Jumat, 06 November 2020



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Desakan masyarakat agar siswa bisa segera melaksanakan proses belajar mengajar sistem tatap muka sepertinya akan segara terealisasi seiring dengan kian menurunnya angka pandemi di wilayah Kota Surabaya.

Apalagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) memastikan telah menyelesaikan kajian sekolah tatap muka.

Meski masih harus menyesuaikan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, dan rekomendasi dari Gugus Tugas Covid-19 Surabaya.

Terkait hal ini, Reni Astuti Wakil Ketua DPRD Surabaya mewanti wanti kepada Pemkot Surabaya untuk tetap bertindak waspada ketika proses belajar dengan sisitem tatap muka ini benar-benar sudah dan sedang berlangsung.

Reni mengatakan, bahwa kebijakan ini diambil merupakan respon positip dari pemerintah terkait keluhan sekaligus desakan para wali murid terutama kaum ibu dan siswa yang menginginkan segera dilaksanakan proses belajar tatap muka.

“Pemkot Surabaya memang harus mendengar dinamika yang berkembang jika sudang menyangkut kebijakan, tetapi harus ada keputusan agar supuya bisa jelas. Oleh karena itu, keputusan itu harus mengacu kepada aturan yang ada dan sedang berlaku,” ucap Reni, Jum'at (6/11).

Politisi perempuan asal PKS ini berpendapat, jika zona kuning sudah diperbolehkan sekolah tatap muka.

Asalkan dengan cara bertahap dan Pemkot dapat menjamin, dengan dibukanya satuan pendidikan, misalnya sekolah dan dimulai dari tingkat SMP dulu dengan kelengkapan protokol kesehatan yang lengkap, menurutnya tidak ada masalah.

“Tinggal bagaimana aturan dan mekanismenya, ini harus disiapkan dengan betul,” katanya.

Reni mencontohkan, jika sorang guru telah dilakukan tes swab saat ini atau minggu lalu, maka belum tentu di minggu berikutnya kondisinya akan sama (negatif). Makanya harus terus dilihat.

“Maka saya mendorong Pemkot untuk memiliki data base kesehatan guru yang isinya lengkap, kemudian bisa diketahui betul setiap saat,” ujarnya.

Bila perlu, kata Reni, digunakan aplikasi tertentu, sehingga bisa mengetahui secara benar kondisi kesehatan dan domislinya, terutama untuk yang komorbit dan lansia.

Bahkan akan lebih bagus lagi jika bisa mendapatkan data kesehatan siswa dan keluarganya.

“Siswa dirumah itu kian bisa saja dengan Kakeknyaa atau Neneknya. Artinya, bisa jadi siswa ini sehat namun tinggal dengan orang tua yang rentan. Ini yang juga harus diperhatikan,” tandasnya.

Oleh sebab itu, kata Reni, saat ini kerjasama Dinas Pendidikan dengan Dinas Kesehatan memang perlu ditingkatkan. Kesemuanya ini dipersiapkan sebagai respon dari para ibu dan siswa yang sudah ingin sekali bersekolah tatap muka.

“Maka saya sering ingatkan kepada ibu-ibu, kalau anaknya ingin cepat bisa ke sekolah, maka bantu pemerintah dengan cara memperkuat budaya 3 M protokol kesehatan itu. Meski kasus aktif kian menurun, tetapi saya tetap meminta soal pendataan ini untuk benar-benar presisi,” ujarnya.

Reni juga meminta agar Pemkot Surabaya terus gencar melakukan sosialisasi soal ketersediaan layanan tes swab gratis di seluruh Puskesmas, setiap hari. Untuk siapa dan bagaimana caranya. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Debat perdana Pilkada Surabaya 2020 diyakini akan menaikkan elektabilitas pasangan nomor urut 1 (Eri Cahyadi-Armudji). 

Pasalnya Paslon 1 ini dinilai lebih menguasai materi dan sering mematahkan serangan paslon nomor 2 (MA-Mujiaman) dengan data.

