Tujuan digelarnya acara ini, adalah untuk meningkatkan tumbuh kembang dan menstimulasi bahasa pada anak-anak.
Dalam acara tersebut, turut menghadirkan narasumber, diantaranya Bunda Literasi Surabaya, Rini Indriyani, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Kukuh Yudha Karnanta, Hypnotic Story Teller, Kartikanita Widyasari, dan Penulis Buku Anak dari Ideokids, Solikhatul Fatonah Kurniawati.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi mengatakan, dongeng merupakan salah satu kegiatan penting untuk anak.
Selain bermanfaat positif pada pertumbuhan anak, dongeng juga bisa membantu pengembangan moral, sensorik kognitif, melatih empati, menumbuhkan kreativitas, imajinasi dan memperkuat ikatan sosial dan keluarga.
“Dengan acara ini kami berharap, mendongeng bisa menjadi salah satu cara yang menyenangkan untuk mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam menstimulasi keterampilan bahasa dan sebagainya,” kata Mia.
Selain itu, Mia berharap mendongeng bisa menjadi salah satu cara yang menyenangkan dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Selain itu, juga bisa dijadikan media sekaligus meningkatkan minat literasi pada anak-anak di Kota Surabaya.
Mia menambahkan, dalam talks show kali ini juga mengajak para Bunda Paud untuk membuat video dan menulis dongeng, untuk mendorong serta meningkatkan kreativitas berliterasi.
"Dari 1000 Bunda Paud yang mengirimkan karyanya, akan diambil 50 karya terbaik. Kemudian tulisan dongeng akan kami jadikan buku, kemudian yang video, akan dikompilasikan menjadi satu," ujarnya.
Sebelum ribuan Bunda Paud yang hadir mengirimkan karya tulis dan video dongeng, Bunda Literasi Surabaya, Rini Indriyani membeberkan tips jitu berliterasi.
Menurut Rini, setiap orang memiliki kemampuan dasar untuk berliterasi.
“Semua orang itu sebenarnya punya potensi untuk berliterasi, hanya saja tinggal bagaimana kita itu bisa mengembangkan, dan memanajemen kemampuan dasar itu untuk bisa lebih maksimal,” beber Rini.
Ketika kemampuan literasi itu dilatih, Rini melanjutkan, maka secara otomatis akan memiliki kemampuan mendongeng yang baik.
Bahkan, ia menyebutkan, kemampuan berliterasi itu juga dimiliki setiap orang sejak berada dalam kandungan.
Oleh karena itu, ia meminta kepada setiap orang tua untuk tidak lupa berliterasi, walaupun anak masih berada di dalam kandungan.
Dengan berliterasi, secara otomatis akan melatih motorik anak sejak dini.
“Makanya kenapa ibu hamil harus mendengarkan Al-Quran bagi yang muslim, atau mendengarkan mozaik, sehingga motoriknya terasah. Karena memang pada usia bulan tertentu, bayi di dalam kandungan itu sudah bisa mendengar apa yang kita cerita atau baca,” tutur Rini
Di samping itu, Hypnotic Story Teller, Kartikanita Widyasari menjelaskan, sebelum mendongeng harus bisa memahami diri sendiri dan alur cerita.
Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan dari dongeng itu tersampaikan pada anak-anak.
“Jadi mendongeng itu sebenarnya mudah, seperti kita bercerita dengan teman sebaya. Namun dengan semangat dan ekspresi yang berbeda, menyesuaikan yang disukai oleh anak-anak,” jelas Kartikanita.
Yang paling penting, Kartikanita menambahkan, adalah memperhatikan materi dan cara penyampaian dongeng dengan cara kreatif.
Tujuannya, agar penonton tidak merasa bosan, dan pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh anak-anak.
“Sebisa mungkin para bunda ketika mendongeng itu menjiwai agar natural,” pungkasnya.