi pelaku usaha mikro dengan perbankan.

Ia kembali menambahkan, sebenarnya mudah untuk memajukan dan memberdayakan pelaku usaha mikro, misalnya Pemkot Surabaya membeli produk UKM binaannya dalam setiap kegiatan, tidak membeli produk yang branded atau merek yang sudah mapan, ini sudah membantu pemberdayaan usaha mikro di Kota Pahlawan ini.

“Tapi memang kemasan produknya dari pelaku usaha juga harus kreatif, inovatif, sehingga menarik untuk di jual serta di promosikan oleh Pemkot Surabaya," pungkasnya. (Ar)

Gunakan Pakaian Adat hingga Super Hero Satbrimob Polda Jatim Bagikan Masker



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Personel Satbrimob Polda Jatim menggelar kegiatan sosial yakni, membagikan masker di pasar yang ada di Surabaya seperti Pasar Sepanjang, Pasar Tembok dan Pasar PPI.

Kegiatan pembagian masker ini bukan hanya kali ini saja, tetapi sudah berulang kali dilaksanakan. 

Selain pembagian masker personel Satbrimob Polda Jatim juga sebelumnya sudah berulang kali melaksanakan penyemprotan disinfektan di wilayah penduduk yang  terdampak Covid 19

Komandan Satbrimob Polda Jatim Kombespol I Ketut Gede Wijatmika S.I.K menyampaikan kepada personel Satbrimob Polda Jatim untuk selalu menjaga protokol kesehatan dalam menangani pandemi Covid 19 ini. 

Dalam pembagian masker di Pasar Sepanjang dilaksanakan oleh personel Kompi 4A Pelopor Satbrimob Polda Jatim. 

Di Pasar PPI oleh Personel Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim dan untuk di Pasar Tembok Surabaya dilaksanakan oleh Kompi 2A Pelopor Satbrimob Polda Jatim. 

Dalam pelaksanaan pembagian masker ini Brimob Jatim Tampil beda dengan menggunakan pakaian adat dan menggunakan kostum Super Hero. Semua ini bertujuan untuk menarik simpati dari masyarakat. 

"Semoga pandemi Covid 19 ini segera berakhir. Dan semua kembali seperti sedia kala lagi," pungkas Ketut, Kamis (20/8). (Ar)

Pemkot Surabaya Bakal Lakukan Tracing 21 Karyawan Lumbung Pangan Jatim yang Positif Covid-19



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan sudah mengetahui informasi bahwa ada 21 karyawan Lumpung Pangan Jatim yang positif Covid-19. 

Informasi itu terutama didapatkannya dari pemberitaan beberapa media.

“Jadi, berdasarkan informasi pemberitaan media itu, tentunya kami akan tindaklanjuti. Sebagai gugus tugas di Surabaya, tentunya kami akan melaksanakan tracing ke sana,” kata Irvan, Kamis (20/8).

Menurut Kepala BPB dan Linmas Surabaya ini, tracing itu akan dilakukan bagi karyawan yang tercatat sebagai warga Kota Surabaya.

Sedangkan bagi karyawan yang bukan warga Surabaya, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan gugus tugas asal karyawan tersebut.

“Kalau warga Surabaya, kami yang akan melakukan tracing, tapi yang bukan warga Surabaya, nanti akan kami surati daerah asal karyawan tersebut supaya ditracing pula,” tegasnya.

Bagi dia, tracing ini sangat penting untuk mencegah penularan virus. 

Bahkan, ia mengaku tidak menutup kemungkinan nantinya karyawan yang berasal dari Surabaya itu, akan dilakukan treatment seperti yang sudah dilakukan selama ini kepada warga yang positif Covid-19.

“Treatmentnya nanti akan dites swab dulu, jika positif dan menunjukkan gejala, akan langsung kami larikan ke rumah sakit yang menangani Covid-19. Sedangkan jika positif tapi tidak menunjukkan gejala, nanti akan kami isolasi di Hotel Asrama Haji,” katanya.

Oleh karena itu, Irvan mengimbau kepada seluruh warga yang beraktivitas di Kota Surabaya, terutama warga Kota Surabaya, untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan aktivitasnya. 

Sebab, sampai saat ini pandemi Covid-19 belum selesai sepenuhnya di Indonesia, khususnya di Kota Surabaya.

“Ini pandeminya belum selesai, jadi tolong tetap menjaga protokol kesehatan, jangan lupa selalu patuh menggunakan masker dan sering cuci tangan. Jadi, ayo biasakan yang tidak biasa,” pungkasnya. (Ar)

Vidcon dengan Anggota UCLG Aspac, Risma Sampaikan Usulan Program Tahunan



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Presiden United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac), Tri Rismaharini menghadiri pertemuan komite yang merupakan agenda rutin tahunan dan dilaksanakan sebelum Pertemuan Biro Eksekutif (Executive Bureau Meeting) yang akan digelar awal pekan depan melalui video conference (vidcon) di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam.

Wali Kota Surabaya itu bersama komite-komite di bawah UCLG ASPAC membuat pertemuan membahas berbagai program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing komite.

Dalam pertemuan via daring tersebut, Risma memimpin rapat dengan membahas tiga bidang dalam tiga kali sesi.  

Pada sesi pertama adalah bidang pemberdayaan perempuan. Kedua, kerjasama bidang maritim dan kelestarian laut. Sedangkan di sesi ketiga adalah bidang ekonomi dan perdagangan.

Di awali dari pembahasan dengan komite bidang pemberdayaan perempuan, Presiden UCLG Aspac ini memberikan masukan untuk menambahkan beberapa program dari yang sudah dibuat setiap tahunnya. 

Program tersebut berkaitan dengan pendampingan para ibu-ibu serta guru dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19.

“Seperti bentuknya seminar teleconference bagi para ibu-ibu. Mereka diberikan pengetahuan dan ilmu dasar bagaimana ketika anggota keluarganya ada yang terpapar Covid-19. Terutama ketika hal itu terjadi pada anak,” kata Risma di sela-sela vidcon, Kamis (20/8).

Menurut dia, ketika para orang tua dan khususnya ibu dihadapkan pada situasi tersebut, mereka harus sudah mengerti tindakan apa yang harus dilakukan. 

“Yang paling penting kan cara perawatannya ibu yang stay at home dan tindakan apa saja yang harus diambil. Paling tidak kan basic infonya harus ada,” jelasnya .

Selain itu pula, wali kota peraih gelar Doktor Honoris Causa dari Tongmyong University, Busan, Korea Selatan (Korsel) itu juga menyatakan, bahwa salah satu hal yang penting saat ini adalah memberikan pelatihan dan berbagi pengetahuan dengan para guru dan orang tua terkait pendampingan anak saat berlangsungnya sekolah daring. 

Ia menilai, jika program-program semacam ini cukup mendesak untuk dikerjakan.

“Jadi, guru dan orang tua bisa saling berbagi pengalaman di sebuah forum. Saya kira lebih baik kalau kita bisa berbagi dan bekerja sama dengan UCLG yang mungkin juga guru di berbagai kota untuk bercerita pengalaman saat pandemi,” jelasnya.

Pada sesi kedua di forum tersebut, Wali Kota Risma juga menceritakan persoalan yang tengah dihadapi kota-kota di berbagai negara berkaitan dengan pembuangan sampah alat pelindung diri (APD) di laut. 

Menurut dia, dengan kondisi pandemi ini mungkin tingkat polusi udara menurun, tapi muncul permasalahan tentang  limbah-limbah APD di laut. 

“Apalagi Surabaya kan kota pantai jadi isu pelestarian wilayah pesisir pantai juga menjadi penting untuk kami,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komite Bidang Pemberdayaan Perempuan UCLG Aspac, Chen Yini mengaku, bahwa ide atau usulan dari Risma yang telah dipaparkan itu memang belum terpikirkan sebelumnya. 

Karena itu, tanpa berpikir lama, ia menyatakan segera membahas usulan-usulan Presiden UCLG Aspac ini secara mendalam untuk kemudian dituangkan dalam program tahunan.

“Kami sangat mengapresiasi ide-ide itu dan nanti akan kami coba untuk bahas lebih lanjut lagi,” pungkasnya. (Ar)

Selasa, 11 Agustus 2020

Wali Kota Risma Blusukan di Kedung Baruk Pantau Aktivitas Pengerukan Lumpur di Sungai


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pagi ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan blusukan untuk memantau aktivitas pengerukan lumpur di sungai Jalan Baruk Utara I, Kedung Baruk, Rungkut Surabaya, Selasa (11/08/2020).

Pengerukan di sungai yang membentang dari Wonorejo Timur hingga Ketintang Baru ini dilakukan untuk mengantisipasi meluapnya aliran air ketika curah hujan tinggi.

Nah, untuk mempercepat proses pengerukan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya mengerahkan dua unit alat berat berupa excavator beserta beberapa mobil dump truck.

Dari pantauan di lokasi, Wali Kota Risma tampak sesekali juga memberi arahan komando kepada operator excavator menggunakan kedua tangannya dan handy talky. Beberapa unit dump truck pun disiapkan untuk mengangkut lumpur-lumpur hasil pengerukan.

"Terus keruk ke bawah, ke bawah lagi, oke tarik lumpurnya," kata dia saat memberi aba-aba kepada operator excavator.

Dengan mengenakan sepatu boot warna pink dan kemeja hitam motif batik, Wali Kota Risma nampak tak canggung berada di bantaran sungai untuk melihat langsung alat berat bekerja melakukan pengerukan.

Bahkan, ia juga sempat blusukan di bantaran sungai belakang Universitas Dinamika untuk memantau aliran air.

Puluhan Satgas PU beserta jajaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) juga nampak berada di lokasi. Mereka pun bersiap membersihkan sisa-sisa pengerukan lumpur itu.

Tak lupa, sampah atau kotoran yang berada di bantaran tepi sungai juga turut dibersihkan.

"Itu tolong juga dibersihkan sampah-sampahnya," kata Wali Kota Risma saat memberikan instruksi kepada jajarannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Surabaya, Erna Purnawati mengatakan, menjelang musim hujan, Wali Kota Risma menginstruksikan agar sungai atau saluran air dilakukan pengerukan. Salah satunya di aliran Sungai Wonorejo.

"Jadi pengerukan mulai pompa Wonorejo I (Rungkut Megah Raya) sampai hilir (Pompa Wonorejo II). Nah, yang di hilir itu sudah kita keruk. Jadi yang kita keruk sekarang dari pompa Wonorejo I menuju pompa Wonorejo II," kata Erna.

Ia menjelaskan, case aliran sungai ini membentang panjang melintasi beberapa kawasan. Mulai Wonorejo Timur, Rungkut, Tenggilis Mejoyo, Wonocolo, hingga Ketintang Baru.

“Kalau dilihat case-nya itu panjang. Jadi ketemu sampai Ketintang Baru masuknya ke sini (Kedung Baruk),” katanya.

Menurutnya, sebagian aliran air itu langsung dibuang menuju Sungai Jagir menggunakan pompa Wonorejo I.

Sedangkan sebagian lain dialirkan menuju pompa di Wonorejo II. “Nanti di sana di hilirnya ada dua pompa, (dialirkan) masuk ke bozem sama ke Medokan Ayu hilir,” terangnya. (Ar)

Sabtu, 08 Agustus 2020

Bareskrim Mabes Polri Usut Korupsi Alkes di RSUD M. Soewandhie Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Jakarta) Bareskrim Mabes Polri mulai mengusut kasus dugaan korupsi terkait pengadaan alat kesehatan Cath Lab dan belanja alat kedokteran CT Scan di RSUD dr Mohammad Soewandhie, Surabaya.

