Sabtu, 17 Desember 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pesona wajah Kota Surabaya menjelang perayaan Hari Natal 25 Desember 2022 tampil berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. 

Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen menjaga semangat toleransi dan keharmonisan untuk menghormati umat beragama, dengan memasang berbagai ornamen dan hiasan Natal di beberapa tempat.

Ornamen tersebut terpasang di kawasan jantung Kota Surabaya. Diantaranya, di kawasan Monumen Bambu Runcing Jalan Panglima Sudirman (Pangsud), Plaza tengah Alun-Alun Surabaya, halaman luar dan dalam, serta teras kanopi Balai Kota Surabaya. 

Masyarakat pun dapat menikmati keindahan ornamen tersebut pada malam hari, yang diramaikan dengan keindahan rangkaian lampu warna-warni berbentuk pohon cemara.

Mengenai pemasangan ornamen Natal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa Kota Pahlawan merupakan kota toleransi dengan peringkat keenam di Indonesia dan peringkat pertama di Jawa Timur. 

Apalagi, masyarakat yang tinggal di Kota Surabaya berasal dari belbagai suku, ras, dan agama yang hidup saling berdampingan.

“Saya ingin tunjukkan bahwa bukan suku Jawa saja, ada NTT, Maluku, Minang dan lain-lain. Serta, agama berbeda-beda tinggal di Surabaya. Peringatan Natal ya ornamen Natal, waktu (perayaan agama) Budha kita rubah, nanti waktu Hindu juga. Wayahe (waktunya) Islam gaeno (dibuatkan) ketupat, kan indah. Hidup kita ini beragam, jadi saling melengkapi, ini yang ingin saya bentuk dan saya yakin ini bisa,” kata Wali Kota Eri, Sabtu (17/12).

Wali Kota Eri menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya terus menggandeng dan menjalin silaturahmi bersama para tokoh masyarakat (tomas), suku, dan lintas agama. 

Bahkan, melalui pertemuan yang dilakukan pada 15 Desember 2022 lalu di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya, perkumpulan adat/suku di Kota Surabaya bersedia melakukan penjagaan keamanan di gereja saat perayaan Hari Natal.

“Kemarin teman-teman sangat luar biasa. Dari teman-teman Maluku pun mengatakan, bahwa mereka yang  beragama Islam siap menjaga gereja. Itu (telah) dicontohkan Banser (Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama) dan Kokam (Kelompok Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah). Jadi saya ingin menunjukkan Surabaya itu kota toleransi, tolong menolong dan kota guyub rukun,” jelas dia.

Ia mengaku, bahwa salah satu pemasangan ornamen Natal berada di kawasan wisata Plaza Alun-Alun Surabaya dipasang di dekat pintu masuk basement Alun-Alun Surabaya. 

“Kalau yang posisinya dia (ornamen) di Alun-Alun, tapi tidak di sebelah masjid. Dia di pintu masuk, yang mau masuk ke bawah (Basement), jadi tidak bersebelahan dengan masjid,” ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan bahwa Kota Surabaya merupakan kota pluralisme atau paham atas keberagaman. 

Karenanya, harus difasilitasi dengan memasang ornamen tematik Natal yang dilakukan saat memasuki bulan Desember 2022.

“Setelah selesai momen Natal ini kita ganti yang lain. Kalau pas (waktu) perayaan agama Budha ya kita pasang ornamen Budha. Kalau pas Idul Fitri kita pasang ornamen Idul Fitri. Kita lakukan (pasang) di jalan protokol, seperti Jalan Pangsud, Jalan Basuki Rahmat (Basra), lalu di Balai Kota, kemudian ada beberapa,” kata Hebi sapaannya.

Hebi mengaku, pemasangan ornamen Natal di Kota Surabaya baru dilakukan kali pertama di tahun 2022. 

Pemasangan ora amen itu dilakukan sejak 14 Desember 2022 oleh DLH dan masih akan terus berlanjut di beberapa tempat lainnya. 

Hal ini berdasarkan keinginan Wali Kota Eri Cahyadi bahwa Kota Pahlawan merupakan kota pluralisme. 

“Tempat usaha lain juga akan melakukan hal yang sama. Kita tangkap sebagai momen yang bagus, memasang ornamen ini secara tematik. Memasang rumbai-rumbai lampu Natal. Karena memang kalau seperti itu menunjukkan Surabaya ini terdapat kerukunan umat beragama, suku, dan ras yang bagus,” pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Roadshow Surabaya Smart City (SSC) Tahun 2022, digelar di Taman Listia, Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan Kota Surabaya, Jumat (16/12). 

Roadshow keempat SSC 2022 kali ini, diikuti empat kecamatan di wilayah Surabaya Pusat. Yakni, Kecamatan Bubutan, Simokerto, Genteng dan Tegalsari.

