KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama jajarannya meninjau progres perbaikan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan akses pembangunan akses jalan baru menuju lokasi stadion tersebut, Sabtu (12/9).
Di sana, Wali Kota Risma memberikan beberapa arahan dan evaluasi agar pengerjaannya bisa segera rampung.
Beberapa sudut ruangan di dalam Stadion GBT tak luput dari perhatian Wali Kota Risma.
Salah satunya adalah memberikan saran terkait jendela di setiap ruangan. Tujuannya agar sirkulasi udara di setiap ruangan itu lebih terbuka.
“Itu jendela dibuat terbuka, agar sirkulasi udara bisa masuk lewat jendela,” kata dia sembari menunjuk salah satu ruangan.
Tak hanya meninjau progres pekerjaan di setiap ruangan Stadion GBT. Wali Kota Risma bersama jajarannya juga melihat pekerjaan di beberapa sudut luar stadion tersebut.
Kepala Bidang Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRPCKTR) Surabaya, Iman Krestian mengatakan, sembari melakukan pemantauan, Wali Kota Risma juga memberikan saran-saran.
Di antaranya adalah agar menambah jendela di setiap ruangan stadion supaya lebih banyak sirkulasi udara.
“Jadi membuat jendela terbuka agar udaranya dari luar semakin terbuka. Saat ini masih proses semua dalam pengerjaan,” kata Iman.
Sedangkan untuk pemasangan single seat, kata Iman, saat ini progres pemasangan sudah mencapai 30 persen.
Artinya, proses pemasangan masih akan terus berlanjut. Berikutnya, untuk pemasangan lift barang dan perbaikan atap juga tengah berlangsung.
“Untuk rumputnya sudah terkelupas semua. Sekarang proses materi tanam,” urainya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Anna Fajriatin menjelaskan, bahwa Wali Kota Risma tak hanya memberi arahan terkait perbaikan di Stadion GBT.
Namun, wali kota juga memberikan instruksi terkait perbaikan akses jalan baru dan pekerjaan green belt atau zona hijau di sekeliling Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo.
Nantinya, Green belt tersebut berfungsi untuk mereduksi efek negatif dari TPA.
Menurut Anna, untuk green belt tersebut, Wali Kota Risma meminta agar sebelah timur sampahnya dapat tertutupi dengan tanaman-tamaman yang rindang dan berwarna-warni.
“Jadi caranya kita tutupi dengan membran warna hitam. Lalu sampahnya itu dinaikkan. Kemudian ditutup dengan tanah,” kata Anna seusai peninjauan.
Setelah itu, kata Anna, untuk langkah berikutnya tumpukkan tanah tersebut akan diberi media untuk menanam tanaman.
Seperti, tanaman rumput, pisang kipas, flamboyan, kencana, jaranan, hingga aneka tanaman unik lainnya.
“Kita juga beri tanaman di sepanjang akses jalan pintas dari GBT menuju TPA yang jalannya sudah dibangun oleh Dinas PU Bina Marga dan Pematusan,” pungkasnya. (Ar)