KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana untuk melakukan pengembangan kawasan wisata pantai yang ada di Kota Pahlawan.
Salah satunya adalah mengintegrasikan kawasan wisata Jembatan Surabaya dengan kawasan wisata Pantai Kenjeran.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa pengunjung yang ingin melihat kemegahan Jembatan Surabaya, secara teknis harus masuk terlebih dahulu ke dalam kawasan wisata Pantai Kenjeran. Sebab, di dalam kawasan tersebut telah tersedia sentra UMKM.
“Jembatan Surabaya itu akan kita connect kan (sambungkan) dengan Kenjeran, maka orang yang ingin melihat itu harus dari dalam Kenjeran. Jadi yang menonton tadi duduk di kursi UMKM yang kita sediakan,” kata Wali Kota Eri, Senin (31/1).
Wali Kota Eri menjelaskan, untuk konsep air mancur menari yang ada di Jembatan Surabaya juga akan dimeriahkan dengan pertunjukan lampu laser dan teatrikal seperti pertunjukan yang ada di Singapura.
Hasilnya, pertunjukan air mancur tersebut akan dibuka secara bertahap.
“Pada waktu air mancur menari, maka kita tutup jembatan itu. Lalu UMKM akan kita tata di sepanjang jembatan, kalau sudah ditutup maka orang tidak bisa masuk lagi dan secara otomatis parkir kendaraan juga tidak di dekat situ,” jelas dia.
Ia berharap, dengan penutupan Jembatan Surabaya saat pertunjukan air mancur menari dimulai, para pengunjung yang datang bisa duduk menikmati stand atau tenan UMKM yang telah tersedia di sepanjang Jembatan Surabaya.
“Jembatan Surabaya ini dibangun, filosofinya untuk mengembangkan UMKM kita. Sehingga nanti UMKM kita disana dimasukkan ke sepanjang jembatan,” ujarnya.
Meskipun kawasan wisata Jembatan Surabaya itu tidak dipungut biaya atau gratis, Wali Kota Eri meminta kepada para pengunjung dari warga Kota Surabaya dan luar kota untuk ikut untuk mendukung dengan membeli produk UMKM yang ada di sepanjang Jembatan Surabaya.
“Jadi itulah yang kita jual, yakni wisata surabaya. Nanti yang datang harus duduk di tenan-tenan UMKM, itulah kita tata,” katanya.
Selanjutnya, untuk mengantisipasi kemacetan yang biasa terjadi di sekitar kawasan wisata Jembatan Surabaya, ia mengaku akan melakukan penataan tempat parkir.
Nantinya, para pengelola tempat parkir tersebut adalah para warga sekitar Jembatan Surabaya, khususnya warga MBR.
“Jadi nanti kita kumpulkan (warga) untuk menjaga tempat parkir. Hasil uangnya juga akan kita kumpulkan, lalu dikelola bersama Dinas Perhubungan, hasilnya akan dibagikan kepada warga,” terang dia.
Bagi Wali Kota Eri, aset yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya harus bisa dimanfaatkan oleh para warga sekitar.
Seperti menggerakan UMKM demi mendapatkan perkapita yang lebih tinggi atau menaikkan taraf hidup masyarakat sekitar.
Kedepan, ia mengaku bahwa akan melakukan investasi dengan mengkonektifitas Jembatan Surabaya dengan Pantai Kenjeran, yakni akan membuat overdeck di Pantai Kenjeran.
Rencananya para pengunjung bisa berjalan dari bibir pantai hingga tengah laut saat air laut surut.
“Pengunjung bisa jalan melalui overdeck, tapi ketika air pasang bisa masuk lewat overdeck, dan di tengah-tengah overdeck sampai ke tengah lautnya akan dibuatkan perosotan. Jadi pengunjung bisa perosotan di tengah laut,” ungkap dia.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tak memungkiri bahwa APBD yang dimiliki oleh Kota Surabaya tidak mencukupi untuk melakukan pengembagan kawasan tersebut. Maka, ia akan menggandeng para investor untuk mengembangkan kawasan wisata tersebut.
“Kalau nanti Pemkot ini mengembangkan di Kenjeran lama, maka secara otomatis bisa saya konektivitas dengan Kenpark. Ini baru namanya kolaborasi antara swasta dengan pemerintah yang sama-sama menguntungkan,” kata dia.
Terkait dengan rencana tersebut, Wali Kota Eri menargetkan semua konsep itu akan dilaksanakan pada tahun 2022.
Bahkan, ia telah memiliki skema dan akan dilanjutkan dengan mengundang para investor, serta semua stakeholder yang di Kota Surabaya.
“Insyaallah tahun 2022 ini dan (perosotan tengah laut) iya. Saya harus memanfaatkan lahan yang ada dan memanggil investor untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan di kota Surabaya, terutama saat Covid-19 seperti saat ini,” tegas dia.
Wali Kota Eri menambahkan bahwa mengenai anggaran yang diperlukan, pihaknya masih menghitung besaran anggaran yang pasti.
Namun, pada rencana tahapan pembangunan perosotan dan lainnya bisa mencapai Rp25 Miliar.
“Belum overdeck bentuknya seperti apa, lalu penahan ombak untuk standar perahu-perahu, Insya Allah ditahun ini akan saya lelangkan, siapa yang mau investor, dengan syarat di depan, seperti masyarakat Surabaya harus 60 persen (bekerja disana),” pungkasnya.