BUMD milik Pemkot Surabaya dan BNI ini mulai melakukan sosialisasi digitalisasi pembayaran ke pedagang Pasar Kapasan Kamis (30/9).
Sosialisasi dihadiri perwakilan kantor wilayah BNI Surabaya, BNI Cabang Surabaya dan direksi PD Pasar Surya.
Sedangkan dari pedagang, menghadirkan perwakilan dari Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Kapasan.
Sosialisasi ke pedagang Pasar Kapasan akan digeber selama satu bulan ke depan.
Diharapkan pada awal November 2021 mendatang, digitalisasi pembayaran, khususnya untuk Iuran Layanan Pasar (ILP) sudah bisa diterapkan.
"Dengan digitalisasi ini akan memudahkan pedagang untuk membayar ILP. Pedagang tidak perlu datang ke kantor, cukup bayar melalui internet banking, mobile banking atau ATM," kata Direktur Keuangan PD Pasar Surya, Sutjahjo, Kamis (30/9).
Ia menjelaskan, dengan digitalisasi pembayaran ILP ini, PD Pasar Surya ingin memberikan pelayanan prima kepada pedagang.
Sebab dari sisi pembayaran ILP ini, pedagang juga akan dimudahkan dari sisi waktu. Sebab dengan digitalisasi, pedagang bisa membayar ILP dari mana saja dan kapan saja.
"Kalau selama ini kan pembayarannya masih manual. Pedagang harus datang ke kantor, padahal pedagang bisa jadi domisilinya atau sedang ada keperluan lain di luar Surabaya. Dengan digitalisasi ini akan menjadi mudah," terangnya.
Ia menyebut, sementara ini digitalisasi hanya untuk ILP yang terdiri pembayaran retribusi stan dan kebersihan.
Namun kerjasama dengan BNI ini juga akan merambah pada pembayaran rekening listrik dan air.
"Jadi, nanti pedagang sekali bayar secara digital langsung mencakup ILP, retribusi stan dan kebersihan. Lebih praktis," tambah Sutjahjo.
Pria berkacamata ini kemudian menerangkan alasan Pasar Kapasan dijadikan pilot project atas digitalisasi pembayaran.
Sebab, pedagang di pasar yang dikenal sebagai grosir konveksi ini sudah banyak yang menerapkan transaksi elektronik.
Karena itu, ia berharap, seluruh pedagang Pasar Kapasan bisa menggunakan pembayaran secara digital.
"Kita targetkan 90 persen pedagang akan memakai pembayaran secara digital ini dan berkeinginan agar Pasar Kapasan dengan pasar tradisional pertama di Surabaya yang menerapkan pembayaran digital," ujar Sutjahjo.
Namun demikian, lanjut dia, secara bertahap seluruh pasar yang berada dalam pengelolaan PD Pasar Surya akan diterapkan sistem yang sama.
Secara teknis, pelaksanaan di Pasar Kapasan akan dimonitoring dan evaluasi.
"Istilahnya, selain dijadikan pilot project, pelaksanaan digitalisasi pembayaran di pasar ini akan digunakan sebagai prototype pelaksanaan di pasar yang lain," jelasnya.
Sementara itu, pemimpin BNI wilayah 06 Surabaya, Muhammad Gunawan Putra mengatakan, dengan digitalisasi, pembayaran dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan aman.
Dengan digitalisasi juga memudahkan PD Pasar Surya memonitoring secara real time melalui dashboard yang akan menampilkan data pedagang yang telah melakukan pembayaran.
Ia mengungkapkan, bahwa digitalisasi pembayaran dengan menggunakan layanan BNI e-Collection melalui nomor virtual account.
"Setiap pedagang di bawah supervisi PD Pasar Surya akan memiliki nomor virtual account yang dapat diidentifikasikan dengan nomor stan sehingga lebih mudah dalam proses monitoring," ujarnya.
Selain itu, pedagang akan dilengkapi dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sehingga dapat menerima pembayaran cukup dengan scan barcode melalui BNI mobile banking atau e-wallet lainnya.
Dengan pembayaran secara digital ini tentunya mendukung program pemerintah khususnya dalam mengurangi transaksi dengan menggunakan uang tunai (cashless).
"Besar harapan kami BNI sebagai salah satu bank BUMN dapat berkontribusi lebih memberikan layanan digital perbankan untuk memajukan kegiatan perekonomian usaha daerah khususnya Kota Surabaya," pungkasnya.