Gerakan Alumni Surabaya Satu (GASS) melihat kecakapan pasangan Eri Cahyadi-Armudji dalam menguasai panggung debat lantaran cukup data.

"Paslon 1 menguasai permasalahan yang diajukan oleh Paslon 2. Dan menjawabnya dengan data yang tidak terbantahkan," ujar Akademisi UINSA, Andri Arianto yang juga menjadi panelis nonton bareng (nobar) yang digelar GASS di Jalan Mawar no 54, Surabaya kemarin.

GASS menggelar acara nobar debat terbuka Pilkada Surabaya 2020 yang dihadiri oleh anggota serta masyarakat sekitar. 

Nobar tersebut diikuti oleh 3 panelis, yakni Andri Arianto (Akademisi UINSA), Ali Yusa (Dewan Pendidikan Surabaya/Akademisi UNMUH) serta A.Baidowi (Alumni UINSA).

Paslon 2, lanjut Andri, cenderung tidak menggunakan data, seringkali mengatakan berdasar pandangan mata serta hasil blusukan. 

Tentu keakuratan pernyataan Paslon 2 patut dipertanyakan.

"Paslon 2 tidak mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan Paslon 1, terkait data. Paslon 2 hanya menghabiskan waktu bicara dengan membelokkan pembicaraan sehingga tidak fokus," imbuhnya.

Dalam memberikan keterangan serta pertanyaan balik, pasangan Eri Cahyadi-Armudji dianggap lebih kompak dan santun.

"Cawali Eri Cahyadi sangat bersinergi dengan Cawawali Armudji sedangkan Cawali 2 tampak tidak kompak dengan Cawawali 2 (bisa dilihat dari gestur tubuh pada Paslon 2)," imbuhnya.

Ketiga panelis nobar tersebut menyimpulkan bahwa pasangan no urut 1 Eri Cahyadi, Armudji dinilai memiliki kemampuan dan cukup kapabilitas untuk memimpin serta melanjutkan pembangunan di Surabaya. (Ar)


Kamis, 05 November 2020


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya)
Tim Tabur Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak terdiri dari seksi intel dan jaksa eksekutor pidsus bersama dengan Kejati Jatim melaksanakan eksekusi terpidana Zulhaeri Harahap terkait kasus Tindak Pidana Kepabeanan.

Eksekusi Zulhaeri Harahap ini berdasarkan petikan Putusan Mahkamah Agung (MA) RI No.2077K/Pid.Sus/2012 tanggal 13 Nopember 2013.

"Eksekusi baru kita laksanakan hari ini di rumah tempat tinggal Jl. Taman Vancouver J4 No. 6 RT. 01 RW. 09 Perum Suri Surya Jaya Kel. Ketajan Kec. Gedangan Kab. Sidoarjo," jelas Kasi Intel Kejari Tanjung Perak, Erick Lutfiandyah, Kamis (5/11).


Usai ditangkap dirumahnya, menurut Erick, terpidana Zulhaeri Harahap selanjutnya dieksekusi ke Rutan Klas I cabang Kejati Jatim untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.

"Setiba di Kejati Jatim Pukul 17.05 wib, terpidana dibawa terlebih dahulu ke poliklinik Kejati Jatim untuk dilakukan uji Rapid covid, dan setelah diperiksa didapatkan hasil nonreaktif dan terpidana dalam keadaan sehat. Kemudian terpidana segera ditempatkan dalam Rutan Medaeng cabang Kejati Jatim pukul 17.20 wib," paparnya.


Erick menambahkan ketika ditangkap, terpidana Zulhaeri Harahap sangat kooperatif dengan tim Tabur Kejari Tanjung Perak terdiri dari seksi intel dan jaksa eksekutor pidsus bersama dengan Kejati Jatim termasuk juga keluarganya.

"Terpidana kooperatif. Pelaksanaan eksekusi juga disaksikan oleh istri terpidana dan pihak sekuriti Perumahan serta kepala lingkungan, tanpa menarik perhatian masyarakat setempat," ungkapnya.

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA) RI, terpidana Zulhaeri Harahap menjalani hukuman penjara dua tahun dipotong masa penahanan 9 bulan dan denda Rp100.000.000, subsider 3 bulan kurungan. (Ar)






KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Dankodiklatal) Laksda TNI Nurhidayat didampingi Ketua Pengurus Gabungan Jalasenastri Kodiklatal menghadiri acara pisah sambut Pangdam V/Brawijaya dari Mayjen TNI Widodo Iryansyah kepada Mayjen TNI Suharyanto di Gedung Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, Kamis, (5/11).

Selain Dankodiklatal hadir dalam acara tersebut para Pejabat Utama TNI dan Polri Wilayah Surabaya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta pejabat Forkopimda Jawa Timur.

Acara diawali dengan pembukaan, pesan dan kesan pejabat lama Mayjen TNI Widodo Iryansyah perkenalan pejabat baru Mayjen TNI Suharyanto, sambutan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pembacaan Doa dan diakhiri ramah tamah.

Adapun Upacara serah terima jabatan Pangdam V/Brawijaya ini telah dilaksanakan di Mabes TNI AD Jakarta pada tanggal 3 November 2020 lalu dan dipimpin langsung  Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.

Mayjen TNI (Purn) Widodo Iryansyah selanjutnya memasuki masa pensiun. Sedangkan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto, sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. (Pen Kodiklatal/Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Laut (Dankodiklatal) Laksda TNI Nurhidayat menghadiri Pembukaan Latihan Survei dan Pemetaan Hidro-Oseanografi (Latsurta Hidros) TA 2020 secara Virtual.

Adapun pembukaan tersebut dipimpin langsung Kepala Pusat Hidro Ocenografi Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksda TNI Agung Prasetiawan di Gedung Serba Guna Pushidrosal, Jl. Pantai Kuta V/I, Ancol Timur, Jakarta Utara, Kamis, (05/11/2020).

Latsurta Hidros TA 2020 yang diselenggarakan Pushidrosal ini pada hakikatnya adalah untuk melatih ketrampilan prajurit dan kesiapsiagaan unsur Pushidrosal pada setiap kegiatan di laut.

Latihan ini digelar sebagai wujud pembinaan kemampuan personel dalam merencanakan suatu operasi survei dan pemetaan hidro-oseanografi, baik dalam bentuk Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Dalam pelaksanaan latihan ini dilaksanakan tahap Geladi Posko dengan  kegiatan mekanisme proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam Operasi Surta Hidro-Oseanografi dan penyusunan rencana operasi lengkap sesuai dengan tuntutan tugas operasi yang akan dilaksanakan serta diakhiri dengan Tactical Floor Game (TFG).

Adapun Latsurta Hidros ini merupakan gambaran nyata Pushidrosal dalam menjalankan tugas pokoknya melaksanakan survey dan pemetaan di perairan Indonesia, terutama yang berkaitan dengan masalah keselamatan pelayaran sesuai yang diamanahkan oleh TNI AL, TNI, Bangsa dan Negara. (Pen Kodiklatal/Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Meskipun angka kasus Covid-19 kian menurun setiap harinya, namun upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memutus penyebaran virus global ini tidak pernah kendor sedikit pun.

Berbagai langkah terus dilakukan untuk menekan angka kasus agar Kota Pahlawan segera bebas dari pandemi.

Buktinya, hingga hari ini, jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya tetap melakukan tes swab secara masif diberbagai titik lokasi.

Berdasarkan data terbaru, Kamis (5/11), pemkot telah melakukan pemeriksaan sebanyak 215.869 spesimen.

Total keseluruhan pemeriksaan 215.869 spesimen itu dimulai sejak awal kasus hingga berdirinya Laboratorium Kesehatan Daaerah (Labkesda) yang terletak di Gayungsari, Surabaya.

Selain itu, keberadaan swab hunter juga memiliki peran dan mendukung upaya dalam memasifkan swab bagi warga Surabaya.

“Apalagi swab hunter ini setiap hari bergerak di seluruh kecamatan dan menyasar kepada orang-orang yang melanggar protokol kesehatan (prokes),” kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Kamis (5/11).

Febri sapaan akrab Febriadhitya Prajatara menjelaskan, jika dihitung dalam sebulan terakhir untuk swab hunter, jumlah masyarakat yang terjaring dan dilakukan tes berjumlah tiga ribu spesimen.

Namun begitu, setelah dilakukan tes swab, ternyata hasil menunjukkan sebagian besar masyarakat hasilnya negatif Covid-19.

“Paling banyak pagi hari ya, sehari bisa sampai 40-50 orang yang melanggar prokes dan dilakukan tes swab,” tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Febri menyebut selain swab yang tetap masif dilakukan, ternyata angka kesembuhan pasien Covid-19 terus meningkat.

Bahkan terkini, kasus aktif pun semakin hari semakin berkurang.

Terbukti per hari ini, jumlah kumulatif kesembuhan mencapai 14.896 kasus.

Sementara itu, untuk angka kasus aktif Covid-19 berjumlah 75 orang.

“Alhamdhulillah kasus aktifnya tinggal 75 orang. Semoga virus ini segera hilang dari Kota Surabaya,” tegasnya.

Ia berpesan, meskipun kondisi Surabaya saat ini semakin terkendali namun tak berarti masyarakat abai prokes. 

Menurut dia, sosialisasi prokes tetap harus terus dilakukan dan ditegakkan. 

“Pakai masker tetap menjadi keharusan, jaga jarak dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PBHS), jangan lupa rajin cuci tangan,” pungkasnya. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Probolinggo) Guna mencetak Prajurit TNI Angkatan Laut yang handal dan profesioanal di bidang persenjataan atas air, sebanyak 166 siswa kejuruan Senjata Atas Air (SAA) yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah Artileri (Seart) Pusat Pendidikan Pelaut (Pusdikpel) Kodikopsla Kodiklatal menggelar Lattek menembak Meriam di  Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AL  Paiton Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, Selasa, (5/11).

Latihan yang berlangsung selama lima hari tersebut dipimpin langsung Komandan Seart Pusdikpel Letkol Laut (P) Hananto Dwi Prasetyo yang juga sebagai Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Lattek Penembakan Meriam.

Dari 166 siswa Seart tersebut terdiri 14 Siswa Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa) Artileri, 62 Siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) kejuruan Senjata Atas Air (SAA) Angkatan ke 50 dan 90 Siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) Angkatn 40 gelombang 1 kejuruan Amonisi, Meriam dan Rudal.

Sebelum pelaksanaan Lattek Penembakan Komandan Seart Pusdikpel Letkol Laut (P) Hananto Dwi Prasetyo menyampaikan bahwa Praktek menembak ini merupakan penjabaran dari teori yang sudah diterima di kelas kemudian diaplikasikan dalam bentuk latihan praktek yang meliputi pemeliharaan senjata dan penguasaan dalam penembakan, sehingga para siswa mampu menjadi operator dan pembantu operator meriam yang handal dan profesional.

Menurutnya dalam pelaksanaan lattek ini para siswa akan praktek menembak menggunakan beberapa senjata antara lain meriam kaliber 37 mm, meriam kaliber 40 mm, meriam kaliber 76 mm dan  mitraliur 12,7 mm.

Untuk materi latihan yang dilaksanakan adalah prosedur pengoperasian meriam, peran tempur, latihan penembakan dengan sasaran permukaan dan udara, metode mis fire dan penembakan meriam 76 dari simulasi Pusat Informasi Tempur (PIT) di gedung Gunnery Firing Range (GFR).

Mengingat dalam pelaksanaan penembakan menggunakan peluru tajam, Komandan Seart ini berpesan agar para peserta Lattek menjaga keamanan personil dan material, mengikuti instruksi apa yang disampaikan pelatih. (Pen Kodiklatal/Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Puluhan pemuda yang mengatasnamakan "Anak-anak Bu Risma Bersatu" menggelar aksi empati sebagai bentuk dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Ini lantaran Risma sebelumnya diadukan oleh seorang advokat, Abdul Malik, ke Polda Jatim pada Selasa (2/11) lalu. 

Advokat yang juga politisi Partai Gerindra ini menuduh Risma telah melakukan kebohongan publik lantaran menyebut Cawali Surabaya, Eri Cahyadi sebagai anaknya.

Albert Kurniawan, Koordinator Anak-anak Bu Risma Bersatu menegaskan, agenda ini dilakukan sebagai bentuk empati dukungan kepada Wali Kota Risma. 

Ia menilai, bahwa pelaporan yang dilakukan Abdul Malik ke Polda Jatim itu mengada-ada dan lucu.

"Ini adalah aksi solidaritas bahwa arek-arek Suroboyo ini berada di belakang Bu Risma. Kami menyatakan bentuk dukungan kepada Bu Risma, karena pelaporan Bu Risma yang kami rasa itu hanya pelaporan yang mengada-ada dan lucu," kata Albert saat ditemui usai aksi kegiatan, Kamis (5/11).

Selain menggelar aksi orasi, puluhan pemuda ini juga melakukan long march mulai perempatan SMA kompleks (Jalan Wijaya Kusuma) menuju kawasan Balai Kota Surabaya.

Dalam aksi itu, mereka membawa puluhan poster yang bernada dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Di sini kami juga merasakan bahwa Bu Risma itu merupakan sosok Ibu bagi kami. Kami sebagai anak-anak Surabaya merasakan benar-benar dimong (diasuh, red) oleh Bu Risma. Jadi ini bentuk dukungan kepada Bu Risma," jelas Albert.

Seusai menggelar orasi, massa ini kemudian ditemui perwakilan dari Bakesbangpol Surabaya di Kantor Bagian Humas.

Puluhan pemuda ini pun secara langsung menyampaikan maksud tujuannya untuk mendukung Wali Kota Risma. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pada debat publik pertama Pilkada Surabaya, Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin mengkritik penanganan Covid-19 di Kota Pahlawan. 

Meski Wali Kota Tri Rismaharini dan jajarannya tiada henti melakukan tes swab masif hingga menyiapkan fasilitas isolasi memadai, Machfud tetap menyerang. 

Bahkan, dia membawa nama Presiden RI Joko Widodo yang disebut Machfud pernah menyatakan Surabaya berstatus zona hitam penyebaran virus corona. 

Data kemudian berbicara bahwa Presiden Jokowi tak pernah mengatakan Surabaya sebagai zona hitam.

"Presiden sempat menyatakan bahwa Surabaya bukan lagi zona merah, tapi zona hitam," kata Machfud dengan tegas.

Aksi Machfud itu pun langsung menuai kritik pedas dari netizen.

“Lucu banget nih nonton debat calon walikota di JTV. Hari gini masih aja bahas Surabaya zona hitam, yo opo pak nomer loro iki,” kritik @donopradana yang juga seorang influencer di akun Twitter-nya yang memiliki 73.200 followers. Nomor urut 2 adalah nomor pasangan Machfud Arifin dan Mujiaman di Pilkada Surabaya.

Netizen lainnya pun menimpali. 

“Walah data manipulasi ae dipercoyo. Dibahas sisan wkwkwk wis gak masuk blas iki paslon nomor loro,” cuit @nadyafairuzz. 

Puluhan komentar juga tersaji menyoroti pernyataan Machfud yang disebut tidak berdasar.

Sementara itu, salah seorang Relawan Jokowi yang juga Ketua Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Surabaya, Nisa Izzati, membantah Presiden Jokowi pernah menyatakan jika Surabaya masuk zona hitam Covid-19. 

"Sepengatahuan saya, tidak pernah Presiden berucap seperti itu," ujarnya.

Apalagi, kata Nisa, berdasarkan aturan di Gugus Tugas Covid-19 tidak ada yang namanya istilah zona hitam, yang ada hanya merah.

"Jika ada yang menyebut Surabaya zona hitam, menurut saya itu terlalu lebay. Saya kira jika Pak Machfud bilang Surabaya zona hitam, itu terlalu lebay," pungkasnya. (Ar)


Rabu, 04 November 2020



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Debat publik perdana calon wali kota dan calon wakil wali kota (Cawali-Cawawali) Surabaya, diwarnai pernyataan menyerang secara membabi buta oleh pasangan calon (paslon) nomor 2 Machfud Arifin (MA) dan Mujiaman kepada paslon nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armudji.

Namun sayangnya, serangan yang dilemparkan Machfud dinilai pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam gagal. 

Sebab Eri Cahyadi menanggapi dan menjawab pernyataan dan pertanyaan MA dengan nada tenang serta ditambahi dengan data-data kuat.

“Pak Machfud mencoba memancing emosi Pak Eri dan membuat Pak Eri kesulitan menjawab pertanyaannya. Namun serangan itu tak tercapai, karena Pak Eri menjawabnya dengan kalem dengan disertai data-data. Akhirnya serangan itu tidak mengena. Beberapa kali serangan itu dilancarkan Pak Machfud,” ungkap Surokim, Rabu (4/11).

Contohnya saat pasangan Machfud berulang kali menyampaikan data jumlah korban meninggal dunia karena Covid-19, kemudian dijawab oleh Eri Cahyadi dengan mengungkapkan data bahwa secara umum penanganan Covid-19 di Surabaya sudah sesuai jalur.

“Pak Eri menjawab bahwa kasus aktif sekarang 79 orang, sedangkan yang meninggal dunia karena ada komorbid atau penyakit bawaan. Kemudian yang sembuh juga semakin bertambah dengan data yang lengkap. Terlihat Pak Eri bisa menahan emosi di panggung dan mematahkan serangannya Pak Machfud. Pak Eri sangat kuat di data, lebih menguasai data,” katanya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM tersebut menilai, gaya Eri tidak dibuat-buat, tampil kalem apa adanya. Sedangkan Armudji tampil dengan karakter khas Arek Suroboyo. Sedangkan MA dan Mujiaman bergaya ofensif.

Surokim juga tidak mengelak bahwa apa yang disampaikan Eri Cahyadi terkesan sebagai petahana, dan memuji Wali Kota Tri Rismaharini, sedangkan MA berada di posisi penantang.

Kendati demikian, sikap tersebut justru menjadi poin positif bagi Eri Cahyadi-Armudji karena nama besar Risma yang masih disukai masyarakat Kota Pahlawan.

“Kepuasan warga terhadap Bu Risma semakin meningkat, yakni dari 82 persen menjadi 90 persen,” katanya mengutip hasil riset terbaru.

Pada debat berikutnya, Surokim berharap masing-masing paslon bisa menyajikan data-data yang akurat tidak sekadar pernyataan-pernyataan pandangan mata.

“Secara keseluruhan, pada debat pertama ini sudah menarik dan positif. Dibanding debat pertama yang diikuti daerah lain, Surabaya yang paling menarik,” pungkasnya. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kota Surabaya menggelar debat perdana pada Rabu malam (4/11) dengan menghadirkan dua pasangan calon, yaitu Eri Cahyadi-Armudji dan Machfud Arifin-Mujiaman. 

Dalam salam satu sesi, terdapat pertanyaan tentang penanganan Covid-19.

”Problem covid-19 tidak hanya problem rumah sakit tapi juga komunitas. Pertanyaannya, apa yang akan Anda lakukan untuk mitigasi pandemi?” demikian pertanyaan disampaikan moderator.

Lalu Calon Wali Kota Machfud Arifin menjelaskan, bahwa penanganan Covid-19 harus mengacu pada aturan pemerintah pusat.

”Kita harus pencegahan terhadap penyakit covid. 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Juga menjaga daya tahan tubuh dengan minum vitamin,” ujar Machfud yang merupakan purnawirawan polisi.

Sedangkan Calon Wali Kota Eri Cahyadi menjawab lebih panjang. 

Eri mengatakan, mitigasi terhadap pandemi Covid-19 adalah tanggung jawab bersama. 

Misalnya dengan kampung tangguh yang telah dilakukan bersama-sama antara Pemkot Surabaya, TNI, dan Polri. 

”Juga ada swab di mana-mana. Ada tim pemburu pelanggar protokol kesehatan. 3M saja tidak cukup. Pandemi ini harus dihadapi dengan tracing, testing, dan treatment yang dilakukan bersama. Hasilnya, sekarang tinggal 79 pasien Covid-19 (yang masih dalam perawatan di Surabaya),” ujarnya.

Dalam konsep penanganan Covid, memang kuncinya adalah tes, tracing (penelusuran), treatment, dan isolasi. 

Eri Cahyadi dalam beberapa segmen debat juga terus menekankan bahwa penanganan pandemi Covid-19 salah satunya adalah tes yang masif. Di Surabaya sendiri tes swab gratis terus dimasifkan. 

Keberadaan tes swab gratis ini memudahkan deteksi persebaran Covid-19, sehingga bisa dengan cepat dilakukan tracing, treatment, dan isolasi.

”Satu-satunya kabupaten/kota yang memiliki laboratorium swab gratis adalah Surabaya Pandemi Covid-19 melanda dunia, tapi ini adalah kehebatan warga Surabaya melakukan langkah penanganan bersama. Sekarang swab gratis terus-menerus. Itulah kehebatan para dokter dan tenaga kesehatan (nakes),” ujar Eri. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Ada kejadian lucu saat debat Pilkada Surabaya, Rabu malam (4/11). 

Saat Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armudji menanyakan tentang rencana untuk menurunkan indeks rasio gini atau tingkat kesenjangan, justru Calon Wali Kota Machfud Arifin dan Calon Wakil Wali Kota Mujiaman malah menjawab Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

”Indeks gini akan berapa pada lima tahun ke depan dan bagaimana cara mencapainya?” tanya Armudji kepada Machfud dan Mujiaman.

”Terima kasih pertanyaannya. IPM di Surabaya memang nomor satu di Jawa Timur, tapi secara nasional nomor 12. Terkait dengan namanya prioritas sebagai anggota Bappeko, kita ini punya sister city 13, kita hanya mampu 0,14 persen investasi yang ada di Surabaya, menggambarkan kepercayaan internasional di Surabaya masih rendah,” ujarnya.

”Ini menggambarkan investasi di Surabaya tidak nyaman,” ujar mantan Kapolda Jawa Timur tersebut.

Bukannya menjelaskan soal indeks gini di Surabaya, Mujiaman malah kembali mengulang-ulang soal investasi.

Moderator kemudian menyilakan Eri dan Armudji untuk menanggapi.

“Saya hanya tanya satu. Indeks gini itu berapa, lima tahun ke depan itu rencananya berapa dan bagaimana caranya? Nah ini juga tidak dijawab lagi,” kata Eri.

Indeks gini sendiri adalah indikator untuk mengukur kesenjangan pendapatan dan kekayaan warga.

Indeks ini digunakan untuk menilai tingkat kesenjangan di sebuah wilayah dengan nilai 0 sampai 1.

Apabila koefisien Gini bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan mendekati 1 berarti kesenjangan meningkat. (Ar)


Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive