Sabtu, 29 Juli 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan pembelian seragam SD-SMP bisa dilakukan di koperasi sekolah. 

Menurutnya, koperasi sekolah diperbolehkan menjual seragam, asalkan harganya tidak boleh lebih tinggi dari harga pasaran. 

Selain itu, itu, seragam yang dijual di koperasi sekolah kualitasnya harus baik. 

Meskipun koperasi diperbolehkan menjual seragam, sekolah tidak diperbolehkan memaksa wali murid untuk membeli. 

“Sebenarnya koperasi diperbolehkan, harganya tidak boleh lebih tinggi dari pasaran. Tidak semua anak itu bisa (membeli seragam) ke luar, lebih cepat di koperasi ya nggak apa, itu lebih mempermudah, tapi tidak ada paksaan membeli semuanya di koperasi,” kata Wali Kota Eri, Jumat (28/7).

Jika masih ada sekolah negeri di Kota Surabaya yang memaksa wali murid untuk membeli seragam di koperasi, Wali Kota Eri meminta warga untuk segera melapor. 

Bahkan, ia meminta kepada warga Surabaya untuk menyebut nama kepala hingga sekolah yang bersangkutan. 

“Kalau ada sampaikan ke saya, jangan hanya menyampaikan itu. Sebut SMP-nya di mana, kepala sekolahnya siapa. Karena di Dispendik itu juga ada hotline untuk menyampaikan keluhan itu,” sebut Wali Kota Eri. 

Wali Kota Eri menegaskan, tidak ada biaya seragam yang mahal di Kota Surabaya, dan tidak ada harga seragam di koperasi sekolah yang melebihi harga di pasaran. 

Misal seragam batik, sambungnya, meskipun hanya tersedia di koperasi sekolah, harga jualnya juga tidak boleh melebihi harga seragam yang di jual di pasaran. 

Dirinya juga menerangkan, tidak ada kewajiban bagi pelajar untuk mengganti seragam setiap setahun sekali. Siswa cukup hanya mengganti bed pada setiap kenaikan kelas. 

“Nggak ada setiap tahun (ganti), pancet (sama) kok. Yang berubah hanya bednya, habis kelas 2 ganti ke kelas 3,” tegasnya. 

Dalam kesempatan ini, ia turut mengingatkan kepada seluruh sekolah SD-SMP di Kota Surabaya, khususnya negeri untuk tidak menjual seragam di atas harga pasaran. 

Selain itu, dirinya juga meminta kepada seluruh sekolah untuk tidak mengganti seragam setiap setahun sekali.  

Ia juga meyakinkan bagi warga miskin di Kota Surabaya untuk tidak perlu khawatir tak bisa membeli seragam sekolah, karena Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan bantuan seragam, sepatu, dan tas. 

Tak hanya itu, ia mengingatkan kepada warga Kota Surabaya, jangan sampai ada yang berpura-pura menjadi keluarga miskin (gamis). 

Sebab, hal itu justru merugikan warga yang benar-benar kurang mampu dan membutuhkan bantuan dari pemerintah. 

“Saya nyuwun (minta) kepada warga Surabaya, yang tidak miskin jangan pura-pura miskin. Sekolah jangan pernah memberikan harga yang tidak masuk akal. Kalau ada yang diperlakukan seperti itu oleh sekolah, tolong orang tua sampaikan secara langsung ke saya atau masuk hotline Dispendik. Kalau benar itu terjadi, saya pastikan kepala sekolahnya akan saya copot,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Blitar) Menjelang pemberangkatan penugasan yang nantinya akan diemban oleh Yonarhanud 8/MBC, berbagai persiapan mulai dilakukan. 

Salah satunya, dengan adanya latihan pra tugas yang saat ini diikuti oleh pasukan Sriti di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Pembukaan latihan itu dipimpin langsung oleh Wakil Komandan Latihan, Kolonel Inf Renal Aprindo Sinaga. Pasukan Sriti itu, nantinya akan mengemban tugas sebagai Satgas Pamrahwan di Maluku Utara.

“Latihan ini sangat berharga untuk menunjang tugas operasi di medan sebenarnya,” ujar Kolonel Aprindo Sinaga. Sabtu (29/07/2023).

Beberapa hal ditegaskan oleh Wadanlat pada pelaksanaan latihan tersebut, termasuk diantaranya menghimbau semua prajurit Yonarhanud untuk bisa menguasai berbagai Teknik dan taktik pada pelaksanaan latihan tersebut.

“Dengan harapan bisa memperoleh hasil yang optimal,” bebernya.

Dirinya kembali menegaskan, faktor keamanan pun tak kalah pentingnya selama pelaksanaan latihan pra tugas itu berlangsung. Menurutnya, keamanan harus bisa dijalankan dengan baik oleh pasukan Sriti.

“Terpenting adalah, soal keamanan. Ini harus bisa dijadikan prioritas,” tegasnya.

Perlu diketahui, latihan pra tugas itu berlangusng selama 12 hari. Latihan itu, dimulai tanggal 29 Juli hingga 9 Agustus mendatang.



KABARPROGRESIF.COM: (Sula) Dalam upaya memberantas penyalahgunaan narkoba di wilayah Kabupaten Kepulauan Sula, Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-117 Kodim 1510/Sula bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri Kepulauan Sula menyelenggarakan acara penyuluhan hukum tentang dampak negatif penyalahgunaan narkoba. 

Acara ini bertempat di gedung serbaguna Desa Umaloya Kecamatan Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara pada hari Sabtu (29/07).

Penyuluhan hukum ini dihadiri oleh puluhan warga Desa Umaloya dan sekitarnya yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini. 

Acara ini menjadi wujud nyata dari sinergi antara TNI dan Aparat Penegak Hukum dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih menyadari bahaya penyalahgunaan narkoba.

Narasumber dalam acara ini adalah Bapak Aslan, S.H., dari Kejaksaan Negeri Kepulauan Sula. Dalam penyuluhan ini, Bapak Aslan memberikan pemahaman mengenai jenis-jenis narkoba, efek samping yang dapat ditimbulkan, serta hukuman yang diberikan bagi para pelaku penyalahgunaan narkoba.

"Kami berharap melalui penyuluhan ini masyarakat dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai narkoba dan dampak negatifnya. Hal ini diharapkan dapat mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di wilayah ini," ujar Bapak Aslan dalam penyuluhan tersebut.

Selain memberikan pemahaman mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba, Bapak Aslan juga memberikan informasi mengenai proses penanganan kasus narkoba serta pentingnya peran aktif masyarakat dalam memberikan informasi kepada pihak yang berwenang jika ada kecurigaan terhadap adanya penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekitar.

Acara ini dihadiri oleh Pasiter Kodim 1510/Sula Kapten Chb Harbun Buamona, Babisa Desa Umaloya Kopda Nurdin Salamun, Babinkamtibmas Desa Umaloya Aipda Hamka dan Sekdes Desa Umaloya yang mewakili Kepala Desa beserta perangkat desa lainnya.

Dalam menanggapi acara ini Letkol Inf Heru Gunadi, S.I.P., selaku Dansatgas TMMD Ke-117 Kodim 1510/Sula mengungkapkan harapannya bahwa kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. 

"Kegiatan seperti ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai narkoba serta mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam memberantas penyalahgunaan narkoba di wilayah ini," ujarnya.


Senin, 17 Juli 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerima penghargaan Kategori Kelurahan Terbaik I dalam Puncak Peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XX dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Ke 51 Tahun 2023 di Pendopo Ronggo Jumeno Caruban, Kabupaten Madiun, Minggu (16/7) kemarin malam.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Wali Kota Eri atas sinergi kuat dan gotong royong yang telah ditunjukkan hingga di tingkat kelurahan. 

Dimana, Kelurahan Gayungan, Kecamatan Gayungan, Kota Surabaya meraih penghargaan dengan Kategori Kelurahan Terbaik I.

Wali Kota Eri menyampaikan bahwa penghargaan tersebut menjadi pelecut semangat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memperkuat proses pembangunan bersama seluruh elemen masyarakat. 

