Jumat, 04 November 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Malang) Sebanyak 78 personel yang saat ini ditugaskan di wilayah Korem 083/Baladhika Jaya, mendapat pembekalan langsung dari Kolonel Inf Imam Gogor.

Pembekalan itu, dilakukan di Aula Untung Suropati Makorem. Jumat (4/11) siang. “Puluhan personel itu berasal dari luar Satuan Kotama Kodam Brawijaya,” kata Danrem.

Danrem menegaskan, pengarahan itu dilakukan sebagai bentuk motivasi dan pembekalan bagi personel yang nantinya mendapat tugas sebagai aparat teritorial, khususnya Babinsa.

“Bekal utama yang harus dipahami ialah, soal prajurit kewilayahan dan metode-metode pembinaan teritorial, serta mengerti dan dapat menjalankan lima kemampuan teritorial,” pungkasnya.

Babinsa, kata Kolonel Imam, harus bisa menguasai setiap situasi dan kondisi yang ada di wilayah tugas. Selain itu, Babinsa juga diminta untuk bisa menjadi teladan di masyarakat.

“Babinsa itu ujung tombak TNI-AD, garda terdepan Satuan kewilayahan. Oleh karena itu, Babinsa harus bisa memahami dan melaksanakan setiap tugas sebagai Satuan kewilayahan,” pinta Danrem.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengecek langsung pelayanan kesehatan di sejumlah puskesmas di Kota Surabaya. 

Kali ini, Wali Kota Eri mengecek pelayanan di Puskesmas Sidotopo dan Gayungan. Bagi dia, pelayanan kesehatan itu bisa optimal kalau tenaga kesehatan, petugas dan sistem berjalan selaras. 

Saat di lokasi, Wali Kota Eri Cahyadi langsung meminta pendapat warga mengenai pelayanan kesehatan di puskesmas. 

Banyak warga yang mengeluhkan antrean, tenaga kesehatan dan sistem belum bisa berjalan optimal. 

Karenanya, Wali Kota Eri langsung memberikan instruksi dan evaluasi kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina untuk segera membenahi sistem antrean di seluruh puskesmas di Surabaya.

“Berarti minimal harus ada tiga dokter. Poli Umum dua dokter dan satu dokter Poli Gizi, stay (berjaga) di Puskesmas. Saya tidak mau tahu, mulai hari ini di seluruh Puskesmas harus diubah,” kata Wali Kota Eri, Kamis (3/11).

Ia meminta Kepala Dinkes Surabaya untuk segera menyempurnakan sistem secepat mungkin. Rujukan harus lebih cepat dan memudahkan masyarakat. 

“Mulai sekarang, yang rapat-rapat Dinas Kesehatan tidak boleh digelar pada jam pelayanan. Rapat Dinas Kesehatan baru bisa digelar pada pukul 14.00 WIB ke atas. Saya juga minta Kepala Puskesmas untuk ikut memeriksa pasien, supaya tidak ada antrean,” tegasnya. 

Di samping itu, Wali Kota Eri juga meminta ruang tunggu puskesmas tidak seperti arena camping, karena lamanya waktu tunggu antrian. 

Ia juga mengakui bahwa ketika sidak pelayanan di puskesmas, masih ditemui warga yang antri dari pagi dan sampai siang belum dilayani.

“Semoga usaha berbenah untuk memperbaiki diri, bisa menyempurnakan pelayananan kesehatan di masyarakat. Ngapunten nggih (mohon maaf),” ujarnya. 

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini juga meminta kepada seluruh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas agar bersikap ramah kepada masyarakat. 

“Layani warga dengan ramah, solutif dan full senyum. Jangan sampai warga berangkat ke puskesmas karena diare, pulang ketambahan hipertensi gara-gara pelayanannya galak dan judes,” kata dia. 

Ia juga meminta kepada Dinkes untuk memisahkan pelayanan KIA dengan pelayanan orang dewan atau pasien UMUM. Sebab, jika tidak dipisahkan bukan tidak mungkin anak yang sedang sakit akan semakin ketularan sakitnya orang dewasa.

“Jadi, tolong itu dipisahkan supaya tidak tambah sakit,” pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Mojokerto) Danrem 082/CPYJ, Kolonel Inf Unang Sudargo memimpin berlangsungnya apel gelar pasukan gabungan TNI-Polri di Lapangan SMAN 1 Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kamis (3/11) siang.

Setidaknya, terdapat ribuan aparat gabungan yang nantinya disiagakan selama kunjungan RI berlangsung di Mojokerto.

Pada apel gabungan itu, Kolonel Unang menghimbau seluruh Dansubsatgas untuk bisa memberikan berbagai pengarahan yang mencakup soal pengamanan tamu VVIP.

“Tahapan dalam rangka pengamanan bersama unsur terkait, sudah dilaksanakan dengan baik melalui rakowil maupun rakorpam,” kata Danrem.

Danrem menambahkan, pengamanan kunjungan VVIP tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab bersama. Bahkan, ia menghimbau semua aparat gabungan untuk bisa melaksanakan pengamanan kunjungan tersebut sesuai SOP yang sudah diberlakukan.

“Lakukan preventif dan antisipatif terhadap perkembangan situasi dan kondisi wilayah,” bebernya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Berbagai terobosan baru dilakukan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi demi memberikan yang terbaik bagi warganya. 

Yang terbaru, Wali Kota Eri kini bisa memantau semua pelayanan publik yang dilakukan oleh jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui monitor besar yang ada di ruang kerjanya. Terobosan baru itu sudah dimulai hari ini, Kamis (3/11).

Sejak pagi, dia sibuk mempelototi satu persatu monitor di ruang kerjanya. Sebab, kini monitor besar yang berasal dari CCTV itu perlahan berganti ke kondisi terkini pelayanan publik yang ada di kantor kelurahan, kecamatan, semua Perangkat Daerah (PD) yang melakukan pelayanan publik, dan juga puskesmas se-Kota Surabaya. Monitor itu memang berasal dari CCTV yang dipasang di perkantoran tersebut.

Begitu melihat ada pelayanan publik yang masih antri dan ada salah satu petugas yang hanya main handphone, dia pun langsung menghubungi camat atau lurahnya untuk menegur petugas yang hanya main handphone itu. 

Bahkan, saat itu dia menemukan salah satu petugas yang bertugas di tempat pelayanan memakai sandal jepit. 

Dia pun memfoto dan mengirimkan ke grup Kepala PD dan memintanya untuk menegur staf tersebut.

“Inspektorat tolong turun periksa semua. Sudah saya sampaikan kepala dinas, lurah, camat kalau masih ada staf yang sandalan di kantor dalam pelayanan ke masyarakat yang aku sanksi sampean juga lho ya,” tegas Wali Kota Eri dalam grup tersebut.

Setelah mempelototi layar besar dan menegur sejumlah staf pemkot yang bertugas di tempat pelayanan, dia pun mengumpulkan sejumlah Kepala PD di ruang kerjanya. 

Ia pun meminta pelayanan publik itu diperbaiki dan tempat pelayanan publik diminta untuk segera direnovasi.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa sudah sekitar tiga bulan lebih dirinya memberikan pembelajaran dan ilmu kepada para camat dan Kepala PD melalui program Sambat Nang Cak Eri. 

Dalam program tersebut, Wali Kota Eri memberikan berbagai solusi solutif atas semua permasalahan warga yang dikeluhkan. Berbagai langkah pun langsung dilakukan kala itu.

“Solusi solutif yang saya berikan, ilmu-ilmu yang saya berikan itu tinggal saya pantau sekarang. Jadi, saya berharap camat dan lurah itu bisa meniru apa yang saya lakukan dalam sambat. Setelah saya memberikan ilmu kepada mereka, maka mereka harus menindaklanjuti. Saya tidak ingin ada pelayanan yang tidak ada solusinya di kantor kelurahan, makanya akan saya lihat di ruangan saya ini,” kata dia.

Ia menegaskan bahwa layar monitor besar di ruang kerjanya itu akan merekam semua pelayanan publik yang dilakukan oleh jajaran Pemkot Surabaya, mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, PD yang melakukan pelayanan publik hingga seluruh puskesmas. 

Demi mensiasati supaya bisa tampil semuanya, maka setiap lima menit sekali, layar itu akan bergeser, sehingga semua pelayanan publik itu dapat terekam di monitor tersebut.

“Ini akan menjadi saksi dan butki yang tidak bisa dibohongi. Jadi, ke depan saya bisa memantau melalui CCTV, saya juga akan terus turun ke lapangan secara acak dan waktunya tidak mungkin ada yang tahu, dan juga saya bisa mendapatkan informasi dari warga, karena nomor handphone saya sudah disebar,” ujarnya.

Menurutnya, informasi ini penting untuk mengecek apakah berbagai program yang telah disepakati sudah bisa berjalan atau tidak. Ketika tidak bisa berjalan, berarti harus ditindaklanjuti dengan kontrak kinerja. 

“Jadi, kalau tidak mampu gantilah,” tegasnya.

Sebenarnya, lanjut dia, jajaran Pemkot Surabaya itu bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga Kota Surabaya. 

Namun, kadang kalau tidak dipantau dan diawasi, mereka cenderung bertindak seenaknya sendiri, dan itu tentu tidak boleh.

“Saya ini ingin membentuk sebuah sistem di pemkot, bukan karena wali kotanya, tapi sistemnya yang harus berjalan, dan ini demi umat semuanya. Apalagi, pegawai negeri ini kan digaji untuk kepentingan umat, bukan karena pemimpinnya, sehingga meskipun ganti kepemimpinan, tapi sistem itu terus berjalan,” imbuhnya.

Demi menciptakan sistem tersebut, ia mengaku harus tegas, sehingga apabila masih ada staf yang bertugas di pelayanan publik menggunakan sandal, kalau masih ada kantor seperti kadang pitik, kalau masih ada antrian di puskesmas, berarti yang salah adalah kepala puskesmasnya, camatnya, atau kepala dinasnya.

“Kenapa seperti itu? Karena saya sudah memberikan arahan kepada mereka, dan berarti mereka itu tidak mengarahkan hingga ke tingkat bawah, berarti yang salah ya pimpinannya itu,” kata dia.

Wali Kota Eri menambahkan bahwa semua ini harus dilakukan karena dia ingin semua pelayanan publik di Kota Surabaya, baik yang ada di kelurahan, kecamatan, dan dinas maupun di puskesmas, dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat Surabaya. 

Ketika itu bisa dilakukan, maka tidak ada lagi antrian lama, tidak ada lagi warga yang diping-pong, dan tidak ada lagi warga yang menunggu di tempat yang tidak nyaman.

“Nah, setelah semua sistem ini diubah dan diperbaiki, tapi masih ada masalah yang terus menerus, berarti yang salah itu adalah manusianya, sehingga solusinya adalah diganti, pejabatnya diganti,” pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Klungkung) Babinsa, Bhabinkamtibmas dan tenaga Kesehatan di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali kian gencar menggelar adanya tracing di sejumlah Desa. Sasarannya, ialah para lansia.

Tracing itu, kali ini digelar di Dusun Kaleran, Desa Timuhun. Kamis (3/11). Di Dusun itu, Babinsa bersama pihak terkait terlihat menyusuri setiap rumah-rumah warga.

“Pelaksanaan tracing ini kita kawal terus. Sebagai upaya mengantisipasi serangan pandemi,” ujar Sertu I Putu Suweta.

Sementara itu, Dandim 1610/Klungkung Letkol Inf Armen menambahkan jika sebelumnya, pihaknya telah memerintahkan seluruh jajarannya untuk berperan aktif memutus rantai penyebaran pandemi.

Pemutusan itu, kata Dandim, dilakukan melalui adanya tracing yang dilakukan bersama pihak nakes. “Sehingga, kita bisa terus waspada terhadap serangan pandemi,” pungkasnya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya terus berinovasi untuk meningkatkan kesejahteraan warga. 

Salah satunya adalah pembibitan buah melon emas serta budidaya udang dan ikan patin. 

Ketua Tim Penggerak (PKK) Surabaya, Rini Indriyani bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Antiek Sugiharti memanen secara langsung melon emas dan sayur hidroponik. 

Satu persatu buah dan sayur itu dimasukkan ke dalam keranjang. 

Menurut Rini, hasil uji coba penanaman buah melon emas kali ini berhasil. Selain melon emas, juga ada ikan patin dan udang yang hasilnya tak kalah memuaskan. "Ini adalah uji coba, pemkot sedang menggalakkan menanam buah, salah satunya melon emas. 

Tujuannya adalah, untuk menggerakkan program padat karya dengan memanfaatkan lahan/aset pemkot," kata Rini, Kamis (3/11).

Rini mengungkapkan, ternyata hasil panen buah melon emas di Surabaya diluar dugaan. 

Buah itu tumbuh dengan baik dengan rasa yang sangat manis, meskipun ditanam di tanah perkotaan. 

"Alhamdulillah setelah uji coba, hasilnya luar biasa. Ternyata Surabaya juga bisa menjadi lahan pertanian yang bagus, setelah ini (budidaya) berhasil, ke depannya akan kita tanam di lahan/aset pemkot yang lain," ungkapnya. 

Bukan hanya melon emas saja. Ikan patin dan udang juga akan dilakukan hal yang sama seperti melon emas, dibibitkan di lahan - lahan/aset yang dimiliki pemkot untuk program padat karya. 

Selain padat karya, juga untuk ketahanan pangan dan penanganan balita stunting di Kota Pahlawan. 

"Dengan program Mas Wali (Wali Kota Eri Cahyadi) ini, maka ketahanan pangan di setiap kelurahan dan kecamatan akan terjamin. Bahkan, ke depannya kami harap tidak akan ada lagi balita stunting," ujar Rini. 

Di samping itu, Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti bersyukur dengan hasil pembibitan melon emas di laboratorium kantornya. 

Tentu, setelah berhasil menanam melon kelas premium itu, nantinya akan diterapkan ke lahan/aset pemkot yang digunakan untuk program padat karya. 

"Kalau ini (pembibitan) sudah berhasil kan bisa digunakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ke depannya. Sehingga kita bisa berdayakan dan mencoba menanam melon ini di lahan padat karya, agar penghasilan mereka meningkat," ucap Antiek. 

Antiek menerangkan, saat ini sudah ada 7 lahan/aset pemkot yang digunakan sebagai tempat padat karya. 

Kebanyakan, lahan - lahan itu ditanami sayur dan peternakan. Selanjutnya, melon emas, ikan patin dan udang juga akan dibudidayakan di lahan tersebut. 

Panen di lahan DKPP kali ini menghasilkan 400 kilogram melon emas, 100 kilogram ikan patin dan 20 kilogram udang. "Hasilnya akan kita bagikan ke masyarakat dan kita lihat pangsa pasarnya ada di mana saja. Karena melon emas ini kan pangsa pasarnya sangat luas dan diminati masyarakat," pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Batu) Apel siaga darurat bencana yang digelar di Balaikota Among Tani, Kota Batu, Jawa Timur. Kamis (3/11) pagi diwarnai dengan beberapa pesan yang disampaikan oleh Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Imam Gogor Agnie Aditya.

Pesan itu, menyangkut adanya peningkatan kewaspadaan hingga respon cepat kedaruratan bencana yang harus dilakukan oleh aparat gabungan ketika melakukan upaya antisipasi maupun evakuasi bencana yang terjadi.

“Maka dari itu, dibentuklah tim pelaksana system Komando penanganan darurat bencana sebagai bentuk peningkatan kesiapsiagaan serta kewaspadaan dengan mengerahkan segenap unsur pentahelix se-Kota Batu,” ujar Danrem.

Kolonel Imam menambahkan, sesuai kondisi geografis, topografis hingga kajian resiko bencana, beberapa jenis bencana bisa jadi terjadi di Kota Batu akibat perubahan cuaca yang terjadi. 

Bencana itu, bisa saja tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi hingga epidemi penyakit dan letusan gunung api.

“Berdasarkan data statistic kejadian bencana di Kota Batu, sepanjang tahun 2021 sebanyak 152 kejadian bencana yang didominasi bencana hidrometerologi sebesar 98% dan 2% bencana geologi,” ungkapnya.

Adanya potensi-potensi bencana tersebut, Danrem menghimbau semua pihak yang tergabung dalam Komando penanganan darurat bencana untuk segera melakukan sosialisasi bencana, dan sesegera melakukan langkah evakuasi jika terjadi bencana.

“Untuk itu, harus dilakukan pengamatan, kajian dan analisis tentang gejala bencana dan penyebarluasa informasi peringatan bencana,” tegasnya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pengadilan Tipikor Surabaya kembali menyidangkan dugaan korupsi penjualan barang sitaan hasil penertiban Satpol PP Surabaya Rp500 juta yang dilakukan Ferry Jocom, Jum'at (4/11).

Sidang yang di gelar di ruang sidang Cakra tersebut masih beragendakan pemeriksaan saksi.

Kali ini saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Surabaya sebanyak 5 orang. 

Mereka diantaranya Mudita Dhira Widaksa, Kukuh Satriyo, Dina Agustine Pratama, Hajar Sulistyono dan Supriyanto.

Dalam sidang yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim A.A. Gd Agung Parnata, SH., CN dengan dibantu 2 Hakim Ad Hoc masing-masing sebagai anggota yaitu Fiktor Panjaitan, SH., MH dan Alex Cahyono, SH., MH.

JPU Kejari Surabaya, Nur Rachmansyah meminta kepada Majelis Hakim mengelompokkan 5 saksi ini menjadi 2 kelompok.

Untuk kelompok pertama terdiri dari 3 saksi diantaranya Mudita Dhira Widaksa, Kukuh Satriyo dan Dina Agustine Pratama.

Sedangkan kelompok selanjutnya yakni Hajar sulistyono dan Supriyanto.

Seperti diketahui untuk mengungkap kasus ini, JPU terpaksa menghadirkan 24 saksi.

Dalam sidang ke 24 saksi tersebut tak dihadirkan secara langsung.

Dari 24 saksi tersebut dikelompokkan setiap sidang.

Setiap kelompok terdiri dari 6 saksi.

Saat ini total saksi yang sudah dihadirkan mencapai 23 orang.

Sebelumnya ada dua kelompok yang dihadirkan sebagai saksi. Mereka diantaranya Kasatpol PP Eddy Christijanto, Kabid Sumber Daya Satpol PP Dwi Hardianto, Kabid Penegakan Peraturan Daerah (Kabid Gakda) Satpol PP Irna Pawanti, anggota Gakda Andriansyah, Sub Koordinator Penyelidikan dan Penyidikan Gakda Satpol PP Iskandar, dan pihak inspektorat Tatang.

Lalu penjaga gudang yang merupakan anggota Satpol PP Surabaya yakni Prasetyo, Uce Albas, Eko Hariyanto, Mujiono, Bagus Nugroho dan Mochamad Arifin.

Kemudian 4 orang makelar tersebut yakni, Sunadi (Cak Sun), Yateno (Yatno), M. Mohamad S  Hanjaya (Abah Yaya) dan Slemet Sugianto (Sugi). 

Seperti diberitakan eks Kabid Trantibum Satpol PP Surabaya, Ferry Jocom telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana korupsi penjualan barang bukti hasil penertiban mencapai Rp500 juta.

Barang penertiban itu ada di gudang penyimpanan hasil penertiban Satpol PP Surabaya, Jalan Tanjungsari Baru 11-15, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. 

Penetapan itu dilakukan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, melalui Surat Perintah Penetapan Tersangka Nomor Print-05/M.5.10/Fd.1/07/2022, tertanggal 13 Juli 2022.

Ferry Jocom lalu dilakukan penahanan di Rutan Kelas 1 Surabaya Cabang Kejati Jatim.

Ia disangkakan melanggar Pasal 10 huruf a, Pasal 10 huruf b Jo. Pasal 15 Jo. Pasal 18 UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kamis, 03 November 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Lamongan) Kemampuan aparat Komando Kewilayahan atau Apkowil di wilayah teritorial Kodim 0812/Lamongan kembali ditingkatkan.

Peningkatan itu, diterapkan melalui adanya pembekalan yang digelar di Aula Kadet Soewoko. Kamis (3/11) pagi.

Pembekalan tersebut, dilakukan oleh Pabandya Puanter Kodam V/Brawijaya, Letkol inf Hasan Dasuki. 

Pembekalan tersebut, ditujukan bagi para Danramil dan Babinsa yang ada di wilayah teritorial Kodim Lamongan.

“Materinya menyangkut soal kecanggihan teknologi. Kita ketahui, jika perkembangan teknologi seakan menjadi dua mata pisau. Jadi, kita harus lebih bijak menggunakan dan memanfaatkan perkembangan itu,” ujar Letkol Hasan.

Sementara itu menanggapi hal tersebut, Kepala Staf Kodim, Mayor Chb Heroe Goettojo berharap jika adanya pembekalan yang dilakukan oleh pihak Pabandya saat ini, nantinya bisa meningkatkan pengetahuan, hingga ketrampilan apkowil.

“Materi-materi yang disampaikan itu, pada intinya disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi di tanah air,” bebernya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Empat saksi yang dihadirkan dalam sidang dugaan korupsi penjualan barang sitaan Satpol PP Surabaya oleh Ferry Jocom, Rabu (2/11) semakin terkuak.

Sebab ke empat saksi tersebut diantaranya Sunadi (Cak Sun), Yateno (Yatno), M. Mohamad S Hanjaya (Abah Yaya) dan Slamet Sugianto (Sugi) berani blak-blakan ketika ditanya JPU Kejari Surabaya, Nur Rachmansyah dan Eko.

Dalam sidang di ruang sidang Candra Pengadilan Tipikor Surabaya, yang dipimpin Hakim A.A. Gd Agung Parnata, SH., CN dengan dibantu 2 Hakim Ad Hoc masing-masing sebagai anggota yaitu Fiktor Panjaitan, SH., MH dan Alex Cahyono, SH., MH.

Para saksi tersebut menceritakan sedetai-detailnya peristiwa tersebut, mulai dari pertemuan lanjutan hingga penyerahan uang ke terdakwa Ferry Jocom.

"Setelah dibayar, saya bawa pulang sama 4 orang. Saya tunggu di warung. Tunggu informasi pak Ferry," kata Sunadi saat persidangan.

"Warung mana?" tanya JPU Nur Rachmansyah.

"Warung sebelah kecamatan Dukuh Pakis," jawab Sunadi.

Namun lantaran menunggu terlalu lama, Sunadi pun mencoba menghubungi kembali terdakwa Ferry Jocom.

Tujuannya untuk mengantarkan uang penjualan barang sitaan Rp500 juta.

Namun terdakwa Ferry Jocom menolaknya. ia lebih memilih mengambilnya sendiri.

"Saya hubungi pak Ferry lagi, uangnya udah cair. Saya antar pak, gak enak nunggu lama," ujar Sunadi.

"Saya kesana aja," jelas Sunadi menirukan ucapan Ferry Jocom.

Sunadi menambahkan, terdakwa Ferry Jocom akhirnya datang. Tetapi pertemuan tersebut tidak di warung seperti dalam percakapan sebelumnya.

Melainkan bergeser ke Kantor Kelurahan Pradah Kali Kendal yang lokasinya satu atap dengan Kecamatan Dukuh Pakis.

"Pak Ferry datang, ketemu di kelurahan. Diajak pak Ferry di dalam ruangan (ruangan lurah Pradah Kali Kendal), berbincang masalah uang," jelasnya.

"Pak Ferry terima ya," tanya JPU. 

"Terima," jawab Sunadi singkat.

Hal yang sama juga dikatakan saksi Yateno (yatno). Menurutnya pertemuan awal di warung tersebut merupakan arahan dari terdakwa Ferry Jocom," papar Yatno yang juga dibenarkan saksi lainnya.

Sementara kuasa hukum terdakwa Ferry Jocom yakni Abdul Rahman Saleh kwmbali mencecar ulang pernyataan para saksi.

Ia mencoba menggali maksud dari kedatangan 4 saksi tersebut ke kantor Satpol PP Surabaya menemui terdakwa Ferry Jocom.

Tetapi saksi Sunadi tetap pada pendiriannya. Ia hanya ingin mengucapkan selamat kepada terdakwa Ferry Jocom atas tempat tugas barunya. 

"Saya hanya mengucapkan selamat aja. Karena dari sekcam (Sekretaris Camat) di pindah ke Satpol PP. Selanjutnya saya di telpon, suruh nemui pak Ferry lagi. Datang berempat, katanya gudang mau pavingisasi,
ada perintah pembersihan," tandasnya.

Seperti diberitakan eka Kabid Trantibum Satpol PP Surabaya, Ferry Jocom telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana korupsi penjualan barang bukti hasil penertiban mencapai Rp500 juta.

Barang penertiban itu ada di gudang penyimpanan hasil penertiban Satpol PP Surabaya, Jalan Tanjungsari Baru 11-15, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. 

Penetapan itu dilakukan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, melalui Surat Perintah Penetapan Tersangka Nomor Print-05/M.5.10/Fd.1/07/2022, tertanggal 13 Juli 2022.

Ferry Jocom lalu dilakukan penahanan di Rutan Kelas 1 Surabaya Cabang Kejati Jatim.

Ia disangkakan melanggar Pasal 10 huruf a, Pasal 10 huruf b Jo. Pasal 15 Jo. Pasal 18 UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. T.S.N.B. Hutabarat, M.M.S., memimpin acara Tradisi penerimaan 59 Perwira Remaja (Paja) Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-67, bertempat di Dermaga Madura, Ujung Surabaya. Kamis (03/11).

Melalui amanatnya, Pangkoarmada II menyampaikan kepada seluruh Paja Angkatan ke-67 bahwa kode etik perwira “BUDHI BHAKTI WIRA UTAMA” harus menjadi nilai moral dan spiritual yang kuat, melekat dalam jiwa untuk mengimplementasikan Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI, serta Trisila TNI Angkatan Laut dalam setiap pelaksanaan tugas.

“Kita semua berharap agar para perwira remaja mampu menunjukkan dirinya sebagai prajurit profesional yang tanggap, tangguh, dan trengginas sesuai dengan postur prajurit sejati yang diinginkan oleh pemimpin TNI” lanjut Pangkoarmada II.

Turut hadir dalam acara ini yaitu para Pejabat Utama Koarmada II, Seluruh Kasatker Koarmada II, serta Seluruh Komandan KRI yang berada di Pangkalan Surabaya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto mengaku membutuhkan dukungan dan dorongan dari Bappenas dan Unicef untuk meningkatkan predikat Surabaya yang selama ini sudah lima kali berturut-turut mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak kategori Utama. 

Pasalnya, Pemkot Surabaya berharap bisa naik tingkat ke Kota Layak Anak Dunia. 

