“Tahun ini kita mulai itu saat pandemi. Jadi, peserta diatas 500 itu sudah bagus. Sebab, sebelum mendaftar mereka harus memiliki proyek yang sudah dilakukan dan terus berjalan,” kata Zamronin, Selasa (28/9).
Pria yang akrab disapa Roni itu memastikan untuk peserta yang tidak menjadi juara 1 pada perlombaan tersebut masih dapat mengikuti kembali di tahun yang akan datang.
Sedangkan, mereka yang sudah menjadi juara pada perlombaan tersebut tidak diperkenankan untuk ikut serta lagi.
“Mereka ini kiprahnya sudah nyata dan luar biasa. Ada satu anak yang mampu mengolah sampah organik lebih dari 20 ton dalam delapan bulan. Artinya, dalam sehari ia bisa mengolah 150kg, itu kan luar biasa. Jadi, mereka ini benar-benar bisa membawa nama baik Kota Surabaya di tingkat internasional,” tuturnya.
Perlombaan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup Tahun 2021 tingkat SMP dimenangkan oleh siswa SMPN 6 Surabaya Areya Kesyandria, dan siswi SMPN 1 Surabaya Sheyreen Callista.
Lalu, untuk tingkat SD dimenangkan oleh siswa SDN Kaliasin I Nevan Azka dan Shaqilla Calysta.
Ni Luh Gede Ketut Keyva Richie Valerina Atmaja siswi kelas 4 SDN Rungkut Menanggal I peraih penghargaan sebagai peserta terceria dan peserta teraktif bersih pantai tingkat SD itu mengatakan, bahwa ini merupakan pertama kalinya dia mengikuti perlombaan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup. Pada keikutsertaannya yang pertama itu, ia membuat minuman yang berasal dari tanaman serai.
“Minuman serai itu ada dua varian rasa, ada rasa rosella dan rasa jeruk nipis. Bikinnya dibantuin sama mama dan kakak, bertiga. Nanti mau menambahkan jumlah tanaman dan produknya, sekarang ada 3.030 tanaman serai.” pungkasnya.
Seperti diberitakan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyerahkan sebanyak 51 penghargaan kepada para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup Tahun 2021 di Lobby Lantai II, Balai Kota Surabaya, Selasa (28/9).
Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup Tahun 2021 merupakan perlombaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH), dan Tunas Hijau, serta didukung oleh PT PLN. Perlombaan itu diikuti oleh sekitar 937 siswa dari 111 sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMP di Surabaya.
Para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup itu merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang.
Sebab, di usia mereka saat ini, mereka sudah mampu untuk memberikan contoh kepada yang lebih tua tentang bagaimana mencintai lingkungan.
Selain itu untuk mewujudkan sustainability terkait produk-produk olahan yang dihasilkan oleh para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup itu, Pemkot Surabaya akan terus melakukan pengembangan terhadap produk-produk olahan seperti membuat sabun dari minyak jelantah.
Agar produk-produk olahan tersebut bisa menembus industri perhotelan dan UMKM maka diperjual belikan melalui aplikasi E-Peken milik Pemkot Surabaya.
Meski demikian, sebelumnya produk-produk itu harus memenuhi standart yang berlaku.
Seperti memastikan kandungan dari sabun itu sama seperti yang ada di hotel-hotel. Jangan sampai ternyata membuat suatu produk tidak sesuai standart yang dipakai orang.