Dalam sambutannya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan, bahwa Surabaya Smart City 2022 bukan bertujuan untuk persaingan antar kampung. 

Namun, melalui program ini masyarakat diharapkan dapat terus bergerak menciptakan kebaikan-kebaikan di kampung.

"Lomba smart city ini jangan dibuat persaingan. Tapi tunjukkan siapa yang terbaik. Siapa yang terbaik nanti memberikan cara mengajari tempat lainnya untuk menggerakan kampungnya. Akhirnya apa? Semua kampung menjadi kekuatan yang besar. Karena kota ini tidak akan pernah menjadi besar kalau kampungnya tidak besar," kata Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri mengaku bersyukur, Surabaya Smart City tidak hanya mampu menggerakkan masyarakat untuk peduli terhadap kampungnya. 

Namun, program ini juga turut serta menggerakan ekonomi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Surabaya.

"Alhamdulilah ternyata dengan smart city juga menggerakkan UMKM dan semuanya. Cuma yang saya selalu berharap adalah keguyuban-keguyuban itu tetap dijaga," ujarnya.

Menurut dia, hingga saat ini semakin banyak kampung di Kota Pahlawan yang mengikuti program SSC. 

Dengan semakin banyaknya kampung yang terlibat, ia meyakini, masyarakat akan terus bergerak  untuk menciptakan kebaikan-kebaikan. 

Baik itu bergerak dalam menciptakan kebersihan lingkungan, menggerakkan ekonomi kerakyatan maupun keamanan dan kenyamanan di kampung.

"Bahkan tadi ada usulan kalau sudah smart city, tidak perlu ikut smart city lagi, tapi diadakan lomba kampung wisata. Nah, ini akan menjadi pertimbangan kami. Jadi tahun depan ada kampung wisatanya. Seluruh pemenang smart city akan dilombakan lagi sebagai kampung wisata yang ada keguyubannya," terangnya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa wisatawan dari mancanegara ketika datang ke Surabaya justru lebih ingin melihat apa saja permainan tradisional di Kota Pahlawan. 

Demikian pula mereka juga ingin merasakan tinggal di wilayah perkampungan asli Surabaya.

"Dan itu banyak (disampaikan) ketika ada turis datang ke Surabaya, kapal pesiar. Mereka mengatakan bagus-bagus kampung itu. Dan itu (kampung) bisa dijadikan tempat seperti khusus orang bisa menginap di sana," jabarnya.

Karena itu, ia mengharapkan, ketika ke depan sudah terbentuk kampung-kampung wisata, maka juga dapat menunjukkan budaya Arek Suroboyo. 

Sehingga setiap pengunjung atau wisatawan yang datang, mereka juga bisa menginap di kampung tersebut.

Ia pun menginginkan agar kampung wisata dapat tersebar di semua wilayah Surabaya. Karena menurutnya, setiap wilayah kampung Surabaya memiliki karakter ikonik yang berbeda-beda. 

Misalnya, kampung di wilayah Karangpilang memiliki karakter yang berbeda dengan Maspati, Bubutan.

"Kalau di Jambangan ada sawahnya berarti bisa menjadi kampung tani. Nanti di situ bisa dibuat kampung wisata sekaligus bertani. Bagaimana mengerjakan pertaniannya, memanen padi," katanya.

Ia juga memastikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mensupport penuh keberadaan kampung wisata. 

Menurutnya, model dukungan yang akan dilakukan pemkot terhadap kampung wisata nanti sama halnya seperti Program Padat Karya. 

Yakni, bagaimana pemkot menyiapkan lahan, kemudian masyarakat mengerjakan dan mendapatkan penghasilan.

"Kita akan support penuh dengan model yang disampaikan oleh masing-masing kampung, karena ini hampir sama dengan padat karya. Kalau ini (kampung wisata) mereka menggerakkan, kita akan support sehingga mereka akan mengelola lebih lanjut, seperti yang kita lakukan di Romokalisari," imbuhnya.

Di waktu yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menambahkan, roadshow keempat SSC Tahun 2022 ini diikuti oleh empat kecamatan. 

Yakni, Kecamatan Bubutan, Genteng, Tegalsari dan Simokerto Surabaya.

"SSC ditempatkan di Bubutan karena di sini sangat luar biasa. Ada tokoh masyarakat yang patut diacungi jempol karena sudah membuat kampung ini menjadi kampung wisata," kata Agus Hebi.

Hebi menyebutkan, bahwa di wilayah Surabaya Pusat sendiri terdapat kampung-kampung ikonik. Seperti di antaranya, wilayah Kecamatan Genteng yang terdapat Kampung Oase Ondomohen. 

Juga, wilayah Keputran, Kecamatan Tegalsari yang terdapat kampung perkutut.

"Jadi ikon-ikon Surabaya ini yang sudah menjadi merek kampung. Sehingga untuk menjadikan kampung wisata itu lebih mudah. Maka dengan adanya SSC ini diharapkan menjadikan Surabaya lebih baik," pungkasnya.

Sebagai diketahui bahwa roadshow keempat SSC 2022 di wilayah Surabaya Pusat juga digelar lomba Yel-yel dan Bazar UMKM. 

Lomba tersebut dimenangkan oleh Kecamatan Genteng dengan berhasil meraih Juara 1. Kemudian untuk Juara 2 diraih Kecamatan Tegalsari dan Juara 3 adalah Simokerto. 

Jumat, 16 Desember 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sebanyak 13.000 beasiswa pemuda tangguh untuk pelajar tingkat SMA/SMK sederajat di Kota Surabaya segera tuntas pencairannya dalam Desember 2022. 

Sekarang ini sebanyak 8.000 buku tabungan telah dibagikan kepada para pelajar Surabaya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan bahwa penyaluran buku tabungan kepada penerima bantuan pendidikan SMA sederajat dilakukan secara paralel.

"Penyaluran buku tabungan sudah dilakukan sejak satu bulan yang lalu. Dan sekarang ini masih terus berjalan," kata Wiwiek Widayati, Jumat (19/12).

Ia menjelaskan teknis penyaluran buku tabungan tersebut. Pertama, data penerima bantuan pendidikan tersebut dikirim ke Bank Jatim untuk dicetakkan buku tabungan. 

Setelah tercetak, murid akan diundang untuk mengisi formulir dan menandatangani kelengkapan administrasi serta menerima buku tabungan.

"Jadi murid tinggal datang sekali, tanda tangan dan sudah mendapatkan buku tabungan Bank Jatim. Untuk pengambilannya kita pusatkan di Gedung GNI Bubutan (Gedung Nasional Indonesia (GNI)," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kepemudaan Disbudporapar Kota Surabaya, Yanuar Hermawan menyampaikan, bahwa di dalam buku tabungan terdapat saldo Rp 200 ribu per bulan untuk bantuan pendidikan siswa. 

Bantuan pendidikan tersebut dapat digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah. 

"Bantuan pendidikan ini diberikan kepada pelajar SMA/SMK sederajat dari keluarga tidak mampu," kata Wawan, panggilan lekatnya.

Ia mengungkapkan, pelajar penerima bantuan ini sebelumnya telah mendaftar program beasiswa pemuda tangguh. 

Dari data pendaftaran tersebut, kemudian disinkronkan dengan data kemiskinan keluarga tidak mampu Dinas Sosial Surabaya.

"Setelah data kita sinkronkan, kemudian kita kirim ke Bank Jatim untuk dicetakkan buku tabungan. Setelah tercetak, murid kemudian kita undang untuk mengambil," ujarnya.

Sekarang ini, Wawan menyebutkan, bahwa buku tabungan telah didistribusikan kepada 8.000 siswa penerima. 

Sedangkan sisanya, sebanyak 5.000 buku tabungan dibagikan secara paralel dan tuntas pada Desember 2022. 

Selama seminggu, pihaknya membuka dua hari jadwal pengambilan.

"Kalau pun ada terlambat dijadwalkan tidak hadir, mungkin karena magang atau sakit, kita buka gelombang pengambilan berikutnya, untuk dia bisa ambil," paparnya.

Dalam proses pengambilan buku tabungan tersebut, Wawan mengungkapkan, bahwa Disbudporapar Surabaya juga berkoordinasi dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Dinas Pendidikan Provinsi (Dindik) Jawa Timur.

"Jadi informasi undangan pengambilan buku tabungan kita sampaikan ke MKKS SMA/SMK dan berkoordinasi Dindik Jatim untuk diteruskan kepada siswa," pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen untuk melepaskan kungkungan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Pahlawan. 

Karenanya, pemkot fokus pada upaya eliminasi kasus TBC dan berhasil melebihi target skrining nasional mencapai 79.632 (suspek) atau 130,96 persen (capaian terduga TBC) dari target Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), yakni 60.804 kasus estimasi terduga TBC.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Surabaya Surabaya, Sri Setyani mengatakan bahwa Kemenkes RI juga memberikan data estimasi pasien positif kasus TBC sebesar 11.209 di Kota Surabaya. 

“Setelah diperiksa dari 79.632, sebesar 7.070 atau 63,07 persen yang terdiagnosa TBC sudah mendapatkan treatment coverage TBC per 14 Desember 2022. Data 7.070 itu terdiri dari warga Surabaya dan non Surabaya,” kata Sri dalam kegiatan Upaya Kolaborasi Penanggulangan  TBC di Kota Surabaya, di Hotel Platinum Kota Surabaya, Kamis (15/12).

Sri mengaku, Dinkes Kota Surabaya terus berupaya mencari atau melakukan proses skrining pada kasus dugaan TBC. 

Setelah melakukan skrining, para pasien yang kedapatan positif TBC akan dilakukan pengobatan secara rutin. 

Hasilnya, sebanyak 91,01 persen pada kasus TBC telah dinyatakan sembuh (treatment success rate TBC).

“Artinya, TBC bukanlah penyakit keturunan, melainkan penyakit menular yang bisa sembuh. Kita berusaha mencari, sehingga mengurangi orang yang mungkin sudah terjangkit TBC,” ujarnya.

Sebab, menurutnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkomitmen penuh dalam penanggulangan TBC. 

Dimana, Walikota juga meminta Dinkes melakukan pemeriksaan kepada masyarakat yang sedang  mengalami batuk dan tidak kunjung sembuh. 

“Dengan adanya Perpres Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Surabaya Nomor: 188.45/331/436.1.2/2021 tentang Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis Kota Surabaya, dimana peran komunitas, stakeholder, dan multi sektor perlu ditingkatkan  dalam penahanan TBC secara konferensif,” ujar dia.

Tim percepatan penanggulangan TBC tersebut tidak hanya berasal dari jajaran Pemkot Surabaya saja. 

Melainkan turut melibatkan peran swasta, dunia usaha, akademisi (perguruan tinggi dan asosiasi), dan komunitas (LSM dan CSO). 

“Komitmen Pemkot Surabaya juga melakukan pemberian makanan. Kegiatan penanggulangan TBC turut dilakukan oleh seluruh jajaran OPD. Mulai dari melakukan sosialisasi, penemuan kasus, hingga memberikan intervensi,” terang dia.

Karenanya, pihaknya terus memaksimalkan pelayanan kesehatan yang tidak hanya dinaungi oleh Pemkot Surabaya, tetapi juga milik swasta. 

“TBC memerlukan pengobatan minimal 6 bulan dan Alhamdulilah bisa dicover BPJS. Kami memiliki TCM (Tes Cepat Molekuler) sebanyak 40 unit yang tersebar di Puskesmas dan rumah sakit,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Peduli TBC, Siti Maslamah mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pertemuan dan pernyataan bersama antara pihak legislatif, komunitas dan pemangku kepentingan jejaring DPPM (District-Based Public-Private Mix) terkait perkembangan dan upaya kolaborasi penanggulangan TBC. 

“Kegiatan ini menjadi salah satu strategi advokasi yang dilakukan melalui media massa di tingkat kabupaten/kota. Tujuannya untuk melakukan kolaborasi antara pihak dan meningkatkan kesadaran dan komitmen pemangku kepentingan terhadap kolaborasi upaya penanggulangan TBC di kabupaten/kota,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto, M.Sc. memimpin upacara serah terima jabatan tiga perwira menengah di lingkungan Kodam V/Brawijaya bertempat di Ruang Hening Kodam V/Brawijaya Jalan Raden Wijaya Nomor 01, Kota Surabaya, Jumat, (16/12/2022).

Dalam kegiatan tersebut, Pangdam V/Brawijaya bertindak sebagai Inspektur Upacara serah terima jabatan Kakesdam V/Brawijaya dari Kolonel, Ckm. dr. Djanuar Fitriadi, Sp B., kepada Kolonel Ckm, dr. Deddy Firmansyah, Sp OT ; Danyonif Raider 500/Sikatan dari Letkol Inf Aris Setiawan, S.H., kepada Mayor Inf Fadly Subur Karamaha, S.Sos. Danyonarhanud 8/MBC dari Letkol Arh Noor Iskak, kepada Letkol Arh Iwan Hermaya P, S.I.P., M.I.P.

Pada kesempatan itu, Pangdam V/Brawijaya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pejabat lama atas pengabdiannya selama bertugas di Kodam V/Brawijaya. 

Sementara itu, kepada pejabat yang baru, Pangdam V/Brawijaya menyampaikan ucapan selamat atas jabatan yang baru diemban dan berharap agar dapat segera beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

"Amanah ini hendaknya bisa diterima dengan rasa syukur disertai dengan rasa tanggungjawab dan diwujudkan dengan kinerja terbaik. Saya yakin dengan bekal yang didapat sebelumnya, saudara mampu mengemban dan menjalankan tugas ini dengan baik," pesan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto M.Sc.

