Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Minggu, 20 September 2020

Sederet Respon Positif Netizen Saat Pertunjukkan Virtual Bertajuk Parade Seni Budaya Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dalam menghadirkan formula hiburan baru, bertajuk Parade Seni Budaya Surabaya tampaknya menuai tanggapan positif dari masyarakat.

Buktinya, saat pertunjukkan virtual atau pentas daring yang dibuka oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada Sabtu (19/9) kemarin, ribuan masyarakat menyaksikan melalui live Instagram dan Youtube.

Para netizen ini pun terkagum-kagum melihat tampilan kesenian tradisional dengan kemasan baru.

Seperti yang ditulis pemilik akun instagram bernama Antonius Juventus dengan komentarnya, “Tetep maju karya-karya Arek Suroboyo, Memang Sip”. “Sangat luar biasa. Harusnya seni tari juga mulai diapresiasi kan lagi dengan mematuhi protokol seperti parade seni ini," tulis pemilik akun instagram Zahra Ayu.

Ungkapan yang sama juga dituliskan oleh pemilik akun Anak Kampung. "Bukan arek surabaya. Ikutan nonton keren wis,” tulis dia. “Terima kasih Pemkot Surabaya,” begitu isi komentar yang dituliskan akun Stevanus Justisio.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, jika dilihat antuasias dari komentar-komentar di Live Instagram, hampir semua dari netizen mengaku bangga dan terharu melihat ide-ide baru dari Pemkot Surabaya.

Apalagi, sebagian besar dari netizen mengirimkan komentarnya melalui stiker bergambar jempol.

“Banyak sekali responnya dan menarik-menarik. Ada yang menyampaikan setelah sekian lama tidak pernah menyaksikan kesenian tradisional akhirnya terwujud juga. Ada juga yang mengungkapkan tak sedikit dari mereka merasa sangat terhibur,” kata Antiek, Minggu (20/9).

Menurut Antiek, beberapa netizen juga meminta acara serupa terus digelar untuk mengibur masyarakat dari rumah di tengah pandemi Covid-19.

Bahkan, seorang netizen asal Surabaya mengungkapkan rasa haru dan bahagia karena menjadi bagian dari warga Kota Pahlawan.

“Mereka mendapatkan hiburan dengan cara yang berbeda. Apalagi hiburan yang mungkin sangat sulit mereka dapatkan ketika di masa pandemi,” jelasnya.

Tidak hanya para penonton virtual, tampaknya kebahagiaan tersendiri juga dirasakan oleh para pekerja seni.

Mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) ini menerangkan, setelah beberapa bulan para pekerja seni tidak pentas, kini mereka dapat kembali berkreativitas dan menunjukkan aktualisasi diri yang kembali muncul.

“Ini adalah upaya kami untuk dapat merangkul para pekerja seni untuk tetap dapat produktif. Selain itu mereka juga ada semangat baru meskipun di tengah kondisi saat ini,” urainya.

Bahkan, seusai pertunjukkan, Antiek menceritakan bahwa para pekerja seni sangat bahagia malam itu.

Meski acara digelar dengan protokol kesehatan, namun tak menyurutkan semangat pemain untuk tampil dengan memberikan yang terbaik.

“Jadi mereka setelah acara berlangsung mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wali Kota. Setelah sekian bulan tidak berkegiatan, akhirnya dapat pentas lagi. Walaupun dengan cara dan model yang baru,” ungkapnya.

Salah seorang pekerja seni yang turut serta dalam Parade Seni dan Budaya Surabaya adalah Heri Lentho.

Menurut Heri, para pekerja seni saat ini mulai berdenyut baik langkahnya maupun pekerjaannya.

Apalagi, Pemkot Surabaya telah memberikan ruang bagi para pekerja seni untuk menunjukkan kerja nyata dalam berkarya.

“Terima kasih Pemkot Surabaya karena telah bersama-sama menunjukan kerja nyata dalam berkarya dan bekerja. Telebih yang paling utama menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar. Agar, kehidupan segera berjalan normal kembali,” pungkasnya. (Ar)

Rapid Tes Mendadak di Taman Apsari, Sebanyak 19 Orang Dinyatakan Reaktif



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Rapid tes massal dan mendadak di Taman Apsari depan Gedung Negara Grahadi yang dilakukan kemarin malam (19/9) oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil menjaring sebanyak 456 orang.

Dari angka tersebut, 355 orang adalah warga dengan KTP Surabaya. Kemudian, 101 warga lainnya merupakan warga non Kota Surabaya.

“Untuk hasil keseluruhannya, 437 orang mendapatkan hasil non reaktif dan 19 orang lainnya reaktif,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita, Sabtu (19/9).

Feny sapaan akrab Febria Rachmanita menjelaskan, setelah diketahui hasilnya reaktif, 19 orang tersebut langsung dilakukan swab di lokasi. 

Selain itu, Feny menyebut, saat ini mereka melakukan isolasi mandiri hingga hasil swab tersebut dinyatakan keluar.

“Untuk hasilnya hari ini keluar. Mudah-mudahan hasilnya negatif semua,” paparnya.

Namun begitu, Feny menegaskan saat inspeksi mendadak (sidak), sebenarnya ia telah mempersiapkan sebanyak seribu rapid test.

Tetapi pada malam itu, warga yang berada di lokasi tidak mencapai seribu orang.

“Semua ini kami lakukan untuk mendeteksi dini. Jika ditemukan warga atau pasien yang terkonfirmasi, maka kami bisa tangani secepatnya,” tegasnya.

Terlepas dari semua itu, Feny juga menjelaskan tentang angka kesembuhan yang justru terus meningkat pesat dari hari ke hari.

Menurutnya, hal ini merupakan bukti nyata keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mengatasi persoalan Covid-19.

Berdasarkan data hingga kemarin, jumlah kumulatif pasien yang sembuh sudah mencapai 11.520 pasien atau 85,16 persen dari angka kumulatif terkonfirmasi berjumlah 13.527 kasus.

“Untuk hari ini ada 150 orang yang dinyatakan sembuh,” pungkasnya. (Ar)

Dandim Surabaya Utara Instruksikan Jajarannya Sosialisasi Swab Test dari Pintu ke Pintu Warga



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Bintara Pembina Desa (Babinsa) Pegirian, Sertu Hatif mengatakan jika sebelum dilakukannya swab test, ia bersama beberapa instansi terkait menggelar sosialisasi yang ditujukan bagi warga Tenggumung Baru, Kelurahan Pegirian, Surabaya.

“Sebab, masyarakat belum paham betul pentingnya swab test yang mulai digelar di beberapa daerah di Surabaya saat ini,” ujar Hatif, Minggu, (20/9).

Sosialisasi itupun, kata Sertu Hatif, dilakukan secara door to door ke rumah warga.

“Kalau menurut saya, cara itu lebih efektif,” bebernya.

Terpisah, Dandim 0830/Surabaya Utara, Kolonel Inf Sriyono mengatakan jika pihaknya, telah menginstruksikan seluruh personelnya untuk terus bersinergi dalam upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.

Surabaya Utara, kata Dandim, harus bisa terlepas dari lingkaran pandemi corona.” Covid-19 sudah merajalela. Semua masyarakat harus paham itu,” ungkap Dandim. (Ar)

Kekeringan Hidrometeorologis di Lamongan, Forkopimda Ambil Sikap



KABARPROGRESIF.COM: (Lamongan) Kekeringan Hidrometeorologis yang terjadi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, membuat Forkopimda setempat mengambil sikap tegas.

Setidaknya, terdapat 16 armada dari beberapa organisasi Pemerintah Daerah yang saat ini disebar di beberapa Desa untuk menanggulangi adanya hal tersebut.

“Air bersih itu nantinya disebar di 16 Desa yang berada di 8 Kecamatan. Desa-Desa itu mengalami kesulitan air bersih,” kata

Dandim 0812/Lamongan, Letkol Inf Sidik Wiyono, Minggu (20/9).

Selain Kecamatan Modo, kesulitan air bersih juga terjadi di Kecamatan Sugio, Kedungoring, Tikung, Sambeng, Bluluk, Glagah dan Kembangbahu.

“Semua instansi mengirimkan beberapa armad air bersih,” ungkapnya.

Letkol Sidik menargetkan jika dalam waktu sehari, ia mewajibkan setiap armada untuk bisa menyalurkan air bersih selama 2 kali di setiap Desa atau Kecamatan.

“Penyalurannya, tetap mengacu pada protokol kesehatan. Itu harus tetap diterapkan,” tegasnya. (Ar)

Warga Surabaya Rasional, PDIP Targetkan Eri Cahyadi dan Armuji Menang 70 Persen



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armuji diyakini bisa memenangkan Pilkada Surabaya 9 Desember mendatang dengan perolehan suara hingga 70 persen.

”Gotong royong rakyat akan mengantarkan Mas Eri Cahyadi dan Cak Armuji menjadi pemimpin Surabaya ke depan. Kami targetkann 70 persen, semua kecamatan menang,” ujar Ketua PDIP Surabaya Adi Sutarwijono di sela-sela Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) di Surabaya, Minggu (20/9/2020).

Target itu, menurut Adi, diambil setelah PDIP melihat indikator yang cukup jelas terkait popularitas dan elektabilitas Eri-Armuji di mata warga.

Setelah pengumuman dan pendaftaran di KPU, dukungan kepada Eri dan Armuji terus mengalir dari rakyat.

”Dukungan itu tanpa dibuat-buat. Rakyat bergotong royong dengan semarak dan kreatif, di kampung-kampung, karena tidak ingin kemajuan dan kesejahteraan Surabaya terhenti. Mereka menyokong bersama-sama Mas Eri dan Cak Armuji,” ujarnya.

Adi menambahkan, warga Surabaya adalah tipe pemilih yang rasional. Mereka melihat rekam jejak kandidat dalam membangun Surabaya, bukan kandidat yang tiba-tiba muncul karena memiliki sumberdaya finansial.

”Warga tentu tidak akan memilih ”kucing dalam karung”. Warga Surabaya selalu melihat dengan kejernihan hati dan pikiran, karena ini menyangkut masa depan mereka,” ujar Adi yang juga ketua DPRD Surabaya.

”Warga ingin, apa yang sudah sangat baik di Surabaya, dengan program dari Wali Kota Tri Rismaharini, diteruskan dan ditingkatkan dengan inovasi-inovasi lanjutan. Dan semua itu jelas akan dilakukan Eri-Armuji. Kalau calon yang lain kan belum tentu mau melanjutkan program-program Pemkot Surabaya yang sudah baik selama ini,” imbuhnya.

Terkait survei, PDIP Surabaya dalam waktu dekat akan melakukannya untuk menyusun strategi pemenangan lanjutan. ”Pekan depan ada tim independen yang turun survei,” pungkasnya. (Ar)

Eri Cahyadi Teken Komitmen Politik, Isinya Lanjutkan Program Pro-Wong Cilik Risma



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armuji meneken ”Komitmen Politik dan Pemerintahan” dalam Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) DPC PDI Perjuangan Surabaya, Minggu (20/9/2020). 

Komitmen berisi tentang agenda kerakyatan di Kota Pahlawan.

”Dengan rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, saya dan Cak Armuji, telah menandatangani Komitmen Politik dan Pemerintahan,” ujar Eri Cahyadi.

Sejumlah isi Komitmen tersebut antara lain menjaga Kota Surabaya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setia pada ideologi Pancasila, UUD 1945, serta menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

Ada pula komitmen untuk menjaga keberlanjutan pembangunan Kota Surabaya, yang semakin maju dan menyejahterakan rakyat, terlebih memperhatikan kesejahteraan wong cilik, yang tidak mampu dan tidak berdaya.

Eri menyatakan siap menjalankan Komitmen Politik dan Pemerintahan tersebut. 

”Maka jelas bahwa platform kerja kita ke depan adalah memastikan kemajuan Surabaya tidak terhenti, dan program-program pro wong cilik yang selama ini ada tidak dihentikan,” ujar Eri.

Eri mencontohkan bagaimana di Surabaya telah ada basis data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebagai pintu dari berbagai program intervensi untuk membantu rakyat kurang mampu.

”Dari sanalah ada banyak program membantu wong cilik. Ada permakanan yang membagikan makanan gratis tiap hari ke puluhan ribu warga, beasiswa, pendidikan-kesehatan gratis, bedah rumah, pembukaan lapangan kerja, bantuan kewirausahaan, dan sebagainya,” ujar Eri yang dikenal sebagai salah seorang sosok sentral di balik inovasi kerja basis data MBR tersebut.

Calon Wakil Wali Kota Armuji menambahkan, Komitmen Politik dan Pemerintahan yang diteken ini menunjukkan bahwa Pilkada bagi PDIP bukan semata-mata ajang merebut kekuasaan, tapi bagaimana menyusun rencana besar memajukan dan menyejahterakan sebuah daerah.

”Dengan Komitmen Politik dan Pemerintahan ini, artinya kita total bekerja untuk membela wong cilik, mereka yang tidak mampu dan tidak berdaya, seperti yang dilakukan Bu Risma selama ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, Eri Cahyadi dan Armuji adalah dua sosok yang selama ini telah bekerja untuk rakyat Surabaya dengan hasil terukur, bukan sosok yang baru akan bekerja.

”Mas Eri, Cak Armuji, dan seluruh komponen masyarakat ke depan akan bekerja bergotong royong membantu wong cilik terutama agar pulih dari dampak pandemi Covid-19, dan di sisi lain tetap memajukan Surabaya sebagai kota berkelas dunia,” ujar Adi.

Sementara itu, Rakercabsus PDIP Surabaya sendiri dibuka Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dihadiri Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini, Ketua PDIP Jatim Kusnadi. Pertemuan fisik diikuti 70 orang di kantor DPD PDIP Jatim. 

Adapun pengurus lainnya dari 31 kecamatan, 896 Anak Ranting dari 1.400 RW mengikuti melalui layar monitor di Balai-Balai Pertemuan di 31 kecamatan. (Ar)

Usai Acara Parade Seni Budaya, Risma Langsung Keliling dan Gelar Rapid Tes Mendadak di Taman Apsari



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Seusai acara Parade Seni Budaya Surabaya yang digelar di Tugu Pahlawan dan disiarkan secara virtual, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung keliling Surabaya untuk mengingatkan warga supaya selalu patuh protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini.

Bahkan, saat keliling itu Wali Kota Risma tak segan-segan melakukan rapid tes massal kepada warga yang bergerombol. 

Terbukti, ketika dia melewati depan Gedung Grahadi Surabaya, ia melihat banyak anak muda bergerombol dan nongkrong di sekitar Taman Apsari atau depan Gedung Negara Grahadi.

Awalnya, dia mengelilingi Taman Apsari dari sisi timur ke arah selatan hingga sisi barat. Tepat di sisi barat Taman Apsari, dia pun turun dan meminta jajarannya untuk menutup setiap sisi jalan. 

Sebab, dia akan melakukan rapid tes mendadak di area tersebut. Mobilnya pun dibuat untuk menutup jalan sisi barat. Beberapa mobil kepala dinas pun diminta untuk menutup setiap sisi jalan.

Akhirnya, setiap sisi jalan dibuntu dan anak-anak muda yang nongkrong itu tidak bisa keluar. 

“Ayo Satpol dan Linmas ditutup. Jangan boleh ada yang keluar. Ayo rapid dulu,” kata Risma, Sabtu (19/9).

Sontak para anak muda itu kaget dan bahkan ada yang berusaha kabur. Namun, karena setiap sisi jalan sudah ditutup dan dijaga oleh Satpol dan Linmas, akhirnya mereka tidak bisa keluar dan mereka pun hanya bisa pasrah untuk dilakukan rapid tes.

Tak lama kemudian, kursi duduk untuk warga antri dan meja-meja untuk rapid tes tiba di lokasi. 

Bahkan, para petugas medis dengan baju hazmat lengkap tiba di lokasi. 

Muda-mudi yang nongkrong itu akhirnya diminta duduk di kursi yang sudah diatur jaraknya. Ratusan anak muda itu pun antri untuk dilakukan rapid tes massal.

Pada kesempatan itu, Risma mengatakan bahwa sebenarnya sasarannya malam ini bukan di Taman Apsari. 

Namun karena melihat di sekitar Taman Apsari itu banyak anak muda yang nongkrong dan bergerombol, akhirnya rapid tes mendadak itu digelar di tempat tersebut.

“Sebetulnya sasaranku bukan di sini, tapi setelah saya putar tadi, ternyata banyak sekali di sini. Akhirnya kita lakukan di sini,” kata dia.

Ia juga memastikan bahwa ratusan anak muda itu dilakukan rapid tes. Jika ditemukan ada yang reaktif, langsung dilakukan tes swab dengan mobil PCR yang telah disediakan di sisi selatan Taman Apsari. 

“Jadi, bagi yang reaktif, langsung kami tes swab dan akan kami bawa untuk menjalani isolasi,” kata dia.

Risma juga memastikan bahwa operasi mendadak semacam itu akan terus dilakukan di Kota Surabaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

“Ini akan terus kami gelar demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tegasnya.

Sementara itu, Amrullah, warga Wonocolo yang saat itu ikut rapid tes mengaku kaget ketika tiba-tiba Wali Kota Risma datang dan langsung digelar rapid tes. 

Ia pun mengaku tidak bisa kabur karena memang semua sisi jalan sudah ditutup dan dijaga anggota Satpol dan Linmas.

“Akhirnya ya pasrah aja ikut tes. Sebenarnya ini bagus sih untuk memutus penyebaran Covid-19 ini. Saya sih mendukung karena ini memang demi kebaikan,” kata dia pasrah.

Hingga pukul 23.00 WIB, rapid tes itu masih berlangsung dan sementara ini sudah sekitar delapan orang yang hasilnya reaktif dan langsung dilakukan tes swab. 

Bahkan, di lokasi masih dilakukan blokade jalan, sehingga warga atau anak muda yang mau kabur tidak akan bisa. 

Sedangkan bagi warga yang sudah rapid tes, langsung diperkenankan pulang. (Ar)

Fasilitasi Seniman, Wali Kota Risma Buka Parade Seni Budaya Surabaya yang Digelar Via Virtual



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka Parade Seni Budaya Surabaya yang digelar di area Tugu Pahlawan Surabaya dan disiarkan secara virtual atau live Instagram dan streaming YouTube, Sabtu (19/9) malam.

Pembukaan itu ditandai dengan penyerahan Bendera Merah Putih kepada salah satu seniman Surabaya.

Tayangan langsung perdana kali ini mengusung tema yang bertajuk “Surabaya Merah Putih”. 

Pementasan ini menghadirkan kembali peristiwa perobekan Bendera Merah Putih Biru di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) pada tanggal 19 September 1945 silam. 

Para seniman itu dengan lihainya memperagakan perobekan bendera di hotel bersejarah itu. 

Dengan diwarnai perkelahian dan meninggalnya salah satu pejuang, akhirnya bendera Biru itu berhasil disobek dan tinggal bendera Merah Putih berkibar dengan gagahnya.

Setelah itu, Risma tampil memukau dengan membacakan sebuah puisi berjudul "Memori Surabaya Merah Putih". 

Suaranya yang lantang menggelegar, bikin merinding para pendengarnya. "75 tahun lalu, di bumi Surabaya tepatnya di hotel Yamato ini, telah terjadi peristiwa perobekan bendera merah putih biru, dimana warna biru dirobek dan menjadi merah putih, yang kemudian dikibarkan kembali, gagah perkasa diangkasa raya Surabaya," kata Risma memulai puisi pengobar semangat berjuangnya.

"Di tempat inilah, lautan manusia dari berbagai suku dan agama, berkumpul, bersatu dan bergerak melawan, karena tanah airnya yang ber-Bhinneka Tunggal Ika diusik oleh kesombongan segerombolan manusia angkuh, arek Surabaya tak Sudi dijajah kembali, arek Surabaya membuktikan kepada dunia, bahwa Republik Indonesia benar-benar telah merdeka," katanya.

Diakhir puisinya, ia seakan terus mengobarkan semangat. "Bahwa kami arek-arek Suroboyo adalah penerusmu, bahwa kami arek-arek Suroboyo adalah pewarismu, yang tak sedikitpun luntur darah merah keberanianmu, yang tak sedikitpun goyah kesuciannya dalam mengisi kemerdekaan. Walaupun bumi bergoncang, bulan, bintang dan matahari mengoyak langit, kami adalah petarung yang teguh menjaga Indonesia merah putih. Merdeka...merdeka....merdeka...," ujarnya menggelegar sembari diikuti para seniman dan jajaran Pemkot yang hadir kala itu.

Pada kesempatan itu, menjelaskan bahwa Parade Seni Budaya Surabaya ini merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya dalam rangka menggerakkan kembali para seniman dan budayawan. Supaya tetap bisa berkontribusi di dalam setiap langkah gerak Kota Surabaya.

"Jadi, meskipun ini di era pandemi Covid-19, tapi para seniman juga harus tetap berkreasi dan berdaya guna," kata dia.

Ia juga memastikan bahwa setelah rangkaian acara semacam ini akan terus menerus dilaksanakan hingga Desember 2020 mendatang. 

Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk menyaksikan acara Parade Seni Budaya tahun 2020 ini. 

"Mudah-mudahan kegiatan ini bukan hanya menggerakkan para seniman, tapi juga menggerakkan kita semuanya di era pandemi Covid-19 ini," ujarnya.

Bahkan, ia juga mengajak kepada semua pihak untuk tidak pernah menyerah dan tidak boleh putus asa. 

Ia juga meminta untuk tidak boleh berhenti berkreatifitas dan tidak boleh berhenti berinovasi. 

"Kita harus terus bergerak, sehingga kita tidak bisa dikatakan bahwa Surabaya sekarang berhenti, kita harus terus bergerak sesulit apapun dan seberat apapun, kita pasti bisa melampaui, karena kita adalah cucu dan anak para pejuang yang telah berjuang sedemikian keras untuk mempertahankan Kemerdekaan pada tahun 1945 silam," kata dia.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan bahwa Parade Seni Budaya Surabaya itu digelar mulai tanggal 19 September hingga akhir Bulan Desember 2020. 

Nantinya pertunjukkan itu akan digelar mulai tiga hingga lima kali dalam sepekan.

"Misalnya tanggal 19 September ini, kita mengambil tema Surabaya Merah Putih, berkaitan dengan perobekan bendera. Akan tampil mulai KPJ (Komunitas Penyanyi Jalanan), ludruk, teater, dan musik dalam suatu kegiatan seni budaya,” kata Antiek di lokasi.

Menurutnya, kesenian tradisional seperti wayang orang, karawitan hingga ketoprak juga disuguhkan dalam parade tersebut. Menurut Antiek, setiap momen di pertunjukkan itu menyajikan tema yang berbeda-beda. Para seniman secara bergantian akan mengisi kegiatan itu.

"Artinya dalam tampilan virtual itu seniman tampil secara bergantian dalam momen dan tema yang berbeda-beda," terangnya.

Untuk meramaikan pertunjukkan yang berlangsung secara virtual tersebut, Disbudpar juga menggandeng beberapa tokoh seniman dan budayawan asal Surabaya. Seperti, Cak Kartolo, Cak Lupus, dan Cak Suro.

Sementara masyarakat dapat menyaksikan pertunjukkan Parade Seni Budaya Surabaya ini mulai pukul 19.00 Wib melalui virtual di beberapa akun media sosial instagram dan kanal youtube milik Pemkot Surabaya. Di antaranya, Sparkling Surabaya, Sapa Warga Surabaya, dan Bangga Surabaya.

"Kita juga berkolaborasi dengan beberapa media televisi. Oleh karena itu, ia mengajak semuanya pihak untuk menonton dan menikmati pertunjukan seni budaya ini," pungkasnya. (Ar)

Begini Kendala Petugas Dinkes Surabaya Tangani Pasien Covid-19 Rawat Jalan



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyatakan, beberapa pasien yang sedang menjalani rawat jalan di rumah, ada yang belum mengikuti tes swab.

Hal itu mungkin saja karena mereka terkendala kesibukan di rumah.

"Jadi pasien-pasien rawat jalan kita melihat bahwa mereka belum di-swab, dan sudah waktunya swab. Mungkin karena kesibukannya, sehingga kita jemput bola di rumah untuk melakukan tes swab itu," kata Febria, Sabtu (19/9).

Namun, kata Febria, bagi pasien yang sehat, dia bisa datang langsung ke Puskesmas setempat untuk mengikuti tes swab.

Meski demikian, ada pula dari sebagian warga itu tidak mau tes swab.

"Bagi pasien yang sehat, dia bisa datang ke Puskesmas. Tapi kalau memang dia tidak mau ke Puskesmas, kita yang jemput bola ke rumahnya," ujar Febria.

Feny- sapaan lekat Febria Rachmanita juga mengungkapkan, ada beberapa pasien yang enggan dilakukan tes swab meski petugas sudah datang ke rumahnya.

Alhasil, pemkot pun harus membujuk pasien itu agar mau dilakukan tes swab.

Ia pun mengaku dibantu jajaran kecamatan dan kelurahan untuk melakukan tes swab dan membujuk warga yang rawat jalan tersebut.

"Kemarin itu masih ada beberapa yang menolak, masih ada yang tes SKB (CPNS). Nah, yang menolak itu kita sampaikan bahwa akan dijemput Pak Polisi, nanti dibawa ke Hotel Asrama Haji. Akhirnya mereka janjian hari ini mau tes swab," ujar Feny.

Ia juga menyebut, ada sekitar 30 orang yang enggan dites swab di rumahnya.

Akan tetapi, jumlah tersebut bukan berarti semuanya tidak mau di-swab. Bisa saja karena mereka belum siap, atau masih ada kesibukan di rumahnya.

"Mungkin ada juga pada saat itu belum siap. Tapi intinya hari ini harus selesai semua. Yang belum ini, mereka sudah janjian untuk tes swab hari ini semua," terangnya.

Menurut Feny, rata-rata warga yang melakukan rawat jalan di rumah itu enggan mengikuti perawatan di Hotel Asrama Haji.

Karenanya, pemkot kemudian menerapkan jemput bola untuk melakukan pemeriksaan swab di rumah mereka.

Upaya ini dilakukan dengan harapan supaya tidak sampai terjadi klaster di lingkungan keluarga.

"Rata-rata mereka yang tidak mau di Asrama Haji, maka kita jemput bola. Supaya tidak sampai terjadi klaster keluarga. Dan supaya kita juga tahu kondisi mereka seperti apa," papar dia.

Feny menambahkan, saat ini seluruh Puskesmas di Surabaya dapat melayani pemeriksaan swab bagi warga Kota Pahlawan.

Sehingga masyarakat tak perlu datang jauh-jauh ke Labkesda Surabaya.

"Semua Puskesmas dapat melayani swab. Kalau Senin - Kamis, mulai jam 08.00 - 12.00 WIB. Sedangkan hari Jum'at - Sabtu, mulai jam 08.00 - 10.00 WIB," tuturnya.

Karenanya, Kadinkes ini kembali menyarankan kepada warga Surabaya agar dapat memanfaatkan layanan swab di Puskesmas setempat tanpa harus datang ke Labkesda Surabaya.

Pasalnya, pemeriksaan swab yang dilakukan di masing-masing Puskesmas itu juga berhubungan dengan pemetaan tracing yang akan dilakukan Pemkot Surabaya.

"Karena Puskesmas wilayahnya itu juga harus tahu kondisi warganya. Sehingga bisa memetakan kondisi kesehatan wilayah masing-masing," pungkasnya. (Ar)

Manajemen RPH Pastikan Tak Terlibat Politik Maupun Dukung-mendukung Salah Satu Paslon di Pilkada Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya Bella Bima memastikan bahwa jajaran manajemen dan staf RPH tidak ada satu pun yang terlibat politik atau pun yang berafiliasi politik.

Sebab, itu merupakan larangan yang selalu dipegang teguh jajaran RPH mulai dulu hingga sekarang.

Oleh karena itu, apabila ada salah satu pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya di Pilkada Surabaya yang didukung oleh RPH, itu tidak benar.

Berbeda jika itu didukung oleh para jagal atau para pengguna jasa di RPH.

"Jadi, kami pastikan bahwa manajemen dan staf RPH tidak ada yang ikut atau pun berafiliasi politik. Sedangkan foto-foto yang beredar dan mendeklarasikan mendukung salah satu pasangan calon, jelas itu bukan pihak manajemen dan staf RPH," kata Bella, Sabtu (19/9).

Menurut Bella, dari foto yang beredar itu, ia mengaku sudah melihat satu persatu dan tahu orang-orangnya.

Ia memastikan bahwa orang-orang yang mendukung itu adalah orang-orang pengguna jasa atau para jagal.

"Saya sudah lihat satu persatu orangnya dan disitu ternyata para jagal yang biasanya melakukan pemotongan di RPH, jadi sekali lagi bukan manajemen dan staf RPH," katanya.

Karena mereka orang-orang yang menggunakan jasa RPH, maka sebenarnya mereka itu sama persis dengan pelanggan di pasar-pasar atau sama persis dengan warga biasa, sehingga tidak ada alasan bagi RPH untuk melakukan intervensi atau pun melarang kegiatan mereka.

"Karena mereka sama dengan warga biasa, berarti hak mereka berpolitik. Yang pasti di foto yang beredar itu tidak ada satu pun manajemen dan staf RPH," kata dia.

Oleh karena itu, ia berharap warga atau pun nitizen bisa menyaring informasi mana yang benar dan mana yang hoax.

Sebab, sekali lagi dia memastikan bahwa tidak mungkin jajarannya berafiliasi politik.

"Jadi, saya jamin manajemen RPH tidak berafiliasi politik," pungkasnya. (Ar)

Membuka Acara NU, Risma Ajak Semua Pihak Selamatkan Generasi Muda



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka acara bertajuk Musyawarah Kerja Cabang III PCNU Kota Surabaya.

Saat itu, Risma membuka acara dengan virtual dari Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Sabtu (19/9).

Pada kesempatan itu, Risma berterima kasih kepada jajaran PCNU. Terutama anshor yang selama ini telah banyak membantu dalam mengimplementasikan berbagai programnya. Salah satunya, yakni penutupan Lokalisasi Dolly.

“Pertama, matur nuwun selama menjabat 10 tahun wali kota saya dibantu. Pada tahun 2012 saat menutup Dolly saya dibantu anshor se-Surabaya,” kata Risma.

Ia menjelaskan saat ini Risma kerap kali mendengar dari masyarakat, bahwa keputusan menutup lokalisasi tersebut dinilai memang tepat. 

Bahkan hal itu disampaikan warga ketika Risma beberapa kali bertemu dengan masyarakat.

“Beberapa kali saat pertemuan warga bilang pada saya soal keputusan itu. Sekali lagi matur nuwun,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Risma mengajak kepada warga NU dan warga Kota Surabaya untuk berjuang. 

Perjuangannya pun berbeda dengan masa penjajahan dulu. Jika dulu berjuang melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan supaya bisa sekolah, makan dan hidup normal, tapi sekarang berjuangnya berbeda. 

"Mungkin kalau sekarang kita melihat anak-anak pegang HP dan melihat sesuatu yang tidak benar, ayo, Monggo kita ingatkan. Kita perangi ini bersama-sama," katanya.

Di samping itu, dia juga mengajak untuk terus menegakkan Al-Quran dan Al-Hadist untuk memerangi kebatilan yang bentuk berbeda-beda. 

Menurutnya, sekarang ini memang harus menegakkan dengan cara yang berbeda untuk menyelamatkan anak-anak Surabaya. 

"Jangan sampai anak-anak kita dicekoki khilafah-khilafah dan lainnya yang dapat merusak tatanan negara dan agama kita," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk saling bergandengan tangan dan bersama-sama untuk menyelamatkan anak-anak. 

Ia pun yakin apabila ini dilakukan bersama-sama, pasti bisa mempertahankan anak-anak dan bisa selamat di dunia dan akhirat. 

"Makanya saya minta tolong," ungkapnya.

Risma juga mengungkapkan bahwa jika dapat menyelamatkan generasi muda dari hal-hal yang negatif, maka sama halnya dengan menyelamatkan sebuah negara dari kehancuran. 

Oleh sebab itu, ia tak henti-hentinya berpesan agar dapat bergotong royong menjaga para pemuda khususnya di Surabaya untuk memiliki akhlak yang baik. 

“Saya juga minta tolong Ansor untuk membina Remaja Masjid (Remas) sehingga anak-anak kita bisa mendapatkan pendidikan agama yang baik,” papar dia.

Di kesempatan yang sama, Wali Kota Risma menambahkan agar ke depan, silaturahmi semacam ini tetap terjaga dengan baik, sehingga ulama dan umaro' bisa terus bekerjasama. 

Kemudian para ulama juga dapat saling bergandengan tangan. “Sehingga kita bisa saling menciptakan lingkungan dan kota yang sehat. Sehat batinnya, sehat rohaninya dan sehat akhlaknya. Bukan hanya sehat secara fisik,” pungkasnya. (Ar)

Sabtu, 19 September 2020

Warga Petemon Laporkan Stiker Adu Domba Whisnu Sakti Buana Dengan Eri Cahyadi ke Polrestabes Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Warga Petemon, Surabaya, Kongko Windani, melaporkan ke Polrestabes Surabaya atas temuan stiker berisi hasutan dan provokasi terhadap kader PDI Perjuangan. Stiker tersebut ditempelkan di wilayah Petemon, Surabaya.

Kongko Windani, bersama kader Kepala Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) PDIP Surabaya Arif Budi Santoso, membawa stiker tersebut kepada pihak kepolisian untuk dijadikan barang bukti.

Arif Budi Santoso menjelasakan, laporan ini bermula pada  peristiwa Jumat  (17/9) dinihari,  sekitar pukul 01.00 WIB di kawasan Jalan Petemon Barat hingga Jalan Petemon Gang III.

Ketika itu, ada beberapa orang yang menempelkan stiker di tiang listrik, tembok-tembok dan tempat strategis kawasan basis pendukung PDIP tersebut.

Striker tersebut bergambar Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnus Sakti Buana yang sedang duduk di punggung banteng.

Sementara, di sebelahnya ada gambar mantan Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi, duduk di atas sofa.

Stiker tersebut diberi tulisan: ”Jare Mak’e, Gak Perlu Jadi Walikota. Tumpakno Replika Banteng Wes Seneng”.

"Ini kan semacam hasutan, mengadu domba antarkader PDI Perjuangan. Akhirnya kita amankan mereka. Kita copot stiker yang sudah tertempel, kurang lebih ada 500 biji. Yang belum tertempel, juga kita sita," kata Arif.

Dua orang yang diamankan oleh warga adalah Januar Johan Ramadhan dan Kristianto.

"Waktu kita tanya, ternyata mereka  disuruh seseorang bernama Jimmy. Akhirnya kita panggil Jimmy. Jimmy ngakunya juga disuruh orang. Alasannya untuk memperkuat kader PDIP. Ini tidak masuk akal. Jimmy kita suruh untuk memanggil orang yang menyuruhnya, tetapi malah tidak kembali," lanjut Arif.

Atas dasar itulah, kasus itu akhirnya dilaporkan ke Polrestabes Surabaya dan Bawaslu kota Surabaya.

Arif berharap, dengan temuan stiker tersebut, diharapkan agar kader kader PDIP tidak mudah terhasut dan terprovokasi. 

Sebab, lanjut Arif, stiker semacam itu kabarnya juga bertebaran di wilayah tengah kota.

"Makanya, kalau ada kader yang menemukan itu, tolong dicopot saja, dan laporkan kepada kita," pungkasnya (Ar)