Senin, 06 Maret 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akan menyulap kolam renang Jambangan menjadi tempat wisata alam keluarga. 

Selain disulap sebagai wisata alam keluarga, juga digunakan untuk tempat percepatan penurunan stunting dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

Wali Kota Eri mengatakan, suasana kolam renang ini harus dibuat menyenangkan bagi anak-anak dan keluarga. 

Nantinya, wisata kolam renang Jambangan juga akan terkoneksi dengan bozem yang ada di belakangnya. 

“Tempat ini sangat luas, sehingga dikonsep ada kolam renang untuk dewasa, ada untuk anak-anak, dan juga stunting. Insya Allah saya targetkan akhir tahun selesai,” kata Wali Kota Eri saat meninjau kolam renang Jambangan, Senin (6/3).

Saat meninjau lokasi kolam renang Jambangan, Wali Kota Eri turut didampingi Sekretaris Daerah (Sekda), jajaran Kepala PD, lurah, dan camat. 

Di kesempatan itu, ia menilik satu persatu fasilitas yang ada untuk diperbaiki ulang. 

Pada bagian bozem, bakal dilengkapi fasilitas wisata seperti sepeda air, dan ada juga panjat tebing untuk latihan anak-anak dan dewasa. 

Tak hanya itu, ia juga ingin kedepannya wisata kolam renang dan bozem ini terkoneksi dengan lintasan kuda yang tak jauh dari lokasi. 

“Nanti saya koordinasikan dulu, karena sebelah ini ada lintasan kuda. Sehingga nanti di dalam ini ada kolam renang untuk stunting, bozem tempat wisata keluarga, tempat bermain anak, dan ini akan menjadi wahana wisata alam, sehingga warga Surabaya ada pilihan,” jelasnya.

Wali Kota Eri menyampaikan, tidak ingin tempat ini dibangun sia-sia. Dirinya ingin, sesuatu yang dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus bisa menggerakkan ekonomi masyarakat. 

“Apapun itu yang dibangun harus bisa menggerakkan ekonomi, kecuali kantor loh yo (loh ya). Sehingga saya ingin menggerakkan ekonomi, untuk menekan kemiskinan, bayangkan kalau ini sudah jadi, bisa seperti Romokalisari Adventure Land. Warga miskin mendapat pekerjaan di situ, akhirnya tidak menjadi miskin,” inginnya. 

Ia menerangkan, di kolam renang ini juga akan ada Sentra Wisata Kuliner (SWK) namun dengan konsep berbeda dari yang pernah ada. 

Wali Kota Eri ingin di lokasi ini ada tempat kulineran dengan nuansa malam hari. 

“Nanti ditata, ada SWK-nya, dibuat kongkow anak muda kan bisa. Dindingnya di mural juga, konsepnya fun karena ada yang untuk anak-anak, batu kerikilnya diganti warna warni,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Suasana di Balai RW 6, Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, tampak riuh pada Sabtu malam (4/3). 

Di sana, tampak puluhan anak dari sejumlah SD-SMP negeri dan swasta duduk rapi berkelompok dengan didampingi masing-masing tutor.

Yah, benar saja, kegiatan ini merupakan satu di antara lokasi Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW program Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Di Balai RW 6 Tenggilis Mejoyo Surabaya, program ini telah berjalan sejak Selasa, 28 Februari 2023.

Akbar Dafa Pratama adalah satu diantara siswa yang mengikuti program Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW 6 Kelurahan Tenggilis Mejoyo. 

Meski baru kali pertama mengikuti, pelajar kelas I SDN Kendangsari I Surabaya itu mengaku senang bisa belajar dengan banyak temannya.

"Kalau belajar di sini senang, biasanya di rumah diajari sama ibu. Kalau di sini enak, ada banyak temannya," kata Dafa di sela mengikuti pembelajaran matematika pada Sabtu (4/3) malam.

Demikian pula dengan Zaskia Rania Rarasati. Pelajar kelas 3 SDN Kendangsari I Surabaya itu juga tampak sumringah. 

Saat itu, dia bersama sejumlah teman-temannya tengah mengikuti pelajaran Agama Islam. 

"Senang kalau di sini, bisa les bersama dengan teman-teman. Karena kalau di rumah belajar sendiri sama orang tua," kata Nia panggilan lekatnya.

Lurah Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Tri Kartika Sari mengungkapkan, pelaksanaan Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW 6 telah berjalan mulai Selasa, 28 Februari 2023. 

Menurutnya, sejak pertama dibuka, antusias siswa yang mengikuti kegiatan di Balai RW 6 begitu tinggi.

"Alhamdulillah, antusiasnya adik-adik ini luar biasa. Hari pertama (28/2), sekitar 32 anak dengan tutor hampir 10. Kemudian hari Sabtu (4/3) ini ada sekitar 20 anak dan tutor ada sembilan," kata Tri Kartika Sari ditemui di lokasi kegiatan Belajar dan Ngaji Bareng.

Selain siswa, antusias yang sama juga ditunjukan oleh para orang tua. Kartika menyebut, antusias itu ditunjukan saat pembelajaran dibuka pada Selasa (28/2) lalu. 

Dimana para orang tua terlihat datang berbondong-bondong di Balai RW 6 Tenggilis Mejoyo untuk mengantarkan anak-anak mereka.

"Orang tua memberikan respon positif. Kemarin bahkan ada yang mengantar sampai menunggu. Karena terlalu banyak, kita haturkan (sampaikan) tidak apa-apa ditinggal saja bu, nanti pukul 20.00 WIB dijemput kembali anaknya," jelas Kartika.

Dalam pelaksanaannya, Kartika menerangkan, bahwa peserta Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW 6 Tenggilis Mejoyo dibagi beberapa kelompok kecil. Para siswa dibagi berdasarkan jenis mata pelajaran hingga jenjang pendidikannya.

"Anak-anak yang datang macam-macam. Ada yang datang bawa PR sekolah atau mata pelajaran dari sekolahnya. Jadi dibuat kelompok-kelompok kecil agar pembelajaran bisa lebih fokus," ungkap dia.

