KABARPROGRESIF.COM: (Jakarta) Langkah Menteri Sosial Tri Rismaharini blusukan menemui tunawisma menuai pro dan kontra. Risma dinilai memiliki maksud politik demi Pilkada DKI Jakarta.
Namun, menurut Wakil Ketua Komisi VIII Fraksi Golkar, Ace Hasan Syadzily, memang seharusnya Menteri Sosial rajin turun ke lapangan.
Apalagi salah satu tugasnya adalah memberikan pelayanan kepada kelompok PPKS (perlu pelayanan kesejahteraan sosial).
"Sudah seharusnya Menteri Sosial sering turun ke lapangan memastikan penyelesaian masalah sosial di masyarakat. Salah satu tugas utama Menteri Sosial sesungguhnya memberikan pelayanan kepada PPKS seperti kelompok tuna wisma, anak telantar, anak berhadapan dengan hukum, dan lain-lain agar mereka diperhatikan negara," ujar Ace kepada wartawan, Kamis (7/1).
Hanya saja, Risma diingatkan harus berbagai pertan dengan pemerintah daerah. Dalam pengelolaan masalah sosial di masyarakat ada yang menjadi tanggung jawab Dinas Sosial daerah.
Ketua DPP Golkar ini pun menilai, gaya blusukan Risma wajar saja dilakukan. Karena mengikuti gaya khas Presiden Joko Widodo.
"Jadi memang sudah seharusnya mengikuti gaya kepemimpinan beliau, apalagi masalah-masalah sosial itu diperlukan pendekatan yang lebih humanistik dengan turun langsung di masyarakat," kata Ace.
Ace memberikan beberapa catatan yang harus diselesaikan Risma sebagai Mensos. Yaitu reformasi perlindungan sosial. Risma diminta mengintegrasikan program perlindungan sosial antara pemerintah pusat dan daerah.
"Ke semua sektor itu masih ditangani oleh masing-masing kementerian sehingga dalam implementasinya tidak dilakukan secara terpadu. Berbagai program perlindungan sosial berjalan secara sendiri-sendiri," kata Ace.
"Seharusnya berbagai program perlindungan sosial itu dilakukan secara terintegrasi dalam Kementerian Sosial sebagai leading sector penanganan masalah sosial," tegasnya.
Sementara itu, Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai manuver Menteri Sosial Tri Rismaharini menjaring tuna wisma di Jakarta ada maksud politik. Tujuannya adalah Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Ujang mengatakan Risma sedang memberikan kritik terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Dalam perspektif politik ada maksud di balik itu. Pertama dia tentu ingin memberikan kritik kepada Anies Baswedan bahwa di Jakarta masih banyak warga yang tidak mendapat perhatian, sementara Anies banyak memposting kemajuan Jakarta di media sosialnya," ujar Ujang kepada wartawan, Kamis (7/12).
Kehadiran Risma dalam politik di Jakarta akan menjadi simbol perlawanan bagi pihak yang tidak menyukai Anies. Apalagi setelah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kalah dari Anies pada Pilkada 2017 lalu, tidak ada tokoh politik yang menghadapi Anies.
"Risma akan mengisi ruang kosong itu," kata Ujang.
Namun, Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Kementerian Sosial, Herman Koswara, menegaskan blusukan yang dilakukan Risma semata-mata ingin mengetahui permasalahan sosial di Tanah Air lebih dekat. Bukan bagian dari pencitraan politik
"Ya enggak ada pencitraan, kalau kita kan ingin melihat permasalahan sosial itu dari dekat. Nah kebetulan saja saat dia istilahnya menuju ke kantor mungkin melihat ada tunawisma dan lain-lain sebagainya sehingga dia kan ingin melihat dari dekat," ucap Herman saat dikonfirmasi, Rabu (6/1).