Pengecekan dilakukan untuk memastikan lelang yang sudah mulai dilaksanakan, titik lokasinya sesuai dengan kondisi di lapangan.
Ada sejumlah titik lokasi yang dilakukan pengecekan oleh Wali Kota Eri Cahyadi di kawasan Surabaya Selatan.
Mulai dari saluran di Jalan Ahmad Yani sisi barat, Jalan Gayung Kebonsari (Injoko), Kebonsari Barat, Ketintang, Jambangan, hingga Karah.
"Jadi yang kita lelang hari ini sudah sesuai dengan apa yang kita rencanakan titik-titiknya. Saya bersama Dinas PU Bina Marga ingin memastikan lagi benar tidak titiknya itu yang dilelang, direncanakan," kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Nah, di sela pengecekan itu, Wali Kota Eri Cahyadi menerima telepon dari Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Mensos Risma yang berada di Surabaya saat itu ingin menanyakan soal penanganan banjir yang sebelumnya sudah direncanakan pada masa kepemimpinannya.
"Kebetulan waktu kita melakukan survei, Bu Risma telepon. Kebetulan saya ada di lapangan, sehingga Bu Risma akhirnya (datang) memberikan arahan kepada kita," terang Wali Kota Eri Cahyadi.
Ternyata, kata dia, pekerjaan saluran di Jalan Ahmad Yani sisi barat yang telah masuk tahap lelang, juga menjadi salah satu rencana Mensos Risma saat masih menjabat Wali Kota Surabaya.
Namun demikian, belum sempat perencanaan itu direalisasikan, Tri Rismaharini ditunjuk menjadi Menteri Sosial RI.
"Sehingga kita harus meneruskan perencanaan itu. Ada beberapa titik saluran yang memang harus kita sambungkan," ujar Cak Eri sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Dengan terkoneksinya sejumlah saluran itu, ia meyakini, mulai dari Jalan Gayung Kebonsari (Injoko), Gayungsari Barat, Menanggal, hingga Ketintang, tidak akan mengalami genangan ketika hujan turun.
Dia pun menginginkan pekerjaan konektivitas saluran untuk penanganan banjir rampung di musim kemarau atau sebelum datangnya penghujan.
"Sehingga nanti Insyaallah di musim penghujan berikutnya wilayah ini sudah tidak lagi terjadi banjir. Jadi, Insyaallah penyebabnya sudah kita ketahui semuanya," jelas Cak Eri.
Wali Kota Eri Cahyadi mengakui, pada tahun 2021 belum bisa maksimal menangani permasalahan genangan.
Pasalnya, selain penggunaan anggaran yang sudah diposkan pada tahun sebelumnya, pada masa itu pula anggaran juga lebih diprioritaskan untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Pada tahun 2021 saya dilantik, anggaran itu sudah jadi. Nah, tahun 2022 ini anggaran yang saya gunakan untuk pembangunan seperti penyelesaian banjir," jelasnya.
Menurutnya, upaya penanganan banjir di kawasan Surabaya Selatan dapat dilakukan dengan dua cara.
Yakni, dengan mengalirkan aliran air langsung menuju ke sungai atau sebelumnya ditampung dahulu melalui bozem.
Karena itu, selain pekerjaan konektivitas saluran di kawasan Surabaya Selatan, pembuatan Bozem Jambangan untuk penampungan air sementara juga menjadi rencana pemkot di tahun 2022.
"Di Aquatic (Kolam Renang) Jambangan tanahnya kan besar yang dia menempel dengan saluran Kebon Agung. Maka sebenarnya saluran Ketintang sebelum dibuang ke saluran Kebon Agung itu bisa ditampung dulu ke bozem yang rencana dibangun di belakang Aquatic," papar dia.
Sebab, kata dia, selama ini saluran di kawasan Jambangan (Taman Jangkar), Karah, hingga Ketintang, hulunya menuju ke Avur Wonorejo Surabaya. Karena jarak aliran air dari hulu ke hilir yang terlalu jauh, maka ke depan akan diputar langsung menuju ke saluran Kebon Agung.
"Jadi, nanti masuknya ke rumah pompa depannya Pom Bensin Kebonsari langsung ke sungai. Sehingga nanti saluran Wonorejo nampungnya tidak terlalu banyak, dia cukup menampung yang dari Ketintang Barat," katanya.
Hal yang sama juga dilakukan pada saluran di Jalan Gayung Kebonsari atau Injoko Surabaya.
Nantinya aliran air di saluran tersebut, akan dibagi menuju ke dua arah untuk penanganan banjir di kawasan itu.
"Semoga akhir tahun tidak ada banjir di kawasan ini. Karena tahun ini saya yang menganggarkan dan bisa merencanakan sejak awal," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto menjelaskan, bahwa pengecekan yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi bersama Mensos Risma bertujuan untuk mensinkronkan program-program pemerintah kota dengan masa kepemimpinan sebelumnya.
"Karena sebelum Pak Eri Cahyadi kan Bu Risma. Sehingga disinkronkan saja. Kebetulan di lapangan sudah terlihat bahwa apa yang disampaikan Bu Risma sudah masuk program kita tahun ini," kata Lilik.
Pada intinya, kata Lilik, kehadiran Mensos Risma itu ingin memastikan rencana sinkronisasi saluran yang belum sempat terealisasi saat masa kepemimpinannya dapat diteruskan di era Wali Kota Eri Cahyadi.
"Intinya Bu Risma khawatir bahwa sinkronisasi pekerjaan yang lalu tidak nyambung dengan sekarang. Ternyata beliau (Bu Risma) ngecek di lapangan itu sesuai semuanya dan sudah kita anggarkan di tahun ini," pungkasnya.