Selasa, 01 Maret 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sejumlah Pentolan Pegiat Sosial di dampingi oleh Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PDI PDI Perjuangan sambat ke Wakil Wali Kota Surabaya Armuji terkait permasalahan kader kesehatan hingga kader lingkungan yang akan dilakukan seleksi menjadi Kader Surabaya Hebat.

Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Dyah Katarina didampingi oleh Wihartuti Dwi Rahayu dan Iin Mutmainah menyampaikan bahwa para kader Posyandu, Bumantik, hingga kader lingkungan berangkat dari semangat kesukarelawanan ibu - ibu di kampung.

“Kami meneruskan aspirasi dibawah dan berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bisa memperhatikan keresahan kader – kader yang telah berjuang bagi Kota Surabaya,” kata Dyah Katarina, Selasa (1/3/2022).

Menanggapi itu, Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji menyatakan akan segera menindaklanjuti laporan tersebut dan menjadikan prioritas utama dalam pengambilan kebijakan.

“Nanti akan kami sampaikan dan bicarakan bersama Pak Wali Kota terkait dengan keluhan dan aspirasi dari kader – kader tersebut,” kata Armuji.

Dirinya juga mengapresiasi atas kerja - kerja kerakyatan para kader yang ada di kampung selama ini. 

Armuji menyebutkan bahwa peran kader lingkungan, bumantik, posyandu dan lansia telah memudahkan Pemerintah Kota Surabaya dalam menangani berbagai permasalahan yang ada di lapangan.

“Kami senantiasa mendengarkan apa yang menjadi keresahan ibu - ibu kader sekalian, nanti dibicarakan dengan kepala dingin sehingga mendatangkan maslahat banyak pihak,” tegasnya.

Ia berharap, nantinya akan dimantapkan sistem yang memudahkan kader – kader dalam segi pelaporan sehingga fokus dalam konsentrasi melayani warga masyarakat. 



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya Rini Indriyani menerima penghargaan dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat, di lantai 3, Ballroom Hotel Vassa, Selasa (1/3). 

Penghargaan itu diterima oleh Ketua TP PKK Rini dalam rapat kerja daerah yang bertajuk "Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Provinsi Jawa Timur. 

Di dalam bingkai penghargaan yang diberikan kepada Ketua TP PKK Rini itu tertulis, bahwa TP PKK Surabaya telah berkontribusi dalam Peningkatan Kesertaan Keluarga Berencana pada Kegiatan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Bersama Mitra Kerja pada Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2021. 

Usai menerima penghargaan tersebut, Ketua TP PKK Rini mengatakan, apresiasi yang diberikan oleh BKKBN pusat ini merupakan bukti nyata Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui TP PKK menekan angka stunting di Kota Pahlawan. Rini menyampaikan, menekan angka dan mencegah stunting bukan hanya dengan asupan gizi seimbang untuk ibu hamil dan setelah anak lahir saja, akan tetapi juga dengan program KB (keluarga berencana) dan sosialisasi kepada calon pengantin (catin) yang digerakkan oleh TP PKK Pendamping Keluarga. 

Diperolehnya penghargaan ini, Ketua TP PKK Rini berharap, kedepannya bisa lebih baik lagi dan menjadi motivasi untuk menekan permasalahan stunting di Surabaya. 

"Ini menjadi stimulus bagi kami, memacu lebih cepat lagi mengatasi stunting di Kota Surabaya, supaya angka stunting menurun. Matur nuwun (terima kasih) atas apresiasinya dan kami jadikan penyemangat supaya lebih baik ke depannya," kata Ketua TP PKK Rini.

Rini menjelaskan, saat ini Pemkot Surabaya fokus dengan Tim Pendamping Keluarga yang bergerak di kantor kelurahan dan kecamatan. 

Dengan adanya tim tersebut, diharapkan angka stunting bisa menurun drastis. "Bersama Tim Pendamping Keluarga ini, kami melakukan berbagai penyuluhan. 

Karena stunting itu bisa terjadi pada saat kehamilan, kita bisa cegah, agar anak yang terlahir tidak stunting. 

Dengan adanya KB kita bisa menekan angka kematian ibu dan anak hingga stunting," jelas Rini. 

Rini menambahkan, sampai saat ini di Kota Surabaya masih banyak terjadi kehamilan ibu berisiko melahirkan anak stunting. 

Biasanya, lanjut dia, kehamilan anak berisiko stunting itu terjadi pada kelahiran ketiga atau keempat. 

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya KB untuk mencegah anak terlahir stunting dari hulunya.

"Jadi yang kita cegah bukan hanya stuntingnya, tapi yang juga kita cegah adalah jangan sampai ada stunting baru di Surabaya," imbuhnya. 

Senada dengan Ketua TP PKK Rini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto mengatakan, pentingnya pencegahan stunting dari hulu dengan cara KB. 

"Sebenarnya, KB itu kan untuk pengendalian penduduk, agar nantinya anak-anak yang terlahir itu berkualitas. Maka dari itu kita sosialisasikan terus, mulai manfaat dari alat kontrasepsi, seperti penggunaan kondom, intrauterine device (IUD), Metode Operasi Pria (MOP) dan Metode Operasi Wanita (MOW). Karena kontrasepsi itu sebenarnya untuk mengurangi beban hidup dari pasangan suami istri (pasutri) ke depannya, salah satunya mencegah anak terlahir stunting," kata Tomi. 

Tomi menambahkan, pencegahan stunting melalui program KB di Surabaya sangat masif, bukan hanya kepada pasutri, akan tetapi juga kepada catin. 

Mengapa catin dan pasutri perlu mengikuti sosialisasi soal KB? Karena, ketika anak berada di dalam kandungan hingga terlahir, orang tua harus paham terlebih dahulu tugas dan kewajibannya. 

"Bukan hanya memahami soal tugas dan kewajiban sebagai orang tua saja, akan tetapi juga harus paham soal kewajiban dan hak-hak terhadap anak. Misalnya, hak anak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan dan sebagainya, nah itu orang tua harus tahu. Kalau catin dan pasutri paham soal itu, maka kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berkurang dan stunting juga bisa berkurang," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Keresahan para Kader Kesehatan di Kota Surabaya ditangkap oleh Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Surabaya Cahyo Siswo Utomo. 

Ia pun menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mensosialisasi kepada masyarakat terutama kader kesehatan tentang peraturan yang terkait dengannya, dilakukan dengan lebih baik dan lebih bijak. 

“Termasuk juga soal ada pemberhentian itu mohon disosialisasikan dengan lebih baik dan lebih bijak,” kata Cahyo, Selasa (1/3).

Disamping itu, Anggota Komisi D DPRD Surabaya ini juga menyoal tentang penentuan jumlah Kader Kesehatan. 

“Pertimbangan dalam menentukan jumlah Kader Kesehatan, mohon jangan hanya bersandar pada jumlah KK atau jumlah penduduk di suatu wilayah RT ataupun RW. Tetapi juga mempertimbangkan peran-perannya,” kata Cahyo.

Politisi muda PKS ini kemudian menyampaikan bahwa peran-peran Kader Kesehatan ini sangat signifikan. 

“Mulai sebagai Pemantau Lingkungan, Penyakit dan Kesehatan serta Pelayanan Masyarakat seperti Jumantik, kemudian sebagai fasilitator lingkungan-sanitasi, termasuk juga pemantauan penyakit lainnya seperti TBC dan penyakit paliatif, posyandu balita, pralansia dan lansia, KB dan sebagainya. Juga termasuk peran dalam kelurahan siaga, kampung ASI dan lain-lain. Ini harus dipertimbangkan,” tegasnya.

Wakil Ketua Badan Pembentukan Perda ini juga masih menyebut beban lain Kader Kesehatan.

“Iya belum lagi juga yang menurut saya menjadi beban Kader Kesehatan atau Kader Surabaya Hebat nantinya itu adalah tugas adminsitratif yang tidak ringan meskipun itu lewat aplikasi,” ungkapnya.

Karena itu Cahyo meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) meninjau ulang. 

“Jadi hemat saya, mohon ada peninjauan kembali soal pengurangan jumlah Kader Kesehatan. Mohon ada kebijakan dari pemkot Surabaya terutama dari Dinas Kesehatan untuk menyandarkan kebijakan itu tidak hanya pada jumlah KK tetapi juga beban kerja di masing-masing wilayah,” kata Politisi asli Surabaya ini.

Cahyo menyampaikan akan terus menyuarakan persoalan ini hingga ada kejelasan. 

“Kami di sini DPRD Surabaya terutama Fraksi PKS dalam posisi bersama Kader-kader Kesehatan. Keluhan-keluhan ataupun masukan kepada Pemkot Surabaya bisa disampiakan melalui kami. Baik melalui Anggota Dewan langsung, melalui Pimpinan Dewan dimana ada Ibu Reni Astuti dari PKS, ataupun melalui staf-staf Fraksi PKS,” jelasnya 

Cahyo mengajak agar semua warga tetap menjaga kesehatan di masa pandemi ini. 

“Salah satunya adalah menjaga kondisi psikis kita agar tetap berpikir positif dan saling mendoakan,” pungkas pria yang juga Sekretaris DPD PKS Kota Surabaya ini.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kebijakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya yang menggabungkan kader kesehatan, menjadi Kader Surabaya Hebat, mendapat tentangan dari para kader di Kupang Gunung Jaya.

Susiati kader kesehatan RT 06 RW 07 Kupang Jaya mengatakan, dulu insentifnya masih Rp28 ribu setiap minggu, para kader merasa sudah sejahtera dan nyaman, serta ikhlas menjalankan tugas. 

Namun kini ada kabar kenaikkan insentif menjadi Rp400 ribu tiap bulan malah kerjanya semakin tertekan.

"Sekarang dijanjikan insentif naik menjadiRp 400 ribu, tapi kerjanya seperti dipecuti. Banyak link-link (aplikasi) yang harus di kerjakan yang bikin bingung. Banyak kader yang belum paham," kata Susiati, Selasa (1/3).

Susiati menambahkan, belum lagi adanya peraturan bahwa tiap RT dengan jumlah penduduk 200 Kepala Keluarga (KK) kebawah, hanya di isi oleh 3 kader.  

"Bisa ta seperti itu kita melakukannya. Opo ga botak kepala. Kalau kebijakan ini diteruskan monggo (silahkan), tapi saya tak mundur alon-alon saja," tegasnya.

Sementara itu Anis Arianti, kader kesehatan RT 01 RW 06 juga merasa dengan pemangkasan kader di tiap RT.

"Ditempat saya kader ada 9 orang.  Informasi yang kita dapat, kalau warga kurang dari 200 KK kadernya 2. Nah misalnya kalau ada kegiatan posyandu yang serentak itu kan satu hari harus sudah selesai. Apakah ini bisa kalau layanan posyandu hanya 2 kader. Dengan jumlah balita 20 sampai 50," terangnya.

Anis mengaku senang ketika mendapat kabar ada penambahan insentif. 

"Tapi kan juga harus dilihat kemampuan kita. Kebanyakan. kader inikan ibu-ibu. Ketika kita selesai menjalankan fungsi sebagai ibu rumah tangga baru kemudian menjalankan tugas posyandu. Sampai jam berapa selesainya kalau seperti ini," tandasnya.

Anis menceritakan, kalau sudah lama dirinya menjadi kader kesehatan, menggantikan ibunya. 

"Ukuran kita bukan insentif tapi pengabdian. Kita iklas meski diberi insentif 28 ribu. Maksud kami kalau insentif dinaikkan ya kondisinya seperti dulu. Mantik ya jobnya mantik, Posyandu ya posyandu. Meski tidak dinaikkan ga papa. tapi jobnya sendiri-sendiri," ucapnya.

Sedangkan Rahmawati kader kesehatan RT 05 RW 07, mengaku prihatin dengan adanya pemangkasan jumlah kader.

"Kita kemarin senang karena honor dinaikkan, kenapa terus ada pemangkasa. Kita kerjanya susah door to door. Ada teman kita yang karena ada kenaikkan insentif itu kemudian kredit HP sebagai penunjang kegiatan. Tapi sekarang malah dipangkas," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (PMKP) Kota Surabaya yang ke-103, di halaman Balai Kota Surabaya, Selasa (1/3).

Dalam peringatan HUT Pemadam Kebakaran itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melaunching aplikasi Madagaskar sekaligus mengukuhkan 154 Kader Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran). 

Bahkan, saat itu Wali Kota Eri juga memberikan penghargaan kepada tiga personel Tim Rescue Dinas PMKP atas keberhasilannya melakukan penyelamatan terhadap warga yang terjebak kebakaran di kawasan Ngagel Surabaya. 

Usai launching aplikasi dan pengukuhan Kader Madagaskar, beberapa perwakilan kader yang didampingi oleh para personel Dinas PMKP melakukan simulasi pemadaman kebakaran di halaman Balai Kota Surabaya. 

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan TP PKK Kota Surabaya ikut berperan untuk membantu Pemkot Surabaya dalam meringankan, menghentikan, dan mencegah bencana, khususnya bencana kebakaran. 

Maka, Kader Madagaskar dibentuk untuk membantu memberikan sosialisasi penanganan kebakaran di tingkat kelurahan hingga RT/RW. 

“Kader Madagaskar ini dibentuk melalui TP PKK dan njenengan (anda) adalah orang hebat yang mau memberikan yang terbaik untuk warga Kota Surabaya. Sebab, kader ini bersifat sosial yang merupakan orang-orang pilihan,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Wali Kota Eri Cahyadi juga berjanji, bahwa tidak akan tinggal diam atau membiarkan para kader. 

Ia memastikan, bahwa Pemkot Surabaya akan terus menggandeng para kader yang telah menciptakan kebaikan dan amal jariyah untuk Kota Surabaya. 

"Kader  bekerja untuk kepentingan umat dan Kota Surabaya. Tidak untuk kepentingan pihak-pihak tertentu," tegas dia. 

Oleh karena itu, ia mengucapkan terima kasih kepada Kader Madagaskar, serta seluruh kader Pemkot Surabaya atau Kader Surabaya Hebat yang telah bergerak untuk membangun Kota Surabaya. 

“Saya titip Kota Surabaya kepada kader-kader Madagaskar untuk mencegah bencana, wabil khusus di Dinas PMKP untuk ikut memberikan sosialisasi dari hati. Matur nuwun sanget (terima kasih banyak) semoga Kota Surabaya terhindar dari bencana,” ujar dia. 

Tak hanya itu saja, atas keberhasilan Dinas PMKP dalam melakukan pemadaman dan penyelamatan terhadap salah satu warga yang terjebak kebakaran di kawasan Jalan Ngagel. 

Wali Kota Eri Cahyadi kemudian memberikan penghargaan kepada tiga personel Tim Rescue, yang diberikan kepada saudara Sutresno, Miftahul Ilmi, dan Supriyanto. 

“Saya matur nuwun (terima kasih) atas respon cepat di Ngagel, kami juga beri penghargaan kepada teman-teman Dinas PMKP yang memberikan pertolongan pertama dan akhirnya bisa diselamatkan. Padahal dia baru saja sembuh dari Liponsos dan ketika diselamatkan, dia sedang membaca surat Yasin,” ungkap dia. 

Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani menjelaskan, Kader Madagaskar diharapkan bisa membantu para ibu rumah tangga agar tidak panik dalam menangani kebakaran. 

Sebab, lingkup terkecil yang dapat membantu pemadaman adalah warga sekitar. 

“Sehingga dengan adanya Kader Madagaskar ini, pada tiga menit pertama adalah kunci penanganan kebakaran dan harus diselesaikan sebelum menyebar,” jelas Rini Indriyani. 

Menurut Rini Indriyani, dengan adanya penanganan pada tiga menit pertama bisa membantu menurunkan angka kebakaran di Kota Surabaya. 

Maka, PKK Kota Surabaya bersama Dinas PMKP bergerak bersama untuk membentuk Kader Madagaskar, sesuai dengan program PKK Pusat. 

“Pembentukan kader ini adalah untuk mendukung program Keluarga Sehat Tangguh Tanggap Bencana Siaga Kebakaran. Selama bulan Februari kita sudah melakukan pelatihan kepada para kader,” ujar dia. 

Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Dinas PMKP Kota Surabaya Dedik Irianto menerangkan bahwa pelatihan yang diberikan kepada para Kader Madagaskar adalah pelatihan pemadaman api pada tiga menit pertama. 

Sebab, respon cepat Dinas PMKP untuk sampai di lokasi kebakaran adalah 7 menit. 

“Meskipun sesuai Inmendagri adalah 15 menit, tetapi Kota Surabaya memiliki respon tercepat di Indonesia, dengan waktu maksimal 7 menit. Alhamdulillah sampai saat ini respon time kita tercapai 100 persen,” imbuhnya. 

Sekedar diketahui, angka kebakaran di Kota Surabaya berangsur-angsur menurun dari tahun-tahun sebelumnya. 

Tercatat pada tahun 2019 terdapat 946 kejadian dan 39 persen diantaranya telah berhasilkan dipadamkan oleh warga. 

Tahun 2020, terdapat 694 kejadian dan 43 persen diantaranya telah berhasil dipadamkan warga. Tahun 2021 terdapat 644 kejadian, dengan 47 persen diantaranya berhasil dipadamkan warga, serta tahun 2022 pada bulan Januari hingga Februari terdapat 50 kejadian dan 53 persen diantaranya telah berhasil dipadamkan warga. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji, terhitung sudah satu tahun memimpin Kota Pahlawan. 

Selama setahun menjabat, sejumlah capaian dan kinerja menjadi catatan penting banyak pihak. 

Tak terkecuali dari kalangan legislatif sebagai salah satu mitra kerja dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono menyampaikan selamat dan memberikan apresiasi atas kinerja setahun kepemimpinan Eri Cahyadi dan Armuji. 

Terlepas dari beberapa catatan, Eri Cahyadi-Armuji dinilainya relatif mampu menjalankan kepemimpinan yang efektif, terutama untuk menangani pandemi dan memulihkan ekonomi. 

"Saya menggarisbawahi tiga hal. Dua hal apresiasi. Satu hal catatan perbaikan ke depan," kata Adi Sutarwijono, Selasa (1/3).

Pertama, Adi menyatakan, bahwa setahun pertama Eri-Armuji menjabat, penanganan pandemi di Surabaya berjalan cukup baik. 

Gotong-royong seluruh kalangan mampu mengelola pandemi, dengan vaksinasi yang masif serta pelaksanaan 3T yang baik. 

"Eri-Armuji juga mampu menumbuhkan inisiatif kerelawanan sosial dengan menggandeng berbagai pihak untuk saling bantu di masa pandemi," ujarnya.

Kedua, Adi juga berpandangan, bahwa pemulihan ekonomi Surabaya sudah fokus terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

Bahkan, UMKM Surabaya terus didorong agar survive, termasuk lewat inovasi berbasis digital seperti e-Peken. Apalagi, sentra-sentra UMKM juga dihidupkan dan diberdayakan. 

"Ketiga, sebagai catatan, saya berharap ke depan Pemkot Surabaya menaruh perhatian serius pada pengelolaan banjir dan upaya perlindungan sosial warga. Soal banjir, solusi terintegrasi dari hulu ke hilir harus dijalankan," harap dia.

Kemudian terkait perlindungan sosial, Adi juga mendorong pemkot agar upaya-upaya jemput bola harus rutin dilakukan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pertolongan. 

Baik itu terkait warga sakit, putus sekolah, rumah tidak layak huni (rutilahu) dan sebagainya. 

"Pola bottom up dalam strategi perlindungan sosial harus terus didorong dengan membuka ruang masukan warga seoptimal mungkin. Sehingga semua problem cepat teratasi dan tidak menjadi bom waktu," tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.

Bagi dia, soal perlindungan sosial tersebut harus menjadi atensi yang ke depan diharapkan dapat segera diselesaikan oleh Eri Cahyadi-Armuji. 

"Karena pandemi ini sejak 2020 ke 2021, Surabaya mengalami kenaikan angka kemiskinan dari 5,02 persen menjadi 5,23 persen atau naik 0,21 persen, dengan total jumlah penduduk miskin 152.000," ungkap dia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A.H. Thony berpandangan, bahwa Eri Cahyadi-Armuji mampu mengubah masa transisi pemerintahan dengan smooth dari para pemimpin sebelumnya. 

Masa transisi itu diawali dengan penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang visioner dan mencakup kepentingan lebih besar.

"Secara lengkap RPJMD ini memang dibutuhkan waktu lama, tidak bisa dijadikan ukuran dalam kurun satu tahun. Namun kami sebagai wakil ketua melihat kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji cukup bagus, karena banyak target-target yang sudah dilakukan mendekati kepada progres yang sudah dilaksanakan pada masa-masa sebelumnya," kata AH Thony.

Misalnya, dia menyebut, target setahun mengenai recovery ekonomi dan pemulihan kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Kedua target pada sektor tersebut, dinilainya telah mampu dilampaui Eri Cahyadi-Armuji dengan baik. 

"Tapi di sisi lain, memang ada beberapa tantangan yang ke depan harus diselesaikan," ujarnya.

Politisi Partai Gerindra itu mencontohkan, salah satunya soal penyelesaian pemetaan data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

Meski begitu, dia menilai, di masa kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji, Pemkot Surabaya berani memaparkan masalah itu secara terbuka dan terang. 

Hal tersebut menjadikan persoalan lebih jelas mana sasaran yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.

"Dengan tidak adanya sesuatu permasalahan MBR yang disembunyikan, ini menjadikan kita bisa membidik lebih jelas. Bahwa yang diselesaikan dari mana dulu hulunya dan hilirnya ke mana," jelas dia.

Kemudian berkaitan dengan upaya mensejahterakan masyarakat melalui rumah susun sewa sederhana (rusunawa) dan fasilitas-fasilitas sosial juga dinilainya lebih berorientasi pada keadilan. 

Artinya, kata dia, yang mendapatkan fasilitas sosial saat ini lebih difokuskan kepada masyarakat yang memang membutuhkan.

"Sementara warga yang sudah mulai mampu, didorong agar lebih mandiri menaikkan statusnya menjadi masyarakat yang lebih baik. Dan yang sudah memiliki penghasilan tinggi didorong untuk keterlibatannya menyelesaikan permasalahan masyarakat melalui CSRnya, dan itu berjalan," imbuhnya.

AH Thony menambahkan, setahun Eri Cahyadi-Armuji memimpin Surabaya, simbiosis mutualisme dan ekosistem sosial masyarakat itu berjalan sedemikian rupa. 

Dari sini, dia berasumsi, apabila sistem yang dibangun dapat terus berjalan, maka ke depan tentu menjadikan pemkot mampu mengawali sebuah pembangunan dengan lebih baik. 

"Bahkan kalau sudah golnya nanti bisa menjadi auto pilot. Karena secara sistem sudah tertata sedemikian rupa," tuturnya.

Penilaian yang sama juga disampaikan Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni. 

Dia menilai, Eri Cahyadi-Armuji memberikan keteladanan sosok pemimpin yang mampu menggerakkan partisipasi publik dalam setiap denyut nadi Pemkot Surabaya. 

"Kita semua tahu bahwa Pak Eri-Armuji diberikan mandat oleh rakyat di saat kondisi ketatanegaraan tidak bagus karena pandemi Covid-19. Artinya, beliau memimpin Surabaya langsung dihadapkan dengan penanganan pandemi yang cukup menguras keuangan pemerintah kota," kata Ari Fathoni.

Meski demikian, dia bersyukur, Eri Cahyadi-Armuji mampu menggerakkan partisipasi publik untuk bergotong-royong menangani pandemi. 

Sehingga, saat ini warga Surabaya bisa merasakan manfaatnya. Mulai dari pemulihan ekonomi berjalan, capaian vaksinasi yang tinggi dan bahkan masih bisa membantu warga yang terkena musibah di luar Kota Surabaya. 

"Ini tidak akan bisa kalau tidak dilakukan oleh pemimpin yang mempunyai leadership yang cukup," ujar Arif Fatoni.

Bahkan ketika Surabaya hujan deras dan terjadi genangan, dia menyebut, Eri Cahyadi menyampaikan permohonan maaf langsung kepada warga serta berjanji menyelesaikan persoalan itu agar tidak terulang. 

"Menurut saya ini luar biasa bagus dalam konteks keteladan seorang pemimpin," tambahnya.

Di lain hal, Ketua Fraksi Partai Golkar itu juga mengapresiasi gaya kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji dalam konteks penyelenggaraan pemerintah. 

Baginya, kedua pemimpin ini mampu membangun hubungan yang harmonis baik antara DPRD, stakeholder, maupun tokoh masyarakat. 

"Inilah yang kemudian membuat harmonisasi penyelenggaraan pemerintahan di Surabaya relatif jauh lebih bagus," kata dia.

Apalagi, Arif berpendapat, bahwa membangun Surabaya itu tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 

Partisipasi pihak swasta dalam upaya menggerakkan sektor ekonomi juga dinilainya menjadi sebuah kewajiban. 

"Nah, Pak Eri Cahyadi mampu dengan gaya komunikasinya, dengan gaya kepemimpinannya itu mampu meminang kalangan swasta bahu membahu membangun Surabaya. Tentu ini prestasi yang bagus," tegasnya.

Namun begitu, dia juga mendorong Kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkup pemkot agar dapat mengikuti ritme kerja yang sama dengan Eri Cahyadi-Armuji. 

Dia menyadari bahwa kepemimpinan Eri-Cahyadi masih berjalan satu tahun. Artinya, setahun pertama menjabat, tentu saja RPJMD itu belum bisa tercapai secara maksimal.

"Saya berharap kepada Kepala PD bisa tune in, bisa memiliki chemistry yang sama dengan ritme kerja wali kota dan wakil wali kota. Sehingga pelayanan terhadap masyarakat Surabaya berlangsung dengan baik," imbuhnya.

Oleh karenanya, Arif menyatakan, bahwa sudah menjadi tugas dan kewajiban bagi setiap Kepala PD untuk bagaimana mengakselerasikan apa yang menjadi visi misi wali kota dan wakil kota. 

Artinya, visi misi tersebut harus dapat dimanifestasikan ke dalam bentuk program kerja yang nyata. 

"Jadi, tidak berbicara lagi soal bagaimana mekanisme eksekusinya, tetapi bagaimana merealisasikan program," pungkas dia. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji selama setahun ini mendapat respon positif dari masyarakat. Terutama di kalangan pebisnis dan pengusaha Kota Pahlawan. 

Sebagai kepala daerah, Wali Kota Eri Cahyadi dinilai mampu menghadapi tekanan ekonomi di tengah terjangan badai Covid-19.

Direktur Operasi PT SIER Didik Prasetiono mengatakan, menghadapi gempuran virus Covid-19 hingga melandai seperti saat ini bukan hal mudah bagi seorang kepala daerah, terutama bagi sosok Eri Cahyadi yang memimpin Kota Surabaya selama 12 bulan terakhir. 

Menurut Didik, sosok Wali Kota Eri Cahyadi  Wawali Armuji punya jurus pamungkas untuk menghadapi bencana global, jurus itu adalah kolaborasi. 

Dengan adanya kolaborasi, Didik mengungkapkan beberapa fakta keberhasilan kedua pemimpin tersebut, diantaranya pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara signifikan. 

“Pada tahun 2020 pertumbuhan perekonomian di Kota Surabaya minus 4,85 persen, kemudian di tahun 2021 melompat ke angka 4,29 persen. Lompatan ini signifikan, sekitar 8 poin, bahkan melampaui kinerja ekonomi nasional,” kata Didik, Selasa (1/3).

Fakta melambungnya perekonomian Kota Surabaya pasca pandemi Covid-19, Didik rangkum menjadi beberapa poin, diantaranya adalah ketepatan strategi Wali Kota Eri Cahyadi Wawali Armuji dalam penanganan pandemi. 

Didik memaparkan, dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) dan pelaksanaan 3T (tracing, testing, dan treatment) digagas oleh dua orang pemimpin tersebut sangatlah baik. 

“Bahkan, bisa dibilang salah satu yang terbaik se-Indonesia. Karena prokes dan 3T ini menjadi kunci utama pengendalian pandemi, sehingga perekonomian di Kota Surabaya dapat berjalan dan kembali pulih,” ungkap Didik. 

Didik melanjutkan, selain pengetatan prokes dan 3T, strategi kedua yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji agar perekonomian di Kota Surabaya bangkit adalah, melalui kampung - kampung yang bergerak dibidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

Didik memberikan contoh nyatanya, yaitu UMKM seragam dan sepatu gratis untuk pelajar yang diproduksi oleh UMKM Surabaya.

Menurut Didik, Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji tidak puas dengan hanya menggerakkan UMKM seragam dan sepatu gratis saja, agar perekonomian di arus bawah bangkit. 

Wali kota dan wakil wali kota yang akrab disapa Cak Eri dan Cak Ji itu kembali membuat terobosan, yakni aplikasi e-commerce Peken Surabaya. 

Situs belanja online e-Peken Surabaya ini dibuat sebagai wadah, sekaligus untuk menambah jangkauan pelanggan yang akan membeli produk buatan UMKM maupun Toko Kelontong.

Wali Kota Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, agar pendapatan para pelaku UMKM dan Toko Kelontong meningkat, ia mendorong jajaran perangkat daerah (PD) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, untuk membeli kebutuhan bulanan di lapak UMKM dan Toko Kelontong di aplikasi e-Peken Surabaya. 

“Saya rasa strategi pemulihan ekonomi Eri Cahyadi yang satu ini sangat tepat. Tak hanya fokus pada ekonomi di kalangan atas, namun juga fokus di arus bawah, yakni UMKM dan Toko Kelontong. Kemudian, mengkonsolidasikan jajaran ASN Pemkot Surabaya yang penghasilannya tidak begitu terdampak pada pandemi untuk bertransaksi bahan kebutuhan pokok di e-Peken Surabaya,” ujar Didik. 

Didik menambahkan, strategi jitu lainnya yang dilakukan sosok Eri Cahyadi dan Armuji dalam memimpin Kota Surabaya selama setahun terakhir adalah kolaborasinya. 

Menurut dia, kolaborasi antara Pemkot Surabaya dengan para stakeholder yang dijalin hingga saat ini, mampu menjadi tameng untuk menghadapi tekanan ekonomi di tengah terpaan pandemi Covid-19. 

“Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji adalah sosok pemimpin teknokratis, problem solver, sekaligus konsolidator. Dia merangkai banyak elemen dalam satu barisan untuk memulihkan ekonomi di Surabaya. Beliau menggandeng banyak pihak, mulai dari pelaku usaha, akademisi, asosiasi pebisnis dan sebagainya dirangkai menjadi satu kesatuan tanpa sekat,” imbuhnya. 

Senada dengan Direktur Operasi PT SIER Didik Prasetiono, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur Sutandi Purnomosidi mengatakan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wawali Armuji adalah sosok yang energik dan berani mengambil keputusan untuk kebangkitan ekonomi di tengah terpaan pandemi. 

“Kenapa saya mengatakan demikian, bisa kita lihat yang beliau (Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji) lakukan adalah bagaimana menekan angka penularan Covid-19 serendah mungkin, namun perekonomian tetap berjalan. Kita lihat di saat PKKM, antara keseimbangan kesehatan dengan keseimbangan ekonomi ini bisa berjalan beriringan dengan baik di Surabaya,” kata Sutandi. 

Sutandi juga menjelaskan bukti lain kemampuan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji dalam menangani tekanan ekonomi di tengah pandemi. 

Direktur Marketing Pakuwon Group itu menyatakan, ketika memasuki bulan Oktober 2021, recovery perekonomian di Kota Surabaya bisa dinyatakan full 100 persen. 

Artinya, pada saat itu tingkat kunjungan mall di Kota Pahlawan sama dengan di tahun 2019. 

Sutandi memaparkan, sampai dengan bulan Desember 2021 - Januari 2022, mall yang ada di bawah pengelolaan Pakuwon Group, tingkat kunjungan berhasil merangkak naik signifikan hingga 100 persen. 

Ketika Pemerintah Pusat mengumumkan DKI Jakarta kembali masuk ke PPKM level 3, sedangkan Surabaya level 2 pada minggu kedua Februari 2022, tingkat kunjungan mall kembali drop hingga ke angka 50 persen. 

Penurunan itu tidak bertahan lama, setelah sepekan kemudian, tepatnya di minggu ketiga bulan Februari 2022, kunjungan mall di Surabaya kembali merangkak naik hingga 70 persen. 

“Nah, minggu kemarin kita merangkak kembali, tingkat kunjungannya ke angka 70 persen. Kami berharap, kenaikan kasus Omicron ini tidak disertai dengan peningkatan kasus kematian maupun bed occupation rate (BOR) tinggi. Jika tidak disertai dengan hal itu, kemungkinan pada Maret 2022 sudah normal kembali, masyarakat berani lagi beraktifitas di luar dan kami harapkan pandemi bisa segera menjadi endemik di Indonesia khususnya Kota Surabaya,” pungkasnya. 

Sabtu, 05 Februari 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Jakarta) Dankor Brimob Polri, Irjen Anang Revandoko, mengapresiasi penanganan personel Brimob terkait bentrok antardesa di Pulau Haruku, Maluku. 

Apresiasi itu diberikan kepada personel Brimob setelah membuat kondisi Pulau Haruku kembali kondusif.

“Pada momentum ini, saya selaku Dankor Brimob Polri memberikan penghargaan kepada Dansat Brimob Polda Maluku dan Satuan Brimob Polda Maluku atas keberhasilannya, kesetiaannya dan keikhlasannya dalam menghadirkan negara, menjaga keutuhan NKRI dan melindungi setiap warganya dari gangguan keamanan,” ujar Irjen Anang Revandoko, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/2/2022).

Irjen Anang menyebut Brimob Polda Maluku mewarisi keberanian dan semangat menjunjung persatuan. 

Dia mengatakan hal itu tercermin dari capaian personel Brimob dalam meredam konflik antardesa di Pulau Haruku, Maluku.

Baca juga: Sempat Mengungsi Gegara Bentrok, Warga Desa Kariu Pulang Dikawal Aparat

“Sumpah itu betul-betul terwujudkan dalam diri setiap pemuda dan pemudi terbaik Maluku, termasuk para Bhayangkara Brimob sejati Maluku,” ujarnya.

Anang memberi penghargaan kepada Dansat Brimob Polda Maluku, Kombes Muhammad Guntur, pemerintah daerah dan Forkopimda di bawah pimpinan Gubernur Maluku sekaligus Komandan Korps Brimob ke-27, Irjen (Purn) Murad Ismail.

“Kami percaya kesetiaan Bapak (Murad Ismail) kepada Korps Brimob Polri tidak akan lekang oleh waktu,” katanya.

Irjen Anang mengatakan keberhasilan Satbrimob meredam konflik itu tak lepas dari dukungan stakeholder terkait. 

Dia menyebut salah satunya adalah dukungan dari Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif.

“Saya selaku Dankorbrimob menjamin bahwa Satuan Brimob Polda Maluku akan menjadi kekuatan yang selalu siap dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Tanah Maluku,” tutur Anang.

Sementara itu, Dansat Brimob Polda Maluku, Kombes Muhamad Guntur, mengatakan konflik di Pulau Haruku sangat berpotensi meluas jika tidak segera teratasi.

“Alhamdulillah Satuan Brimob Polda Maluku bergerak cepat untuk meredam dan menjaga aset-aset yang masih tersisa, sehingga kita dapat mencegah konflik tersebut agar tidak meluas,” ujar Kombes Muhamad Guntur.

Guntur lantas mengapresiasi Dankor Brimob Polri yang telah memberikan arahan langsung kepada personel Satuan Brimob Polda Maluku. 

Arahan itu mengenai antisipasi gangguan kamtibmas di wilayah hukum Polda Maluku.


Jumat, 04 Februari 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali mengingatkan kepada seluruh pejabat maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Menurutnya, gaji ASN itu berasal dari uang pajak yang dibayarkan rakyat. Maka, sudah kewajiban bagi ASN itu untuk membahagiakan masyarakatnya.

Namun demikian, Wali Kota Eri menyebut, hingga saat ini di Surabaya ternyata masih ada bayi stunting, gizi buruk, Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan bahkan kekurangan. 

Tentu saja sebagai pejabat pemkot, harusnya merasa malu kepada masyarakat Surabaya.

"Kita digaji dengan uang APBD yang kembali pendapatan kita dari pajaknya masyarakat Surabaya. Tapi, hari ini kita masih jauh-jauh belum bisa membahagiakan masyarakat Surabaya," kata Wali Kota Eri, Jumat (4/2).

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu pun berkaca kepada para pekerja sosial atau orang-orang yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk Kota Pahlawan. 

Menurut dia, meski mereka bekerja tidak digaji, tapi mau berjuang ikhlas dan tanpa pamrih untuk warga Kota Surabaya.

"Ketika kita sudah memiliki tempat (kerja) enak, ketika kita memiliki gaji yang tepak (tinggi), tapi kalau kita masih kalah dengan mereka, itu namanya kebacut (keterlaluan) pejabat struktural di Kota Surabaya," tegasnya.

Terlebih pula, kata dia, ketika pejabat atau ASN di pemkot itu akan berbuat sesuatu ke masyarakat masih memikirkan berapa gaji yang diterima. 

Tentu saja, bagi Wali Kota Eri, pejabat yang demikian tersebut sudah keterlaluan.

"Kalau kita sudah melihat seperti ini (gaji), harusnya kita malu. Harusnya kita letakkan harga diri kita sebagai pejabat-pejabat di Pemkot Surabaya," jelasnya.

Maka dari itu, Wali Kota Eri berharap kepada seluruh pejabat dan ASN di lingkup Pemkot Surabaya agar terus berbenah diri. 

Dia pun ingin agar seluruh ASN itu juga belajar kepada para pekerja sosial yang lebih pantas disebut Pahlawan bagi warga Kota Surabaya.

"Belajar bagaimana menghargai dan menghormati orang lain dengan hati kita, dengan kekuatan yang kita punya, saya pun pribadi akan belajar. Karena tidak selamanya (membahagiakan orang lain) itu dengan uang dan tidak selamanya dengan harta," tuturnya.

Wali Kota Eri bilang, bahwa untuk membangun Surabaya yang hebat, maka harus dilakukan dengan gotong-royong kebersamaan. 

Juga, ada rasa empati dan hati yang ikhlas untuk membangun Surabaya. Dia meyakini, seluruh elemen di Kota Pahlawan memiliki akan hal itu.

"Kita tunjukkan kepada seluruh kota di Indonesia, kepada dunia, bahwa Surabaya hebat bukan karena wali kota atau pejabatnya. Tapi karena ikhlas dan empati yang dimiliki warganya," pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepala Staf Koarmada II Laksma TNI Rachmad Jayadi mewakili Pangkoarmada II Laksda TNI  Iwan Isnurwanto, menerima kunjungan kerja Kepala Dinas Materiel  Senjata dan Elektronika Angkatan Laut (Kadissenlekal) Laksma  TNI Endarto Pantja I., bertempat di Gedung VIP Nala Mako Koarmada II pada Jumat (04/02).

Dalam sambutannya Kas Koarmada II mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kunjungan dari  Kadissenlekal beserta staf ke markas Koarmada II. 

Hal senada juga disampaikan oleh Kadissenlekal atas sambutan yang diterimanya bersama staf dalam rangka silaturahmi dan pengecekan sejumlah material Kapal Perang Republik Indonesia (KRI).

"Kunjungan Kerja di Koarmada II ini selain dalam rangka silaturahmi, juga sebagai bentuk tindak lanjut perintah dari Kepala staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono untuk mengecek dan memastikan kesiapan sewaco KRI di wilayah jajaran Koarmada II, “ terang Laksma Pantja-sapaan karib Kadissenlekal.

Sementara itu dalam kunjungannya Laksma Pantja beserta staf berkesempatan  meninjau langsung tempat latihan SCTT di Kolat Koarmada II, yang nantinya akan digunakan sebagai tempat latihan prajurit Satuan Kapal Selam Koarmada II. 

Didampingi oleh Dankolat Koarmada II Kolonel Laut (P) Mulyadi , dan Komandan Satsel Koarmada II Kolonel Laut (P) Wirawan Ady Prasetya,  kunjungan dilanjutkan inspeksi di tempat simulasi latihan awak kapal selam sebagai sarana latihan guna terjadi kebocoran di kapal selam. (Dispen Koarmada II)


Kamis, 03 Februari 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Malang) Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Malang, di awal Tahun 2022 ini melakukan terobosan. 

Sebab, Kejari melaksanakan ekspose pelaksanaan restorative justice (Keadilan Restoratif) pertama, Kamis (3/2/2022).

Pelaksanaan ekspose restorative justice yang digelar di Kantor Kejari Kota Malang ini merupakan yang pertama ditahun 2022 terhadap perkara tindak pidana penganiayaan, dengan pelaku Hadi Wahyono terhadap korban Ananda Wahyu Eka Saputra.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Malang, Zuhandi, SH, MH, melalui Kasi Intel Eko Budisusanto menjelaskan, pelaksanaan ekspose tersebut dipimpin langsung oleh Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Fadil Zumhana, dan dihadiri Wakil Kepala (Waka) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim), Haruna, yang didampingi oleh Asisten Tindak Pidana Umum Kejati Jatim, Heri A. Priyadi.

"Dalam pelaksanaan restorative justice ini, Kajari Kota Malang, Zuhandi, SH, MH yang membeberkan (ekspos) beserta Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Kota Malang, Kusbiantoro, dan jaksa Moh. Heriyanto, sebagai Fasilitator, serta Kasubsi Pra Penuntutan Su’udi,” tutur Eko Budisusanto dalam rillisnya, Kamis (3/2/2022).

Eko menambahkan, pelaksanaan restorative justice tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Kejaksaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif.

“Untuk yang mau mendapatkan restorative justice harus memenuhi persyaratan untuk bisa diproses, yakni tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana, yang ancaman pidana tidak lebih dari lima tahun, dan tidak ada kerugian materiil yang dialami oleh saksi korban, serta telah ada kesepakatan damai,” jelasnya.

“Proses Restorative Justice dapat tercapai asalkan kedua belah pihak telah berdamai dan sepakat untuk tidak melanjutkan perkara tersebut ke proses persidangan dan telah ada pemulihan pada keadaan semula akibat tindak pidana yang dilakukan Tersangka,” imbuhnya.

Eko menegaskan, pelaksanaan restorative justice ini merupakan arahan dari Jaksa Agung Republik Indonesia Bapak Prof. ST. Burhanudin sebagai bentuk inovasi dan kebijakan humanis yang berdasarkan hati Nurani sebagaimana tertuang di dalam melalui Peraturan Jaksa Agung (PERJA) Nomor 15 Tahun 2020 dan merupakan perwujudan terhadap prinsip Dominus Litis atau pengendali perkara yang melekat pada instansi Kejaksaan Republik Indonesia yang tertuang dalam Pasal 139 KUHAP.

“Keadilan restoratif (restorative justice) adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan,” pungkas pria ramah yang dekat dengan awak media tersebut. 



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan pengarahan kepada para guru, kepala sekolah, dan para pengawas di tingkat SD dan SMP yang ada di seluruh Kota Surabaya. 

Hal itu dilakukan Wali Kota Eri untuk terus mempertahankan kota layak dan ramah anak.

Kegiatan yang digelar secara daring itu turut didampingi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Erna Purnawati, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Yusuf Masruh, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APKB) Tomi Ardiyanto, dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Nanik Sukristina.

Wali Kota Eri mengatakan, berdasarkan kejadian pada beberapa hari yang lalu, yakni adanya seorang guru yang memberikan hukuman kepada muridnya, menjadi catatan penting bagi dirinya dan bagi dunia pendidikan di Kota Surabaya. 

Ia kemudian mengingatkan, bahwa para guru adalah orang tua bagi para siswa saat berada di sekolah.

“Sudah cukup ada hal seperti itu, Surabaya ini kota layak dan ramah anak. Masa di coreng? dan yang mencoreng adalah orang tuanya sendiri, sudah ini yang terakhir,” tegas Wali Kota Eri, saat di temui di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Rabu (2/2).

Di sisi lain, ia juga memahami bahwa yang dilakukan oleh salah satu guru tersebut dilandasi oleh emosi, karena kelelahan saat mengajar, hingga timbullah kejadian tersebut. 

Maka, ia memastikan hal itu tidak akan terulang lagi di dunia pendidikan Kota Surabaya.

“Ketika kejadian ini terulang kembali, maka saya pastikan njenengan (anda) akan berhadapan dengan saya, karena saya tidak akan membiarkan kezaliman ada didepan mata saya. Sebab, saya akan menjaga kota ini,” kata dia.

Oleh karena itu, Wali Kota Eri meminta agar para guru juga memberikan semangat dan penguatan kepada guru tersebut, karena ia menginginkan adanya rasa kekeluargaan dan kasih sayang di lingkungan sekolah.

“Guru yang kemarin jangan dibahas lagi, karena setiap manusia memiliki kesalahan. Beri penguatan kepada beliau dan beri semangat agar beliau berubah, jangan dijatuhkan,” pinta dia.

Wali Kota Eri kemudian berpesan, agar para kepala sekolah dan pengawas bisa memberikan ruang kepada guru-guru, agar bisa sering berkumpul dan berdiskusi. 

Sehingga, apabila nantinya terdapat suatu permasalahan, maka kepala sekolah bisa mengerti untuk membantu menemukan solusi. 

“Kita boleh tegas dan disiplin dalam mendidik, tapi juga harus didasari dengan hati yang akhlakul karimah. Ini yang saya minta kepada njenengan (anda) semuanya. Para kepala sekolah adalah para pemimpin yang bisa membawa guru dalam satu perahu besar, yakni perahu pendidikan di Kota Surabaya,” ujar dia.

Selain itu, untuk membentuk karakter siswa yang berlandaskan dengan agama, ia berharap para guru bisa mendekatkan hatinya kepada para siswa. 

Serta memberikan pemahaman agama berdasarkan kepercayaan masing-masing siswa, pada 30 menit sebelum pulang sekolah.

“Pemimpin adalah orang yang berjuang membentuk karakter anak menjadi seorang yang lebih baik. Ayo kita ciptakan dan tingkatkan rasa keagamaan, kebaikan, dan amal jariyah,” kata dia.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) itu berharap, agar tidak ada perbedaan antara sekolah negeri dan swasta di Kota Surabaya. 

Menurut dia, jika hal ini terjadi, maka akan memicu kesenjangan antar murid di Kota Pahlawan.

“Agar semua anak di Kota Surabaya itu perasaannya sama dan tidak ada perbedaan kasih sayang dan tidak memiliki rasa jumawa. Itulah tugas seorang  guru,” jelas dia.

Selanjutnya, ia juga berpesan kepada Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh, terutama kepada para guru, kepala sekolah, dan pengawas yang beragama islam untuk berzikir sebanyak 313 kali setiap hari. 

Dengan harapan, mampu membuat Kota Surabaya menjadi kota yang aman dan tenang.

“Waktunya kita bekerja dengan hati, menghormati orang lain, dan dengan akhlak yang mulia. Semua kalau membaca itu, Insya Allah akan terjadi, Kita dijauhkan dari Covid-19, menjadikan anak-anak kita memiliki akhlakul karimah, dan dijauhkan dari musibah,” ujar dia.

Terakhir, Wali Kota Eri juga memberikan salam hormat kepada setiap guru dan memberikan semangat, karena telah berusaha menjadi pemimpin yang memiliki akhlakul karimah dengan menjadikan sekolah sebagai rumah dan surga bagi para siswa-siswi di Kota Surabaya. 

“Insya Allah saya juga akan berputar ke sekolah-sekolah yang njenengan (anda) pimpin. Terima kasih dan tetap semangat, kita lalui lupakan kejadian yang lalu, karena saya yakin Kota Surabaya bisa menciptakan para pemimpin dimasa depan yang memiliki jiwa-jiwa yang berlandaskan agama," pungkasnya.

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive