KABARPROGRESIF.COM: (Jakarta) Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tak tinggal diam terkait masalah keamanan yang terjadi di Laut China Selatan atau LCS.
Wilayah LCS yang berbatasan langsung dengan Indonesia memang rawan terjadi pelanggaran oleh kapal-kapal asing.
Sehingga, Jenderal Andika Perkasa pun mengerahkan kekuatan tiga matra TNI yakni TNI AD, TNI AL dan TNI AU untuk menjaganya.
Hal ini diungkapkan Jenderal Andika dalam rapat kerja yang dihadiri Komisi I DPR RI dan jajaran TNI.
Rapat kerja tersebut dihadiri langsung oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, yang didampingi seluruh Kepala Staf, baik AD, AL dan AU, membahas program Minimum Essential Force (MEF).
Selain membahas keamanan di Papua dan Papua Barat, kaitannya dengan KKB Papua, rapat tersebut juga membahas mengenai pengamanan di Laut China Selatan dan Indo-Pasific.
Panglima TNI menjelaskan bahwa seluruh jajaran TNI akan memaksimalkan setiap operasi tentunya disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi masalah pengamanan Laut China Selatan dan Indo-Pasific.
"Secara umum yang dicapai oleh Angkatan Darat MEF terhitung sampai tahun lalu sudah 76,23 persen.
Sedangkan Angkatan Laut sudah 69 persen dan Angkatan Udara 51,01 persen," kata Andika.
"MEF di antaranya adalah, rematrelialisasi, revitalisasi, relokasi, pengadaan dan penghapusan kemudian menurunkan sedikit capaian MEF," tambahnya.
Terkait keamanan di Laut China Selatan, Jenderal Andika Perkasa menegaskan bahwa pihaknya berusaha mengoperasikan segala kemampuan yang dimiliki, baik oleh TNI AD, TNI AL dan TNI AU.
"Kita sudah berusaha untuk mengerahkan semua yang kami miliki sesuai dengan kemampuan kami saat ini," ujarnya.
Langkah Jenderal Andika Perkasa
Jenderal Andika Perkasa dan KSAL Laksamana Yudo Margono juga telah mengambil tindakan terkait Laut China Selatan.
Langkah yang diambil kali ini adalah merelokasi prajurit TNI AL Komando Armada I.
Rencana ini terungkap saat Laksamana TNI Yudo Margono menemui Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa baru-baru ini.
Melansir dari tayangan di channel youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, Laksamana TNI Yudo Margono menemui Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dalam rangka menyampaikan rencana relokasi prajurit TNI AL Komando Armada I yang saat ini berada di Gunung Sahari Jakarta ke Tanjung Uban.
Pemindahan dan relokasi prajurit TNI AL ke wilayah barat Indonesia itu dilakukan juga untuk mewaspadai kondisi kerawanan Laut China Selatan saat ini.
"Kami ada rencana untuk memindahkan Koarmada I ke wilayah Tanjung Uban. Ini masih kami survei dulu di sana," ucap dia.
Lebih lanjut, Laksamana TNI Yudo mengatakan dengan adanya kerawanan di Laut China Selatan, lebih bagus Koarmada I digeser penempatannya ke wilayah barat Indonesia.
Jenderal Andika Perkasa pun setuju dengan rencana Laksamana Yudo.
"Silakan tindak lanjut terkait pemindahan Koarmada I ke Tanjung Uban.
Untuk relokasi personel TNI AL adalah solusi untuk meminimalisasi prajurit yang tidak mendapatkan tugas," kata Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.
Menurut Jenderal TNI Andika ketika saat pemindahan nanti masih ada kekurangan yang terjadi pada prosesnya, maka hal itu tidak menjadi masalah.
Kekurangan-kekurangan tersebut menurut dia ke depan akan dibenahi.
"Kita perbaiki pelan-pelan," kata Jenderal TNI Andika Perkasa.
Jenderal Andika Perkasa luncurkan Military CSIRT
Sementara itu, Jenderal Andika Perkasa juga baru saja meluncurkan program Military Computer Security Insident Response Team (Mil-CSIRT) TNI.
Program ini sangat berguna bagi TNI untuk menghadapi perang Cyber.
Tak sendiri, Jenderal Andika Perkasa juga menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Melansir dari instagram Puspen TNI, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa meluncurkan program Military CSIRT TNI bertempat di Aula Gatot Soebroto, Mabes TNI, Jakarta, Rabu (9/2/2022).
Peluncurkan ini dilakukan bersama Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian dan Komandan Satuan Siber (Satsiber) TNI Brigjen (Mar) Suaf Yanu Hardani.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Prantara Santosa menyampaikan apresiasi Panglima terkait program Mil-CSIRT.
"Panglima TNI menjelaskan bahwa program Military Computer Security Insident Response Team ini sangat bagus, tetapi saat ini TNI memiliki banyak sekali keterbatasan termasuk sumber daya manusia," kata Prantara mengutip sambutan Andika sebagimana keterangan tertulis Puspen TNI, Kamis (10/2/2022).
Dengan peluncuran program ini, kata Prantara, Andika berharap BSSN pun bisa memandu TNI, dengan mengirim tim BSSN.
Sebab, BSSN mempunyai jaringan internasional dan selalu mendapatkan update perkembangan siber yang sangat cepat.
"Saat perang terjadi, cyber warfare sudah bertempur terlebih dahulu namun alutsista (alat utama sistem persenjataan) hardware masih belum terlibat," imbuh Prantara kembali mengutip pernyataan Andika.