Setelah sebelumnya mendirikan berbagai UMKM yang difasilitasi gedung dan berbagai pelatihan, kini Risma membangunkan Sentra Wisata Kuliner (SWK) Studio yang terletak di Jalan Jarak 20, Kelurahan Putat, Kecamatan Sawahan, Surabaya.
SWK Studio itu pun diresmikan langsung oleh Wali Kota Risma bersama Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) Surabaya, Selasa (8/12).
Peresmian itu diawali dengan penandatanganan prasasti, lalu pemotongan tumpeng yang diserahkan kepada Ketua Paguyuban SWK Studio.
Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan untaian melati. Bahkan, saat itu dia melihat satu-satu lapak pedagang sembari makan Rawon Dolly bersama warga dan Forpimda.
Pada kesempatan itu, Risma mengatakan pembangunan SWK Studio itu merupakan salah satu upaya dalam rangka membantu warga Surabaya, khususnya yang ada di kawasan eks lokalisasi.
Harapannya tentu warga bisa mengakses ekonomi atau mencari nafkah dan berusaha di SKW ini.
“Kita akan terus lanjutkan pembangunan ini, nanti kita akan cek dimana saja yang bisa dikembangkan di kawasan ini, sehingga warga di eks lokalisasi ini bisa berusaha dengan maksimal,” kata Risma, Selasa (8/12).
Menurutnya, warga di eks lokalisasi Dolly ini memiliki kecerdasan khusus dan luar biasa.
Kecerdasan itu tidak melulu karena pintar Matematika dan ilmu pengetahuan lainnya, tapi kecerdasan itu dalam bentuk kepekaan dan kreativitasnya menangkap sesuatu.
Ia mencontohkan, ketika warga dilatih sekali saja dalam membuat batik dan membuat sepatu, mereka langsung bisa dan kreativitasnya langsung berkembang.
“Banyak para pelatih yang memberikan beberapa pelatihan di sini bilang seperti itu, mereka juga heran karena warga di sini cepat menangkap materinya dan langsung bisa. Diajari bikin batik langsung bisa bahkan ada yang diambil desainer Jakarta, bikin sepatu juga bisa, masakannya pun juga enak-enak, seperti Rawon Dolly milik Jarwo ini, enak sekali. Itulah kenapa UMKM di sini cepat berkembang,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia mengaku eman dan sangat disayangkan jika skill dan kecerdasan mereka itu tidak dieksplore.
Makanya, dia pun mengajak kepada jajarannya dan juga warga di eks lokalisasi Dolly itu untuk bergerak dan berusaha.
“Jadi, ayo bergerak, jangan diam. Kalau kita melakukan dengan tulus, Insyallah Gusti Allah akan memberikan rejeki kepada kita,” katanya.
Presiden UCLG ASPAC itu juga sempat menjelaskan alasannya kenapa dulu harus menutup lokalisasi Dolly.
Sebab, jika tidak ditutup dia akan diminta pertanggungjawabannya oleh Tuhan pertama kali, karena pada saat itu dia sudah mengetahui data-data anak-anak beserta impactnya jika masih terus dilanjutkan.
“Oleh karena itu, saya mohon ayo warga semangat terus. Kalau nanti pendapatannya sudah banyak, maka anak-anak di sini juga bisa sekolah dengan lebih baik, karena saya bermimpi suatu saat nanti anak-anak di sini semakin sukses,” tegasnya.
Peraih penghargaan Scroll of Honour Award ini juga menjelaskan bahwa diberi nama SWK Studio karena dulu ini bekas wisma studio.
Nantinya setelah pandemi Covid-19 ini berakhir, ia berharap SWK ini bisa buka 24 jam nonstop, karena memang traffic lalu lintas di jalan itu sangat tinggi.
“Kemarin itu jam 19.00 sudah habis dagangan mereka, mungkin hari ini mereka menyiapkan dagangannya lebih banyak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya Widodo Suryanto mengatakan di SWK Studio itu menampung 23 pedagang yang mana semuanya itu merupakan warga sekitar.
Bahkan, para pedagang itu merupakan ibu-ibu janda yang diakomodasi berjualan di tempat tersebut.
“Sebetulnya ini juga pedagang lama yang sudah punya pelanggan masing-masing, sehingga kami yakin pelanggannya akan cari ke sini,” kata Widodo.
Ia juga memastikan bahwa selama kepemimpinan Wali Kota Risma, memang selalu konsisten membangun SWK di berbagai titik di Surabaya.
Bahkan, hingga saat ini sudah ada 49 SWK yang tersebar di berbagai lokasi di Surabaya.
“Jadi, selama Bu Risma sudah ada 49 SWK, dan uniknya di sini ini kita memberdayakan warga eks lokalisasi Dolly,” pungkasnya. (Ar)