KABARPROGRESIF.COM: (Poso) Legislator PAN DPRD Sulteng Muhaimin Yunus Hadi menerima aduan dari keluarga terduga teroris yang diciduk Densus 88.
Dari aduan itu, Anggota Komisi III DPRD Sulteng tersebut menilai proses penangkapan Densus 88 terlalu berlebihan.
“Ada 10 keluarga yang mendatangi saya. Mereka kecewa karena Densus 88 terlalu berlebihan dalam menangani terduga pelaku,” ucap Muhaimin, Senin (16/5/2022).
Anggota dewan dari Dapil 5 Sulteng itu menjelaskan, terduga teroris yang diambil didominasi pemuda, bahkan beberapa berumur belasan tahun.
Latar belakang beberapa pemuda yang ditangkap itu pun hanya kuli bangunan.
“Jangan pakai cara traumatik, bahkan ada beberapa rumah dibongkar secara paksa dan rusak, tentu meninggalkan kekecewaan. Apalagi sampai sekarang tidak memberikan kabar kepada keluarga,” tutur Muhaimin.
Menurutnya, Densus 88 mestinya melalui tahapan standar operasional dengan bersurat atau dipanggil.
Apalagi, mereka yang ditangkap masih berstatus terduga.
“Secara kasat mata ini mencederai penegakan supermasi hukum karena tidak mengedapankan asas praduga tak bersalah. Memang betul penegakan ada di Densus 88, tapi perlu Anda ketahui orang Poso paham yang namanya taat hukum,” ucap pria kelahiran Palu 1982 tersebut dengan nada tinggi.
Jebolan STAI Poso itu khawatir, petugas menggunakan intimidasi terhadap hak-hak para pemuda Poso itu dan meninggalkan trauma yang berlebihan.
“Mudah-mudahan Densus lebih profesional lagi,” ucap Muhaimin.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri kembali melakukan kegiatan senyap dengan menangkap sejumlah tersangka teroris.
Kali ini, pelaku yang tertangkap diduga para pendukung Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso dan ISIS.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menuturkan, total tersangka yang ditangkap 24 orang.
"Update Penangkapan tersangka teroris. Densus 88 Antiteror Polri menangkap 24 tersangka teroris para pendukung MIT Poso dan pendukung ISIS," kata Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (16/5/2022).
Dijelaskan Ramadhan, pelaku ditangkap pada Sabtu 14 Mei 2022.
Seluruhnya ditangkap di tiga daerah terpisah.
"Penangkapan dilakukan hari Sabtu tanggal 14 Mei 2022. Rinciannya, 22 orang di Sulawesi Tengah, 1 di Bekasi dan 1 di Kalimantan Timur," pungkasnya.
Kabag Operasi Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar menyampaikan, seluruh teroris itu diduga memberikan sejumlah dukungan kepada MIT Poso dan ISIS.
"Sebenarnya berbagai macam dukungan," kata Aswin saat dikonfirmasi, Senin (16/5/2022).
Aswin menuturkan, dukungan itu dimulai dari perencanaan bergabung, penyedia logistik hingga menyembunyikan informasi.
"Dukungannya mulai dari rencana bergabung, penyiapan dan penyediaan logistik, amunisi dan lain-lain serta menyembunyikan informasi," pungkas dia.
Diketahui, 22 warga Sulawesi Tengah yang diciduk Densus 88 terdiri berasal dari Kabupaten Tojo Una-una dan Poso.