Salah satunya dengan memberikan intervensi berupa pekerjaan maupun pelatihan kerja kepada para istri patriot ksatria KRI Nanggala 402.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya, Rini Indriyani secara simbolis menyerahkan langsung intervensi bantuan tersebut kepada 11 istri patriot ksatria KRI Nanggala 402. Acara tersebut berlangsung di Lobby lantai 2 Balai Kota Surabaya, Kamis (4/11).
Wali Kota Eri mengatakan, bahwa intervensi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya merupakan tindak lanjut dari komitmen pemerintah untuk memberikan dukungan penuh.
Baik itu terhadap kebutuhan pendidikan anak, hingga pendapatan para istri patriot ksatria KRI Nanggala 402.
“Kita telah memberikan beasiswa pada putra-putrinya. Kemudian, kita memberikan apa yang dibutuhkan oleh istri para prajurit itu untuk keluarganya. Ada yang meminta untuk mengikuti pelatihan menjahit, ada yang meminta bantuan modal usaha, dan ada yang kita jadikan tenaga kontrak di Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri, Kamis (4/11).
Wali Kota Eri memastikan, bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan memberikan pendampingan kepada para istri KRI Nanggala 402.
Sebab, Pemkot Surabaya ingin memberikan yang terbaik untuk para pejuang-pejuang Negara Indonesia, khususnya dari Kota Surabaya.
“Pemerintah Kota Surabaya tidak akan pernah berhenti sampai di sini saja. Kita akan lakukan juga untuk warga MBR dan setelah ini kami juga akan berkonsentrasi kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19,” ungkap dia.
Oleh karena itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga menjelaskan, bahwa memasuki bulan November 2021, setiap penghasilan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkot Surabaya akan dipangkas 2,5 persen oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk dikelola dan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Insya Allah ketika zakat itu dikumpulkan, maka seluruh ASN di Surabaya telah menunaikan kewajiban kepada Gusti Allah dan agamanya. Kalau sudah ditunaikan, Insya Allah akan ada hasil yang bisa digunakan untuk kemaslahatan umat, salah satunya menggerakkan ekonomi dan memberikan bantuan,” jelas dia.
Sementara itu, Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel LAUT (P), Wirawan Ady Prasetya menyampaikan terima kasih atas perhatian yang telah diberikan oleh Pemkot Surabaya kepada istri patriot ksatria KRI Nanggala 402.
“Saya sangat bahagia, bangga, dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan bapak wali kota kepada para istri dari Pahlawan KRI Nanggala 402, yang sudah mengabdikan diri dan memberikan hidupnya kepada nusa dan bangsa. Saya yakin atas perhatian ini semua akan sangat bermanfaat untuk kehidupan keluarga yang ditinggalkan,” kata dia.
Ditemui di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya Antiek Sugiharti menyatakan, bahwa intervensi kepada para istri patriot ksatria KRI Nanggala 402 adalah bagaimana mereka bisa menjadi tulang punggung untuk keluarga.
“Sebagaimana komitmen Pak Wali Kota dengan Ibu Ketua TP PKK memberikan dukungan penuh. Kemudian, kami berkomunikasi bagi istri-istrinya yang belum memiliki aktivitas dan ingin menambah pendapatan untuk keluarganya. Akhirnya ada 11 dari 18 istri tersebut yang bisa kita lakukan intervensi. Untuk 7 lainnya, mereka sudah memiliki kegiatan atau pekerjaan,” pungkas dia.
Sekadar diketahui, 11 istri patriot ksatria KRI Nanggala 402 penerima intervensi dari Pemkot Surabaya, yakni Diana Suprapti istri alm. Letda Laut Adhi Laksmono sebagai tenaga kontrak di Kelurahan Simomulyo Baru, Kasmaya istri alm. Lettu Anang Sutrianto sebagai tenaga kontrak di Dinas Kepemudaan dan Olahraga, dan Laras Putri Makswarie istri alm. Lettu Muh Imam Adi Aji K. sebagai tenaga kontrak di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Kemudian, Martha Famira Minardi istri alm. Kopda Dirgantara Nugroho Putranto sebagai tenaga kontrak di Puskesmas Dukuh Kupang, Anisa Budi Mulia, istri alm. Klk Eta Roni Efendi sebagai tenaga kontrak di Puskesmas Bulak Banteng, Heny Presianawati istri alm. Mayor Wisnu Soebiantoro sebagai tenaga kontrak di Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah, Ekhan Retno Asih Primadani istri alm. Mayor Laut Eko Firmanto mendapatkan pelatihan menjahit selama 6 bulan, dan Dian Arisa Cahyadi Kemala, istri alm. Serda Purwanto mendapatkan pelatihan menjahit selama 6 bulan.
Selanjutnya, Lutfiana Endriyani istri alm. Serda Wahyu Adiyas Setiawan, ST mendapatkan pelatihan menjahit selama 6 bulan, Ninda Rija Dwiyanti, istri alm. Letkol Heri Oktavian pelatihan menjahit selama 6 bulan, dan Cica Yuemi. istri alm. Letda Munawir mendapatkan bantuan modal usaha alat dan bahan laundry.