KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut hangat kehadiran para peserta Professor Summit IV Institut Sepuluh Nopember (ITS) Kota Surabaya dari Majelis Dewan Guru Besar se - Indonesia di Gedung Sawunggaling Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jumat (21/10).
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri Cahyadi juga memaparkan capaian pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya kepada para peserta Professor Summit IV.
“Ini tidak lepas dari peran perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Surabaya, karena pemerintah tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan pengangguran kalau tidak bersinergi dengan perguruan tinggi,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Ia mengaku bahwa gagasan ide terkait pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya, merupakan hasil diskusi bersama para rektor dan profesor dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Kota Pahlawan.
Hasilnya, Kota Surabaya menjadi salah satu daerah percontohan Reformasi Birokrasi Penanggulangan Kemiskinan.
“Saya baru datang dari UGM karena mendapat undangan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Republik Indonesia (RI) untuk menandatangani komitmen bersama dalam launching Reformasi Birokrasi Tematik Penanggulangan Kemiskinan. Dan Surabaya dijadikan contoh oleh daerah - daerah lainnya, karena reformasi birokrasi yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam mengentaskan kemiskinan,” ungkapnya.
Sebab, menurutnya, dalam proses pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya telah melibatkan semua pihak.
Mulai unsur perguruan tinggi hingga seluruh stakeholder lainnya.
Salah satu aktualisasi program pengentasan kemiskinan dan pengangguran yang dilakukan Pemkot Surabaya adalah melalui program Padat Karya dengan melibatkan MBR untuk mengelola aset pemkot untuk memperoleh tambahan penghasilan.
“Insya Allah anggaran pemkot sebesar 3T (tahun 2023) akan digunakan untuk dikerjakan oleh masyarakat Kota Surabaya melalui UMKM dan koperasi. Contoh, kami telah melakukan pelatihan kepada MBR untuk pembuatan paving yang didampingi oleh Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS, kini warga bisa mendapat penghasilan sebesar Rp 5 - Rp 6 juta,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, dalam pengembangan kawasan wisata di Kota Pahlawan, seperti Tunjungan Romansa, Wisata Air Kalimas, Kya - Kya, hingga Adventure Land Romokalisari, Pemkot Surabaya juga terus berkomitmen mempercepat pemulihan ekonomi melalui UMKM dan melibatkan MBR untuk mengelola kawasan wisata sebagai upaya mengentas kemiskinan dan pengangguran.
“Terbaru, kami membuka Adventure Land Romokalisari dengan wahana jet ski, perahu, kano, dan ATV. Saya latih 100 MBR untuk mengelola kawasan tersebut. Bahkan pedagang disana bisa tembus omzet mencapai Rp 7 juta pada akhir pekan. Semua hasil kami berikan kepada warga, disinilah pemerintah hadir untuk menjadi fasilitator,” ujarnya.
Oleh karena itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada para peserta Professor Summit IV dan perguruan tinggi lainnya atas pendampingan dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Kota Pahlawan.
“Melalui undang Kementerian PANRB dengan capaian yang dilakukan Surabaya, serta dengan didampingi oleh perguruan tinggi mampu merubah reformasi birokrasi untuk menyelesaikan kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya. Atas nama pribadi dan warga Kota Surabaya, saya menghaturkan terima kasih,” pungkasnya.