KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya, Tri Rismahrini mengakui jika pihaknya tidak merekomendasikan nama calon penggantinya ke Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarno Putri.
Namun Risma menekankan agar kelak nomer satu di Kota Pahlawan itu ialah orang memiliki perencanaan pembangunan kota.
Serta dapat menerjemahkan visi dari Megawati Soekarno Putri seperti dirinya, ketika awal-awal menjadi Wali Kota Surabaya.
"Jadi memang kan pertama bagaimana memegang rule-nya. Rule-nya itu contohnya, ibu Mega tadi sempat singgung. Waktu saat saya buka dengan teman-teman, itu coba buka apa yang disampaikan bu Mega. Itu tadi kita dengar, ibu Mega itu sangat visioner orangnya. e-Procurement itu Kepresnya jaman Bu Mega. Saya buat e-Procurement tahun 2003, digunakan di nasional itu tahun 2010. Jadi sangat visioner Ibu itu," kata Risma, Selasa (1/9).
Tak hanya e-Procurement, menurut Risma ada juga terkait pengelolaan keuangan negara yang efektif dan efisien sehingga tepat sasaran.
"Kemudian e-Budgeting, Surabaya kemarin dengan uang segini kenapa bisa membangun. Karena e-budgeting itu sangat efisien. Itu beda di setiap dinas. Jadi itu efisiensi sudah dimulai sejak tingkat perencanaan. Jadi saat bu Mega menjadi Presiden, ada keputusan Mendagri nomor 27 di mana itu mensyaratkan e-budgeting, sehingga anggaran berbasis kinerja," ungkapnya.
Risma kembali menyebutkan jika yang diinginkan oleh Megawati Sukarno Putri ialah orang yang memiliki pemikiran visioner.
"Jadi yang diinginkan ibu itu yang mempunyai pemikiran visioner gitu," katanya.
Saat ditanya siapa calon penerus Risma yang memiliki pemikiran visioner tersebut, Risma enggan menjelaskan.
Wali Kota Perempuan pertama di Kota Surabaya ini mengaku bila Megawati Sukarno Putri sudah paham.
"Waktu saya pun nggak tahu, tapi ibu pirso (mengerti) Iya (ibu itu tahu yang memiliki visi)," jelasnya.
Risma menambahkan jika saat dirinya maju Wali Kota untuk kedua kalinya bersama Whisnu Sakti Buana, rekomendasi juga tidak turun-turun.
Namun kemudian diserahkan sendiri oleh Hasto Kristijanto sendiri ke Surabaya.
"Waktu yang kedua semua juga bingung, rekomku nggak turun-turun. Aku tenang saja. Kalau tuhan berkenan ternyata beda kan. Sendiri ke sini Pak Hasto (mengantar rekom). Jadi artinya begitu itu kita percaya kepada tuhan yang maha kuasa. Tuhanlah yang mengatur semuanya," pungkasnya. (Ar)