Oleh: Dewi Khrisna Sawitri, Wiwik Handayani, Ika Korika Swasti
KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur memberikan pendampingan dan pelatihan bagi tenaga pendidik atau Bunda PAUD di wilayah Kecamatan Pakal.
Pelatihan itu berupa pengembangan soft skill kepada Bunda PAUD agar memiliki kemampuan dan kecerdasan dalam mendidik anak-anak usia dini.
Dosen UPN Veteran Jatim, Dewi Khrisna Sawitri mengatakan, pelatihan dan pendampingan kepada Bunda PAUD merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat Dosen UPN Veteran Jawa Timur di tahun 2022.
"Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada bunda-bunda PAUD agar memiliki kemampuan dan kecerdasan dalam mendidik anak-anak usia dini melalui pelatihan dan penyuluhan," kata Dewi Khrisna Sawitri melalui keterangan tertulisnya, Senin (20/6/2022).
Secara khusus, Dewi Khrisna menyatakan, program ini diharapkan akan mampu mewujudkan pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak usia dini pada bunda PAUD.
Juga, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengembangan soft skills khususnya tentang keterampilan komunikasi non verbal.
"Selain itu pula diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang soft skill terkait listening skill pada bunda-bunda PAUD dalam mendidik anak-anak usia dini," tuturnya.
Sebab menurutnya, masih banyaknya Bunda PAUD yang kurang memiliki pengetahuan tentang psikologi, menimbulkan kesulitan bagi mereka dalam memahami perilaku anak-anak didiknya.
Bagi dia, Bunda PAUD mempunyai peran penting terhadap perkembangan anak usia dini.
"Sebagai pendidik, para Bunda PAUD membutuhkan keterampilan non teknis yang akan membantunya dalam mengatasi segala aktivitas yang tidak berkaitan dengan hal-hal teknis," jelas Dewi Khrisna Sawitri.
Sementara itu, Wiwik Handayani, Dosen UPN Veteran Jatim menjelaskan mengenai kegiatan pengabdian masyarakat melalui pengembangan soft skill.
Pada intinya, soft skill merupakan keterampilan non teknis yang erat kaitannya dengan hubungannya interpersonal dan atribut personal.
"Untuk itu, Pendidik PAUD sebagai seorang communicator yang melakukan interpersonal communication pada mayoritas anak-anak pada usia dini memiliki kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan pola perkembangan dan pertumbuhan pada usianya," Wiwik Handayani
Beberapa hal terkait komunikasi itu dikatakan Wiwik, meliputi mendengarkan, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, berbagi informasi/ data dan menyatakan kesepakatan atas sesuatu.
Ada pula yakni, memberikan saran, menerima umpan balik, meminta umpan balik, menjawab pertanyaan, dan memberikan penjelasan.
"Dengan demikian, maka perlu adanya communication skill update sesuai dengan kondisi peserta didiknya tersebut," jelasnya.
Wiwik menyebut, bahwa ada dua jenis komunikasi yang dapat bermanfaat dalam membantu Pendidik PAUD untuk berinteraksi. Yakni, verbal dan non verbal communication.
"Komunikasi non verbal adalah jenis komunikasi yang lebih banyak menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat tubuh lainnya," lanjutnya.
Pemahaman akan keterampilan komunikasi non verbal, dijelaskan Wiwik, akan memberikan banyak manfaat bagi Pendidik PAUD untuk berinteraksi dengan anak didiknya.
"Implementasi komunikasi non verbal itu dapat dilakukan dengan memberikan senyum lebar dan tulus kepada anak didik," imbuhnya.
Menururnya, melalui senyum lebar dan tulus pada anak didik, akan dapat menciptakan tumbuhnya rasa penerimaan sosial pada diri anak.
Sehingga anak menjadi nyaman dan terbuka pada pendidik atau Bunda PAUD.
"Kemudian, kontak mata yang tulus dan tidak mengancam akan dapat menciptakan rasa percaya pada diri anak pada pendidiknya dan anak didik merasa dipedulikan oleh pendidiknya dalam interaksi sosial di dalam kelas," ungkapnya.
Di waktu yang sama, Dosen UPN Veteran Jatim, Ika Korika Swasti menjelaskan terkait listening skill.
Dia memaparkan bahwa listening skill merupakan suatu bentuk soft skill yang erat kaitannya dengan communication skill.
"Kedua skill ini saling berhubungan dalam implementasi praktisnya pada interaksi manusia sehari-hari. Pendidik PAUD dan anak didiknya berada pada hubungan sender dan receiver terkait pesan/feedback yang muncul dalam proses belajar mengajar," kata Ika Korika Swasti.
Dalam proses tersebut, kata dia, aktivitas pengiriman pesan (baik secara verbal maupun non verbal) oleh pihak Pendidik sebagai message sender akan ditangkap oleh anak didiknya dengan menggunakan listening skills.
Begitu pula sebaliknya, para anak didik juga mengirimkan pesan-pesan yang akan ditangkap oleh Pendidik PAUD.
"Namun, karakteristik anak didik usia dini tentunya berbeda dengan anak didik lainnya. Dengan karakteristik yang berbeda tersebut, listening skill para pendidik perlu ditingkatkan lebih lanjut," ujarnya.
Pada rangkaian akhir dalam pelatihan ini, para Bunda PAUD kemudian diminta untuk mempraktikkan dalam mengatasi masalah bila terjadi kasus pada anak didik.
Menurut Ika, para Bunda PAUD terlihat bersemangat dan antusias ketika mempraktikkan komunikasi layaknya bermain drama dibantu oleh adik-adik mahasiswa.
"Dengan semakin bertambahnya keterampilan, pengetahuan dan keahlian Bunda PAUD, maka akan menumbuhkan generasi-generasi prestasi," pungkasnya. (*)