Diakhir amanatnya, Mayjen TNI Nurchahyanto, M.Sc., mengingatkan agar para pejabat dapat melaksanakan amanah yang diberikan dengan penuh rasa tanggung jawab dan berbuat yang terbaik untuk satuannya sesuai dengan tugas dan jabatan masing-masing guna mendukung kelancaran dan keberhasilan tugas Pokok Kodam V/Brawijaya.

"Segera sesuaikan. Tidak ada pekerjaan tentara yang sulit. Yang penting kita punya niat yang baik, lakukan pekerjaan sesuai tupoksi, dan kita juga bertanggung jawab kepada satuan masing-masing," tandasnya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar silaturahmi bersama tokoh masyarakat (tomas), suku dan lintas agama di Graha Sawunggaling, Kamis (14/12). 

Dalam kesempatan ini, juga hadir Ketua DPRD dan Forkopimda Kota Surabaya serta jajaran di Pemerintah Kota (Pemkot). 

Saat sambutan, Wali Kota Eri menyampaikan pesan penting kepada seluruh tamu undangan yang hadir, untuk bersama-sama menjaga toleransi antar umat beragama di Kota Surabaya. 

Menurutnya, menjaga toleransi adalah kewajiban seluruh umat beragama dan suku/adat. 

“Saya harap toleransi di Kota Surabaya tidak hanya diucapkan secara lisan, namun juga diwujudkan di setiap menjelang peringatan hari besar keyakinan tertentu. Terlebih ketika peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mendatang,” kata Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri juga berpesan kepada seluruh tamu undangan yang hadir untuk menjaga soliditas tanpa memandang suku dan agamanya. 

Dengan kesolidan ini, maka setiap agama yang ada di Kota Surabaya merasa nyaman dan aman, ketika menjalankan ibadahnya masing-masing. 

Dalam silaturahmi ini, Wali Kota Eri itu tidak hanya mengingatkan soal toleransi antar suku dan umat beragama. 

Akan tetapi, juga mengajak seluruh tomas dan perwakilan suku/adat, untuk memberikan wawasan kebangsaan kepada remaja. 

“Misal, ada perkumpulan adat/suku dari Ambon, Madura, Minahasa, dan sebagainya, ajak mereka untuk berdiskusi dan kumpulkan semuanya. Dengan cara seperti itu, maka tidak akan ada lagi kenakalan remaja,” pesannya.

Rencananya, ia akan membuat sebuah wadah yang di dalamnya terdapat berbagai tomas, suku dan lintas agama. 

Dengan wadah tersebut, para tomas, suku dan lintas agama bisa menggunakannya untuk diskusi, sekolah wawasan kebangsaan dan kegiatan positif lainnya. 

“Nanti kita sediakan gedungnya di awal Januari 2023. Di situ, semua suku, pemuda dan perwakilan lintas agama berkumpul, akan menjadi kantor yang kita tetapkan di Kota Surabaya. Mari kita jaga kota ini menjadi lebih baik lagi, tunjukkan bahwa di Surabaya tidak ada perbedaan satu sama lain,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pangkoarmada II Laksda TNI T.S.N.B. Hutabarat menghadiri acara pelepasan purnawirawan dan penyerahan piagam penghargaan serta pemberian tali asih kepada Prajurit dan PNS TNI Angkatan Laut yang memasuki masa purna tugas oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, bertempat di Gedung Panti Tjahaya Armada (PTA) Koarmada II, Surabaya. Jumat (16/12).

Prajurit dan PNS Koarmada II yang menerima tali asih dari Kasal sebanyak 46 orang, terdiri dari 41 prajurit dan 5 orang PNS.

Pada kesempatan tersebut, Kasal menyampaikan bahwa pemberian tali asih ini merupakan buah pengabdian dan loyalitas dari Prajurit dan PNS TNI AL, untuk itu sudah selayaknya kita memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada TNI AL.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sebanyak 65 ribu lebih masyarakat, pelajar dan anggota sanggar tari di Kota Surabaya, Jawa Timur, siap memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) Tari Remo Massal. 

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tersebut dipusatkan di Jembatan Suroboyo pada Minggu, (18/12).

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, sebanyak 65 ribu peserta ini berasal dari 350 lebih SD-SMP serta sanggar tari di Kota Pahlawan. 

Kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai seni dan budaya kepada para pelajar Surabaya.

"Ini juga menjadi salah satu upaya sebagai pembentukan karakter anak-anak. Bagaimana mereka bisa menghargai seni dan budaya, sekaligus untuk melatih motorik anak," kata Yusuf Masruh saat konferensi pers di gedung eks Kantor Humas Pemkot Surabaya, Kamis (15/12).

Yusuf menjelaskan, selain dipusatkan di Jembatan Suroboyo, kegiatan Tari Remo Massal yang digelar serentak mulai pukul 07.00 WIB ini lokasinya juga terbagi di sejumlah tempat bersejarah. 

Di antaranya, Jembatan Merah, Tugu Pahlawan, Jalan Tunjungan, Jembatan Sawunggaling, Halaman Balai Kota, Alun-Alun Balai Pemuda Surabaya, Taman Bungkul, Taman Apsari, Taman 10 Nopember, dan halaman SD-SMP se Kota Surabaya.

"Kita tanamkan anak-anak ini nilai-nilai sejarahnya. Misalnya di Jembatan Merah, Jembatan Sawunggaling yang sejarahnya tinggi. Harapannya, anak-anak ini juga bisa menghargai nilai-nilai tempat bersejarah," terangnya.

Kadispendik juga mengungkapkan, sebelumnya Dispendik telah memberikan surat edaran kepada seluruh SD-SMP di Surabaya. 

Surat edaran itu berkaitan dengan teknis pelaksanaan Tari Remo Massal pada Minggu, 18 Desember 2022. Pada intinya kegiatan ini tidak bersifat wajib diikuti oleh seluruh pelajar Surabaya. 

"Sementara bagi peserta tari, dapat menggunakan celana hitam dan atas putih. Dan untuk pelajar bisa menggunakan pakaian olah raga sekolah masing-masing," jelasnya.

Tak hanya itu, Yusuf juga menyebutkan, bahwa para peserta dari kalangan pelajar bisa mengganti udeng dengan hasduk merah putih. 

Termasuk juga selendang yang tidak harus berwarna merah, namun dapat disesuaikan dengan yang dimiliki para penari.

"Harapan kami ada keseragaman, tapi bukan berarti wajib mengenakan kostum remo komplit. Misal gongseng (kerincing kaki) bisa perwakilan, tidak harus semuanya di sekolah itu pakai. Yang penting berseragam dan penari tidak diwajibkan memakai riasan wajah," paparnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Heri Purwadi mengungkapkan alasan memilih Tari Remo dalam agenda pemecahan Rekor MURI tersebut. 

Salah satunya karena Tari Remo sudah menjadi kesenian yang selalu ada setiap agenda Kota Surabaya.

"Di Surabaya sendiri, setiap tahun selalu diagendakan setiap Hari Jadi Kota Surabaya ada Tari Remo. Nah, kenapa kita tidak mencatatkan itu sebagai Rekor MURI. Tetapi yang terpenting adalah lebih ke pengenalan sejarah dan rekor MURI itu sebagai bonus," kata Heri.

Apalagi, Heri menyebutkan, selain di sekolah-sekolah, saat ini Pemkot Surabaya juga membuka rumah-rumah kreatif yang ada di Balai Pemuda. 

Termasuk pula menempatkan pelatih-pelatih di setiap kecamatan untuk memberikan pelatihan dasar Tari Remo kepada masyarakat.

"Akhirnya tahun ini kita sepakat untuk mencatatkan Rekor MURI (Tari Remo) unik, bukan berdasarkan jumlah. Saat pertama kita mendaftarkan (MURI) jumlah, ada masukan akhirnya kita sepakat di tempat uniknya. Mana uniknya? Yaitu jembatan dan tempat-tempat sejarah," terangnya.

Menurutnya, untuk mengurangi mobilitas di pusat kegiatan Jembatan Suroboyo dan lokasi-lokasi bersejarah, maka teknis pelaksanaan Tari Remo Massal ini disebar ke masing-masing sekolah. 

Untuk mendukung kegiatan ini, Dispendik telah bekerja sama dengan para Kepala Sekolah. Sedangkan kehadiran Tim MURI mendapatkan support dari Bank Jatim.

"Karenanya untuk mengurangi mobilitas, mereka (peserta pelajar) tetap dikaryakan di sekolah-sekolah. Jadi tidak semuanya di taruh di titik-titik bersejarah, tapi juga di sekolah-sekolah," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Lamongan) Babinsa di wilayah teritorial Kodim 0812/Lamongan mulai bergerak membagikan beberapa paket sembako dalam rangka peringatan Hari Juang TNI-AD ke-77.

Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Babinsa Koramil Babat, Serma Slamet yang secara sukarela menyusuri setiap Kampung yang ada di Desa Kebalan Pelang. Jumat (16/12) pagi.

Dengan menggunakan motor, setidaknya terdapat ratusan paket sembako ia salurkan secara langsung di setiap rumah warga kurang mampu yang ada di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan.

“Penyaluran ini, untuk memastikan jika sembako ini tepat sasaran,” kata Slamet.

Slamet berujar, sistem penyaluran door to door yang ia lakukan merupakan instruksi langsung dari Dandim 0812/Lamongan, Letkol Kav Endi Siswanto Yusuf.

“Ini sudah perintah langsung dari Dandim,” bebernya.

Ia berharap, dengan adanya penyaluran paket sembako itu nantinya bisa meringankan beban warga kurang mampu di wilayah teritorilnya.

“Kita ingin bantuan itu bisa memberikan manfaat banyak,” pintanya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Hadir dengan inovasi terbaru, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya menggelar sosialisasi E-VOA and Second Home Visa di Hotel Vasa Jl. Mayjen HR. Muhammad No. 31 Surabaya, Kamis (15/12).

Direktorat Jenderal Imigrasi menerbitkan kebijakan Electronic Visa On Arrival (E-VOA) dan kebijakan Pemberian Visa dan Izin Tinggal Terbatas Rumah Kedua (Second Home Visa).

Electronic Visa on Arrival (E-Voa) diklaim memberikan kemudahan dalam pelayanan bagi Warga Negara Asing (WNA) yang hendak mengajukan permohonan Izin Tinggal lebih lama di Indonesia.

Sedangkan, Second Home Visa ditujukan untuk WNA atau ex-WNI yang hendak tinggal di Indonesia dan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. 

Dengan Visa ini, WNA dapat tinggal selama 5 hingga 10 tahun dan melakukan berbagai macam kegiatan seperti investasi dan lainnya.

"Saat ini kami lebih ketat dalam melakukan seleksi terhadap WNA. Karena, kami hanya menerima WNA yang memberikan banyak manfaat kepada Indonesia terutama pada perekonomian Negara," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, Chicco Ahmad Muttaqin.

Seperti yang diketahui, Second Home Visa sendiri telah tersedia di beberapa negara seperti, Malaysia dan Philipine.

"Masih melalui beberapa pendalaman lagi untuk Second home, karena masih bersinggungan dengan kementrian. Karena banyak dari WNA yang menaruh uang dengan jumlah yang besar tetapi mereka juga menginginkan jaminan. Ini masih di koordinasikan," lanjutnya.

Chicco mengungkapkan, bahwa keimigrasian sering kali disentil oleh Presiden Jokowi mengenai pelayanan. 

Biasanya terjadi keluhan ditempat imigrasi dan pengajuan E-VOA di Bank. Sehingga ini menyebabkan seolah-olah tidak diatur.

Maka dari itu, dengan adanya E-VOA dan Second Home Visa ini dapat mempermudah WNA untuk memiliki Visa dan mengurangi keluhan antrian.

Adapun Syarat mengajukan permohonan E-VOA yakni, mendaftarkan diri ke molina.imigrasi.go.id

Kemudian, Pendaftar diwajibkan memiliki paspor diplomatik, paspor Dinas, atau paspor umum yang masih berlaku selama enam bulan.

Selain itu, pendaftar juga wajib memiliki tiket kembali atau terusan untuk ke negara lain, Surat permintaan Kementrian/Lembaga/Instansi Republik Indonesia, Surat persetujuan Direktur Jenderal Imigrasi, Bukti pembayaran PNBP Visa kunjungan saat kedatangan sebesar Rp 500.000 sebagaimana tertulis pada Lampiran peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 2019.

Pembayaran tarif PNBP juga dapat dilakukan di luar Indonesia melalui fasilitas/portal pembayaran PNBP. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melaksanakan Sidang Isbat Nikah Terpadu di Alun-alun Balai Pemuda, Kamis (15/12). 

Sidang Isbat Nikah Terpadu tersebut diikuti sekitar 50 pasangan melalui program Lontong Kupang (Layanan Integrasi Kependudukan antara Dispendukcapil, Pengadilan Agama, Kementerian Agama Kota Surabaya).

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, Agus Imam Sonhaji mengatakan, bahwa Isbat Nikah Terpadu ini dalam rangka memperingati Hari Ibu Tahun 2022. 

Kegiatan ini berkolaborasi bersama Pengadilan Agama (PA) dan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya.

"Jadi prosesnya itu orang yang masih nikah siri bisa diajukan buku nikahnya melalui penetapan Pengadilan Agama. Tetapi prosesnya tidak sendiri-sendiri, melainkan langsung cukup di kelurahan, ada aplikasi yang kita siapkan namanya Lontong Kupang," kata Agus Imam Sonhaji.

Agus lantas menjelaskan, bahwa melalui aplikasi Lontong Kupang, seluruh syarat dokumen pernikahan akan diproses menjadi satu oleh instansi terkait. 

Baik itu kebutuhan penetapan Pengadilan Agama (PA), buku nikah dari Kemenag maupun Administrasi Kependudukan (Adminduk) yang dikeluarkan Dispendukcapil Surabaya.

"Semua produk, baik dari PA berupa penetapan Pengadilan Agama, buku nikah dari Kantor Kemenag dan produk-produk dari Dispendukcapil berupa akta nikah, KK itu semua menjadi satu diserahkan setelah sidang ini langsung," ujar dia.

Ia juga mengungkapkan, bahwa sidang Isbat Nikah Terpadu yang dipusatkan di Alun-alun Balai Pemuda Surabaya ini diikuti sebanyak 50 pasangan. 

Seluruhnya merupakan warga yang tersebar di 31 wilayah Kecamatan Surabaya.

"50 pasangan nikah ini kita berasal dari lurah yang mengetahui di wilayahnya ada warganya yang masih berstatus nikah siri (belum dicatatkan secara resmi)," jelas dia.

Agus memastikan, bahwa melalui aplikasi Lontong Kupang, warga dapat mengurus peradilan pernikahan yang belum dilaporkan secara resmi ke Kantor Urusan Agama (KUA) dan Dispendukcapil tanpa harus datang ke kantor terkait. 

Sebab, aplikasi ini dapat diakses melalui online atau langsung mendatangi kelurahan setempat.

"Prosesnya cepat, cukup ke kelurahan lewat aplikasi Lontong Kupang, langsung diproses teman-teman Pengadilan Agama, Kemenag dan Dispendukcapil bersamaan karena pakai aplikasi. Setelah semua komplit, ditentukan harinya kapan, sidang sekaligus di situ," paparnya.

Menurut dia, sejak aplikasi Lontong Kupang dilaunching Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada September 2021, ada sebanyak 350 lebih pasangan yang sudah memanfaatkan. 

Pihaknya pun berencana mengembangkan aplikasi ini untuk lebih memberikan kemudahan pelayanan kepada masyarakat Surabaya.

"Nanti kita pikirkan bagaimana lebih mudah lagi, mungkin apa bisa jemput bola buat orang yang betul-betul tidak bisa ngapa-ngapain. Kita kaji dengan teman-teman lurah, nanti kita diskusikan dengan lurah karena mereka yang tahu persis kondisi di lapangan," imbuhnya.

Satu di antara peserta Isbat Nikah Terpadu adalah pasangan Andrianto (19) dan Nurlailatul Nadiva (21). 

Warga Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya ini mengaku sangat terbantu dengan program Lontong Kupang tersebut. 

"Sangat senang dengan program ini, sangat membantu kami sebagai warga Kota Surabaya," kata Andrianto.

Ia mengaku, awalnya berencana mengurus pernikahan ke Kantor KUA setempat. Namun pihak KUA kemudian menyarankannya agar ke kantor kelurahan dengan memanfaatkan program Lontong Kupang.

"Terima kasih kepada Pemerintah Kota Surabaya terkhusus Bapak Wali Kota Surabaya yang sudah memberikan semuanya ini kepada kami. Dapat KTP, KK, akta nikah, akta anak. Juga dapat baju dan rias serta dekor gratis," ungkap dia.

Selain Andrianto, ada pula Seneman (59), warga Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Simokerto Surabaya yang mengikuti Isbat Nikah Terpadu. 

Ia mengaku awalnya mendapatkan informasi program Lontong Kupang ini melalui kelurahan setempat. 

"Eco (enak), bagus ada program ini. Terima kasih (pemkot) kulo (saya) sangat mendukung program niki (program ini)," ujar kakek yang kini telah memiliki 10 cucu tersebut. 


KABARPROGRESIF.COM: (Klungkung) Dandim 1610/Klungkung, Letkol Inf Armen menggelar kunjungan kerjanya ke Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Jumat (16/12) pagi.

Di lokasi itu, Dandim berkunjung ke salah satu lokasi atau Dusun yang menjadi tempat produksi garam. Proses produksi garam itu, dilakukan secara tradisional.

“Garam Kusamba ini, masuk dalam daftar garam organik tradisional di Provinsi Bali. Garam ini memiliki ciri khas tersendiri,” kata Dandim.

Bukan hanya itu, beberapa petani garam setempat pun nampak antusias menyambut kedatangan Letkol Armen. Salah satunya Nengah (51 tahun).

Beberapa pesan dan motivasi diterima oleh Nengah. Motivasi itu, diberikan langsung oleh Dandim. Nengah, diketahui menjadi salah satu petani garam yang hingga saat ini masih menggunakan cara pengolahan tradisional.

“Motivasi-motivasi itu, diharapkan bisa meningkatkan produksi para petani,” bebernya.

Sementara itu, dikonfirmasi terkait cara pengolahan garam tersebut, Nengah mengungkapkan jika cara tradisional, diyakini mampu memberikan kualitas garam yang alami. 

“Banyak permintaan garam di Dusun kami. Itu sebabnya kami tetap menjaga kualitas barang,” jelas Nengah.


Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive