Saat dikunjungi, Risma langsung memaparkan penanganan Covid-19 yang telah dilakukannya selama ini. Akhirnya, Moeldoko pun memuji penanganan Covid-19 ala Risma itu.
Risma menjelaskan bahwa saat ini Pemkot Surabaya sudah bisa mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan.
Buktinya, pertambahan kasus sudah tidak terlalu banyak dan tren kesembuhan terus meningkat setiap harinya.
“Alhamdulillah sekarang kami sudah bisa mengendalikan,” kata Risma mengawali paparannya, Jumat (4/9).
Menurutnya, keberhasilan itu tidak lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukannya selama ini bersama jajarannya.
Mulai dari membuat aplikasi untuk mengontrol data pasien Covid-19 hingga tracing yang masif dan detail.
“Jadi, melalui aplikasi ini, kami bisa mengontrol data pasien, karena seringkali ada data pasien yang muncul berkali-kali. Kemudian kita melakukan tracing detail, mulai alamatnya, kontak eratnya baik yang satu rumah maupun yang lainnya dan juga tempat kerjanya,” kata dia.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa pihaknya semakin masif melakukan rapid tes dan tes swab massal gratis kepada seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan, hampir setiap hari pemkot menggelar tes swab di Gelora Pancasila.
“Kita terus melakukan tes, termasuk ibu hamil yang kandungannya berusia 37 minggu dan juga semua guru SD dan SMP kita tes,” tegasnya.
Risma juga memastikan bahwa ketika dilakukan rapid tes akan langsung dites swab.
Nah, sembari menunggu hasilnya, warga tersebut akan dibawa ke hotel bagi yang tidak menunjukkan gejala. Sedangkan yang menunjukkan gejala, akan langsung dilarikan ke rumah sakit.
“Yang tidak menunjukkan gejala itu kami isolasi juga di Hotel Asrama Haji. Di sana, mereka bisa berolahraga juga dan penyembuhannya di sana sangat cepat. Sudah banyak yang pulang dari sana karena sudah sembuh,” ujarnya.
Risma juga menjelaskan bahwa protokol kesehatan di semua komunitas terkecil diperketat, sehingga lahirlah kampung tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh dan pasar tangguh.
Bahkan, demi mengetuk pintu kesadaran warga, Risma mengakui bahwa hampir setiap akhir pekan keliling ke kampung-kampung dan gang-gang sempit untuk sosialisasi pakai masker dan selalu menjaga protokol kesehatan.
“Alhamdulillah ini sangat berpengaruh terhadap penurunan kasus, sehingga kami relative bisa mengendalikan penularannya. Nah, setelah mereka sembuh, kami juga ajak mereka untuk senam pernafasan, sehingga kondisi mereka terus terpantau oleh pihak puskesmas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan bahwa setelah mendengarkan paparan dari Risma, ia dapat menyimpulkan bahwa yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sebenarnya 3 T, yaitu testing, tracing, dan treatment.
“Tadi testingnya sudah luar biasa, kita ikuti tadi tracingnya juga menggunakan aplikasi yang sangat baik, sehingga semuanya bisa terdeteksi. Bahkan, treatmentnya juga sudah dilakukan dengan baik. Nah, 3T itu sebenarnya memang kewajiban pemerintah,” tegas Moeldoko.
Selanjutnya, tugas dan kewajiban masyarakat adalah 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
Menurutnya, jika 3M dan 3T itu berjalan dengan baik, maka dia yakin pengembangan Covid-19 bisa segera diberesi dan cepat hilang dari Indonesia.
“Dan itu saya melihat sangat tergantung dari manajemen leadershipnya,” ujarnya.
Moeldoko menambahkan, Risma sudah menjelaskan dari sisi manajemennya sudah tertata dengan bagus dan dari sisi leadershipnya sudah ada ketegasan.
Salah satu contohnya ketika pasar tidak disiplin dan ditemukan ada yang positif ditutup sementara.
“Ini penting agar masyarakat terbiasa dengan kehidupan yang taat asas dan disiplin,” imbuhnya.
Setelah bertemu Risma, Moeldoko bersama rombongannya langsung meninjau salah satu pasar tangguh di Surabaya, yaitu di Pasar Genteng.
Di pasar tersebut, ia juga sempat meninjau dan mencoba menggunakan nampan yang digunakan oleh pedagang untuk melayani para pembeli. (Ar)