KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berusaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Apalagi dengan adanya Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 ini dianggap berdampak pada menurunnya kasus Covid-19 di Kota Surabaya.
Bahkan, sejak Senin (9/8) kemarin, Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) Surabaya telah nihil pasien Covid-19.
Padahal sebelumnya terhitung mulai tanggal 9 Agustus 2021 lalu sebanyak 2.090 warga di Surabaya yang melakukan isolasi mandiri (Isoman).
Namun dari jumlah tersebut, sebanyak 1.696 warga dapat dimediasi ke rumah sehat untuk isolasi terpadu (isoter).
"Satgas dari pemkot kemudian dibantu TNI POLRI juga kemampuan dari Pak Camat dan Lurah itu berhasil melakukan mediasi kepada 1.696 orang dari total 2.090 (isoman) untuk bisa dilakukan isolasi terpadu," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara diruang kerjanya, Selasa (10/8).
Sedangkan untuk sisanya, mereka melakukan isoman di rumah. Menurut Febri, langkah yang diambil ini berdasarkan hasil asesmen Satgas Covid-19 yang merekomendasi bahwa rumah mereka layak digunakan untuk isoman.
Tentunya warga yang isoman tersebut berada dalam pantauan atau monitoring tenaga kesehatan di puskesmas setempat.
"Karena yang lain dilihat rumahnya itu ketika diasesmen memungkinkan untuk dilaksanakan isoman. Tapi yang melakukan isoman itu tetap dilakukan pemantauan atau monitoring oleh petugas puskesmas," ujarnya.
Dengan adanya rumah sehat tersebut, Febri menyatakan, bahwa penanganan Covid-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya bisa lebih cepat.
Di lain hal, tenaga kesehatan juga lebih mudah memberikan penanganan kepada warga di rumah sehat apabila sewaktu-waktu membutuhkan kedaruratan.
"Alhamdulillah dengan adanya rumah sehat atau isoter ini penanganan bisa lebih cepat dan penularan klaster keluarga bisa dicegah," imbuhnya.
Febri juga menambahkan, di Rumah Sakit Indoor Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, per hari ini masih dimanfaatkan untuk isoter oleh 44 warga. Mereka diketahui memiliki gejala ringan hingga sedang.
"Gejalanya ada yang sedang dan ringan. Tapi sampai hari ini Insya Allah terkendali, pasien juga diperhatikan maksimal oleh petugas di lapangan," pungkasnya.