KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Akademi Angkatan Laut (AAL) melakukan langkah antisifatif bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) dimusim penghujan, salah satunya dengan melaksanakan penyemprotan atau fogging di Komplek Mess Taruna Candrasa dan gedung perkuliahan di Komplek Ki Hadjar Dewantara, Kesatrian AAL Bumimoro, Surabaya, Kamis (6/1).
Untuk itu, Gubernur AAL, Mayor Jenderal TNI (Mar) Nur Alamsyah, memerintahkan Subditkes, Ditpers AAL dan jajarannya untuk melaksanakan fogingisasi terhadap seluruh gedung mess di Komplek Candrasa dan gedung perkuliahan di Komplek Ki Hadjar Dewantara. Selain itu lokasi dapur, ruang makan, dan fasilitas pendukung Taruna lainnya juga dilakukan penyemprotan secara bertahap.
Menurut Kasubditkes, Ditpers AAL Letkol Laut (K) dr. Bambang Hartono, Sp. Rad (K)., RI., saat mendampingi anggotanya melakukan fogging di Komplek Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa, tindakan fogging masih dipandang dan dipercaya efektif sebagai salah satu upaya penanggulangan saat terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) atau wabah penyakit DBD di suatu daerah, yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi. Fogging dengan cepat menurunkan populasi nyamuk.
Pengasapan lanjut Bambang, dilakukan sebagai salah satu metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes Aegypti.
Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dapat mengeluarkan asap berisi insektisida.
Insektisida inilah yang kemudian akan bekerja membunuh nyamuk dewasa penyebab menyebarnya penyakit DBD. Biasanya, insektisida yang digunakan ada beberapa jenis, meliputi malathion, cypermetrin, alfacypermetrin, pirimiphos-methyl, temephos, dan pyriproxyfen.
Meski demikian, untuk memenuhi target, fogging harus dilakukan sesuai aturan. Fogging hanya dapat dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak satuan kerja atau penghuni/pengguna gedung agar barang atau peralatan diamankan sebelum pengasapan untuk menghindari kerusakan.
Dan agar aman tambahnya, sebaiknya kegiatan ini dilakukan saat nyamuk Aedes aegypti beraktivitas, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00 WIB dan pukul 14.00-17.00 WIB. Sayangnya, pemberantasan nyamuk dewasa yang dilakukan lewat fogging ini tidak cukup efektif dilakukan sebagai upaya pencegahan DBD secara keseluruhan. Karena nyamuk tetap menyisakan telur dan jentik atau larva.
Untuk menghindari resistensi nyamuk terhadap insektisida dan pencemaran udara, maka tindakan fogging ini harus diikuti dengan upaya pencegahan penyakit DBD lainnya agar rantai penyebaran demam berdarah benar-benar terhenti. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan aktivitas 3M Plus.
Yaitu, Menguras dan Membersihkan tempat yang menjadi penampungan air, Menutup secara rapat tempat-tempat penampungan air tersebut agar tidak menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
Kemudian Mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, Plus adalah berbagai bentuk kegiatan pencegahan lainnya, seperti menggunakan obat nyamuk, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan kelambu saat tidur dan memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk. (Pen AAL)