Selasa, 13 Desember 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad menjelaskan, penataan Taman Surya Balai Kota dilakukan secara bertahap. 

Untuk tahap awal, berupa pengerjaan pembuatan sangkar burung dan kolam ikan.

"Tahap awal ini ada sangkar burung dan kolam ikan koi. Arahannya dijadikan tempat healing warga, mulai bulan (Desember 2022) ini dikerjakan," kata Irvan, Selasa (13/12).

Ia juga menyebutkan bahwa Bagian Umum, Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) yang menjadi leading sektor penataan kompleks kawasan Taman Surya. 

Termasuk pula bagaimana konsep yang diterapkan baik dari segi penataan taman maupun pengamanannya. 

"Kita koordinasikan dulu dengan bagian umum dan Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) terkait pengamanan kawasan balai kotanya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengungkapkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan agar tanaman di Taman Surya juga kembali ditata. 

Salah satunya terkait dengan jenis tanaman dan degradasi ketinggian.

"Yang diinginkan Pak Wali Kota itu nanti anak-anak bisa bermain, olahraga, dan lansia juga bisa menikmati taman itu. Jadi nanti bisa untuk segala usia," kata Agus Hebi.

Menurutnya, denah konsep penataan Taman Surya Balai Kota ini dikerjakan oleh DPRKPP. Rencananya, ke depan Taman Surya akan banyak diisi dengan tanaman bunga-bunga yang lebih berwarna.

"Bapak (Wali Kota) inginnya nuansa seperti eropa. Ada bunga ngumpul kuning, hijau, merah, jadi tidak terlalu (banyak pohon) pelindungnya. Tetapi warna-warna (tanaman) yang diperbanyak dan kenyamanannya," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Taman Surya, Balai Kota Surabaya berencana dibuka untuk publik. Masyarakat dari segala usia, nantinya dapat menikmati suasana Taman Surya Balai Kota baik sekadar nongkrong, mengerjakan tugas sekolah atau kuliah maupun berkumpul bersama keluarga.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) ingin lebih dekat dengan rakyatnya. 

Salah satunya adalah dengan berencana membuka Taman Surya untuk masyarakat umum.

"Balai Kota Surabaya adalah rumah rakyat. Nanti masyarakat bisa masuk ke sini, kita kasih wifi. Karena saya ingin pemerintah kota dekat dengan masyarakatnya," kata Wali Kota Eri, Selasa (13/12).

Namun, sebelum dibuka untuk publik, Wali Kota Eri Cahyadi menginstruksikan jajarannya agar terlebih dahulu melakukan penataan kompleks Taman Surya. 

Mulai dari penataan degradasi ketinggian pohon dan jenis tanaman, fasilitas tempat duduk hingga lampu penerangan.

"Saya ingin buat taman yang nyaman. Ada kandang burung, kolam ikan. Jadi warga bisa menikmati tidak hanya alun-alun Balai Pemuda, tapi juga Taman Surya. Kita kasih tempat duduk semuanya di pinggir taman," ujar dia.

Masyarakat dari segala usia, nantinya bisa menikmati Taman Surya Balai Kota Surabaya. 

Bahkan, Wali Kota Eri menyebut, pelajar atau mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas kuliah, bisa sembari menikmati suasana di balai kota.

"Jadi saya ingin betul masyarakat masuk ke balai kota ini seperti rumah rakyat, rumahnya mereka, rumah masyarakat Surabaya. Jadi masyarakat Surabaya dengan pemerintah kota juga dekat rasanya," terangnya.

Karena dibuka untuk publik, tentu saja kebersihan tak luput menjadi perhatian Wali Kota Eri Cahyadi. 

Ia pun mengaku telah menginstruksikan jajaran Satpol PP dan Badan Penanggulangan Bencana dan Daerah (BPBD) agar nantinya intens menjaga.

"Jadi nanti akan dijaga teman-teman Satpol PP dan BPBD, biar bersih. Karena saya ingin mengajarkan kepada warga Surabaya kalau membawa makanan ya dibuang pada tempatnya," paparnya.

Selain dapat menikmati langsung suasana Taman Surya, nantinya masyarakat juga bisa masuk ke Lobi Balai Kota Gedung Pemkot Surabaya. 

Setiap warga yang ingin masuk tentu saja terlebih dahulu akan diperiksa barang bawaannya.

"Kita beri pembatas antara Taman Surya dengan gedung (Pemkot Surabaya). Sehingga ketika dia (warga masuk ke gedung) akan diperiksa dulu. Dia (warga) bisa masuk ke lobi. Di lobi nanti akan dikasih lukisan cerita terkait balai kota atau berupa televisi ketika dipencet dia akan cerita tentang Balai Kota Surabaya," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Seorang keluarga yang tinggal di Jalan Juwingan 124, Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, hidup dengan keterbatasan listrik. 

Sebab, sang pemilik tanah tidak mengizinkan Kusaeri (57) untuk memasang listrik sendiri.

Camat Gubeng Kota Surabaya, Eko Kurniawan Purnomo menyatakan telah melakukan mediasi dengan pemilik tanah tersebut. 

Sebab, tanah atau lahan yang dihuni keluarga Kusaeri berstatus kontrak yang kemudian dibangun rumah sendiri.

"Jadi Pak Kusaeri itu dia sewa di lahannya orang, bangun rumah sendiri. Dia tinggal di situ dengan istri, anak dan dua cucunya tanpa ada listrik," kata Eko Kurniawan, Selasa (13/12).

Eko mengungkapkan, sebelumnya keluarga Kusaeri pernah disalurkan listrik dari tetangga. 

Bahkan pada tahun 2015-2020, sudah ada tiga tetangga yang pernah menyalurkan listrik ke rumah Kusaeri. 

Namun, karena listrik tetangga sering mati lantaran bebannya tidak kuat, akhirnya mereka semua keberatan.

"Semua (tetangga) rata-rata membantu hanya khusus untuk penerangan di dalam rumah (gratis). Karena pemakaiannya berlebihan, sehingga membuat tarif yang membantu membengkak dan akhirnya diputus," ungkapnya.

Selain tidak bisa memasang listrik sendiri, Eko juga menyebutkan, bahwa intervensi program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) jamban yang akan dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kepada keluarga Kusaeri juga tak dapat terealisasi. 

Sebab, pihak pemilik tanah yang dihuni rumah tinggal keluarga Kusaeri juga tidak mengizinkan.

"Rumah Kusaeri pernah diajukan Program Rutilahu tetapi terkendala tidak ada surat kepemilikan rumah. Dikarenakan status tanah bukan milik sendiri tetapi sewa," jelasnya.

Dalam setiap harinya, Eko menyebutkan, bahwa Kusaeri dan istrinya bekerja sebagai tukang tambal ban. 

Sedangkan sang anak, bekerja sebagai ojek online dan salon. 

Sementara tanah yang dihuni Kusaeri dan keluarga berstatus sewa Rp1 juta per tahun dengan bangunan dibangun sendiri.

"Sudah berdiam sekitar 20 tahun di sana, tapi sewa tanah dan tanahnya dibangun sendiri. Untuk saat ini, dibantu Pak RW dan tetangga untuk lampu jalan (di luar rumah) sejak tahun 2014," sebutnya.

Eko pun juga sempat menawarkan keluarga Kusaeri untuk tinggal di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa). 

Opsi itu ditawarkan sembari ia juga melakukan mediasi serta komunikasi dengan pemilik tanah dan PLN.

"Tadi saya coba tawarkan Rusunawa. Kita coba rayu ke sana mungkin dia (keluarga Kusaeri) mau. Bantuan-bantuan yang lain kita juga hubungi Dinas Sosial. Tadi kita juga kasih sembako dan keluarga Pak Kusaeri sebelumnya sudah dapat bantuan BPJS PBI," paparnya.

Selain itu, dari hasil outreach yang dilakukan, Eko mengungkapkan, bahwa untuk peralatan memasak, setiap harinya keluarga Kusaeri juga masih menggunakan tungku kayu bakar karena belum teraliri listrik.

"Bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) sebelumnya juga dapat tetapi saat ini tidak keluar. Harapannya beliau ingin dipasang aliran listrik dan bantuan kompresor untuk usaha tambal ban," tambahnya.

Menurut Eko, kendala izin dari pemilik tanah menyebabkan keluarga Kusaeri hidup tanpa aliran listrik. 

Namun demikian, setelah pihaknya melakukan mediasi dengan pemilik tanah dan komunikasi bersama PLN, rumah keluarga Kusaeri akhirnya bisa dipasang meter listrik. 

"Dari PLN bisa dipasang meter baru yang token sementara. Tanpa surat dari pemilik (tanah). Jadi kalau (listrik) tidak dipakai bisa dilepas lagi," pungkasnya. 

Senin, 12 Desember 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya mengadakan Gebyar 1.000 Akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dalam rangka pencegahan stunting di Kota Pahlawan, serta menyongsong peringatan Hari Ibu. 

Kegiatan tersebut dibuka oleh Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani di Convention Hall, Senin (12/12).

Mendukung program prioritas Pemerintah Republik Indonesia dalam penurunan angka stunting, Pemkot Surabaya melakukan berbagai upaya penanganan stunting. 

Hasilnya, angka stunting di Kota Pahlawan yang awalnya sebanyak 12.788 kasus pada tahun 2020, berkurang menjadi 6.722 kasus di tahun 2021. 

Hingga per Oktober 2022, jumlah kasus turun drastis menjadi 1.055 balita. 

Pada kesempatan tersebut, Pemkot Surabaya juga menyerahkan piagam penghargaan atas partisipasi para relawan dalam rangka pencegahan stunting di Kota Surabaya. 

Diantaranya, kepada Ketua Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Indonesia (IPEKB), pengurus cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI), kader Institusi Masyarakat Perkotaan (IMP), klinik Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Surabaya, RS ibu dan Anak Putri (RSIA Putri) Surabaya, RSUD Dr. Soewandhie, Puskesmas Tanah Kali Kedinding, Puskesmas Dupak, dan Puskesmas Klampis Ngasem.

Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani mengatakan perlu adanya sosialisasikan kepada masyarakat, bahwa stunting tidak hanya terjadi karena kekurangan gizi pada anak. 

Kehamilan yang beresiko seperti terlalu tua (kehamilan diatas 35 tahun), terlalu muda (kehamilan dibawah 20 tahun), terlalu dekat (jarak kehamilan kurang dari dua tahun), dan terlalu banyak (melahirkan lebih dari dua kali), juga bisa menyebabkan stunting pada anak. 

“Maka kegiatan ini menjadi salah satu upaya kita untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam program KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), di mana tujuan akhir kita bersama adalah zero stunting dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat di Kota Surabaya,” kata Rini Indriyani.

Karenanya, ia meminta kepada masyarakat Kota Surabaya untuk memahami pentingnya menggunakan KB. Sebab, di Kota Surabaya didominasi kehamilan berisiko dengan kategori terlalu banyak atau telah melahirkan lebih dari dua kali. 

“Artinya ketika anaknya sudah diatas 3 itu sangat berisiko tinggi. Kemudian juga ada yang terlalu tua, itu perlu KB karena risiko tinggi. Kalau dia sudah dalam kondisi hamil dan berisiko tidak usah ditawar, langsung ayo KB. Itu salah satu mencegah stunting,” tegas dia. 

Rini Indriyani berharap, melalui pemahaman pentingnya penggunaan KB, para orang tua bisa fokus dalam merawat anak-anaknya. 

Menurutnya, demi menciptakan ketahanan keluarga yang berkualitas, diperlukan perencanaan yang matang antara suami dan istri.  

“Harus komitmen bersama dan harus diskusi, tidak bisa perempuan saja atau laki-laki saja. Harus berdua, kita pikirkan anak-anak kita saja. Apalagi biaya pendidikan juga tidak murah. Maka, kita harus mempersiapkan sisi materi dan sisi psikologis,” ungkap dia. 

Dalam kegiatan Gebyar 1.000 Akseptor MKJP, Pemkot Surabaya juga mengajak beberapa akseptor untuk memberikan testimoni mengenai pentingnya penggunaan alat kontrasepsi. 

Rini Indriyani pun tak menyangka, bahwa kesadaran penggunaan alat kontrasepsi juga dilakukan oleh kaum laki-laki. Yakni, melalui MOP atau metode operasi pria. 

“Pendampingan bukan hanya perempuan saja, tetapi laki-laki juga perlu mendapat sosialisasi. Ayo warga Surabaya yang anaknya sudah dua atau tiga dan ibu-ibu beres iki tinggi, kita gunakan KB. Kalau ibunya sehat, suami dan anak juga sehat terpelihara. InsyaAllah tidak ada stunting dan gizi buruk, serta tidak ada perceraian, itulah ketahanan keluarga,” ujar dia. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Tomi Ardiyanto mengatakan, program Gebyar 1.000 akseptor ini diperuntukkan kepada pasangan usia subur (PUS) yang memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). 

Yakni, MOP (Metode Operasi Pria) dan MOW (Metode Operasi Wanita) atau kalau yang saat ini lebih dikenal sebagai sterilisasi. 

“Gebyar 1.000 akseptor ini yang difasilitasi oleh Pemkot Surabaya bersama BKKBN melalui puskesmas, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) dan RSUD Dr. Soewandi lewat para petugas KB di kecamatan dan kelurahan melalui puskesmas.  Pencegahan stunting harus dimulai dari pemahaman calon pengantin (catin), setelah menikah, hamil dan menyusui hingga merawat anak balita,” kata Tomi.

Tomi menjelaskan bahwa program tersebut adalah salah satu upaya pencegahan stunting dengan meningkatkan kemampuan literasi para catin meningkat. 

Di sisi lain, di Kota Surabaya, Tomi mengaku bahwa per November 2022, sebanyak 3.054 akseptor yang telah bersedia memakai MKJP secara mandiri. 

“3.054 adalah termasuk KB mandiri melalui rumah sakit swasta, karena penggunaan alat kontrasepsi dan pencegahan stunting sangat terkait. Program ini (Gebyar 1.000 Akseptor MKJP) dilakukan sampai 19 Desember 2022. Pada 9 Desember sudah mencapai 765 akseptor dan diharapkan bisa mencapai 1.000 akseptor,” jelas dia.

Ditemui di lokasi yang sama, Marko Putra Rahendro akseptor yang berasal dari Kecamatan Tandes mengatakan bahwa ia sudah berencana memasang MOP setelah memiliki anak ketiga. 

“Ia kesepakatan bersama dengan istri. Pertimbangannya adalah lebih baik saya saja yang MOP, jangan istri saya (MOW). Petugas juga sangat baik saat melakukan pelayanan, serta memberikan penjelasan dengan rinci,” pungkasnya.

Sabtu, 10 Desember 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Jam menunjukkan pukul 09.00 WIB. Suasana di Rusunawa Sumur Welut, Lakarsantri Surabaya terdengar riuh gembira. 

Belasan warga tampak bersama anak-anak mereka tengah berkumpul di Lantai I Tower B Rusunawa, Sabtu (10/12). 

Mereka berkumpul untuk menyambut kedatangan Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani.

Hari itu memang sedang ada kegiatan penyerahan bantuan dari PT Jasa Marga. 

Ada bantuan alat masak, kursi, rombong, lemari hingga kebutuhan sekolah untuk anak-anak. 

Sedangkan penerimanya adalah warga eks penghuni Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam yang kini tinggal di Rusunawa Sumur Welut.

Satu diantara keluarga itu adalah Iin Indriani. Perempuan kelahiran 1988 ini baru saja melahirkan dua anak kembar. 

Tepatnya sekitar dua pekan yang lalu. Ia mengaku kehidupannya kini lebih layak dibanding saat tinggal bersama suami dan anak-anaknya di Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam. 

"Alhamdulillah lebih baik (tinggal) ten mriki (di Rusunawa), mpun mboten (sudah tidak) di jalan, mengamen. Pak Wali (Eri Cahyadi) juga menepati janji dikasih rusun, bapak (suami) dikasih pekerjaan supaya tidak di jalan lagi," kata Iin.

Iin mengaku, anak-anaknya sebelumnya tidak memiliki akta kelahiran. 

Sebab, bagi Iin dan suami, untuk mencari makan saja susah, apalagi lagi memikirkan mengurus administrasi kependudukan (adminduk) bagi anak-anaknya. 

Namun kini, Iin dan suaminya bisa tersenyum bahagia. Karena, pasca direlokasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dari Kolong Tol Dupak, 1001 Malam, kehidupan keluarganya lebih layak dan tertata.

Bahkan, Iin bersyukur, pendidikan dan masa depan keempat anaknya lebih terjamin karena juga mendapatkan intervensi dari Pemkot Surabaya. 

Apalagi, kini suami Iin tak lagi mengamen di jalanan untuk mencari nafkah bagi dia dan anak-anaknya.

"Bapak (suami) sekarang ikut kerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya. Sebelumnya bapaknya mengamen kale kulo (sama saya), mbak e niki (anak pertama) kulo beto (saya ajak). Saat ini alhamdulillah sekali, (hidup) lebih enak, kan ken alit ten dalan (sejak kecil hidup di jalan)," kata Iin.

Awalnya, Iin mengaku takut saat akan direlokasi oleh Pemkot Surabaya. Bahkan, ia bersama suaminya sempat berpikiran ingin kabur saat akan direlokasi. 

Namun, dia tak menyangka, lokasi baru yang akan ditempati rupanya jauh lebih layak dari tempat tinggal sebelumnya. 

"Pas ten mriki mboten nyongko (pas tiba di Rusunawa tidak menyangka), gubuk kulo kyoko ngoten (rumah saya seperti itu  kondisinya) angsal rusun apik (dapat rusunawa bagus)," tutur dia.

Ia mengaku, saat masih tinggal di Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam, tak pernah dipandang orang. 

Bahkan, seringkali dahulu keluarganya dihina karena berasal dari keluarga tidak mampu yang tinggal di gubuk pinggiran sungai di bawah Jalan Tol Dupak.

"Dulu mboten (tidak) pernah dipandang tiyang (orang), sering dihina, karena mboten nggadah (keluarga tidak punya). Tapi sak niki (saat ini) Ya Allah Alhamdulillah, senang banget kulo (senang sekali saya). Mboten nyangka rasane (tidak menyangka rasanya), koyok (seperti) mimpi," kata IIn sembari meneteskan air mata bahagia.

Tak lupa, Iin bersama suaminya mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi serta Kepala Dinas Sosial Surabaya, Anna Fajriatin. Sebab, keluarganya telah banyak diperhatikan dengan dibantu tempat tinggal yang layak dan bersih.

Bahkan, Iin sekarang tak lagi khawatir dengan kondisi kesehatan keempat anaknya. 

Sebab, saat masih tinggal di Kolong Tol Dupak, debu dan lingkungan yang kurang sehat setiap harinya menghantui kesehatan anak-anak Iin.

"Terima kasih banyak buat Pak Wali Kota dan Bu Anna. Kulo matur suwun sanget (saya terima kasih banyak), bapak (suami) sampun (sudah) dikasih pekerjaan juga, dikasih rusun tempat tinggal seng (yang) layak," tambahnya.

Selain Iin Indriani, senyum sumringah juga nampak dari wajah Surati. Ibu kelahiran tahun 1964 dengan tiga orang anak ini mengaku, kehidupannya sekarang lebih layak dan tertata. 

Itu pasca keluarganya direlokasi oleh Pemkot Surabaya dari Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam ke Rusunawa Sumur Welut.

"Selayak-layaknya tinggal di sini (Rusun). Di sini alhamdulillah mboten (tidak) kehujanan lagi, wonten kamare (ada kamar tidurnya), wonten (ada) kamar mandi, air pun sudah mengalir, dan listrik sudah ada," kata Surati.

Awalnya, Surati bersama kedua anak perempuanya juga mengaku takut saat akan direlokasi oleh Pemkot Surabaya. 

Ketakutan itu lantaran dia dan kedua anak perempuannya belum mengetahui pasti akan tinggal di mana selanjutnya.

"Anak saya tiga perempuan semua. Yang satu sudah tinggal di Tambak Asri dan yang dua ikut bantu-bantu jualan di sana (Kolong Tol Dupak). Sekarang keduanya tinggal di Rusun, dan dapat Rusun karena sudah KK sendiri-sendiri. Alhamdulillah, anak saya juga sekarang dikasih pekerjaan ikut Dinas Sosial dan DLH (Dinas Lingkungan Hidup)," tutur Surati.

Surati juga tak menyangka, keluarganya kini bisa tinggal di tempat yang lebih layak dan bersih. 

Selama 25 tahun lamanya, dia dan keluarganya tinggal di Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam dengan kondisi yang kumuh dan tidak layak.

"Matur suwun kaleh (terima kasih) bapak wali kota saget (bisa) menjunjung derajat kita-kita ini. Anak-anak kita juga diajak kerja di dinas, matur suwun sanget (terima kasih banyak), semoga Bapak Wali Kota dan keluarganya sehat-sehat selalu," pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyerahkan bantuan sosial dari PT Jasa Marga kepada warga eks penghuni Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 malam yang kini tinggal di Rusunawa Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Sabtu (10/12). 

Bantuan berupa alat rumah tangga, hingga peralatan sekolah anak ini diserahkan oleh Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani.

Selain menyerahkan bantuan, momen ini sekaligus digunakan oleh Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani, bersama Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin untuk berdialog langsung dengan mereka.

"Alhamdulillah dapat bantuan dari PT Jasa Marga, berupa peralatan rumah tangga. Ada yang diberikan pekerjaan, diberi tempat tinggal (rusunawa), sehingga mereka tidak ngamen lagi. Mudah-mudahan ini menjadi berkah buat semuanya," kata Rini Indriyani usai acara penyerahan bantuan

Dari dialog bersama warga itu, Rini Indriyani mengungkapkan, bahwa pada intinya mereka mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya. 

Sebab, kehidupan keluarga mereka sekarang lebih tertata dan tinggal di lingkungan yang bersih dan layak. 

"Alhamdulilah mereka sekarang lebih tertata hidupnya. Jadi tidak keleran, lebih bersih lagi," kata Bunda Rini, sapaan lekatnya.

Di samping tinggal di lingkungan yang bersih dan layak, pendidikan anak-anak dari keluarga eks penghuni Kampung 1001 malam, tak luput dari atensi Pemkot Surabaya. 

Bunda Rini pun menginginkan agar anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang sekolahnya.

"Saya melihat banyak anak-anak kecil, usianya balita hampir merata. Saya berharap anak-anak ini bisa sekolah di PAUD, SD, SMP sesuai dengan jenjang sekolahnya. Harapannya anak-anak ini harus lebih baik dari orang tuanya dan mendapatkan pendidikan yang sesuai," tuturnya.

Bunda PAUD Kota Surabaya itu meyakini, dengan tinggal di lingkungan yang baru, baik secara sosial, pendidikan maupun kesehatan, kehidupan dan masa depan mereka akan lebih baik. 

Bahkan menurutnya, warga eks Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam mengaku, sejak tinggal di Rusunawa Sumur Welut kehidupan mereka lebih layak dan nyaman.

"Semua rata-rata merasakan bahwa lebih enak tinggal di sini (Rusunawa Sumur Welut). Karena memang waktu awal dipindahkan banyak yang menolak, tidak mau. Ketika dibawa ke sini dan diberikan tempat yang layak, pekerjaan yang cukup, itu alhamdulilah (hidup) mereka lebih baik lagi," katanya.

Di sisi lain, Bunda Rini juga meminta kepada Puskesmas, PKK dan kelurahan setempat untuk aktif memantau dan memeriksa kesehatan anak-anak warga eks penghuni Kolong Tol Dupak, Kampung 1001 Malam. 

Terutama, kepada balita kembar yang baru lahir sekitar dua minggu yang lalu.

"Harapan kami dia jangan sampai stunting. Saya minta ada intervensi yang masif untuk bayi kembar ini agar tidak menjadi stunting. Ibunya juga dikasih susu dan makanan yang bergizi. Saya pun akan memantau bagaimana perkembangan dua anak ini," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menyerahkan kunci rumah kepada para penerima manfaat program Dandan Omah atau Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). 

Program Dandan Omah telah menuntaskan 857 unit, dari total target 900 unit hunian. 

Memasuki bulan Desember 2022, target 900 unit tersebut akan segera tuntas dikerjakan. 

Kali ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengunjungi empat lokasi hunian. Diantaranya, menyerahkan kunci rumah kepada Indrawati warga Jalan Citra Raya Lakarsantri, Rumadji warga Jalan Lakarsantri, Choirul warga Jalan Jeruk Gang Tembusan, dan Suhaini warga Jalan Lidah Wetan Gang IX Kota Surabaya, Sabtu (10/12).

“Ketika membangun Rutilahu ini maka kita melibatkan masyarakat. Ketika saya datang, saya juga menjaga keguyuban masyarakat. Alhamdulillah di Kecamatan Lakarsantri ini masyarakatnya guyub,” kata Wali Kota Eri.

Karenanya, ia juga meminta camat dan lurah untuk melakukan pendataan warga miskin dan pra miskin. 

Pendataan tersebut dilakukan untuk melakukan pemantauan terhadap pendapatan warga. 

Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen untuk menaikkan pendapatan warga melalui program Padat Karya, sebagai upaya pengentasan kemiskinan di Kota Pahlawan. 

“Tidak hanya pemberian kunci rumah, tapi kita juga ngobrol dengan masyarakat. Pak Camat sudah saya minta untuk membangun Toko Kelontong, yang kerja (anggotanya) adalah orang-orang dalam satu RW, yang tidak mampu dikumpulkan,” ujar dia.

Nantinya, para pembeli di Toko Kelontong adalah warga dalam kawasan RW tersebut. 

“Itu peran Pak RW nanti dengan Kader Surabaya Hebat (KSH). Kenapa saya turun? Karena untuk menggugah kembali perasaan warga untuk guyub rukun,” pungkasnya.


Jumat, 09 Desember 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya melakukan serah terima bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan Jamban Sehat kepada warga di Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Sukomanunggal, Jumat (9/12) lalu.

“PDAM memberikan bantuan bedah rumah ini untuk mendukung program Pemerintah Kota,” kata Sekretaris Perusahaan PDAM Surya Sembada, Diah Ayu Anggraeni.

"Bantuan ini diberikan bekerjasama dengan BAZNAS Kota Surabaya. Total 20 Rutilahu dan 22 Jamban Sehat yang direalisasikan pada tahun 2022", jelasnya.

Diah Ayu berharap, bantuan bedah rumah dan jamban sehat ini menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dan bermanfaat bagi warga kota Surabaya agar bisa hidup layak dan sehat. 

Camat Asemrowo, Muhammad Khusnul Amin menyampaikan rasa terima kasih kepada PDAM Surya Sembada dan Baznas Kota Surabaya. 

“Kami ucapkan terima kasih kepada PDAM dan Baznas atas bantuannya untuk warga kami. Ini sangat layak dan bagus juga ada jambannya,” ujarnya. 

Sementara itu, Wakil Ketua I Baznas Kota Surabaya Marjuki berharap bantuan bedah rumah dan jamban dari PDAM Surya sembada di tahun 2023 bisa berlanjut. 

“Supaya bisa dirasakan oleh warga kota Surabaya yang benar-benar membutuhkan bantuan ini,” ujar Marjuki. 

Terpisah, Supriatin, penerima manfaat program bedah rumah di Tambak Mayor Utara mengatakan bahwa dia sangat senang atas bantuan bedah rumah. 

“Alhamdulillah, terima kasih PDAM dan Baznas menurut saya ini lebih dari layak. Saya harap warga Surabaya lainnya yang benar-benar membutuhkan bisa mendapat bantuan bedah rumah seperti ini. Sangat bagus.” pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar rapat dengan para Forkopimda Kota Surabaya untuk membahas pengamanan di Kota Pahlawan, terutama pada saat natal dan tahun baru 2023. 

Rapat itu digelar di rumah dinas Wali Kota Surabaya Jalan Sedap Malam, Surabaya, Jumat (9/12).

Seusai rapat, Wali Kota Eri menjelaskan bahwa rapat tersebut membahas tentang pengamanan secara keseluruhan di Kota Surabaya, mulai dari pengamanan dari gangguan-gangguan yang ditimbulkan oleh anak-anak remaja hingga persiapan pengamanan natal dan tahun baru. 

“Jadi, insyaallah hari Senin kami akan mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Surabaya yang akan ditujukan kepada seluruh tempat ibadah di Surabaya. Tempat ibadah itu bukan hanya gereja, tapi juga semua tempat ibadah dari berbagai agama yang ada. Kami akan sampaikan untuk lebih waspada dan hati-hati,” kata Wali Kota Eri.

Bahkan, nantinya pemkot akan meminta untuk menyampaikan nama-nama jamaah yang akan melakukan Misa dan Natal di semua gereja, sehingga bisa dilakukan deteksi awal siapa saja nama-nama jamaah yang akan beribadah dan waktunya kapan. 

Selain itu, parkir di gereja itu harus di tempat yang berbeda, sehingga nanti ada pembatas yang juga dipasangi metal detector untuk masuk ke gereja. 

“Makanya nanti, jamaah yang masuk ke gereja harus melewati metal detector dan harus sesuai dengan jadwal dan sesuai dengan kartu yang biasanya dipegang oleh para jamaah, sehingga bisa diketahui siapa saja yang beribadah di waktu-waktu tertentu,” ujarnya. 

Di samping itu, Wali Kota Eri memastikan bahwa pada saat natal, pihaknya juga akan melibatkan semua organisasi masyarakat (ormas) yang akan ikut terlibat dalam pengamanan gereja. 

Menurutnya, itu penting karena Surabaya kota toleransi, sehingga di Surabaya bersama-sama menjaga keamanan. 

“Jadi, nanti selain bergerak dengan TNI-Polri, kita juga akan menggerakkan ormas-ormas untuk menjaga keamanan gereja,” kata dia. 

Sedangkan untuk pengamanan malam tahun baru, Wali Kota Eri bersama Forkopimda Surabaya sudah sepakat untuk melakukan penyekatan di setiap perbatasan kota. 

Selanjutnya, untuk kegiatan yang diperbolehkan dalam Inmendagri seperti kegiatan di hotel, itu akan diperbolehkan sesuai dengan Inmendagri. 

“Tapi nanti di dalam surat edaran kami, akan disampaikan bahwa terkait pengunjung yang masuk ke dalam hotel, akan menjadi tanggung jawab pihak hotel, seperti misalnya ada yang bawa sajam dan lainnya,” imbuhnya. 

Selain itu, nanti pada malam tahun baru seluruh camat di Surabaya akan diminta untuk mengadakan acara tahun baru di wilayahnya masing-masing, sehingga di masing-masing kecamatan itu akan ada kegiatan dan masyarakat tidak lepas antar kecamatan. 

Bagi dia, ini penting untuk mengurangi potensi adanya konvoi pada malam hari tahun baru dan untuk meminimalisir kerumunan. 

“Jadi, nanti yang dari luar sudah kita lakukan penyekatan di masing-masing pintu masuk Surabaya, lalu di kecamatan akan kita gerakkan untuk menggelar acara sendiri-sendiri, dan di dalam kota kita akan melakukan patroli dengan jajaran pemkot dan Forkopimda. Insyallah dengan cara dan usaha ini, ia berharap Surabaya akan terus aman selama natal dan tahun baru 2023,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyalurkan bantuan sosial kepada 1.158 nelayan di Kota Pahlawan, serta menyerahkan bantuan sarana lainnya. 

Seperti, penyerahan 8 unit bantuan perahu atas hasil usulan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan penyerahan 2 unit bantuan alat pembuat kerupuk sebagai upaya pemberdayaan istri nelayan. 

Bantuan tersebut diberikan kepada para nelayan sebagai upaya menangani dampak inflasi, yang diberikan secara simbolis oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Adventure Land Romokalisari, Jumat (9/12). 

Hal ini merupakan pelaksanaan program penanganan dampak inflasi guna menindaklanjuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib Dalam Rangka Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022. 

Dimana pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 108 Tahun 2022. 

Yakni, tentang Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Bantuan Sosial Kepada Nelayan Kota Surabaya Dalam Rangka Mendukung Program Penanganan Dampak Inflasi, yang bertujuan untuk membantu nelayan di Kota Pahlawan dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari.

“Terkait penyaluran bantuan sosial, alat pembuatan kerupuk, dan penyerahan  perahu hasil Musrenbang, Alhamdulillah matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh jajaran DPRD Kota Surabaya, khususnya Komisi B yang hadir dan mendukung Pemkot Surabaya,” kata Wali Kota Eri.

Melalui penyaluran bantuan sosial dan penyerahan perahu, serta mesin pembuat kerupuk ini, Wali Kota Eri cahyadi berharap bisa membantu menaikan pendapatan dan kesejahteraan para nelayan. 

Ia juga meminta kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya untuk melakukan pendataan terhadap penghasilan nelayan setiap bulannya. 

“Setelah mendapatkan bantuan, dia (nelayan) harus mendapatkan (penghasilan) berapa? Jangan sampai setelah dia mendapatkan bantuan, dia tidak bisa naik pendapatnya,” ujar dia.

Sebab, Pemkot Surabaya akan membantu membuka Toko Kelontong untuk dikoneksikan dengan situs belanja online E-Peken Surabaya di setiap kampung nelayan. 

Hal ini dilakukan untuk menambah penghasilan para istri nelayan. 

“Ini juga untuk seluruh RW karena ada RW yang menjadi percontohan juga. Maka yang tidak mampu dikumpulkan, kita bukakan Toko Kelontong untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari- hari, sehingga ada hasil dari Toko Kelontong ini akan dibagikan kepada anggota. Para nelayan lainnya bisa membeli beras, minyak, dan bahan pokok lainnya di Toko Kelontong,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan bantuan sosial berupa uang tunai sebesar Rp 600 ribu yang diberikan kepada seluruh nelayan, yakni 1.158 orang. 

Sebelumnya, total kuota nelayan adalah 1.190 yang kemudian dilakukan verifikasi di lapangan menjadi 1.158 nelayan. 

"Yang tidak lolos verifikasi dikarenakan ada yang meninggal dunia dan beralih profesi,” kata Antiek.

Pelaksanaan penyaluran bantuan sosial ini digelar mulai 9-13 Desember 2022 mendatang. 

Selanjutnya, untuk 8 unit bantuan perahu atas hasil usulan Musrenbang yang diberikan kepada 8 Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang berada di Kecamatan Benowo dan Asemrowo. 

Serta, 2 unit bantuan alat pembuat kerupuk yang diberikan kepada 2 KUB di Kecamatan Mulyorejo, sebagai upaya untuk pemberdayaan istri nelayan.

“Contoh pemberdayaan nelayan di kecamatan yang lain bentuknya bermacam-macam, seperti di Kecamatan Bulak diberikan bantuan perahu wisata. Tidak diberikan dalam bentuk uang tunai tetapi diberikan bantuan melalui alat-alat yang dibutuhkan nelayan,” ujar dia

Ia menjelaskan bahwa tujuan pemberdayaan nelayan adalah untuk meningkatkan pendapatan, selain memberikan bantuan pihaknya turut melakukan pendampingan dan melakukan pemantauan. 

“Apakah dengan bantuan ini ada nilai tambahnya dan ada berapa banyak penambahannya, itu yang harus kami cek,” jelas dia.

Ditemui di lokasi yang sama, anggota KUB Mandiri Kelurahan Genting Kalianak Kecamatan Asemrowo, Mochamad Khoirul menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi dan DKPP Kota Surabaya atas kepedulian dalam penanganan dampak inflasi. 

Bahkan, ia mengaku bahwa Pemkot Surabaya melalui DKPP Surabaya terus memberikan pendampingan dalam berbagai bentuk pelatihan dan kebutuhan peralatan untuk nelayan.

“Terima kasih untuk bapak Walikota (Eri Cahyadi) Karena selama ini belum ada bantuan langsung tunai untuk nelayan dan ini sangat membantu. Sebab, pemkot lewat DKPP sangat peduli dalam membantu ekonomi kita, seperti pelatihan membuat probiotik, budidaya lele, dan perbaikan mesin perahu untuk mendukung supaya nelayan bisa maju,” pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kemunculan kelompok remaja yang membawa senjata tajam (sajam) kini sudah tidak bermunculan di Kota Surabaya. 

Kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak dibawah umur atau 17 tahun kebawah yang sedang menunjukkan eksistensinya dengan memicu persaingan antar kelompok remaja lain.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, dalam persaingan tersebut, para remaja saling mempertontonkan sajam yang mereka miliki untuk saling menakut-menakuti. 

Beruntungnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama TNI/Polri, serta seluruh elemen masyarakat langsung bertindak cepat dengan melakukan patroli gabungan untuk menertibkan kelompok tersebut.

“Anak-anak yang dibawah 17 tahun kebawah yang paling banyak. Juga ada (pelajar) SMK begitu 17-18 tahun, itu dia mencari eksistensi dirinya dengan menunjukkan senjata tajam. Tapi dengan operasi besar-besaran, saya matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh warga Surabaya, Alhamdulilah warga sudah menjaga Kota Surabaya. Setiap perkampungan dijaga, setiap wilayahnya dijaga, ayo dijaga terus Kota Surabaya ini agar tetap aman dan nyaman,” kata Wali Kota Eri, Jumat (9/12).

Dengan gotong-royong pelaksanaan patroli penertiban kelompok remaja bersajam inilah, kelompok tersebut mulai tak bermunculan di malam hari. 

Para remaja yang terjaring tersebut akan dilakukan pendataan untuk didaftarkan dalam Sekolah Wawasan Kebangsaan yang akan dimulai pada awal Januari 2023 mendatang. 

Disana, para remaja akan diberikan materi pendidikan kebangsaan oleh TNI/Polri, serta diberikan penguatan pada pendidikan keagamaan.

“Anak-anak yang biasanya keliling membawa senjata tajam sudah tidak tampak lagi di Surabaya. Untuk anak-anak yang sudah terjaring oleh Pak Kapolrestabes (Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan) akan didata, siapa yang terjaring. Pak Kapolrestabes dan Pak Kapolres Tanjung Perak (AKBP Anton Elfrino Trisanto) sangat luar biasa,” ujar dia.

“Cyber crime mereka tahu bahwa ada akun-akun yang namanya palsu tapi dia tahu siapa yang sebenarnya. Jumlah anggotanya berapa dan didatangi semua oleh Pak Kapolrestabes maupun Kapolres Tanjuk Perak,” imbuh dia.

Para remaja yang menggunakan akun-akun palsu dan terlibat dalam ajakan kelompok remaja bersajam itu langsung dikunjungi untuk dilakukan pendataan. 

Selain itu, mereka juga diajak berbincang mengenai alasan mengapa ikut dalam kelompok-kelompok tersebut. 

Sebab, Wali Kota Eri mengaku bahwa faktor utama para remaja mengikuti kelompok tersebut adalah kurangnya kasih sayang dari orang tua.

“Karena rata-rata orang tuanya tidak pernah perhatian kepada putra putrinya. Jadi, lek moleh bengi gak tau ditakoni teko ndi (pulang malam tidak pernah ditanyakan dari mana), terus kadang-kadang karena kehidupan faktor ekonominya,” ungkap dia.

Karenanya, melalui Sekolah Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan itu, para remaja akan dibagi dalam setiap gelombang. 

Pada kegiatan pembelajaran pagi hari, para remaja akan ditumbuhkan rasa cinta kebangsaan melalui pendidikan militer. 

Sedangkan pada pembelajaran malam hari, para remaja itu akan mendapat pendidikan keagamaan.

“Satu gelombang mungkin 100, kita akan koordinasi dengan TNI/Polri. Saya menghimbau kepada orang tua  yang ada di kota Surabaya tolong putra putrinya diberikan penguatan karakter untuk membentuk akhlakul karimah, dibentuk rasa kebangsaan dan rasa guyub untuk saling tolong menolong,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Perombakan pelayanan dan penambahan fasilitas di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie terus dilakukan. 

Mulai dari pelayanan antrean, fasilitas pendingin ruangan hingga televisi di ruang tunggu pasien segera diwujudkan. 

Direktur Utama (Dirut) RSUD Dr. Mohamad Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh memastikan pelayanan akan semakin baik pada awal tahun 2023 mendatang. 

Di akhir 2022 ini, ia bersama jajarannya sedang proses melakukan beberapa pembenahan. 

"Status rekam medis ini beberapa kemarin (waktu Wali Kota Eri Cahyadi sidak) itu ada beberapa yang tersela, sehingga pasien yang antre tidak sesuai nomornya. Sedangkan untuk dokternya saat sudah stabil," kata Billy, Jumat (9/12).

Perbaikan pelayanan di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie terus ditingkatkan, seperti halnya jam pelayanan. 

Yang biasanya pelayanan mulai buka pukul 07.30 WIB kini, pukul 07.20 WIB sudah bisa melayani pasien. 

Agar semakin maksimal, dr. Billy menjelaskan, dirinya segera memperbaiki sistem rekam medis digital untuk meminimalisir penumpukan antrean. 

Selain itu ada juga pelayanan penunjang lainnya, Billy menyampaikan, menindaklanjuti saran Wali Kota Eri Cahyadi, akan menambah fasilitas hiburan berupa tv hingga kapasitas pendingin udara. 

"Kan sudah ada e-Health, itu kita tetap jalankan, kita sempurnakan. Tiga programer kami, saat ini juga sedang mengerjakan rekam medik digital, target kami 1 Januari 2023 sudah berjalan," jelas dr. Billy. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ketika inspeksi mendadak di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie kemarin (8/12) pagi memberikan beberapa catatan kepada dr. Billy. 

Antara lain soal jam kedatangan yang tercatat di nomor antrean, membuat suasana RS menjadi lebih nyaman dan lain sebagaianya. 

"Kalau bisa nanti di ruang tunggu diberi fasilitas tv, di depan poli juga ditambah tv. Nek iso AC-ne digawe luwih adem maneh yo (kalau bisa AC-nya dibuat lebih dingin lagi ya," kata Wali Kota Eri. 

Wali Kota Eri Cahyadi juga berpesan kepada pasien agar datang sesuai dengan waktu pemeriksaan yang tertera pada nomor antrean. 

Menurutnya, alur pendaftaran hingga ke ruang tunggu pasien itu sangat berpengaruh dalam pelayanan di RS. 

"Karena kalau tidak datang sesuai dengan jam yang tertera di nomor antrean maka akan terlihat menumpuk di ruang tunggu, kesannya seperti tidak tertangani. Padahal datangnya tidak sesuai dengan jamnya," pungkasnya.

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive