Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Kamis, 27 Agustus 2020

DPC Gerindra Tunggu Keputusan DPP Untuk Usung Pasangan MA - Mujiaman di Pilwali Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) DPC Partai Gerindra belum berani menentukan sikapnya untuk mengusung pasangan Machfud Arifin (MA) - Mujiaman Sukirno dalam Pilwali Surabaya yang helat pada 9 Desember mendatang.

Pasalnya saat ini DPC Gerindra masih  mengajukan ke DPP untuk segera mendapatkan rekomendasi menjelang pendaftaran bacawali dan bacawawali pada Pilkada Surabaya.

Rekomendasi itu cukup penting untuk melengkapi berkas pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), 4 - 6 September 2020.

“Kami sudah mengajukan surat rekomendasi Pak MA - Mujiaman ke DPP. Insya Allah akan selesai 1 - 2 hari ke depan,” ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kota Surabaya, BF Sutadi, Kamis (27/8).

Menurut mantan Legislator Yos Sudarso periode 2014 -2019, Partai Gerindra sudah melakukan komunikasi politik dengan partai-partai pengusung dari MA. Mereka sudah sepakat bila pendamping MA adalah seorang profesional, Mujiaman Sukirno.

Menurut Sutadi penunjukan Mujiaman sebagai Cawawali Kota Surabaya sudah tepat dan yang terbaik.

Alasannya, Mujiaman merupakan seorang profesional murni dan tidak memiliki afiliasi dengan partai-partai pengusung sehingga tidak menimbulkan resistensi.

“Pemilihan Pak Mujiaman sudah tepat. Karena back groundnya profesional sehingga tidak ada sentimen kepartaian yang memungkinkan win-win solution tidak berafiliasi dengan partai politik manapun,” pungkasnya. (Ar)

Tanpa Dihadiri Reni Astuti, PKS Solid Dukung MA - Mujiaman di Pilwali Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kendati kadernya yakni Reni Astuti tak dilirik oleh Machfud Arifin (MA) sebagai pasangannya di Pilwali Surabaya 2020.

Namun Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku berbesar hati bahkan solid mengusung MA sebagai calon Wali Kota Surabaya. 

"Insyaallah Bu Reni tidak sakit hati, PKS dalam koalisi besar, koalisi pelangi, super tim akan dukung MA dan Mujiaman," kata Ketua DPD PKS Kota Surabaya Akhmad Suyanto dalam konferensi pers di kantor DPD PKS Kota Surabaya, Kamis (27/8). 

Menurut Ahmad Suyanto, ke tidak hadiran Reni Astuti dalam penentuan dukungan dalam Pilwali Surabaya bukanlah sesuatu hal yang berdampak.

Dalam Pilwali yang digelar 9 Desember mendatang figur Mujiaman dianggap cocok menjadi pendamping MA lantaran dianggap teruji.

Apalagi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi di masa pandemi dibutuhkan figur profesional. 

"Tidak perlu calon yang punya elektabilitas. Di masa pandemi ini butuh profesional. Pak Mujiaman sudah membuktikan kalau PDAM yang dia pimpin tidak terimbas resesi pandemi. PDAM perusahaan daerah dengan profit paling tinggi. Teknokrat itu gajinya berdasarkan kinerja. Tidak seperti birokrat atau politisi," jelasnya.

Lebih lanjut Akhmad Suyanto mengatakan, kalau Surat Keputusan Rekomendasi terhadap MA sebagai calon Walikota Surabaya akan di serahkan DPP PKS pada Sabtu (29/8). 

Politisi yang sudah 4 periode menjadi legislator DPRD Surabaya itu mengaku kalau mesin partai sudah siap. 

"Kami sudah melakukan pembekalan kepada para saksi. Hampir semua saksi hadir dalam setiap pembekalan. Kami modal sendiri dalam setiap acara pembekalan itu," pungkasnya. (Ar)

BRI Serahkan Bantuan Mobil PCR ke Pemkot, Sehari Bisa Tes 400 Sampel



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima bantuan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) berupa Mobil PCR yang lengkap dengan peralatan di dalamnya senilai Rp 3,2 miliar ditambah bantuan berbagai alat kesehatan (alkes) senilai Rp 247,5 juta.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada karyawan Bank BRI yang telah rela menyisihkan penghasilannya untuk membantu penanganan Covid-19. 

Bantuan dari karyawan tersebut akhirnya berbuah mobil PCR yang pastinya akan sangat berguna bagi warga Kota Surabaya.

“Atas nama pemerintah dan warga Surabaya saya mengucapkan terima kasih sekali pada karyawan BRI seluruh Indonesia yang tergabung dalam program BRILLian Fight Covid-19,” kata Risma seusai menerima bantuan, Kamis (27/8).

Wali kota perempuan di Kota Surabaya ini juga berharap sumbangsih dan berbagai bantuan dari BRILLian Fight Covid-19 tersebut, dapat memberikan kemudahan Pemkot Surabaya serta warga supaya cepat terbebas dari pandemi Covid-19. 

“Mudah-mudahan sumbangsih ini dapat membantu kami semua. Matur nuwun (terima kasih) BRI. sekali lagi terima kasih,” ungkapnya.

Sementara itu, Pemimpin Wilayah BRI Surabaya Triswahju Herlina mengatakan bantuan yang diserahkan kali ini adalah satu unit mobil PCR, alat rapid test 250 buah, botol hand sanitizer sebanyak 200 buah, baju hazmat 300 buah, masker medis 12.500 buah, masker medis N95 berjumlah 250 buah. 

Kemudian 25 ribu sarung tangan (non steril), 2 ribu sarung tangan karet, kacamata goggle 300 buah serta 250 pasang sepatu boots.

Ia memastikan, mobil PCR itu merupakan hasil dari sumbangan pekerja BRI dari seluruh Indonesia. 

Mereka para karyawan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk program BRILLian Fight Covid-19. 

Bantuan itu akhirnya terkumpul dengan total Rp 130 Miliar dari seluruh Indonesia.

“Kami mengumpulkannya selama kurang lebih dua bulan dan kami belikan mobil PCR ini. Jadi, Mobil PCR ini bukan CSR, tapi murni dari karyawan BRI,” kata Triswahju Herlina.

Menurutnya, mobil PCR pemberiannya ini dapat melakukan tes hingga 400 sampel dalam sehari. Tidak hanya itu, mobil PCR pemberiannya ini juga dipastikan sudah sesuai dengan standar. 

“Ini mobil PCR lengkap. Dalam sehari bisa 400 tes sampel,” lanjutnya.

Ia berharap, dengan bantuan ini dapat membantu pemerintah serta warga dalam mengatasi persoalan Covid-19. 

“Kita berupaya mengusulkan ke kantor pusat supaya bisa membantu warga Surabaya,” pungkasnya. (Ar)


Bawa Surabaya Maju Pesat, Ketua MPR RI Apresiasi Kinerja Risma



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memberikan apresiasi kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini lantaran telah berhasil membawa Kota Surabaya maju pesat. 

Menurutnya, banyak kemajuan pesat yang terjadi di Kota Surabaya dan sudah dimonitor dari Jakarta. 

“Surabaya luar biasa,” kata Bamsoet sapaan Bambang Soesatyo dalam sambutannya pada acara sosialisasi 4 pilar di Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Kamis (27/8).

Bahkan, lanjut Bamsoet, ketika pandemi Covid-19 menyerang, property di seluruh Indonesia jatuh bertumbangan. 

Namun, di Kota Surabaya secara ekonomi masih tetap bertahan. 

“Itu artinya ekonomi di Kota Surabaya masih tetap sangat bagus,” kata dia.

Selanjutnya, ia juga menjelaskan 4 pilar kebangsaan secara detail. Satu persatu dia ulas dengan detail dan lugas. 

Mulai dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, hingga UUD 1945. Selain itu, ia juga memastikan bahwa pemerintah pusat terus berjuang mati-matian untuk menyelamatkan seluruh rakyat Indonesia. 

“Makanya, saat ini pemerintah sedang mengupayakan vaksin yang nantinya akan diberikan secara gratis kepada seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Bahkan, ia juga memastikan bahwa Presiden Jokowi sudah mengutus dua orang menterinya ke Cina untuk negosiasi pembelian vaksin ini. 

Jika semuanya lancar, kemungkinan akhir tahun ini vaksin tersebut akan tiba di Indonesia dan akan langsung diberikan kepada rakyat. 

“Tentunya, sambil berjalan sambil menunggu hasil yang sedang dikerjakan oleh Biofarma. Mudah-mudahan dengan terbantunya vaksin ini, kita semua bisa hidup normal kembali,” imbuhnya.

Di samping itu, ia juga mengajak semua pihak untuk tetap menjaga kesehatan dan selalu mengambil hikmat di balik pandemi Covid-19 ini. 

Bagi dia, karena adanya pandemi ini, maka semua lebih sadar akan pentingnya kesehatan. 

“Jadi, sangat banyak manfaat atau faedah yang bisa kita ambil di masa pandemi ini, supaya kita bisa hidup lebih sehat lagi,” pungkasnya.

Apresiasi Bamsoet ini usai Risma memberikan di lokasi acara tepatnya Gunung Anyar Tambak RW 7 itu merupakan wilayah pinggiran Kota Surabaya, karena langsung berbatasan dengan Sidoarjo dan laut. 

Namun, ia memastikan bahwa wilayah ini nanti bukan lagi wilayah pinggiran, karena sebentar lagi akan dibangun Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) yang akan tembus ke Jalan Kenjeran akses Jalan Suramadu.

“Dan kami membangun ini semuanya sendiri, pakai APBD kami. Bahkan, jalan Merr itu kami juga bangun sendiri sampai selesai,” kata Risma.

Ia juga memastikan bahwa indeks property di Kota Surabaya lebih tinggi dibanding daerah lainnya. 

Sebab, di Kota Surabaya sudah relative tidak banjir dan kalau macet, sudah ada jalan alternative lain, sehingga bisa melewati jalur lainnya dengan mudah.

“Jadi, kami juga pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Surabaya sampai saat ini masih positif, bukan negative. Mudah-mudahan kami bisa menjaganya hingga akhir tahun,” ujarnya.

Makanya, beberapa waktu lalu ketika pandemi Covid-19 sudah mulai bisa dikendalikan, ia memutuskan untuk menggerakkan kembali perekonomian Surabaya. 

Alhasil, saat ini Covid-19 bisa dikendalikan dan perekonomian warga terus berjalan. 

“Meskipun tidak seperti dulu, tapi minimal bisa tumbuh dengan baik,” tegasnya. (Ar)

Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Surabaya Capai 77,53 Persen



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Pahlawan terus bertambah. Bahkan, hingga tanggal 26 Agustus 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat, angka kesembuhan mencapai 9.083 orang atau 77,53 persen.

Hal ini dikarenakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya meningkatkan Tracing, Testing dan Treatment (3T) dalam penanganan Covid-19 secara masif, serta terus mempertahankan trend kesembuhan.

"Kami juga mengoptimalkan fungsi dan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dalam upaya pengendalian penularan Covid-19 di masyarakat," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Kamis (27/8).

Di samping itu pula, penguatan upaya promotif dan preventif melalui sosialisasi protokol kesehatan juga rutin dilakukan. 

Terlebih, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta memfasilitasi tempat isolasi mandiri bagi pasien rapid reaktif dan pasien konfirm tanpa gejala juga dilakukan pemkot.

Feny sapaan lekat Febria menyatakan, bahwa pihaknya terus mempertahankan dan mengoptimalkan upaya-upaya yang telah dilakukan itu. 

Ini tentunya dengan melibatkan peran seluruh masyarakat untuk merubah perilaku menuju kebiasaan baru. 

Yakni, menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dalam setiap berkegiatan, yaitu 3M (Menggunakan Masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) serta meningkatkan imunitas personal dengan mengkonsumsi makanan yang sehat serta bergizi.

"Kesembuhan per 26 Agustus 2020 adalah 77,53 persen. Setiap hari kurang lebih 100 (kesembuhan). Sudah dua mingguan hampir segitu, setiap hari sekitar 115 - 130 sembuh," katanya.

Sedangkan pasien yang sedang menjalani perawatan hingga 26 Agustus 2020 tercatat sekitar 1.700. 

Menurut Feny, akhir-akhir ini warga yang dinyatakan confirm kebanyakan mereka yang tidak bergejala. 

Meski begitu, pihaknya tetap berupaya untuk mempercepat kesembuhan bagi warga confirm yang tidak bergejala itu.

"Upayanya ya mereka menerapkan protokol kesehatan ketat, kita juga berikan makanan bergizi dan vitamin. Baik itu kepada pasien rawat jalan, semuanya difasilitasi itu. Bagi yang memiliki komorbid kita berikan oksigen (pulse oximeter), supaya tidak terjadi penurunan, dan bisa cepat langsung komunikasi dengan dokter," jelasnya.

Namun demikian, Feny memastikan, bahwa pemkot terus berupaya mengedukasi masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. 

Salah satunya yakni melakukan sosialisasi langsung sembari bagi-bagi masker ke masyarakat.

"Kita bergerak setiap hari tidak berhenti dan terus dilakukan. Masih banyak mereka yang belum punya masker. Karena itu bagi-bagi masker terus kita tingkatkan," pungkasnya. (Ar)

Pentas Seni di Alun-Alun Surabaya Dilarang, Pemkot Siapkan Formula Baru Agar Pekerja Seni Dapat Berkarya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kendati pertunjukan seni di Akun-Alun Surabaya dilarang, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah kembali menyiapkan formula baru agar pekerja seni di Kota Pahlawan tetap bisa berkarya dan berkreasi meski di tengah pandemi Covid-19.

Tentunya formula yang disiapkan ini dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat, serta tidak menimbulkan kerumunan.

“Dari hasil analisa kajian dan masukan dari Persakmi bahwa untuk tampilan seni di tempat terbuka, di ruang terbuka ini memiliki peluang yang cukup besar di dalam penyebaran dan penularan covid-19. Sehingga dari sarannya, untuk tidak dilakukan saat ini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti usai menggelar rapat bersama OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait serta Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesian (Persakmi), Kamis (27/8)

Meski demikian, pihaknya menyatakan bahwa Pemkot Surabaya tetap berkomitmen ingin memberikan ruang gerak bagi seniman, budayawan, atau pekerja seni untuk bisa tetap berkarya dan berkreasi. Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Sehingga kita mencari pola baru bagaimana pekerja seni tetap bisa berproduksi, berkarya dan bisa mendapatkan penghasilan, tetapi tetap memperhatikan bagaimana pengamanan supaya tidak terjadi klaster baru di dalam Covid-19 ini,” katanya.

Makanya, saat ini Disbudpar Surabaya sedang menyiapkan formula baru bagaimana untuk konsep ke depannya. Bahkan dalam waktu dekat, pihaknya bakal menggelar rapat bersama seniman, budayawan, serta media. 

Ini dilakukan untuk mendapat masukan-masukan dari berbagai pihak sebelum konsep itu diterapkan.

“Dimana produksinya nanti akan kita buat, kemudian konsep produksinya seperti apa, yang tampil modelnya seperti apa. Kita memiliki beberapa pola alternatif yang akan kita tayangkan, di antaranya menggunakan media yang interaktif dan non interaktif,” ungkap dia.

Bahkan, tidak memungkinkan nantinya Disbudpar bakal menggandeng media, maupun industri pariwisata untuk bisa berkolaborasi bersama memberikan ruang gerak yang lebih bagi para seniman dan budayawan. 

Untuk itu, saat ini pihaknya tengah menyiapkan dua pola, yakni interaktif dan non interaktif.

“Interaktif itu bisa melalui misalnya, zoom, streaming dalam bentuk misalnya lewat Instagram dan Youtube. Sedangkan non interaktif, itu bisa melalui taping (siaran) di media televisi,” terangnya.

Menariknya, perempuan yang pernah menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya ini juga menyatakan, bahwa nantinya lokasi untuk pengambilan taping itu bisa memanfaatkan beberapa tempat tematik yang ada di Surabaya. Mulai destinasi sejarah, hingga wisata.

“Tadi kita sudah mengidentifikasi tempat-tempat yang mungkin bisa dipakai produksi mengangkat berbagai kolaborasi sejarah atau destinasi wisata yang terkenal. Ini sedang kita jajaki dan mungkin kita akan melakukan beberapa kali pertemuan dengan berbagai pihak,” pungkasnya.

Demi Menyejahterakan Warga, Pemkot Semakin Masif Fasilitasi Pemasaran UMKM di Kota Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen untuk menyejahterakan warganya melalui berbagai program yang dilakukan oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Salah satunya pemkot akan semakin masif memberikan fasilitas pemasaran UMKM ke depannya.

Bentuk intervensi atau bantuan dalam memasarkan produk UMKM adalah menyediakan display yang representatif dan penjualan produk UMKM di hotel-hotel yang ada di Surabaya. 

Termasuk pula terus memberikan fasilitas pemasaran melalui pameran dagang yang diharapkan mampu membuka pasar potensial bagi produk UMKM.

“Kami juga terus fasilitasi pendampingan produk UMKM dengan tenaga pendamping yang berpengalaman dalam aspek legalitas, manajemen pengelolaan usaha, manajemen produksi, kemitraan dan peningkatan jangkauan pemasaran,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (27/8).

Menurutnya, kegiatan sertifikasi sebagai bagian terpenting dalam peningkatan daya saing produk di pasaran serta dalam upaya menjamin keamanan produk, maka pemkot terus memberikan fasilitas dalam pengajuan Sertifikasi Kekayaan Intelektual, Sertifikasi Halal dan Sertifikasi Ijin Edar BPOM. 

“Demi mempermudah pengajuannya, kami membuka konter di Mal Pelayanan Publi, sehingga ini akan sangat membantu para pelaku UMKM,” tegasnya.

Selain itu, ia memastikan bahwa Pemkot Surabaya terus menyediakan sarana pemasaran di enam lokasi sentra UMKM. Keenam sarana itu adalah Sentra Usaha Mikro Jahit Bukit Barisan, Sentra Usaha Alas Kaki dan Slipper eks Lokalisasi Dolly, Sentra Usaha Design dan Fashion Batik eks lokalisasi Dolly, Sentra Usaha Mikro MERR, Stand Usaha Mikro Park N Ride, dan Sentra Usaha Mikro Tunjungan.

“Nah, keenam lokasi Sentara UMKM itu merupakan gedung aset Pemkot Surabaya yang dimanfaatkan sebagai sarana penunjang kegiatan pemasaran produk UMKM di Kota Surabaya,” ujarnya.

Bahkan kedepannya, akan terus dikembangkan pemasaran melalui sistem aplikasi dan platform di media sosial, sehingga apabila ada masyarakat Kota Surabaya maupun dari luar Kota Surabaya yang mau membeli produk hasil UMKM, bisa mengakses sistem aplikasi tersebut dan mendapatkan informasi terkait produk yang dijual.

“Dengan intervensi-intervensi tersebut, harapannya UMKM yang dibina oleh Pemkot Surabaya bisa lebih berdaya dan mampu mengembangkan usahanya masing-masing,” harapnya.

Selain itu, ia memastikan bahwa kedepannya pemkot tidak hanya mengkampanyekan ekonomi kerakyatan saja, namun lebih dari itu, pemkot akan terus memberikan contoh bagaimana membiasakan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan itu. 

Salah satunya ketika rapat-rapat di berbagai OPD, akan diharuskan untuk mengambil barang atau kue konsumsi rapat dari produk UMKM, sehingga produk mereka bisa terus laku.

“Jadi, Disperindag itu sudah punya data UMKM yang membuat kue dan sebagainya, sehingga ketika itu sudah tercatat dan bahkan dalam sebuah aplikasi, maka dinas-dinas harus mengambil barang dari UMKM tersebut. Ketika sudah membuat pasar kecil via aplikasi, maka akan ketahuan dinas mana saja yang telah mengambil barang dari UMKM dan dinas mana saja yang belum mengambil barang UMKM. Melalui cara ini kita harapkan nanti ada pemerataan penjualan, sehingga mereka semua terus tumbuh,” pungkasnya. (Ar)

Rabu, 26 Agustus 2020

Hasil Swab 4 Pedagang dan 9 Pengunjung Negatif, PIOS Kembali Ramai



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) mengukuhkan sebagai pasar sehat di Kota Pahlawan.

Hal Ini setelah hasil rapid test dan swab yang dilakukan terhadap pedagang dan pengunjung dinyatakan negatif dari persebaran Virus Corona atau Covid-19. 

Kini, para pedagang, pengunjung maupun pemasok komoditi di PIOS kembali melakukan aktivitas secara normal.

Kepala pembina PIOS, Saridjo mengatakan pasca dilakukan rapid test, aktivitas pasar induk yang berada di Kecamatan Benowo Surabaya sempat mengalami penurunan. 

Terutama tiga hari setelah digelar rapid test massal bagi pedagang dan pengunjung PIOS yang digelar oleh Satgas Covid-19 Pemkot Surabaya pada 4 Agustus lalu.

"Habis ada rapid test massal, pasar sempat sepi selama tiga hari. Namun setelah itu kondisi berangsur normal. Hal ini wajar, pasar lain juga mengalaminya. Setelah rapid test massal kondisinya juga sepi, tapi setelah itu kembali ramai," kata Saridjo, Rabu (27/8).

Ia menjelaskan, PIOS kembali pulih setelah 4 pedagang dan 9 pengunjung PIOS yang di swab hasilnya dinyatakan negatif, Sabtu (8/8) lalu. Kondisi PIOS yang ramai kini membuat pedagang kembali bergairah dan bersemangat. 

Para pelanggan kembali datang ke PIOS untuk berbelanja berbagai macam komoditi segar dan berkualitas karena pasokan komoditi dikirim langsung dari petani.

"Setelah ada kabar bahwa hasil swab pedagang dan pengunjung negatif, pasar kembali normal. Bahkan seminggu terakhir pasar sangat ramai," terang Suwarno, pedagang cabai yang mangkal di Blok F PIOS.

Sementara Mulyadi Adit salah seorang pelanggan tetap PIOS juga mengaku lebih tenang saat berbelanja karena di PIOS penegakan protokol kesehatan di PIOS sangat ketat.

"Sebelum masuk PIOS, di pos jaga sudah di cek masker dan suhu tubuh. Setelah dapat tiket masuk, kami diarahkan petugas ke area wastafel untuk wajib cuci tangan. Di area lapak juga tersedia sarung plastik dan hand sanitizer gratis yang disediakan manajemen PIOS. Jadi ya aman dan nyaman," pungkas Mulyadi. (Ar)

Kembangan Urban Farming, Eri Cahyadi Juga Fasilitasi Pemasaran Produknya di Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pelaksanaan kegiatan pertanian kota (urban farming) merupakan salah satu program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam pemberdayaan masyarakat pada sektor pertanian.

Program urban farming yang telah dicanangkan, turut berperan serta dalam pengurangan angka kemiskinan serta peningkatan pemberdayaan ekonomi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) di Kota Pahlawan.

Untuk meningkatkan pelaksanaan program Urban Farming, Pemkot Surabaya membantu memfasilitasi masyarakat dalam pemasaran produk urban farming. 

"Di antaranya adalah memfasilitasi pemasaran di Citraland Fresh Market," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya, Eri Cahyadi dikantornya, Selasa (25/8).

Selain pengembangan urban farming, Eri menyatakan, bahwa Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) juga melaksanakan berbagai pelatihan untuk pengembangan diversifikasi pangan Kota Surabaya.

"Diharapkan, sumber pangan warga Kota Surabaya tidak hanya terfokus pada beras, tetapi juga dapat berasal dari jagung, singkong, maupun sumber karbohidrat lainnya," katanya.

Di samping itu pula, pria asli kelahiran Surabaya ini mengungkapkan, bahwa DKPP juga berupaya untuk meningkatkan pemanfaatan tanah BTKD yang kosong atau tidak terpakai. 

Pemanfaatan tanah kosong itu untuk ditanami tanaman obat keluarga (TOGA) dan urban farming. 

"Selain bertujuan untuk memenuhi ketahanan pangan, adanya urban farming juga mendukung penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)," pungkas Eri.

Saat ini, Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya telah tersedia lebih dari 20 persen. 

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mengamanatkan penyediaan 20 persen Ruang Terbuka Hijau. (Ar)

Tak Ingin Bedakan Sekolah Negeri dan Swasta, Ini Strategi Eri Cahyadi ke Depannya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya untuk menghilangkan kesan dan anggapan bahwa ada perbedaan antara sekolah negeri dan swasta.

Stigma semacam itu ke depannya akan terus dihilangkan di tengah-tengah masyarakat. Pemkot pun telah menyiapkan berbagai strateginya.

Sebab, kalau hanya mengandalkan negeri saja tidak cukup.

“Nah, ketika masuk swasta, maka infrastrukturnya juga harus sama, termasuk laboratorium dan sebagainya harus sama, sehingga kita akan support betul ke depannya, dengan catatan sekolah swasta itu harus menaikkan gradenya,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi dikantornya, Selasa (25/8).

Pertanyaannya kemudian, bagaimana cara sekolah swasta menaikkan gradenya? 

Eri menjelaskan harus disepakat bahwa rombongan belajar (rombel) setiap sekolah negeri dan swasta sebanyak 32 siswa, dengan maksimal masing-masing kelas 11 kelas. 

Artinya, kelas 1 ada 11 kelas, kelas 2 ada 11 kelas dan kelas 3 ada 11 kelas juga.

Oleh karena itu, bagi sekolah yang rombelnya diatas 32 siswa, maka pemkot pun terus mencarikan solusinya. 

Salah satunya dengan menambah kelas lagi. Penambahan kelas itu bukan untuk menerima siswa baru, melainkan untuk menampung siswa yang lebih dari rombel tersebut. 

Misalnya sudah ada sekolah yang menerima rombel 40 siswa, maka 8 siswa di rombel tersebut harus pindah ke kelas yang baru dibangun.

“Kemarinnya kita sudah hitung-hitungan dengan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) dan pihak guru, jika siswanya sampai 40 orang, guru merasa agak kesulitan untuk menguasai muridnya, sehingga rombel 32 itu sudah cukup,” kata dia.

Selain itu, mulai tahun 2019, Pemkot Surabaya sudah menghitung Bopda itu berdasarkan rombel, bukan per kepala lagi. 

Makanya, dia berharap kebijakan ini akan bisa menyelesaikan masalah dan nantinya tidak ada perbedaan lagi antara sekolah negeri dan swasta.

Di samping itu, Eri juga menjelaskan bahwa harus ada keterbukaan antara pemerintah dan pihak sekolah. 

Terbuka dalam hal jumlah siswa yang akan masuk ke sekolah masing-masing, baik negeri maupun swasta. 

Apalagi, saat ini Dispendukcapil Surabaya sudah menyiapkan data berapa anak SD yang lulus dan akan masuk ke jenjang SMP, sehingga sejak awal sudah bisa dihitung apakah sekolah di suatu daerah atau kecamatan itu kurang atau sudah cukup.

“Jadi, tahun 2021 Bulan Juli nanti, aka nada data dari Dispendukcapil tentang berapa anak yang lulus SD dan akan masuk ke SMP. Insyallah dengan data itu kita akan tahu sebaran siswa itu, sehingga posisinya nanti akan menerima jumlah siswa sama,” ujarnya.

Kemudian, begitu ada sekolah di salah satu kecamatan yang kurang, nanti akan kita bangunkan sekolah atau hanya menambah kelas baru. 

Tapi sekali lagi, dengan catatan tidak mengurangi jumlah siswa di sekolah swasta. 

“Melalui berbagai cara itu, mungkin kita akan bisa menyelesaikan wajib sekolah 9 tahun,” imbuhnya.

Eri menambahkan, Pemkot Surabaya juga terus mengembangkan kerjasama dengan pihak pengusaha dalam hal membantu siswa. 

Bentuknya, para pengusaha itu memegang anak asuh, sehingga pengusaha itu membantu anak asuhnya dalam biaya pendidikannya. 

“Ini sudah berlaku dan akan terus kami kembangkan, sehingga semua pihak berkontribusi dalam mengembangkan pendidikan di Kota Surabaya,” pungkasnya. (Ar)

Eri Cahyadi Terus Sinergikan Pendidikan dan Investasi, Ini Caranya!



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Surabaya. 

Bahkan untuk mendukung hal tersebut, pemkot mensinergikan pendidikan dan ekonomi dengan investasi yang masuk ke Surabaya. 

Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan siswa mitra warga atau MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang bersekolah di sekolah swasta namun masih kesulitan untuk memenuhi biaya pendidikan.

Nah untuk memenuhi kebutuhan siswa dari keluarga MBR yang bersekolah di sekolah swasta namun masih kesulitan memenuhi biaya pendidikan, maka pemkot melakukan kerjasama dengan pihak swasta. 

Tujuannya agar dapat menyalurkan CSR bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa bagi siswa MBR di jenjang SD dan SMP sampai mereka lulus sekolah.

"Kerjasama bidang pendidikan ini sudah dimulai tahun 2020. Seperti yang kita lakukan sekarang, satu perusahaan itu memiliki lima anak asuh," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi di kantornya, Selasa (25/8).

Menurutnya, jika dalam satu perusahaan itu memiliki lima anak asuh, maka jika dikalikan dengan beberapa perusahaan yang ada di Surabaya jumlahnya bisa ribuan. 

Ia pun mencontohkan, jika satu anak asuh itu membutuhkan biaya sekolah dalam satu bulan Rp 200 ribu, maka lima anak asuh total Rp 1 juta. 

Nah, jika dalam satu tahun dikalikan maka jumlahnya Rp 12 juta.

"Ketika kami sampaikan ke beberapa pengusaha, sebenarnya (kata mereka) nilai itu tidak terlalu besar. Dan yang membuat saya bangga betul dengan pengusaha Surabaya ketika saya menyampaikan itu, mereka menyatakan ini yang kami tunggu bagaimana bisa bermanfaat untuk warga Surabaya," ujarnya.

Bahkan, kata Eri, pihak swasta juga menyatakan tak hanya sekadar ingin berinvestasi di Kota Surabaya. 

Tapi bagaimana investasi mereka juga dapat bermanfaat untuk masyarakat Surabaya. 

"Sehingga warga Surabaya juga tahu, bahwa kami (pihak swasta) tidak hanya berinvestasi tapi juga bermanfaat buat warga Surabaya. Berkontribusi untuk pembangunan Surabaya, tak hanya bangunan fisik tapi juga non fisik," ungkap dia.

Eri juga mengungkapkan, bahwa kerjasama CSR dengan pihak swasta di bidang pendidikan ini sudah berjalan di tahun 2020. 

Bahkan, pihaknya menyatakan, ke depan juga bakal menggandeng pihak-pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Surabaya, khususnya dari keluarga MBR. 

"Ini sudah berjalan dan kami memang sedang mengumpulkan yang lainnya, karena ternyata ini yang memang bisa menjadi support untuk pendidikan," katanya.

Sehingga sekolah swasta yang tadinya menerima kebanyakan murid dari mitra warga atau MBR itu tidak hanya memanfaatkan dana dari Bopda (Biaya Operasional Pendidikan Daerah) dan BOS (Biaya Operasional Sekolah). 

Tapi sekolah swasta bisa menarik lebih untuk pengembangan pembangunan kelas atau gedung sekolah dengan catatan tidak membebani mitra warga.

"Nah, tugas pemerintah kota hadir di sana sebagai fasilitator bagaimana bisa menghubungkan segi pendidikan, segi ekonomi dengan investasi yang masuk di Kota Surabaya," terang Eri.

Lebih rinci alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu pun menjabarkan, dalam satu siswa itu mendapat biaya pendidikan dari dana Bopda dan Bos. 

Nah, dana tersebut juga dimanfaatkan pihak pengelola sekolah swasta untuk pengembangan gedung, gaji guru hingga petugas kebersihan.

Namun demikian, kata Eri, jika ditotal dari jumlah siswa yang ada di sekolah itu dinilai masih kurang untuk biaya pengembangan sekolah, maka kekurangan biaya itu kemudian diambilkan dari jumlah siswa yang ada untuk menutup kekurangan biaya itu. 

Nah, ketika kewajiban siswa mitra warga membayar kekurangan biaya itu, maka tugas Pemkot Surabaya hadir di sana sebagai fasilitator sekolah swasta tersebut.

"Jangan sampai ketika mitra warga ini masuk ke sekolah, sekolah ini terbebani karena tidak bisa membangun akhirnya sekolah tidak mempunyai kemampuan infrastruktur yang bagus. Karena itu tugas Pemkot Surabaya hadir di sana sebagai partner bagaimana ini berkesinambungan menjadi satu," pungkasnya. (Ar)

Rumah Masa Kecil Wali Kota Risma Disulap jadi Kedai Kafe 'Historisma'



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Rumah masa kecil Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang berada di Jalan Bratang Binangun No 17 Surabaya, kini disulap menjadi kedai kafe.

Ide brilian itu muncul dari sang putra sulung, Fuad Benardi.

Fuad mengaku untuk memilih nama kedai kafe miliknya itu sedikit kesulitan.

Bahkan di awal, Fuad sempat memilih nama 'Kopi Rahasia'. Namun, karena dinilai tidak cocok akhirnya ia membatalkan nama itu.

"Awalnya kemarin itu juga bingung namanya itu mau dikasih nama apa, awalnya saya kepikiran Kopi Rahasia, cuma kok kayaknya (terdengar) biasa aja dan susah diingat," kata Fuad Benardi saat soft opening Kedai Kafe Historisma, Selasa (25/8) malam.

Alhasil, Fuad pun kemudian mendapat ide brilian untuk nama kedai kafe miliknya itu. 

Yah, ide itu muncul setelah ia berkaca dari tempat kedai kafe miliknya itu yang dulu merupakan rumah masa kecil sang ibundanya, Tri Rismaharini.

"Karena kepikiran sejarah (Histori) rumah dan (huruf) R nya ada Risma, akhirnya saya pilih nama itu. Saya gabungkan saja (Histori) dengan nama Ibu (Risma) jadi 'Historisma'. Paling tidak gampang diingat," ungkap dia.

Ketua Karang Taruna Surabaya ini pun berharap, ke depan Historisma tak hanya menjadi brand kedai kopi ternama di Kota Surabaya, tapi bisa ke seluruh pelosok nusantara. 

Bahkan ia mengaku, sebelum Historisma dilaunching, beberapa temannya juga menyatakan ingin menjadi investor.

"Alhamdulillah memang sebelum launching hari ini itu sudah ada beberapa investor teman-teman minta franchise di Historisma," kata Fuad.

Menurutnya, Historisma menyajikan konsep kedai kafe milenial dengan harga lebih murah dari lainnya. 

Namun, kedai kafe miliknya ini tak hanya dikhususkan untuk kalangan anak muda saja. 

"Tempat ini terbuka untuk semua kalangan, dan untuk teman-teman yang ingin mencari ide atau komunitas-komunitas mencari tempat bisa di sini," katanya.

Dalam acara soft opening yang berlangsung malam, sang ibunda Tri Rismaharini juga hadir dan memberikan sambutan. 

Bahkan, hadir pula mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Dahlan Iskan.

Risma sapaan lekat Tri Rismaharini berharap, Historisma ke depan bisa terus berkembang dan menjadi tempat untuk kumpulnya anak-anak muda kreatif di Surabaya. 

Menurut dia, anak-anak muda memang harus berani mencoba tantangan agar bisa menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri. Salah satunya yakni dengan mulai membuka wirausaha.

"Semakin banyak anak muda punya tekad menjadi wirausaha, justru menurut saya lebih bagus. Karena dia menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri," kata Risma.

Apalagi, ia menyebut, dalam tiap hari perputaran uang di Surabaya itu begitu besar. 

Tentunya jika peluang emas itu tidak diambil, maka sangatlah rugi menjadi tuan dan nyonya di kotanya sendiri.

"Kalau kita tidak bisa ambil peluang ini, maka itu diambil orang lain. Memang tidak ada yang mudah tapi belum tentu kita tidak bisa. Yang penting kita tidak usah malu. Kalau kita ingin usaha apakah mungkin bisa menjadi besar? Bisa," pungkasnya. (Ar)