Saat ini kasus tersebut mulai tahap penyidikan.

"Masih dalam proses sidik," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, Kamis (8/8). 

Dalam kasus ini, penyidik Bareskrim Mabes Polri telah memanggil Presiden Direktur (Presdir) Microsoft Indonesia, Mohamed Haris Izmee. 

Haris diperiksa selaku Direktur PT GE Oprations Indonesia pada tahun 2012 ketika kasus dugaan korupsi tersebut bergulir. 

Dalam surat panggilan itu, Haris Izmee diperiksa pada 14 Mei 2019 yang lalu.

Direktur PT GE Operations Indonesia, Haris Izmee, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur Microsoft Indonesia itu belum merespons ketika dikonfirmasi terkait kasus tersebut. 

Haris yang berkewarganegaraan Malaysia ini juga belum merespons apakah semua peserta lelang mendapat harga yang sama dari PT GE.

Dugaan mark up harga itu mencuat saat pengadaan alkes berupa CT Scan dan Cath Lab senilai Rp 31 miliar lebih di RS dr Soewandhie, yang diduga dimainkan di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Surabaya, oleh pihak principle (perusahaan pendukung), yang membawa dua perusahaan, yakni PT Dian Graha Elektrika (pemenang lelang CT Scan) dan PT PT Enseval Putera Megatrading.Tbk (pemenang lelang Cath Lab).

Untuk diketahui satu unit CT Scan merek GE (General Electronics), dimenangkan PT Dian Graha Elektrika dengan nilai Rp14.426.500.000 (harga HPS/OE: Rp14.499.100.000,00).

Kecurigaan terjadinya mark up kali pertama dicuatkan oleh PT Singo Malar, melalui surat sanggahan atas kemenangan PT Dian Graha Elektrika, yang menuding ada indikasi pengaturan pemenang lelang dalam proyek alkes RS dr Soewandhie tersebut.

Dari informasi yang diperoleh diketahui kalau harga tersebut hanya diduga berkisar US$250 ribu atau sekitar Rp2,7 miliar.

Harga itu ditambah tarif Fee on the Boat (FOB), termasuk asuransi barang, pajak, bea masuk dan lain-lain, diperkirakan maksimal mencapai Rp1,5 miliar.

Sehingga total biaya mendatangkan satu unit CT Scan mencapai sekitar Rp4,2 miliar saja. Namun, dari hasil lelang, PT Dian Graha Elektrika pemilik NPWP: 01.313.967.0-007.000 dibayar Pemkot Surabaya sebesar Rp14.426.500.000 dari APBD.

Jumlah nominal pembayaran itu sangat jauh dari harga barang yang baru datang dan inilah penyebab munculnya tudingan mark up pada proses lelangnya. Dalam kasus ini, beberapa saksi sudah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan.

Salah satunya Direktur PT GE Operation Indonesia Mohamed Harris Izmee yang merupakan warga negara Malaysia sebagai saksi. Dari informasi yang dihimpun, sudah ada tersangka dalam kasus ini. (*/Ar)

Jumat, 07 Agustus 2020

Sosialisasi dengan Cara Berbeda, Kepala BPB Linmas Pasang Stiker Protokol Kesehatan di Mobil Dinasnya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sosok Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Linmas Kota Surabaya Irvan Widyanto, nampaknya tak pernah sepi dari kreatifitas dan inovasi.

Berbagai terobosan telah diciptakannya, termasuk di masa pandemi Covid-19 ini.

Sejak didaulat menjadi Kepala BPB Linmas yang sekaligus Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, ia langsung menciptakan sebuah tagline “Biasakan yang Tidak Biasa”. 

Dengan desain yang unik dan iconik, ia terus mensosialisasikan protokol kesehatan, mulai dari ajakan cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, dan tidak bersalaman.

Berbagai Tagline itu dengan cepat menyebar di grup-grup WhatsApp. Bahkan, beberapa papan reklame di Surabaya juga menampilkan tagline tersebut.

Yang terbaru, Irvan memasang tagline itu di mobil dinasnya, sehingga setiap kali dia keliling Surabaya menjalankan tugas dinasnya, secara tidak langsung dia juga terus mensosialisasikan protokol kesehatan dengan cara yang berbeda.

“Sebenarnya gambar dan tulisan itu menjadi tagline atau jargon tersendiri dalam mengajak masyarakat untuk patuh protokol kesehatan dengan kemasan atau cara yang berbeda. Sebab, fokus saat ini bukanlah terletak pada lokasi kegiatan, melainkan perubahan perilaku masyarakat. Itu yang paling penting,” kata Irvan saat ditemui di kantornya, Jumat (7/8/2020).

Pejabat peraih ASN Indonesia Inspiratif 2018 ini menjelaskan, ketika perilaku masyarakat telah berubah, maka otomatis kebiasaan-kebiasaan lama akan berubah menjadi kebiasaan baru.

Dari situlah kebiasaan menerapkan protokol kesehatan juga akan berjalan dan menjadi sebuah perubahan.

“Jadi, tujuan sebenarnya itu. Menjadi sebuah kebiasaan baru bagi masyarakat,” lanjut dia.

Selain itu, Irvan juga menjelaskan bahwa upaya ini untuk menumbuhkan awareness (kesadaran) warga terkait pentingnya menjaga protokol kesehatan. Dari situlah, diharapkan perilaku masyarakat juga dapat berubah.

“Sama dengan ketika kita memberikan pemahaman kepada masyarakat dan mereka aware, mereka akan paham dan tahu harus berbuat apa di tengah pandemi ini,” urainya.

Sebenarnya, jargon atau tagline “Biasakan yang Tidak Biasa” ini merupakan sinonim dari “Adaptasi Kebiasaan Baru” yang dicetuskan oleh pemerintah pusat. Namun begitu, di Kota Pahlawan memiliki tagline tersendiri yaitu "Biasakan yang Tidak Biasa”. 

“Sebenarnya itu memang sama. Cuma yang ini adalah versi kita yang di Surabaya,” ungkap dia.

Mantan Kasatpol PP Surabaya ini juga menceritakan bahwa sebelum memutuskan untuk menempel stiker di mobil dinasnya, terlebih dahulu meminta izin kepada Wali Kota Risma. Ternyata, Wali Kota Risma tidak keberatan.

“Nah, karena Bu Wali tidak keberatan, akhirnya saya pasang tagline ini di mobil,” kata Irvan.

Sementara ini, memang masih ada dua unit mobil BPB Linmas yang sudah dipasangi stiker berisi tagline tersebut.

Ke depannya, tidak menutup kemungkinan semua mobil dinas Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Surabaya, akan dipasangi tagline serupa.

Tentunya, setiap mobil itu akan dipasangi tagline berbeda-beda dengan pesan yang berbeda pula.

“Nanti kalau teman-teman kepala dinas lainnya ada yang berminat untuk memasang stiker seperti ini, kami siap fasilitasi. Nanti ada mobil yang membawa pesan patuh bermasker, jaga jarak dan sebagainya,” kata dia.

Di samping itu, Irvan juga memastikan bahwa akan berkoordinasi dengan tim reklame untuk memasang jargon itu pada reklame-reklame yang tersebar di jalan-jalan Surabaya.

Menurutnya, hal ini penting supaya warga Kota Surabaya selalu ingat dan selalu patuh dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Ayo kita bersama-sama melawan Covid-19 ini,” pungkasnya. (Ar)

Minggu, 02 Agustus 2020

Hampir 5 Jam Wali Kota Risma Menyusuri Kampung dan Perumahan Elit, Ingatkan Warga Pakai Masker



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dengan menggunakan motor listrik, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyusuri gang perkampungan hingga perumahan elit untuk membagikan masker dan mengingatkan warga agar disiplin menerapkan protokol kesehatan, Minggu (02/08/2020).

Hampir sekitar 5 jam, Wali Kota Risma bersama jajarannya menyusuri tiga wilayah kecamatan Surabaya. Yakni, Kecamatan Wonocolo, Karangpilang dan Wiyung.

Berangkat dari rumah dinas Jalan Sedap Malam, Wali Kota Risma melintasi Jalan Panglima Sudirman dan menuju Jalan Raya Darmo Surabaya.

Tepat di kawasan Taman Bungkul, dia kemudian berhenti sejenak sembari jalan kaki untuk mengingatkan warga yang ada di sana agar tetap jaga jarak dan pakai masker.

Bahkan, ratusan pesepeda yang ada Taman Bungkul itu juga diingatkan agar tak bergerombol.

"Tolong jaga jarak, tolong pakai masker. Kasihan dokter-dokternya. Kasihan perawat-perawatnya, masih banyak yang sakit jangan ditambah lagi," kata dia saat mengingatkan warga menggunakan pengeras suara.

Setelah hampir sekitar 30 menit berada di Taman Bungkul, Wali Kota Risma bersama rombongan kemudian menyusuri gang perkampungan di kawasan Bendul Merisi, Sidosermo, dan Margorejo, Kecamatan Wonocolo Surabaya.

Warga di kampung ini rupanya terlihat disiplin memakai masker. Ini bisa terlihat ketika mereka melakukan kerja bhakti bersama membersihkan saluran di sepanjang jalan kampung tersebut.

“Terima kasih bapak ibu sudah menggunakan masker. Tetap gunakan masker ya kalau keluar rumah, biar tidak sakit,” kata Wali Kota Risma.

Kemudian rombongan bertolak menuju perkampungan di kawasan Mastrip, Karangpilang Surabaya. Di wilayah perbatasan Surabaya ini, Wali Kota Risma bersama jajarannya juga melakukan hal yang sama.

Keluar masuk gang pemukiman menggunakan motor listrik, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini membagi-bagikan masker dan mengingatkan warga agar disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Tak berhenti sampai di situ, rombongan kemudian menuju perkampungan dan perumahan elit di wilayah Kecamatan Wiyung Surabaya.

Di beberapa perumahan elit dengan penjagaan ketat, Wali Kota Risma melakukan sosialisasi protokol kesehatan menggunakan motor listrik dan pengeras suara.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara mengatakan, sejak pagi hari Wali Kota Risma melakukan sosialisasi terkait protokol kesehatan di wilayah perkampungan dan perumahan.

Sebab, kasus Covid-19 tak hanya ditemukan di wilayah perkampungan tapi juga perumahan.

“Yang menjadi perhatian hari ini di sekitar perumahan-perumahan yang bagus-bagus. Karena berdasarkan data kami penularan banyak di rumah. Rata-rata juga ada di perumahan-perumahan bagus,” kata Febriadhitya.

Maka dari itu, di akhir pekan ini, Wali Kota Risma tak hanya blusukan ke wilayah perkampungan. Namun, beberapa perumahan mewah juga menjadi salah satu perhatiannya.

Harapannya tak lain, supaya warga tetap waspada terhadap Covid-19 dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

“Ibu wali kota menganjurkan untuk tetap jaga protokol kesehatan, pakai masker. Sehingga untuk kita lebih waspada semuanya,” pungkasnya.

Kamis, 30 Juli 2020

Jadi Pembicara di Forum Internasional, Wali Kota Risma Ungkap Strategi Penanganan Terorisme di Surabaya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi pembicara pada seminar yang digelar oleh The International Institute for Justice and the Rule of Law (IIJ).

Seminar yang digelar secara online itu bertajuk Peran Pemimpin Lokal dalam Merespon Serangan Terorisme.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma bersanding satu panel dengan dua narasumber yakni Direktur Unit Anti-Radikalisasi Pemerintah Kota Brussels Belgia, Hadeline Feront, dan Manajer Strong Cities Network (SCN), Inggris bernama Marta Lopes.

Sebenarnya, kegiatan tersebut dilaksanakan pada 11–13 Maret 2020 lalu di Malta. Namun, karena pandemi Covid-19 ditunda dan diputuskan berlangsung via daring, sehingga Wali Kota Risma memberikan paparannya di rumah dinas Wali Kota Surabaya.

Dalam seminar itu, Wali Kota Risma memaparkan peran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menangani kasus bom yang terjadi pada tahun 2018 silam.

Pada saat kejadian itu, Wali Kota Risma langsung berkeliling mendatangi gereja selama dua hari berturut-turut. Menurutnya kejadian waktu itu membuat warga maupun pemerintah merasa sangat terpukul.

“Padahal Surabaya dikenal kota yang aman dan tentram. Apalagi menurut survey tingkat kepuasannya masyarakat cukup tinggi. Itu yang membuat kami traumatik warga maupun pemerintah,” kata Wali Kota Risma.

Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya menjelaskan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) serta tokoh agama untuk sama-sama menyelesaikan persoalan dengan penanganan cepat dan tepat.

Bahkan ia juga mengundang psikolog dan psikeater untuk melakukan trauma healing kepada anak-anak korban.

“Kita juga melakukan hal yang sama pada anak para pelaku yang masih hidup,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, khusus untuk anak para pelaku pengeboman mereka juga didampingi oleh psikolog dari universitas islam. Hal itu penting dilakukan selain untuk menghilangkan rasa traumanya mereka juga dapat di deradikalisasi.

“Selain di healing traumanya, juga di deradikalisasi sudut pandangnya. Makanya kami libatkan,” tegas dia.

Menariknya, saat paparan terlihat foto Ibu Pemantau Jentik (Bu Mantik) ikut dalam upaya penanganan kasus terorisme.

Hal tersebut mengundang rasa penasaran dari audience, moderator bahkan narasumber pun ikut menyampaikan pertanyaan.

Para penanya itu ingin tahu sejauh apa peran Bumantik dalam menangani kasus teroris.

“Sebenarnya ide saya yang ingin menggerakkan seluruh sumber daya yang ada untuk turun langsung. Apalagi jumlahnya sangat banyak yakni 22 ribu. Selain itu Bu Mantik adalah orang yang punya hubungan baik dengan warga yang bisa masuk-masuk ke rumah,” paparnya.

Oleh karena itu, pada saat bertugas, Wali Kota Risma juga meminta tim Bu Mantik melakukan pemantauan apabila di rumah warga ditemukan hal-hal yang mencurgikan atau atribut yang tidak biasanya.

“Nah itu saya memanfaatkan. Jika menemukan hal yang mencurigakan saya minta langsung menghubungi kami,” ungkap dia di sembari tersenyum.

Mendengar hal itu, para audience terkagum-kagum melihat pendekatan inovatif yang digunakan Wali Kota Risma dalam mengatasi persoalan teroris.

Bahkan terkait kerjasama dengan IDI, Persi, maupun para tokoh masyarakat, para pembicara yang lain menilai Pemkot Surabaya tampak begitu mudah melakukan koordinasi dibandingkan dengan kota-kota mereka.

“Kami lakukan pendekatan personal dimana sering kami libatkan dalam kegiatan pemkot sehingga mereka punya hubungan yang baik dengan pemkot,” pungkasnya. (Ar)