“Kami sangat membutuhkan dukungan itu. Makanya, pada kesempatan ini kami juga sampaikan banyak program dan progres terkait Kota Layak Anak di Surabaya. Tentunya, kami berharap dari pihak Bappenas dan Unicef ke depan bisa membantu kami naik tingkat menjadi Kota Layak Anak Dunia,” kata Tomi Ardiyanto, Kamis (3/11).

Sebelumnya Perwakilan Unicef Kurniasih Zulhadji ketika melakukan monitoring KLA di Kota Surabaya. 

Kurniasih mengatakan bahwa di Unicef itu ada Child-Friendly City Initiatives (CFCI) yang merupakan Kota Layak Anak Dunia. 

Menurutnya, atasannya sudah pernah menyampaikan bahwa sudah ada permintaan dari Wali Kota Surabaya untuk menginisiasi CFCI Unicef.

“Kami menyambut baik permintaan atau usulan ini, apalagi atasan saya sudah menyampaikan itu kepada kami, sehingga kami akan mendukung itu supaya go internasional CFCI Unicef. Siapa tahu nanti Surabaya bisa menjadi inisiator pertama CFCI Unicef di Indonesia. Apalagi kan di Surabaya ini ada perwakilan kita yang saya yakin selalu bersinergi dengan Pemkot Surabaya,” kata Kurniasih usai berdialog bersama jajaran pemkot dan anak Surabaya di gedung Bappedalitbang Surabaya, Rabu (2/11).

Ia menjelaskan bahwa CFCI Unicef ini tahapan-tahapannya hampir sama dengan KLA. 

Namun, lebih difokuskan pada prosesnya, dan setiap tahap proses itu harus melibatkan anak. 

Ia juga memastikan bahwa CFCI itu juga ada penghargaannya, yang juga difokuskan pada indikator tertentu, seperti di Kota Surabaya yang terkenal dengan partisipasi anaknya, maka mungkin nanti masuk dalam penghargaan CFCI kategori partisipasi anak. 

“Jadi, tidak secara menyeluruh yang kami (Unicef) lihat, tapi lebih difokuskan pada salah satu indikator tertentu,” kata dia.

Ketika ditanya apakah Surabaya sudah layak mendapatkan predikat Kota Layak Anak Dunia, Kurniasih menjelaskan bahwa soal layak atau tidaknya, pernah menjadi perbincangan dengan kementerian ketika ada pertemuan di Solo. 

Ternyata, beberapa kota yang berhasil menerima KLA kategori Utama (termasuk Surabaya), sudah sangat layak dan bisa mengimplementasikan CFCI Unicef. 

“Di Asia Tenggara itu sudah ada Vietnam, dan sebenarnya Indonesia sudah lebih baik daripada Vietnam soal KLA-nya, jadi kenapa tidak untuk diimplementasikan,” tegasnya.

Oleh karena itu, untuk mendukung Pemkot Surabaya dalam mengusulkan CFCI Unicef itu, pihaknya langsung mendatangkan tenaga ahli untuk CFCI sendiri. 

Menurutnya, hal itu masih proses hingga saat ini. 

“Mudah-mudahan ini akan segera ditindaklanjuti oleh pimpinan kami di Jakarta demi menindaklanjuti usulan dari Pemkot Surabaya, khususnya Pak Wali Kota,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, perwakilan dari Unicef juga diajak mengunjungi beberapa tempat untuk melihat langsung berbagai fasilitas Kota Layak Anak di Surabaya. 

Kunjungan itu mulai dari SMPN 1 Surabaya di Jalan Pacar no.4, SDN Kaliasin 1 Jalan Gubernur Suryo no.26, RW 8 Candirejo Kelurahan Genteng, Siola Puspaga, Rumah Anak Prestasi, Taman Flora, Puskesmas Ngagel Rejo, Shelter ABH, Shelter Perempuan, hingga Balai RW 5 Genteng.

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive