Minggu, 06 Desember 2020



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sudah hampir 10 tahun Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin Kota Surabaya. Berbagai terobosan dan inovasinya telah banyak dirasakan oleh warga. 

Segudang legacy-nya pun nyata, dan tak akan pernah dilupakan sejarah.  

Di balik pertumbuhan dan perkembangan Kota Surabaya yang kian pesat, ada tangan dingin dan semangat pantang menyerah Wali Kota Risma. 

Sejak awal dilantik jadi Wali Kota Surabaya pada tahun 2010, hidupnya diwakafkan untuk membangun dan mensejahterakan warga Surabaya. Waktunya habis untuk memikirkan Surabaya. 

Tak heran jika Surabaya berubah drastis, menjelma menjadi kota yang sejajar dengan kota-kota besar di dunia. 

Dalam bidang infrastruktur, legacy atau warisan yang ditinggalkan begitu banyak. Ia berhasil merealisasikan berbagai pembangunan yang sudah ada sejak lama di master plan Surabaya. 


Berbagai pembangunan itu adalah menuntaskan Frontage Road (FR) Jalan Ahmad Yani sisi barat yang dimulai dari depan City of Tomorrow (Cito) hingga akhirnya tuntas di FR Wonokromo, dengan panjang sekitar 5,9 kilometer.  

Selain itu, di masa Wali Kota Risma juga menuntaskan pembangunan frontage road Jalan Ahmad Yani sisi timur, menuntaskan pembangunan Jalan Merr atau Jalan Ir. Soekarno yang panjangnya 10,75 kilometer, membangun Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB), Jalan Luar Lingkar Timur (JLLT), Jalan Wiyung, Jalan Simpang Dukuh, Jalan Kedung Baruk, jalan akses TPA Benowo, jalan akses ke lapangan tembak dan berbagai jalan baru lainnya. 

Jika ditotal, pembangunan jalan baru selama Wali Kota Risma mencapai 259 kilometer. 

“Kalau pembebasan lahannya mulai 2010-2020, kami sudah melakukan pembebasan lahan sebanyak 2.665 persil dengan luas 419.942 meter persegi, dan total nominalnya sebesar Rp 1,9 triliun lebih,” kata Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati.


Pedestrian juga terus dibangun, hingga tahun 2020 ini, panjang pedestrian di Kota Surabaya sudah mencapai 101.193,30 meter. 

Di bawah pedestrian dan beberapa jalan, terdapat saluran besar yang dipasangi box culvert untuk antisipasi banjir, panjang saluran hingga saat ini sudah mencapai 232.884,6 meter. 

Demi mengantisipasi banjir, dibangun pula bozem atau waduk yang jumlahnya hingga saat ini sudah mencapai 75 bozem. 

Dibangun pula rumah 59 rumah pompa dan disiapkan 111 unit genset. 

“Di masa Bu Risma, juga banyak membangun jembatan, tahun 2010 hanya ada 6 jembatan dan saat ini sudah ada 134 jembatan. Target tahun ini Jembatan Joyoboyo harus selesai, karena itu akan jadi ikon Surabaya,” kata Erna. 

Di samping itu, saat kepemimpinan Wali Kota Risma juga selalu konsisten membangun taman dan ruang terbuka hijau. 

Hingga saat ini, sudah ada sebanyak 573 taman kota yang tersebar di berbagai titik, luas total taman di seluruh Surabaya hingga tahun 2020 ini sudah mencapai 1.651,24 hektar. Bahkan, hutan kota terus dibangun hingga mencapai 90,78 hektar.

“Sementara luas ruang terbuka hijau (RTH) di Surabaya sudah mencapai 7.356,24 hektar atau 21,99 persen dari luas Kota Surabaya, sehingga RTH publik kami sudah di atas target minimal sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) PU nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Anna Fajriatin. 


Kemudian pengelolaan sampah juga terus disempurnakan. Saat ini sudah ada sebanyak 533 bank sampah, ada 9 lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recyle), ada pula 28 rumah kompos di berbagai titik di Surabaya. 

“Bahkan, pengelolaan sampah di Surabaya sudah bisa menghasilkan listrik di PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) Benowo,” tegas Anna.

Legacy lainnya adalah pembangunan lapangan olahraga hingga ke kampung-kampung, sehingga totalnya hingga saat ini mencapai 647 lapangan. 

Berbagai lapangan olahraga juga banyak direnovasi seperti Lapangan Thor, Gelora Pancasila, Lapangan Tambaksari, dan bahkan lapangan Stadion Gelora Bung Tomo dipercantik berstandart Internasional, karena tahun depan akan digunakan sebagai lapangan utama Pilada Dunia U-20. 

“Di samping GBT, juga telah dibangun tiga lapangan latihan demi mendukung event internasional ini,” kata Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) Surabaya, Iman Kristian.


Iman juga memastikan, di masa Wali Kota Risma ini juga membangun Lapangan Tembak Internasional, membangun berbagai macam museum, membangun Alun-alun Suroboyo bawah tanah, dan membangun gedung baru RSUD Soewandhie, serta pembangunan gedung lainnya.

Selain itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat juga menjelaskan di masa Wali Kota Risma, sebanyak 59 traffic light sudah menggunakan solar cell untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, dan di 615 lokasi traffic light sudah dipasangi CCTV. Sedangkan di objek vital atau khusus, sudah ada 1.063 CCTV dan sudah membangun 5 park and ride. 

“Selama 10 tahun terakhir ini, kami juga terus mengembangkan SITS (Surabaya Intelegent Transport System), menciptakan berbagai aplikasi seperti aplikasi Go-Bus, terus memperbanyak mesin parkir meter dan yang sangat paling fenomenal adalah inovasi Suroboyo Bus yang membayar tarifnya dengan sampah botol plastik, bahkan botol itu sudah pernah kami lelang dan hasilnya kembali ke kas daerah,” kata Irvan. 

Legacy fenomenal lainnya adlah Command Center 112 yang ada di gedung Siola. Terobosan ini menjadi mata dan telinga Wali Kota Risma dalam merespon berbagai macam kedaruratan di Kota Surabaya. 

Selain laporan dari warga, tim CC112 juga memantau kondisi Surabaya melalui ribuan CCTV yang telah dipasang. CCTV ini juga nyambung ke ruang kerja Wali Kota Risma, sehingga di dinding sisi timur ruang kerja Wali Kota Risma penuh dengan monitor CCTV. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Memasuki masa tenang setelah tiga bulan kampanye, Calon Wali Kota (Cawali) Surabaya, Eri Cahyadi, melakukan ziarah dan tabur bunga ke pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Jombang. 

Ditemani sang istri, Rini Eri Cahyadi, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini sampai ke makam Hadratussyeikh KH Hasyim Asyari di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng sekitar pukul 09.01 WIB. Eri langsung disambut Pengasuh Ponpes Putri Tebu Ireng, KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi).

Setelah bercengkrama sebentar, Eri dan Gus Fahmi lantas menuju makam KH Hasyim Asyari.

Eri terlihat khusuk membaca kalimat tahlil dan tayyibah di pusara pendiri NU tersebut. Usai berdoa di makam KH Hasyim Asy'ari, Eri dan istri juga mendoakan KH Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid, dan KH Salahuddin Wahid yang juga berada dalam satu kompleks.

Dari Tebu Ireng, Eri bergeser ke makam KH Abdul Wahab Hasbullah di Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. KH Wahab Hasbullah juga termasuk pendiri NU. Di makam Pahlawan Nasional ini, selain berdoa, Eri juga melakukan tabur bunga.

Setelah ziarah di makam KH Wahab Hasbullah, Eri lantas menyempatkan diri ke ziarah ke makam KH M As'ad Umar, pendiri dan pengasuh Ponpes Darul Ulum, Peterongan Jombang. 

Eri juga berdoa di makam istri KH M As'ad Umar, Nyai Hj Azzah As'ad Umar yang belum lama ini meninggal dunia. KH M As'ad Umar dan Nyai Hj Azzah As'ad Umar adalah orang tua dari KH Zahrul Azhar Asumta As'ad atau yang lebih akrab disapa Gus Hans.

"Saya memang sering melakukan ziarah ke makam para alim ulama. Sejak dulu, saya sering melakukan doa ke makam-makam para alim ulama," ujar Eri, usai melakukan ziarah.

Menurut dia, banyak teladan yang bisa diambil hikmahnya dari para tokoh pendiri NU ini. 

Contohnya adalah saat KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa resolusi jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Dengan ilmu agamanya, dengan jiwa kepemimpinannya, Mbah Hasyim Asy'ari bisa menggerakkan semangat warga Surabaya semangat berjuang saat pertempuran 10 November 1945. Teladan semangat menjaga NRKI ini harus kita gelorakan. Pertempuran 10 November adalah bukti Surabaya tidak bisa lepas dari peran kiai dan santri," tandasnya. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengintensifkan pengerukan saluran drainase untuk mengantisipasi terjadinya genangan di titik-titik rawan salah satunya di kawasan Pandugo, Penjaringan Sari hingga Medokan Asri.

Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda telah mengeluarkan prediksi dalam beberapa hari ke depan intensitas hujan lebat terjadi di Kota Surabaya.

"Sejak pagi hingga siang kita lakukan pengerukan saluran mulai dari perempatan Penjaringan Asri hingga Rumah Pompa Medokan Asri (UPN)," kata Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Eko Juli Prasetya, Minggu (6/12/2020)

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya genangan di kawasan ini saat turun hujan deras kemarin, Sabtu (5/12). 

Pertama adalah tingginya endapan lumpur di saluran yang membuat air hujan tidak tertampung sehingga berakibat meluap ke jalan. 

"Dengan intensitas hujan yang tinggi kemarin, sehingga drainase tidak mampu menampung air," katanya.

Meski kemarin air cepat surut, kata Eko, namun hal ini perlu diantisipasi agar tidak kembali terjadi genangan. 

Apalagi, BMKG Juanda sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dalam beberapa hari ke depan diprediksi intensitas hujan tinggi. 

"Kapasitas drainase saluran berkurang, karena tingginya sedimen lumpur. Makanya kita lakukan pengerukan," terang dia.

Eko menyebut, dari hasil pengerukan saluran mulai perempatan Jalan Penjaringan Asri hingga Rumah Pompa Medokan Asri (UPN), pihaknya berhasil mengumpulkan endapan lumpur sedikitnya 10 unit dump truk. 

Selain lumpur, beberapa sampah seperti ban mobil bekas hingga potongan pohon pisang juga ditemukan. 

"Selain lumpur kami tadi juga menemukan ban bekas saat crossing, terus pelepah atau potongan pohon pisang," ungkap dia.

Pihaknya memastikan, akan terus fokus ke beberapa kawasan yang sempat terjadi genangan air akibat tingginya curah hujan. 

Apabila genangan air itu bisa diatasi dengan pengerukan, maka hal itu akan ditingkatkan. Namun, jika pengerukan ini masih tidak mampu menampung air, ke depan pihaknya bakal melakukan pelebaran saluran.

"Tadi Ibu Wali Kota juga menginstruksikan di Pandugo salurannya disuruh lebarin yang di sisi rumah pompanya," terang Eko.

Eko menambahkan, hari ini pihaknya juga melakukan pengerukan saluran di kawasan Wiyung. Kerja bakti pengerukan saluran di dua lokasi ini dipimpin langsung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Hari ini giat Ibu Wali Kota ada di dua titik lokasi, yakni kawasan Pandugo Penjaringan Sari hingga Medokan Asri dan dilanjutkan ke saluran di Wiyung. Hari berikutnya di area lain yang terjadi genangan," pungkasnya. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto bakal mengerahkan seluruh personelnya dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Timur.

Hal itu, ia kemukakan usai meninjau kesiapan RS Lapangan di Polkesma Malang bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, Sabtu (5/12).

"Kodam V/Brawijaya akan mem-back up sepenuhnya Pemprov Jatim. Kodam akan meningkatkan operasi penegakkan protokol kesehatan," tegasnya.

Tak tanggung-tanggung, dalam upayanya mengembalikan kembali Jawa Timur berstatus zona hijau, dirinya menginstruksikan seluruh Kodim hingga Koramil masuk setiap perkampungan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya menggunakan masker, sekaligus patuh protokol kesehatan.

"Intinya, Kodam akan mengerahkan segala personel, sumber daya, sarana dan prasarana yang dimiliki untuk membantu Pemprov Jatim," bebernya.

Berkaitan dengan operasi yustisi protokol kesehatan, pihaknya bakal bersinergi dengan Polda Jatim. 

"Artinya, warga yang kedapatan tidak membawa masker, atau melanggar protokol kesehatan, akan diberikan sanksi ringan sebagaimana ketentuan yang berlaku," pungkas Suharyanto. (Pendam V/Brw/Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Bojonegoro) Setelah meninjau aset TNI-AD yang berada di Kediri, kali ini Danrem 082/CPYJ, Kolonel Inf M. Dariyanto meninjau aset TNI-AD yang berada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (5/12).

Dengan didampingi beberapa Perwira Makorem, Kolonel Dariyanto langsung menuju ke Desa Malo, Kecamatan Malo.

“Banyak aset tanah milik TNI-AD yang secara fisik, masih belum dapat dikuasai dan dipergunakan secara maksimal oleh pihak TNI-AD,” ujarnya.

Bahkan, ia mengungkapkan jika beberapa aset tanah itu telah dimanfaatkan oleh pihak lain yang bisa dikategorikan tak mempunyai kewenangan dan keabsahan hukum.

“ini yang mebuat gerah pimpinan TNI-AD. Beberapa kebijakan pimpinan TNI-AD terhadap para pihak yang mencoba menguasai, mengelola tanpa hak berusaha untuk memiliki,” tegasnya. (Pendam V/Brw/Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Danrem 084/Bhaskara Jaya, Brigjen TNI Herman Hidayat Eko Atmojo menyebut jika media berperan penting dalam ajang pesta demokrasi mendatang.

Selain menyampaikan perkembangan pemilihan mendatang, menurutnya, media juga harus bisa bersinergi ikut serta mewujudkan Pilkada yang aman dan damai.

“Sebagai alat kontrol, media harus bisa menyampaikan informasi secara obyektif dan berimbang. Dan yang terpenting, ikut berperan melawan hoaks,” jelas Herman dalam salah satu program di stasiun televisi bertajuk Sapa Jatim, Jumat (5/12).

Di sisi lain, dalam pengamanan Pilkada serentak mendatang TNI-Polri telah berkomitmen untuk terus mengawal berbagai tahapan pelaksanaan Pilkada sesuai yang telah ditetapkan oleh pihak KPU maupun Bawaslu.

“Pengerahan personel pengamanan dari unsur TNI-Polri, tentunya disesuaikan dengan tugas yang sudah dicanangkan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran Pilkada. Protokol kesehatan juga harus tetap dijalankan,” tegas Danrem. (Pendam V/Brw/Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Markas Taruna Merah Putih (TMP), organisasi anak muda PDI Perjuangan yang mendukung pasangan calon Eri Cahyadi dan Armudji di Pilkada Surabaya, di Jalan Raya Darmo, diserang ratusan orang tak dikenal. 

Ratusan orang itu menyerang dengan menggunakan kayu panjang dan batu, Minggu dinihari (6/12/2020).

“Kami melaporkan kasus ini ke Polrestabes Surabaya. Kami berharap polisi mengusut tuntas. Jangan sampai premanisme ini menjadi preseden buruk yang menodai perjalanan demokrasi kita,” ujar Ketua TMP Surabaya Aryo Seno Bagaskoro.

Seno menjelaskan kronologi penyerangan tersebut. Tengah malam, ada 10 kader TMP Surabaya berjaga di posko. 

Lalu sekitar pukul 01.25 WIB dini hari, tampak ratusan pengendara motor melakukan konvoi di Jalan Raya Darmo, melewati persis depan posko.

“Tiba-tiba, beberapa pengendara motor berhenti di depan posko, membawa bambu dan kayu. Lalu ada orang masuk dan menendang keras pintu sambil membawa bambu dan kayu panjang. Kami tidak tahu siapa mereka karena kejadiannya begitu cepat,” ujar Seno.

Hampir seluruh kader TMP yang berjaga lalu geser ke belakang dan atas gedung. Baru kemudian tampak ada lampu mobil polisi dari kejauhan. 

Para penyerang kemudian putar balik, lalu mengambil secara acak dan melemparkan helm-helm milik para kader TMP ke pintu dan kaca depan gedung.

“Para penyerang pergi dari lokasi kejadian, kader TMP langsung menelepon 112 dan menelepon saya yang sedang berada di rumah,” jelas Seno.

"Jadi, sebelum kabur, mereka sempat  mengacak-acak dan melemparkan helm-helm milik para kader TMP ke pintu dan kaca depan gedung," lanjut Seno.

Anas Karno, wakil sekretaris DPC PDIP Surabaya, menjelaskan, tindakan tersebut adalah sebuah teror. 

“Kami tidak mau menduga-duga. Kami hanya ingin agar suasana tetap kondusif, makanya kami laporkan ke pihak yang berwajib bersama PDI perjuangan," ujarnya.

Anas juga berharap agar para kader dan simpatisan PDI perjuangan tidak sampai terprovokasi. Semuanya diserahkan kepada pihak kepolisan.

"Kami percayakan semua pada pihak polisi, dan kami yakin pihak kepolisan bisa mengungkapnya," ujarnya.

Anas juga mengajak seluruh kader PDI Perjuangan bersiaga. 

"Di berbagai kota kami juga ditekan. Kali ini di Surabaya markas anak-anak muda TMP diserbu orang tak dikenal. Prinsipnya, kita tetap santun, tapi kita tidak pernah takut pada premanisme,” tegas Anas. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Memasuki masa tenang setelah usai masa kampanye, Calon Wakil Wali Kota Surabaya Armudji bersepeda santai dengann sejumlah komunitas. 

Mantan ketua DPRD Surabaya itu tampak tampil rileks dengan jersey berwarna hijau dan celana berwarna hitam dengan helm berwarna hitam dengan motif merah dan putih.

”Alhamdulillah, saya dan Mas Eri Cahyadi telah melewati semua tahapan kampanye, sampai debat terakhir kemarin malam. Pagi ini saya olahraga dengan gowes bareng kawan-kawan sejumlah komunitas. Lumayan untuk menyehatkan dan menyegarkan badan,” ujar Armudji, Minggu (6/12/2020).

Armudji dan sejumlah komunitas menyusuri sejumlah jalan di Kota Pahlawan. Suasana rindang pepohonan dan udara pagi yang segar semakin membuat suasana gowes santai alias funbike itu menjadi kian gayeng.

”Olahraga itu penting buat jaga kesehatan. Makanya, sesibuk apapun kita, olahraga harus tetap dilakukan,” kata Armuddji yang memang dikenal hobi gowes.

Selain untuk menyehatkan badan, sambung Armudji, olahraga bersama sejumlah kawan akan semakin mempererat tali persahabatan. Ada interaksi sosial yang guyub sembari berolahraga.

”Ramai-ramai, serulah pokoknya. Setelah gowes, biasanya kan kita bareng-bareng kulineran warung milik UMKM. Makan pecel, semanggi, jajan pasar, pokoknya kenyang, guyub penuh persaudaraan, sekaligus memberdayakan UMKM serta warung-warung rakyat,” jelas Armudji yang telah puluhan tahun dipercaya menjadi wakil rakyat di DPRD Surabaya. 

Selain olahraga, apa yang dilakukan Armudji di masa tenang? 

”Saya di rumah saja bareng keluarga, sesekali momong cucu, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa setelah semua ikhtiar yang kita lakukan. Selain itu, saya akan bersilaturahim ke sejumlah sahabat dan para tokoh,” ujarnya. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Guru Besar ITS sekaligus pengamat tata kota Profesor Johan Silas meminta masyarakat lebih teliti dalam memilih calon wali kota dan calon wakil wali kota pada Pilkada Surabaya 9 Desember 2020 mendatang. 

Menurut Prof Johan, Pilkada saat ini berada di momen unik yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Momen unik dalam pandangan pakar tata kota ini adalah perhelatan Pilkada di tengah pandemi Covid-19. 

Hal ini diharapkan menjadi perhatian serius oleh masyarakat.

"Kita sedang menggelar hajatan di tengah pandemi Covid-19. Ini cukup serius, salah menentukan sedikit, sudah fatal akibatnya," ujar Profesor Johan Silas saat dikonfirmasi, Sabtu (5/12/2020).

Masyarakat, lanjut Prof Johan, diharapkan memilih kandidat yang benar-benar paham soal teknis penanganan Covid-19, agar kondisi tidak semakin memburuk yang berdampak pada masyarakat Surabaya.

"Harus dipertimbangkan betul dalam memilih. Pilih kandidat yang paham secara teknis, karena ini nyawa warga Surabaya taruhannya," jelasnya.

Profesor Johan mencontohkan jika memilih kandidat yang tidak memahami teknis penanganan Covid-19 seperti yang sudah dikerjakan oleh Wali Kota Risma akan berdampak buruk bagi masyarakat.

"Sangat buruk akibatnya kalau kandidat yang terpilih tidak memahami permasalahan penanganan Covid-19. Apa yang dikerjakan Bu Risma saat ini sudah bagus, harus dilanjutkan," tegasnya.

Profesor Johan juga menyentil pembahasan salah satu kandidat dalam debat tahap 3 yang tetap mengunggulkan program surat ijo dan dana RT. 

Hal itu menurutnya tidak berdampak pada pembangunan dan kemajuan kota Surabaya.

"Harusnya yang diangkat hal-hal yang lebih tinggi lagi. Jangan hanya surat ijo atau dana RT saja," sindirnya.

Prof Johan mengingatkan kepada masyarakat untuk benar-benar mempertimbangkan pilihannya pada Pilkada Surabaya 2020 ini, karena nyawa warga Surabaya taruhannya.

"Saya mengingatkan kepada masyarakat untuk benar-benar mempertimbangkan pilihannya. Saya tidak sedang berkampanye, tapi harus diingat kandidat yang memahami teknis penanganan Covid-19 sangat dibutuhkan saat ini," pungkasnya. (Ar)


Sabtu, 05 Desember 2020



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Calon Wakil Wali Kota Armudji menegaskan komitmennya untuk terus menjaga Surabaya sebagai kota yang penuh dengan nilai-nilai toleransi. Semua warga harus nyaman dan aman dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.

”Tidak ada minoritas dan mayoritas di Surabaya untuk beribadah. Kota Surabaya menjadi kota yang nyaman bagi semua kalangan, karena Surabaya menjadi barometer persatuan Indonesia,” ujar Eri Cahyadi dalam debat publik tahap III Pilkada Surabaya, Sabtu malam (5/12/2020).

Untuk menekan penyebaran paham radikal, Eri bakal menggandeng berbagai elemen agar Surabaya terus menjadi kota yang nyaman dan damai. 

Dengan kerja sama lintas elemen, Surabaya bakal menjadi kota yang guyub, damai, dan berbhinneka dengan saling menghargai perbedaan yang ada.

”Kami akan membangun kerja sama dengan ormas keagamaan moderat, pesantren, Dewan Masjid, para tokoh lintas agama, tenaga pendidik mulai SD sampai perguruan tinggi untuk memberi pembelajaran toleransi,” ujarnya.

Eri-Armudji juga berkomitmen menekan penyebaran paham yang intoleran dan radikal. Di berbagai lini atau sektor, tidak boleh ada penyebaran paham radikal.

”Kita akan membersihkan kantor pemerintahan, mal, dan perumahan dari kelompok-kelompok radikal Kita memastikan kehadiran negara untuk memperkecil ruang gerak penjajah ideologi radikalisme

Eri juga akan memantapkan wadah kerja sama lintas agama, tempat semua kalangan bersama-sama membangun kesepahaman untuk mewujudkan Surabaya yang damai dan guyub.

”Kita bentuk suatu wadah tempat berkumpul tokoh. Para kiai, romo, pemuda gereja, tokoh Hindu, tokoh Buddha, pemuda masjid, berbagai kelompok lintas agama, dan para penghayat kepercayaan. Berbeda itu biasa, berbeda itu hal yang lumrah. Tapi yang terpenting adalah NKRi, dan NKRI itu harga mati,” tegas Eri.

”Ini yang akan menekan radikalisme. Semua merasa nyaman dan tenteram. Kita menolak radikalisme. Budaya Indonesia itu santun, ramah, toleran,” imbuh Armudji. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa ke depan, pembangunan Kota Pahlawan akan selalu selaras dengan kebijakan Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. 

“Kami sampaikan bahwa sinergi pemerintah pusat dan daerah harus diwujudkan. RPJMD Kota Surabaya kami akan mengacu kepada RPJP (rencana pembangunan jangka panjang dari pemerintah pusat), RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional), dan RPJMD provinsi. Kemudian kita susun Renstra (Rencana Strategis) yang berlaku selama lima tahun, kemudian menjadi Renja (rencana kerja),” ujar Eri dalam debat publik tahap III Pilkada Surabaya, Sabtu malam (5/12/2020).

Eri menegaskan, pembangunan kota harus selalu berkelanjutan demi menjaga berbagai hasil pembangunan yang telah dilakukan sebelumnya. 

”Pembangunan kota ini selalu berkelanjutan berdasarkan kebutuhan dan keadaan masyarakat,” tegas mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.

Sebagai mantan kepala Bappeko, Eri kemudian merinci bagaimana proses pembangunan dilakukan, yaitu dimulai dari musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). 

”Seluruh masyarakat bisa mengusulkan, apa yang diinginkan dalam menunjang pembangunan Kota Surabaya,” kata Eri.

Eri juga menyampaikan komitmennya untuk terus memantapkan pemerintahan yang transparan, professional, dan melayani rakyat sebagaimana telah dilakukan Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini selama sepuluh tahun terakhir.

”Itulah cara terbaik membangun Surabaya, membangun persatuan, memperkuat Indonesia,” kata Eri yang dikenal sebagai salah seorang sosok di balik keberhasilan penerapan e-government di Kota Surabaya yang menjadi rujukan berbagai daerah di Tanah Air. (Ar)




KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Menyongsong Pilkada Serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang, Alvara Research Center telah melakukan survei elektabilitas pasangan yang bersaing memperebutkan suara pemilih di Kota Surabaya.

Di Kota Pahlawan, elektabilitas (keterpilihan) jika Pilkada dilakukan hari ini, nama Eri Cahyadi-Armudji menonjol dengan elektabilitas 47,6 persen, melampaui Machfud Arifin-Mujiaman sebesar 29,4 persen. Adapun yang belum menentukan 23 persen.

“Di Surabaya, jika pelaksanaan Pilkada dilakukan hari ini, pasangan Eri Cahyadi dan Armudji akan memenangkan Pilkada karena memiliki elektabilitas lebih tinggi dibandingkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman,” ujar Hasanuddin, Founder & CEO Alvara Research Center, dalam keterangan resmi, Minggu (5/12/2020).

Hasanuddin menyebut kemenangan Eri-Armudji tetap belum aman karena angka elektabilitas masih di bawah 50 persen.

“Diperkirakan pasangan Eri Cahyadi dan Armudji akan mendapatkan mendapatkan elektabilitas tertinggi di Kota Surabaya, namun potensi swing voters yang masih tinggi masih berpengaruh terhadap perubahan suara pada 9 Desember 2020,” jelasnya.

Survei yang digelar pada 26 November sampai 3 Desember 2020 ini dilakukan dengan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dengan metode multistage random sampling di seluruh kecamatan terhadap 460 responden, margin error sebesar 4,65% dengan Tingkat Interval Kepercayaan 95%.

Hasil survei terbaru Alvara ini melengkapi berbagai riset lembaga lainnya yang juga mengunggulkan Eri-Armudji dengan selisih dua digit melampaui Machfud-Mujiaman. 

Di antaranya SMRC dengan elektabilitas Eri-Armudji 48,5 persen dibanding Machfud-Mujiaman 37,3 persen. 

Lalu Indo Survey and Strategi dengan elektabilitas Eri-Armudji 47,95 persen dibanding Machfud-Mujiaman 27,73 persen.

Demikian pula survei Cyrus Network yang mengunggulkan Eri-Armudji 55,3 persen dibanding Machfud-Mujiaman 33,8 persen. 

Surabaya Survey Center (SSC) juga menempatkan Eri-Armudji 49,9 persen, meninggalkan Machfud-Mujiaman 38,1 persen. 

Sedangkan Charta Politika menyebut elektabilitas Eri-Armudji 51,2 persen, meninggalkan Machfud-Mujiaman 40,7 persen. (Ar)


Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive