Dalam kesempatan kali ini ia tak sendiri, orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu ditemani sang istri, Rini Indriyani.
Di malam Ke 7 Ramadan kali ini, Wali Kota Eri Cahyadi bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membagikan sembako dan 20 kursi roda di dua masjid sekaligus.
Yang pertama, di masjid Marsuah Jalan Ploso Baru No. 30, Pacar Kembang membagikan 9 kursi roda, sedangkan di Masjid Baitul Amin, Karang Empat Besar, bagikan 11 kursi roda.
Di masjid Jalan Ploso Baru No. 30, Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari, Wali Kota Eri Cahyadi sempat berbincang kepada salah satu penerima kursi roda, yakni Jota Oktavia Putri.
Setelah menerima bantuan kursi roda itu, Jota sempat berurai air mata di hadapan Eri Cahyadi, ia terharu karena tidak mampu membeli kursi roda untuk ibunya yang mengalami komplikasi jantung.
"Ibu saya sakit komplikasi, sempat kena sakit jantung beberapa kali, akhirnya tidak bisa jalan dan ibu saya hanya bisa tidur di kamar. Jadi dengan bantuan kursi roda ini, saya sangat bersyukur," kata Jota.
Jota mengaku, sebelum menerima bantuan kursi roda, ia meminjam sementara kursi roda milik saudaranya.
Kini, setelah menerima kursi roda dari Wali Kota Eri Cahyadi, ia tak perlu lagi meminjam dan bisa digunakan setiap saat oleh ibunya.
"Terima kasih atas bantuan dari Bapak wali kota (Eri Cahyadi), semoga segala amal ibadahnya barokah dan sehat selalu sekeluarga. Begitu pula kepada para donatur, kelurahan dan kecamatan yang sudah sedia menyampaikan keluh kesah warganya, terima kasih," ucapnya.
Setelah memberikan bantuan Kursi roda kepada warga Pacar Kembang, azan magrib pun berkumandang. Wali Kota Eri Cahyadi bersama warga setempat melaksanakan buka puasa bersama.
Usai membatalkan puasa dan salat magrib, lalu ia menuju ke masjid Baitul Amin di Karang Empat Besar, Kecamatan Tambaksari.
Setibanya di masjid Baitul Amin, Wali Kota Eri Cahyadi bersama jajarannya bergegas mengambil air wudu untuk melanjutkan ibadah salat tarawih.
Setelah salat tarawih, ia kembali membagikan bantuan kursi roda dan sembako kepada warga kurang mampu di wilayah Karang Empat Besar, Kecamatan Tambaksari.
Salah satu penerima bantuan kursi roda dan sembako ini adalah Juleha, 90, warga Rangka Gang 7 Nomor 27, Surabaya. Bantuan tersebut diberikan kepada Juleha lantaran ia mengalami lumpuh semenjak di usia remaja.
“Sudah lama (lumpuh), sejak Bu Juleha sekolah dulu. Waktu itu karena jatuh, kemudian lumpuh tidak bisa jalan sampai sekarang,” kata Keponakan Juleha, Umi Susanti.
Setelah menerima bantuan tersebut, Umi mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi.
Keponakan Juleha itu juga merasa terbantu dengan adanya kursi roda dan sembako yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
“Pak Eri matur nuwun (terima kasih) semoga mendapat berkah nggih pak (ya pak),” ujar Umi.
Selama Roadshow Safari Ramadan seminggu ini, Wali Kota Eri Cahyadi tak henti-hentinya mengingatkan kepada segenap jajaran camat, lurah, RT/RW hingga warganya agar tidak segan untuk melapor ketika ada tetangga, kerabat dan sanak saudaranya yang mengalami kesusahan.
Ia menegaskan, bantuan itu sudah semestinya diberikan oleh Pemkot Surabaya kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang membutuhkan.
“Saya nyuwun tolong kepada panjenengan (minta tolong kepada warga Surabaya), begitu juga bu lurah, pak lurah, bu camat dan pak camat, sampaikan kalau ada yang gizi buruk, bayi stunting, kemudian ada rumah tidak layak huni, ada warga yang butuh bantuan. Tolong pak RW dan pak RT sampaikan itu ke lurah dan camatnya,” tegas Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu juga menekankan untuk saling bergotong royong dan mengutamakan rasa kekeluargaan, agar Surabaya menjadi kota yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur.
Ia juga menjelaskan, bahwa 40 persen dari anggaran Pemkot Surabaya saat ini digunakan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi.
Tujuannya adalah agar ke depannya di Kota Pahlawan tidak ada lagi pengangguran, MBR dan lain sebagainya.
“Ketika ada MBR yang belum dapat pekerjaan, kemudian ada warga kesusahan, itu tolong dilaporkan ke Pak Lurah dan Pak Camat. Jangan sampai banyak teori, sampaikan saja biar bisa segera ditangani. Sedangkan, nanti UMKM dan koperasi itu yang mengerjakan harus warga Surabaya, jadi tidak ke depannya tidak ada lagi yang namanya MBR bahkan orang susah di kota ini,” pungkasnya.