Bahkan, Kartika menyebut, untuk mencairkan suasana agar anak-anak tidak tegang selama pembelajaran, sejumlah guru atau tutor, metode mengajar atau ice breaking-nya diiringi dengan permainan. Misalnya, dengan diiringi kuis atau permainan seperti ular tangga.

"Karena setiap anak kan beda-beda. Ada yang awalnya agak merengut (cemberut), itu mood-nya anak dibuat senang dulu, diisi dulu dengan permainan. Kalau anaknya sudah bisa fokus, baru ke pembelajaran," cerita Kartika.

Kartika mengaku, telah berkoordinasi dengan RT/RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) untuk rencana penambahan lokasi lain. 

Karenanya, tidak menutup kemungkinan program Belajar dan Ngaji Bareng di wilayahnya ke depan lokasinya bertambah. 

"Rencana mau menambah di Balai RW 5 atau Balai RW 4. Kita daftarkan dulu ke Dinas Pendidikan, nanti juga menyesuaikan dengan tutornya," tambahnya.

Di tempat yang sama, Ketua LPMK Tenggilis Mejoyo Surabaya, Suyadi menuturkan, saat ini lokasi yang representatif digunakan untuk Belajar dan Ngaji Bareng di wilayahnya berada di Balai RW 6. 

"Makanya dipilih di sini. Pertama tempatnya luas, kemudian sarana dan prasarananya sudah ada. Bahkan, saat hari pertama (28/2) itu ditinjau langsung Kepala Dinas Pendidikan Surabaya (Yusuf Masruh)," kata Abah Yadi, sapaan lekatnya.

Mewakili warga Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Abah Yadi pun mendukung penuh program Belajar dan Ngaji Bareng yang digagas Pemkot Surabaya. 

Bahkan, ia berharap, lokasi Belajar dan Ngaji Bareng di wilayahnya ke depan dapat segera dibuka di Balai RW lain. 

"Kalau di Balai RW lain kan harus menyiapkan dulu, seperti sarana dan prasarananya. Nah, kalau di sini Balai RW 6 sudah ada tinggal menata saja," tuturnya.

Sejak program Belajar dan Ngaji Bareng di Balai RW dilaunching Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada 2 September 2022, titik lokasinya terus bertambah. 

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh menyebut, saat ini terdapat 150 Balai RW yang tersebar di 119 kelurahan dan 31 kecamatan digunakan untuk Belajar dan Ngaji Bareng.

"Sedangkan untuk guru ASN (Aparatur Sipil Negara) dan non-ASN, terjadwal ada 4.065 orang. Kemudian untuk tutor dari mahasiswa, ada sebanyak 1.552 orang," kata Yusuf Masruh.

Yusuf berharap, dengan penciptaan ruang positif dalam proses pendampingan belajar siswa SD dan SMP ini mampu memicu interaksi, kreativitas dan kolaborasi anak-anak. 

Demikian pula dengan rasa gotong-royong, tolong-menolong, dan toleransi pada anak. 

"Anak-anak bisa saling berinteraksi dengan temannya, bisa membahas tentang bidang studi pembelajaran dan mengaji,” tandasnya.

Minggu, 05 Maret 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi hadir dalam kerja bakti yang digelar oleh warga Dupak Baru III, RT 05, Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, Minggu (5/3). 

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri mengajak warga untuk rutin melakukan kerja bakti bersama. 

Di lokasi, Wali Kota Eri turut didampingi oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK, Rini Indriyani, Sekretaris Daerah (Sekda), Asisten, dan jajaran Perangkat Daerah (PD), camat, serta lurah. 

Warga setempat menyambut baik kedatangan Wali Kota Eri, bahkan tak segan menyapanya.

Wali Kota Eri mengapresiasi warga RT 05, Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, telah mau bergerak bersama membersihkan lingkungannya. 

“Matur nuwun seluruh warga Kota Surabaya, melalui Surabaya Bergerak ini lah budaya arek Suroboyo. Karena setiap minggu hampir ada 300 titik yang melakukan kerja bakti bersama,” kata Wali Kota Eri.

Dengan adanya program Surabaya Bergerak, ia memastikan, ke depannya tidak akan ada lagi masalah saluran. 

Adanya program itu, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan masyarakat lebih dekat. 

“Setelah dibersihkan dan dikumpulkan sampahnya oleh warga, kemudian ada pasukan dari pemkot yang mengangkut. Ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya, karena warga menunjukkan gotong royong dan guyub rukunnya,” ujar Wali Kota Eri. 

Wali Kota Eri juga sempat sarapan bersama warga usai kerja bakti. Tak lupa, jajanan pisang goreng hasil masakan istrinya Rini Indriyani, turut menjadi hidangan spesial dalam kerja bakti kali ini. 

“Ayo pak monggo, gedang gorenge (pisang gorengnya),” ucapnya.

Wali Kota Eri menyampaikan, tanpa adanya guyub rukun dan gotong royong seperti ini, Kota Surabaya tidak akan bisa meraih piala Adipura Kencana dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. 

Karena itu, ia menegaskan, piala Adipura Kencana adalah milik warga Surabaya, bukan milik wali kotanya. 

Oleh sebab itu, piala Adipura Kencana akan ditaruh di setiap kantor kecamatan di Kota Surabaya secara bergilir. 

Dengan begitu, warga akan merasa saling memiliki satu sama lain dalam menjaga lingkungannya. 

“Saya minta nanti semua RW, RT, LPMK, dan Kader Surabaya Hebat (KSH) berfoto bersama secara bergantian. Tanpa Surabaya Bergerak, kota ini tidak mungkin mendapatkan Adipura Kencana,” paparnya.

Ia berharap, Surabaya Bergerak ke depannya tidak hanya mengatasi soal lingkungan. 

Akan tetapi, ia ingin, Surabaya Bergerak juga sebagai pelecut dalam mengatasi kemiskinan, stunting, gizi buruk, dan sebagainya. 

“Jadi nanti Surabaya Bergerak akan ada dapur umum untuk warga miskin di kampung, yang mampu membantu yang tidak mampu. Yang putus sekolah pun juga dibantu, sehingga nanti ke depan di setiap RW akan menjadi RW yang mandiri dalam mengatasi berbagai masalah warganya,” harapnya. 

Sementara itu, Ketua RW 05, Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, Setiono Wibowo mengaku, rasa guyub rukun dan gotong royong sudah sejak lama diterapkan oleh warganya. 

Terutama dalam hal kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar kampung. 

“Kami hari ini serempak, mulai RT 01 sampai RT 10 kerja bakti. Jadi setiap kami kami agendakan rutin untuk kerja bakti,” kata Setiono. 

Kerja bakti kali ini, warga fokus membersihkan sedimen saluran dan kali kecil yang ada di kawasan Dupak Baru III. 

Tak hanya itu, warga juga melakukan perantingan pohon agar kampungnya tampak rapi. 

“Setiap akan kerja bakti warga juga melakukan koordinasi, apa saja yang ingin dikerjakan. Akan tetapi untuk momen ini kami serempak, mulai RT 01 sampai RT 10,” ujarnya. 

Warga RT 06/RW 05, Kelurahan Jepara, Kecamatan Bubutan, Totok menambahkan, dalam kerja bakti kali ini, di kampungnya paling banyak adalah sampah rumah tangga. 

Seperti barang bekas tidak terpakai, mulai kasur, lemari, hingga kardus. 

Fokus kerja bakti di RT 06/RW 05 kali ini, warga konsen ke saluran. Totok mengungkapkan, alasan membersihkan saluran yakni untuk mencegah terjadinya genangan ketika curah hujan sedang tinggi. 

“Jadi di kampung ini juga kita terapkan wajib hadir kerja bakti, kalau tidak hadir, maka didenda. Tujuannya, agar warga itu kompak dan guyub rukun,” pungkasnya.

Sabtu, 04 Maret 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak mempamerkan gaya hidup atau kekayaannya melalui media sosial (medsos). 

Hal ini berdasarkan instruksi Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo saat memberikan arahan dalam Rapat Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Kamis (2/3) lalu.

Dalam instruksi tersebut, Presiden RI Jokowi mengingatkan para ASN dan pelayan publik tidak memamerkan kekayaan, serta lebih bijak dalam penggunaan medsos.

Oleh sebab itu, Wali Kota Eri meminta seluruh ASN untuk menerapkan filosofi ilmu padi. Yakni, ketika padi semakin berisi maka akan semakin merunduk. 

“Alhamdulilah sudah saya sampaikan juga mulai awal, bagaimana kita ini bisa menghormati orang lain. Berarti dalam kehidupan pun sama, bagaimana kita bisa mempelajari dari padi. Ketika padi semakin berisi semakin merunduk, itu yang alhamdulilah terus dimunculkan oleh teman-teman Pemkot Surabaya,” kata Wali Kota Eri, Sabtu (4/3).

Ia mengaku, sejak dirinya menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, ia telah menyampaikan kepada seluruh ASN di lingkungan pemkot agar hidup sederhana dan tidak berlebihan. Sebab, para ASN adalah pelayan masyarakat. 

“Sehingga Alhamdulilah di Surabaya tidak ada yang pamer-pamer. Karena di Surabaya zakat saja diberikan dari pendapatannya maupun tunjangan penghasilannya. Kalau yang kristen dengan persepuluhan, begitu pula dengan pemeluk agama yang lainnya,” ujarnya. 

Sebab, menurutnya, itulah cinta kasih yang dibangun oleh seluruh ASN di lingkungan Pemkot Surabaya. Salah satunya adalah zakat yang diberikan melalui Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kota Surabaya. 

Karenanya, ia mengingatkan agar tidak perlu memamerkan gaya hidup ataupun kekayaan. 

“Karena disekitar kita masih banyak orang yang membutuhkan, sehingga kita berbagi dengan mereka dengan melakukan zakat. Dan kita punya komitmen tidak menampilkan (gaya hidup), karena kita hidup dari pajaknya masyarakat, PAD kita dari pajaknya masyarakat, maka kita harus mengembalikan itu kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kompetisi Balapan Sangar yang diinisiasi Paguyuban Cak dan Ning, berencana dimasukkan ke dalam rangkaian agenda perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS). 

Dengan demikian, kompetisi yang bertujuan mengenalkan potensi wisata di Kota Pahlawan ini akan digelar pada setiap tahunnya.

"Kami Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyambut baik hal ini. Mudah-mudahan ini kalau panitia bisa dibikin rutin setiap tahun, kita kaitkan dengan kegiatan ulang tahun Kota Surabaya bulan Mei. Tahun depan kita rundingkan bersama antara paguyuban dengan Pemkot Surabaya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Ikhsan saat sambutan mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka kompetisi Balapan Sangar Vol. 3 di Balai Pemuda Alun-Alun Surabaya, Sabtu (4/3).

Dalam kesempatan itu, Ikhsan juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan kompetisi Balapan Sangar yang dilaksanakan Paguyuban Cak dan Ning. 

Pihaknya berharap, kompetisi yang ketiga kalinya digelar ini ke depan dapat diikuti lebih banyak peserta.

"Hari ini katanya ada 30 kelompok (peserta). Tapi harapan kita tahun depan bisa lebih banyak lagi (pesertanya)," jelas mantan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya ini.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Balapan Sangar Vol. 3, sekaligus Cak Tahun 2014, Ali Ridho menyampaikan, pihaknya menyambut baik wacana Pemkot Surabaya menjadikan kompetisi Balapan Sangar masuk ke dalam rangkaian agenda HJKS.

"Kami sangat antusias dan tertarik tentunya. Karena project kami mampu mendapat tempat dan harapannya kami memberikan dampak kepada publik. Artinya, selain ekonomi, melestarikan budaya dan sejarah, di sini juga Cak dan Ning memiliki sentuhan langsung kepada publik," kata Cak Ridho sapaan lekatnya.

Selain itu, Cak Ridho juga menjelaskan, bahwa Balapan Sangar bertujuan untuk mengenalkan objek wisata di Surabaya dengan dikemas melalui kompetisi permainan. 

Tahun 2023 ini, merupakan kali ketiga Balapan Sangar digelar pasca sebelumnya diadakan pada 2015 dan 2017.

"Kita sudah menyelenggarakan ketiga kalinya. Pertama 2015, 2017, dan ketiga tahun 2023. Yang menjadi beda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini konsepnya lebih besar, sebelumnya hanya lomba saja dan tahun ini ada bazar UMKM buka di sini," katanya.

Sedangkan konsep tema yang diambil pada tahun 2023 ini adalah Culdesac: Adapt and Survive. 

Dimana Culdesac itu berasal dari Bahasa Prancis yang artinya adalah jalan buntu. Filosofi itu yang kemudian ingin ditonjolkan bagaimana dalam situasi penuh keterbatasan peserta harus tetap adaptif dan survive.

"Dalam kompetisi ini teman-teman (peserta) penuh keterbatasan. Dimana peserta harus pindah lokasi dengan transportasi umum dengan uang saku terbatas, mereka harus bisa menyelesaikan tiap pos dan pos lainnya," terang dia.

Lebih rinci, Cak Rindho lantas menjelaskan mengenai kompetisi Balapan Sangar. Dimana dalam setiap posnya, para peserta harus menyelesaikan permainan untuk bisa melanjutkan ke etape selanjutnya.

"Konsepnya adu tangkas di pos-pos gamesnya itu bersambungan. Para peserta mesti menebak (menjawab) sebuah pertanyaan yang jika berhasil akan dapat clue (petunjuk) untuk geser ke pos selanjutnya," paparnya.

Pada tahun 2023 ini, ia menyebut, pos Balapan Sangar banyak tersebar di wilayah Surabaya Utara. Dengan dimulai start dan finish di Balai Pemuda, Balai Kota, kawasan Ampel, Kya-kya, Kantor Pos Kebon Rojo dan Kampung Ketandan. 

Uniknya, setiap peserta hanya diperbolehkan bergeser ke pos selanjutnya dengan menggunakan transportasi umum atau jalan kaki.

"Tidak ada batasan waktu, tapi pukul 15.00 WIB selesai tidak selesai kita jemput. Mereka game dulu di sini pertama (Balai Pemuda) baru dapat clue pos berikutnya ke mana, karena tidak mesti urut (posnya)," ungkap dia.

Ia menambahkan bahwa pada tahun 2023 ini, Balapan Sangar diikuti sebanyak 30 kelompok. Dimana setiap kelompoknya ini terdiri dari 3 orang peserta. 

Puluhan peserta ini akan memperebutkan hadiah mulai dari uang tunai, voucher hingga sepeda.

"Ada 30 kelompok, isi 3 orang masing-masing. Jadi totalnya ada 90 peserta. Harapannya ke depan, mereka mengenalkan objek wisata, nantinya ketika ada tamu berkunjung ke Surabaya, teman-teman bisa ajak ke sana," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Tiga petugas Satpol PP yang menjadi korban tabrakan saat bertugas melakukan penyekatan barrier di Jalan Diponegoro, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, pada Sabtu (4/3) sekitar 02.45 WIB saat ini kondisinya sudah stabil. 

Bahkan, satu di antara petugas itu sudah diperbolehkan pulang pasca mendapatkan perawatan pada cedera kaki.

"Ada satu (korban) petugas (Kasi Trantib) yang cukup parah karena ada jeda di kepala, dada, perut, tulang panggul dan kaki keduanya. Itu yang paling parah. Lalu, korban kedua itu kaki dan korban ketiga juga kakinya tapi sudah bisa pulang," kata Direktur RSUD dr. Mohamad Soewandhie, dr. Billy Daniel Messakh Sp.B, Sabtu (4/3).

Ia menerangkan, bahwa direct impact kejadian ini awalnya dari pemotor yang menabrak mobil ranger milik BPBD Surabaya yang tengah diparkir. 

Setelah menabrak mobil, pemotor itu kemudian menghantam barrier dan kaki korban pertama. 

"Jadi dia (pemotor) awalnya menabrak belakang mobil dulu, kemudian penyekat (barrier) dan petugas atau korban pertama," katanya.

Sekarang ini, dr Billy menyebut, kondisi seluruh korban dalam keadaan sadar. 

Bahkan, CT scan kepala pada korban pertama hasilnya juga bagus. 

"Kita sudah cek semua, yang trauma di kepala CT scan bagus dan yang bermasalah hanya di panggul dan kaki. Jadi rencana akan kita kerjakan hari ini juga oleh dokter ortopedi," terangnya.

Sementara untuk pemotor atau penabrak, disebutkan dr Billy, juga mengalami patah pada kaki dan tulang paha kiri dengan kondisi terbuka. 

Saat kejadian itu kondisi pemotor diduga dalam keadaan mabuk atau pengaruh minuman keras. 

"Kondisinya (pemotor) itu kita cium ada aroma alkohol, sampai sekarang masih ada juga kita rasa. Karena itu kita belum bisa tanya yang detail," pungkasnya.

Seperti diberitakan tiga orang petugas Satpol PP Kota Surabaya menjadi korban tabrakan saat bertugas melakukan penyekatan barrier di Jalan Diponegoro, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, pada Sabtu (4/3) sekitar 02.45 WIB. 

Insiden ini disebabkan karena pemotor atau penabrak diduga dalam keadaan mabuk atau pengaruh minuman keras.

Dalam peristiwa ini, dua orang petugas Satpol PP Kecamatan Wonokromo, mengalami luka parah dan satu lainnya cedera pada kaki. 

Sedangkan pemotor atau penabrak berinisial RA, warga Osowilangun Timur, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya juga mengalami luka parah.

Camat Wonokromo, Kota Surabaya, Maria Agustin Yuristina menjelaskan, bahwa saat kejadian petugas tengah melakukan penyekatan barrier di perempatan Jalan Diponegoro Surabaya atau tepatnya depan Gedung BCA. 

Kegiatan ini dilakukan setiap akhir pekan untuk mengantisipasi aksi balap liar dan tawuran remaja.

"Saat kejadian (tabrakan) itu petugas banyak. Ada dari Satpol PP kecamatan dan kelurahan serta teman-teman Polsek dan Koramil. Tapi yang tertabrak saat itu ada tiga orang petugas dari Kecamatan Wonokromo," kata Maria Agustin Yuristina ditemui di IGD RSUD dr Soewandhie Surabaya pada Sabtu pagi (4/3).

Maria lantas menjelaskan, bahwa peristiwa ini terjadi sekitar pukul 02.45 WIB atau pada Sabtu dini hari. 

Saat itu pengendara motor dari arah selatan (RKZ) melaju kencang menuju utara di Jalan Diponegoro Surabaya. 

Nah, ketika sampai di depan Gedung BCA Diponegoro, pemotor langsung saja menabrak petugas yang sedang berjaga di belakang barrier.

"Saat itu (petugas) posisi duduk persis di belakangnya barrier (depan gedung BCA). Nah, di depan barrier ada mobil ranger BPBD itu ditabrak dulu sedikit sisi belakangnya, terus menabrak barrier kemudian petugas yang sedang duduk berjaga," jelas Maria.

Setelah tabrakan itu, Maria menyebut, tiga orang korban yang merupakan petugas langsung tergeletak. 

Tiga orang korban itu, dua di antaranya merupakan petugas Satpol PP dengan kondisi luka berat. 

Sedangkan satu korban lain yang juga petugas masih bisa untuk duduk. 

"Tiga orang korban luka parah ini merupakan Kasi Trantib dan satu orang petugas Satpol PP Kecamatan Wonokromo. Sedangkan pemotor atau penabrak saat itu kondisinya juga luka parah," sebutnya.

Pasca kejadian itu, Maria menyatakan, bahwa seluruh korban termasuk penabrak langsung dievakuasi menggunakan mobil ambulance. 

Seluruhnya dievakuasi untuk mendapatkan penanganan medis di RSUD dr Mohamad Soewandhie Surabaya. 

"Dugaannya pengendara motor atau penabrak ini dalam kondisi mabuk. Saat ini proses hukumnya jalan ditangani kepolisian," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Tiga orang petugas Satpol PP Kota Surabaya menjadi korban tabrakan saat bertugas melakukan penyekatan barrier di Jalan Diponegoro, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, pada Sabtu (4/3) sekitar 02.45 WIB. 

Insiden ini disebabkan karena pemotor atau penabrak diduga dalam keadaan mabuk atau pengaruh minuman keras.

Dalam peristiwa ini, dua orang petugas Satpol PP Kecamatan Wonokromo, mengalami luka parah dan satu lainnya cedera pada kaki. 

Sedangkan pemotor atau penabrak berinisial RA, warga Osowilangun Timur, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya juga mengalami luka parah.

Camat Wonokromo, Kota Surabaya, Maria Agustin Yuristina menjelaskan, bahwa saat kejadian petugas tengah melakukan penyekatan barrier di perempatan Jalan Diponegoro Surabaya atau tepatnya depan Gedung BCA. 

Kegiatan ini dilakukan setiap akhir pekan untuk mengantisipasi aksi balap liar dan tawuran remaja.

"Saat kejadian (tabrakan) itu petugas banyak. Ada dari Satpol PP kecamatan dan kelurahan serta teman-teman Polsek dan Koramil. Tapi yang tertabrak saat itu ada tiga orang petugas dari Kecamatan Wonokromo," kata Maria Agustin Yuristina ditemui di IGD RSUD dr Soewandhie Surabaya pada Sabtu pagi (4/3).

Maria lantas menjelaskan, bahwa peristiwa ini terjadi sekitar pukul 02.45 WIB atau pada Sabtu dini hari. 

Saat itu pengendara motor dari arah selatan (RKZ) melaju kencang menuju utara di Jalan Diponegoro Surabaya. 

Nah, ketika sampai di depan Gedung BCA Diponegoro, pemotor langsung saja menabrak petugas yang sedang berjaga di belakang barrier.

"Saat itu (petugas) posisi duduk persis di belakangnya barrier (depan gedung BCA). Nah, di depan barrier ada mobil ranger BPBD itu ditabrak dulu sedikit sisi belakangnya, terus menabrak barrier kemudian petugas yang sedang duduk berjaga," jelas Maria.

Setelah tabrakan itu, Maria menyebut, tiga orang korban yang merupakan petugas langsung tergeletak. 

Tiga orang korban itu, dua di antaranya merupakan petugas Satpol PP dengan kondisi luka berat. 

Sedangkan satu korban lain yang juga petugas masih bisa untuk duduk. 

"Tiga orang korban luka parah ini merupakan Kasi Trantib dan satu orang petugas Satpol PP Kecamatan Wonokromo. Sedangkan pemotor atau penabrak saat itu kondisinya juga luka parah," sebutnya.

Pasca kejadian itu, Maria menyatakan, bahwa seluruh korban termasuk penabrak langsung dievakuasi menggunakan mobil ambulance. 

Seluruhnya dievakuasi untuk mendapatkan penanganan medis di RSUD dr Mohamad Soewandhie Surabaya. 

"Dugaannya pengendara motor atau penabrak ini dalam kondisi mabuk. Saat ini proses hukumnya jalan ditangani kepolisian," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, menyatakan telah memecat oknum petugas shelter UPTD Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB), Jumat (3/3). 

Keputusan Wali Kota Eri Cahyadi itu, menuai respon positif dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur. 

Ketua Bidang Divisi Data dan Informasi Serta Litbang LPA Jatim, Isa Anshori mengapresiasi langkah tegas Wali Kota Eri Cahyadi. 

Isa mengatakan, Wali Kota Eri telah melakukan upaya perbaikan pelayanan terhadap anak di Surabaya. “Dengan begitu, Surabaya menjadi kota yang berkomitmen terhadap perlindungan anak,” kata Isa, Sabtu (4/3)

Isa turut mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota (Pemkot) telah berupaya mempertahankan Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA). 

Di samping itu, Surabaya juga bagian dari komunitas global yang ramah terhadap anak atau The Child Friendly Cities Initiative (CFCI).

"Semoga saja ke depan segala sesuatunya akan menjadi lebih baik, dan tentu kolaborasi semua pihak menjadi sangat penting untuk kebaikan untuk anak-anak di Surabaya", ucap Isa. 

Sementara itu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M. Fikser menyampaikan, dari hasil pemeriksaan pada (3/3) lalu, ditemukan tiga oknum petugas yang melakukan tindakan di luar kewenangan dan bertugas tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). 

“Ketiga oknum penjaga shelter tersebut diberhentikan sebagai tenaga kontrak, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Atas tindakan ketiga oknum itu, pemkot mengambil sikap melaporkan ke pihak berwajib,” kata Fikser. 

Fikser menyampaikan, seiring berjalannya proses hukum lebih lanjut, pemkot akan melakukan perbaikan dan evaluasi terkait rumah aman (shelter). 

Poin penting yang dilakukan sebagai evaluasi diantaranya, terkait SOP penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di shelter. 

Poin kedua, pemkot mewajibkan tes psikotes dan training khusus untuk penanganan anak sesuai dengan konvensi hak anak, terhadap petugas shelter. 

Sedangkan yang terakhir, penanggung jawab shelter diharuskan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemkot dan berkantor di shelter. 

“Kami berharap ke depannya tidak lagi terjadi hal serupa, dan kami terus melakukan perbaikan untuk menjamin penanganan ABH di Kota Surabaya,” pungkasnya.

Jumat, 03 Maret 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dinas Pendidikan Surabaya memberikan pelatihan basic life support (BSF) atau bantuan hidup dasar kepada 500 siswa di Gedung Muzdalifah, Asrama Haji Surabaya, Jumat (3/3). 

Pelatihan itu berkolaborasi dengan Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) dan Yayasan Swayanaka Indonesia. Kegiatan itu dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Surabaya Ikhsan.

Ikhsan mengatakan bahwa Pemkot Surabaya memiliki berbagi program untuk anak-anak usia sekolah agar bisa belajar tentang ilmu pengetahuan sekaligus meningkatkan keterampilan. 

Program ini bisa dilaksanakan di dalam atau di luar sekolah. Salah satunya adalah pelatihan basic life support ini. 

“Hari ini kita belajar bersama-sama tentang menangani kegiatan darurat secara awal, baik itu kejadian di sekolah, di rumah, atau lingkungan sekitar,” katanya saat membuka acara.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Yusuf Masruh menambahkan, pelatihan itu diikuti oleh sekitar 500 siswa yang terdiri atas 250 siswa jenjang SD dan 250 siswa jenjang SMP, baik negeri maupun swasta. 

Siswa SD untuk kelas 3, 4, 5, sedangkan jenjang SMP untuk kelas 7 dan 8. Rata-rata adalah siswa yang tergabung dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

“Ini sebagai usaha untuk memahamkan anak-anak dalam memberikan pertolongan pertama bila ada kejadian darurat. Siswa yang tergabung dalam UKS ini sangat membutuhkan keterampilan ini bila nanti ada kejadian di lingkungan sekolah, di rumah, atau lingkungan tempat tinggal,” ujarnya.

Yusuf melanjutkan, siswa ini akan diberikan tahapan-tahapan yang perlu diketahui dalam memberikan pertolongan pertama terhadap kejadian kedaruratan. 

Apalagi, peserta ini masih bestatus pelajar. Jangan sampai justru membahayakan para pelajar yang berniat menolong. 

“Misalkan mau menolong tapi takut, siswa ini bisa minta tolong agar dapat dibantu oleh orang yang lebih dewasa,” jelasnya.

Yusuf mengungkapkan, keterampilan untuk memberikan bantuan hidup dasar nantinya bisa dibagikan oleh siswa yang sudah mengikuti pelatihan kepada siswa yang lain. 

Harapannya, keterampilan ini dikuasai oleh banyak siswa dan bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 

“Selain diberikan teori, anak-anak juga langsung praktik, sehingga keterampilannya dapat dikuasai sutuhnya,” katanya.

Sementara itu, Staf Khusus Dekanat FK Unair Dr. dr. Eighty Mardyan Kurniawati, Sp.OG, Subsp.Urogin-RE, menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu kontribusi civitas akademika FK Unair untuk menyelenggarakan bukan hanya pendidikan, penelitian, tetapi juga pengabdian masyarakat. 

“Mudah-mudahan dengan terselenggaranya kegiatan ini, adik-adik semua mendapatkan manfaat yang positif,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pelaksanaan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke- 73, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) ke-61, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) ke-104 Kota Surabaya Tahun 2023, di Halaman Taman Surabaya, Jumat (3/3) berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Untuk pertama kalinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menampilkan aksi Pol PP Pariwisata Cilik Surabaya yang merupakan para Duta Trantibum. Serta, penampilan khusus dari para Alumni Sekolah Kebangsaan. 

Bahkan, dipertengahan penampilan para Alumni Sekolah Kebangsaan itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi diikuti oleh perwakilan Forkopimda Kota Surabaya sempat meninggalkan tempat duduk dan memilih bergabung untuk ikut menari.

Semakin semangat, para Alumni Sekolah Kebangsaan memberikan aba-aba saat tarian dimulai. 

Baik Wali Kota Eri, perwakilan Forkopimda Surabaya, dan para alumni menampilkan tarian terbaik. 

Meski sempat mengundang gelak tawa, namun penampilan tersebut mampu diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan.

Wali Kota Eri mengatakan, berdasarkan evaluasi pelaksanaan Sekolah Kebangsaan yang digelar selama sepekan, para alumni memiliki talenta, keberanian, dan keilmuan yang berlandaskan ideologi Pancasila. 

Karenanya, Pemkot Surabaya akan terus berkomitmen dalam mewadahi kreatifitas anak-anak muda di Kota Pahlawan.

“Harapan kami mereka akan menjadi pencerah dan pelopor perubahan yang ada dimasing-masing sekolah dan di lingkungannya. Kita akan terus mewadahi kreatifitas anak muda, karena bagaimanapun kota ini tidak bisa berkembang pesat kalau tidak menampung aspirasi anak muda. Sekarang pemkot akan terus memberikan wadah bagi mereka untuk melakukan kegiatan yang positif,” kata Wali Kota Eri.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan bahwa penampilan Pol PP Pariwisata Cilik dan Surabaya dan Alumni Sekolah Kebangsaan adalah pertama kali ditampilkan di hadapan Wali Kota Eri beserta tamu undangan dan peserta upacara.

“Ini memang pertama kali kita tampilkan, yang kita tampilkan adalah Duta Trantibum yang ada di SD. Beserta Alumni Sekolah Kebangsaan yang telah mendapat pelatihan dari 21-28 Februari 2023 di Lanudal Juanda,” kata Eddy.

Eddy menjelaskan, penampilan para Alumni Sekolah Kebangsaan sangat memukau Wali Kota Eri dan perwakilan Forkopimda Kota Surabaya. 

Hal ini adalah salah satu bentuk kesuksesan para pelatih dan pendamping dari TNI yang terus menanamkan Ideologi Pancasila.

“Salah satunya adalah meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Karena sebelumnya, mereka masuk tidak percaya diri, tapi kita saksikan tadi mereka begitu percaya diri,” jelasnya.

Karenanya, ia mengaku bahwa Satpol PP Surabaya akan kembali membuka kloter kedua Sekolah Kebangsaan sesuai Hari Raya Idul Fitri. 

Nantinya dalam setiap kloter, Satpol PP Surabaya membuka sebanyak 100 kuota.

“Kloter kedua, Insya Allah setelah lebaran. Kita rencanakan sekitar 8 angkatan dan masing-masing angkatan 100 orang. Semua potensi anak-anak kita di tingkat SMP dan SMA bisa ikut. Cara pendaftarannya bisa melalui sekolah untuk diajukan ke Satpol PP,” ungkapnya.

Meski begitu, pada HUT Satpol PP ke- 73,  Eddy berharap seluruh petugas Satpol PP mampu melayani masyarakat secara humanis, solutif, serta tidak melakukan aksi pungutan liar (pungli). 

Oleh sebab itu, ia meminta kepada seluruh masyarakat di Kota Pahlawan untuk tidak memberikan apapun terkait kepentingan apapun kepada anggota Satpol PP.

“Kita harus berubah profesional, humanis, dan solutif. Bagi warga masyarakat mohon bantuannya untuk membantu kami untuk tetap taat berdasarkan peraturan daerah dan Kepala Daerah. Ketika anda tidak memberikan apapun dalam situasi apapun, itu sudah membantu kami untuk bertindak profesional, humanis, dan solutif,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke- 73, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) ke-61, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) ke-104 Kota Surabaya Tahun 2023, di Halaman Taman Surabaya, Jumat (3/3).

Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turut memberikan 15 penghargaan, yang terdiri dari 11 penghargaan atas partisipasi dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban umum kepada masyarakat dan petugas keamanan di lingkungan Pemkot Surabaya. 

Serta, 4 penghargaan atas penyelamatan atau evakuasi kepada petugas DPKP Surabaya atau yang dikenal sebagai petugas Damkar.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi  mengatakan berdasarkan sambutan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Muhammad Tito Karnavian, yang ia bacakan pada peringatan HUT Satpol PP ke- 73, Satlinmas ke-61, dan Damkar ke-104, untuk melakukan penguatan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi. 

Serta, manfaatkan untuk mengkonsolidasikan penyelenggaraan ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat di daerah dalam rangka menghadapi agenda Pemilu Tahun 2024, agar tercipta kondisi yang aman, tertib, demokratis dalam bingkai NKRI.

“Seperti yang disampaikan Pak Mendagri, maka kita harus semakin humanis dan semakin dekat dengan masyarakat, khususnya untuk menjaga keamanan, kenyamanan di tahun politik 2024. Sehingga, diharapkan seluruh Kepala Daerah melibatkan Satpol PP, Linmas, dan Pemadam Kebakaran untuk menjadikan masing-masing daerahnya nyaman menyambut Pemilu 2024,” kata Wali Kota Eri.

Lebih lanjut, Wali Kota Eri juga mengapresiasi keguyuban dan gotong-royong antar warga di Kota Surabaya bersama petugas keamanan dalam menjaga keamanan dan ketertiban umum. 

“Untuk menjaga kota harus melibatkan masyarakat, termasuk membangun dan menjaga keamanan kota ini. Seperti warga dan petugas keamanan di Kelurahan Gading yang menjaga wilayahnya dari orang-orang yang membawa senjata tajam,” ujarnya.

Ia menjelaskan, mereka saling bersinergi dalam mengamankan orang bersenjata tajam di kawasan Jalan Kenjeran. 

Setelah itu mereka menyerahkan orang tersebut kepada aparat penegak hukum.

“Mereka mengamankan sendiri, menjaga sendiri sehingga diserahkan kepada Polres waktu itu. Itulah yang kami harapkan seluruh warga Kota Surabaya tidak hanya mengandalkan pada pemerintahnya dan TNI/Polri. Tapi bagaimana kita menjadi satu kesatuan yang kuat menjaga wilayahnya masing-masing dengan rasa guyub rukun yang Insya Allah bisa kita lakukan di Kota Surabaya,” jelasnya.

Tak hanya itu saja, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Pemkot Surabaya menyuguhkan atraksi dari Pol PP Pariwisata Cilik Surabaya yang merupakan para Duta Trantibum. 

Serta, penampilan khusus dari para Alumni Sekolah Kebangsaan. Dan tak lupa atraksi Tim Rescue Damkar Surabaya.

“Alhamdulillah itulah Sekolah Kebangsaan yang didampingi oleh para TNI yang sempat kaget. Ini hanya seminggu ternyata perubahannya sangat luar biasa, Insyaallah anak-anak yang lulus dari Sekolah Kebangsaan ini menjadi Duta Pemkot dan setiap bulan akan kami kumpulkan. Nanti juga akan kami lakukan outbond ke luar kota dengan anak-anak Sekolah Kebangsaan bersama seluruh Kepala OPD Pemkot Surabaya,” ungkapnya.

Wali Kota Eri menegaskan bahwa Pemkot Surabaya akan memberikan fasilitas kepada Alumni Sekolah Kebangsaan untuk mewadahi talenta, keberanian dan keilmuan yang dimiliki oleh para alumni tersebut. 

Sebab, mereka adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan menjadi calon pemimpin di Kota Surabaya.

“Harus disalurkan untuk menjadi pemimpin yang hebat. Jadi talenta dan keberanian yang luar biasa ini akan dibingkai dengan Ideologi Pancasila. Maka, kita akan buka terus Sekolah Kebangsaan ini dari perwakilan masing-masing sekolah,” pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengambil sikap tegas adanya tindak kekerasan terhadap Anak Berhadapan Hukum (ABH) di shelter UPTD Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB). 

Sikap tegas yang dilakukan mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini yakni dengan memecat oknum penjaga shelter tersebut.

Menurut Wali Kota Eri, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Inspektorat telah memanggil oknum yang terlibat dalam kejadian tersebut. 

“Jadi soal oknum petugas shelter itu kemarin sudah dilakukan pemeriksaan, dan diberikan sanksi yang berat. Kebetulan, itu petugas shelter yang bukan dari pegawai negeri, sehingga kita sanksi, kita pecat, dan kita keluarkan sebagai petugas shelter,” kata Wali Kota Eri, Jumat (3/3).

Tak hanya itu, Wali Kota Eri ingin agar oknum petugas shelter yang terlibat itu dihukum sesuai aturan yang berlaku. 

Oleh karena itu, ia ingin proses tetap berjalan, meskipun telah dipecat sebagai tenaga kontrak petugas shelter di lingkungan pemkot. 

“Sanksi beratnya kita keluarkan. Namun hukum harus tetap berjalan, pemecatannya mulai dari kemarin, satu orang diperiksa,” ujarnya.

Tindak tegas ini merupakan bagian dari komitmen pemkot dalam menjaga kenyamanan dan keamanan Kota Surabaya ke depannya. 

Selain itu, tindak tegas ini juga untuk menghindari adanya prasangka buruk atau fitnah, sehingga membuat suasana Kota Surabaya tidak kondusif. 

“Baik itu kekerasan, atau pungli, dan lain sebagainya, ayo kita buktikan. Akan tetapi jangan dengan dugaan atau fitnah, kalau ada bukti ayo berikan sanksi yang berat. Tapi kalau tidak terbukti, jangan sampai timbul prasangka buruk sehingga suasana Surabaya tidak kondusif,” jelasnya. 

Wali Kota Eri menerangkan, di dalam shelter itu sudah ada standar operasional prosedur (SOP) yang ditentukan. 

Yang pertama adalah, petugas petugas shelter wajib menjaga, memastikan penghuni di dalam shelter dalam kondisi baik. 

Yang kedua, petugas wajib menjaga agar ABH tidak keluar dari tempat shelter. 

“Kalau dia melakukan kekerasan dan memperlakukan hal tidak benar, artinya tidak menjalankan SOPnya. Tetapi saya ingatkan, tidak semua penjaga (petugas shelter) di shelter melakukan seperti itu, kalau satu, dua orang itu adalah oknum, seharusnya tidak merusak apa yang sudah kita bentuk ini,” terangnya.

Ia memastikan, kondisi korban sudah dalam keadaan membaik, dan dilakukan pendampingan serta pemulihan. 

Ia berterima kasih kepada masyarakat Surabaya telah menjadi koreksi bagi pemkot. 

Dari adanya kejadian ini, Wali Kota Eri menjadikannya sebagai koreksi agar pemkot dan Kota Surabaya semakin baik ke depannya. 

“Karena lebih baik seperti ini, dikoreksi dari orang luar untuk memberikan masukan dan informasi, karena itu saya nyuwun tolong (minta tolong) kepada warga Surabaya untuk terus mengawasi, memberikan yang terbaik untuk pembangunan kota ini. Saya harap ke depannya bisa tercipta birokrasi yang solutif dan handal sesuai dengan aturan perundangan,” sebutnya. 

Di samping itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M. Fikser menjelaskan, dalam kejadian tersebut ada tiga orang oknum yang terlibat melakukan penganiayaan terhadap R, 17 di shelter. 

Fikser menerangkan, pada saat itu, R dititipkan oleh Polsek Karangpilang karena diduga berkonflik dengan hukum.

“Diduga R terlibat konflik hukum, sehingga dititipkan oleh polsek di shelter. Setelah dititipkan, malamnya terjadi tindakan tidak sesuai prosedur atau indisipliner oleh oknum petugas shelter tersebut terhadap R,” terang Fikser. 

Senada dengan Wali Kota Eri Cahyadi, terduga oknum petugas shelter itu telah dilakukan pemeriksaan di Inspektorat, kemudian diberikan sanksi tegas pemecatan. 

“Sudah diperiksa, sanksinya pemecatan. Kami harap kejadian ini tidak terulang kembali dan melaksanakan tugas sesuai prosedur yang berlaku,” pungkasnya.

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive