KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait Corporate Social Responsibility (CSR) beasiswa pendidikan bagi siswa dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Jenjang SMP dengan 36 perusahaan atau lembaga.
Bantuan beasiswa pendidikan senilai Rp 4.364.000.000 tersebut diberikan hingga siswa SMP ini lulus.
“Atas nama anak-anak, saya mengucapkan banyak terima kasih," kata Risma usai acara yang berlangsung di Lobi Lantai 2 Balai Kota Surabaya, Senin (7/9).
Risma mengungkapkan, setiap bulan ia mengajak pegawai di Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengumpulkan uang yang dijadikan semacam zakat.
Nah ketika sudah terkumpul, uang ini yang digunakan untuk memberi bantuan kepada daerah lain yang terkena bencana alam.
"Makanya, kenapa Surabaya selalu memberi bantuan cepat di setiap ada bencana," ujarnya.
Dari uang itu, kata Risma, terkadang juga digunakan untuk membiayai anak-anak yang putus sekolah.
Namun begitu, saat ini uang itu digunakan membiayai penanganan Covid-19, terutama yang sedang melakukan isolasi mandiri.
"Biasanya kami menggunakan uang itu untuk membiayai mereka (siswa) atau kadang untuk untuk membantu daerah lain ketika ada bencana,” paparnya.
Bahkan, wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini juga menceritakan beberapa kisah anak-anak jalanan yang akhirnya dapat bersekolah kembali sehingga terhindar dari tindakan kriminal.
"Karena mereka telah terbantu untuk pendidikan anaknya. Alhamdulillah matur nuwun (terima kasih) sekali. Bapak ibu, saya terima kasih sekali, atas nama warga,” tuturnya.
Mendengar pengakuan Risma, Ketua Yayasan Sekolah Tiga Bahasa Xin Zhong School bernama Heru Budi Hartono secara spontanitas menyumbangkan total uang senilai Rp 450 juta.
Dana yang diberikan secara pribadi itu akan dibagikan kepada 50 orang pelajar. Masing-masing dari mereka menerima Rp 250 ribu sampai tahun ketiga.
“Saya pribadi membantu ini supaya bisa membantu anak-anak yang tidak mampu. Supaya mereka mendapat pendidikan yang bagus. Kemudian mereka dapat berbakti kepada Indonesia. Itu tujuan saya,” kata Heru Budi Hartono.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo mengatakan, berdasarkan data MBR yang tercatat, ada sekitar 13 ribu anak yang menerima intervensi bantuan berupa beasiswa itu. Mereka terdiri dari siswa keluarga MBR jenjang SMP.
“Jadi intervensi ini untuk anak-anak yang masuk ke SMP. Kemudian yang kedua melalui sekolah mitra warga. Jadi kalau dari mereka ada yang bersekolah di swasta mereka sudah tidak perlu bayar lagi,” kata Supomo.
Karena itu, Supomo menyatakan, bahwa sekolah swasta yang menerima siswa dari mitra warga tidak perlu lagi khawatir.
Sebab, Pemkot Surabaya telah menggandeng CSR untuk menanggung semua biaya para siswa itu sampai lulus.
Apalagi, saat ini perlakuan sekolah swasta sama seperti di sekolah negeri gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun.
“Sampai lulus tiga tahun. Jadi tidak ada biaya uang gedung atau semacamnya. Tapi kalau untuk uang rekreasi sama seperti sekolah negeri mereka membayar sendiri,” jelas dia.
Hingga saat ini, sekitar 200 sekolah swasta yang tergabung dalam program mitra keluarga.
Sedangkan untuk jumlah siswanya, kata Supomo, tergantung pada masing-masing sekolah.
“Kalau untuk buku sudah dicover oleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bopda itu masih ada kekurangan. Nah, kekurangan ini lah yang tercover oleh CSR tadi,” pungkasnya.