Seperti dalam upaya menyelesaikan persoalan stunting, kemiskinan, dan lain sebagainya.

“Jadi setiap kota di cek kelurahan mana saja yang menjadi pilot projek, dipertemukan di seluruh Jawa Timur. Alhamdulillah mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Timur dan Surabaya mendapatkan nomor satu gotong royong untuk tingkat kota di Jawa Timur dan terbaik,” kata Wali Kota Eri, Senin (17/7).

Ke depannya, Wali Kota Eri mengaku, untuk memasifkan gotong-royong bersama seluruh elemen masyarakat, Pemkot Surabaya berencana membentuk Kampung Pancasila. 

Sebab, ia menyampaikan bahwa Kampung Madani, selanjutnya akan menjadi Kampung Pancasila. 

“Itu adalah bentuk dari gotong royong, jadi dalam satu kampung tidak ada kemiskinan, stunting, gizi buruk dan lain sebagainya,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Gayungan, Pramudita Yustiani mengatakan dalam penilaian Puncak Peringatan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XX, terdapat empat aspek. 

Diantaranya, adalah aspek kemasyarakat, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, dan agama, serta aspek lingkungan. 

“Untuk aspek kemasyarakatan, gotong royong dalam menjaga keamanan lingkungan semakin diperkuat. Hansip di lingkungan perkampungan dan perumahan mendapat pelatihan cara membela diri oleh Babinsa dan Kamtibmas. Bahkan, pembangunan Pos Kamling juga dilakukan swadaya oleh warga,” kata Pramudita Yustiani.

Dari aspek kemasyarakatan, Pramudita Yustiani mengaku bahwa pihaknya juga memiliki Omah Rembuk dan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga)  yang ada Balai RW. Selanjutnya, pada aspek ekonomi, Kelurahan Gayungan bersama PKK Surabaya terus menonjolkan produk-produk dari pelaku UMKM di wilayahnya. 

“Prinsipnya UMKM yang sudah maju di kelurahan, ikut membantu mendampingi pelaku UMKM yang masih merintis. Seperti untuk makanan dan minuman (mamin), serta untuk fashion. Untuk fashion, di lingkungan kami ada desainer yang karya-karya telah digunakan hingga internasional,” ujarnya.

Pada aspek ekonomi ini, Kelurahan Gayungan bersama PKK Surabaya juga menjalin kerjasama dengan Yayasan Siswa Budi dalam mengembangkan batik dengan siswa disabilitas. 

“Ada beberapa warga Gayungan yang berkebutuhan khusus, PKK kemudian berkolaborasi dengan yayasan tersebut untuk pengembangan potensi minat dan bakat. Siswa SMA itu mengajari kami juga dan para KSH (Kader Surabaya Hebat),” ungkapnya.

Selanjutnya, pada aspek sosial budaya dan agama, Kelurahan Gayungan turut menggandeng stakeholder di wilayahnya. Ia memaparkan, bahwa keluarga miskin (gamis) mengambil dan mengolah sampah dari hotel, restoran, maupun rumah makan yang berada di lingkungan Kelurahan Gayungan. 

Seperti sampah rumah basah yang dimanfaatkan menjadi maggot dan eco enzym. 

“Ada pula hotel yang membantu memberikan bantuan dana pendidikan bagi yang kurang mampu. Kemudian ada sekolah swasta yang juga memberikan bantuan dana pendidikan. Ada rumah ibadah yang juga memberikan beras kepada lansia yang tidak bisa bekerja,” jelasnya.

Sedangkan dalam upaya penurunan kasus stunting di wilayah Kelurahan Gayungan, para stakeholder ikut membantu dalam upaya tersebut. 

Mereka memberikan susu kepada balita stunting. 

“Lalu untuk bidang budaya, kita memiliki kelompok seni Surya Sumirat yang melatih karang taruna dan masyarakat di pendopo kelurahan. Yakni belajar MC berbahasa Jawa,  Ludruk, dan kesenian Jawa lainnya,” terangnya.

Untuk aspek lingkungan, Pramudita Yustiani menyampaikan, para penduduk yang tinggal di wilayah perumahan melakukan aksi “Bersih Hati, Bersih Lemari”. 

Dimana, sebelum adanya program “Garage Sale” yang dibesut oleh Pemkot Surabaya dan PKK Surabaya, warga telah mengumpulkan barang bekas layak pakai untuk diberikan kepada keluarga miskin di lingkungan Kelurahan Gayungan.

“Ini masih berlangsung dan diberikan secara bergantian di setiap RW di Kelurahan Gayungan. Kita benar-benar memberikan tas, baju, mainan, atau boneka secara gratis,” katanya.

Lebih lanjut, Kelurahan Gayungan juga memiliki 3 kelompok tani. Lahan kosong di wilayah tersebut, yang mendapatkan izin dari pemiliknya dimanfaatkan oleh warga untuk dilakukan proses pertanian maupun perkebunan. Selain itu, pihaknya juga memiliki alat pembakar sampah tanpa asap.

“Ke depannya, dalam menjaga gotong royong di Kelurahan Gayungan kami mengedepankan revolusi mental. Karenanya, kami terus memberikan pendampingan agar warga tidak mudah terhasut dengan informasi hoax. Ketika warga hendak melaporkan sesuatu hal selalu melampirkan bukti. Warga diharapkan mau untuk belajar, tidak mudah terbawa emosi, dan saling menghargai,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengajak para peserta Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) Tahun 2023 mengunjungi destinasi wisata heritage di Kota Pahlawan, Senin (17/7).

Visit Tour bagi para peserta SCCIFAF 2023 adalah mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan, Museum Sepuluh Nopember, Museum Bank Indonesia, Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen, dan Surabaya Kriya Gallery (SKG). 

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan bahwa kegiatan visit tour adalah untuk mengenalkan beragam destinasi wisata heritage yang ada di Kota Pahlawan. 

“Terutama wisata heritage di bangunan-bangun bersejarah. Visit tour lagi akan digelar pada Rabu (19/7) ke Kenjeran,” kata Wiwiek.

Setelah berkeliling di berbagai bangunan bersejarah di Kota Pahlawan, para peserta SCCIFAF 2023 atau yang dikenal sebagai peserta Surabaya Cross Culture, juga diajak berkunjung di pusat oleh-oleh milik Pemkot Surabaya. 

Yakni di SKG Siola yang menyediakan segudang produk UMKM khas Kota Surabaya.

“Shopping (belanja) ramai, mereka berbelanja aneka produk UMKM. Hal ini juga menjadi salah satu upaya untuk memperkenalkan produk UMKM Surabaya,” ujarnya.

Melalui kegiatan tersebut, Wiwiek lantas menjelaskan, selain melakukan pertukaran budaya, para peserta Surabaya Cross Culture 2023 bisa mengenal beragam destinasi wisata di Kota Pahlawan.

“Dengan berkunjung ke Surabaya otomatis mereka menjadi wisatawan yang masuk ke Kota Surabaya. Sehingga diharapkan ketika mereka kembali bisa membawa kesan yang utuh tentang Kota Surabaya,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Wiwiek berharap, ketika nantinya mereka berkunjung kembali ke Kota Pahlawan, mereka bisa mengunjungi berbagai destinasi wisata yang ada di Kota Surabaya. 

“Bukan cuma budayanya yang menarik tetapi destinasi wisata yang bisa dikunjungi suatu ketika jika mereka datang lagi kesini,” kata dia.

Wiwiek menambahkan, untuk jadwal perhelatan SCCIFAF pada 18 Juli 2023, Pemkot Surabaya menggelar Workshop Seni bagi masyarakat. 

Kegiatan dimulai pukul 09.00-14.00 WIB di Gedung Barat Balai Budaya dan di Gedung Balai Budaya, Komplek Alun-Alun Surabaya. 

“Tujuan digelarnya Workshop Seni adalah untuk memperkenalkan seni dan budaya. Yakni memperkenalkan seni tari, alat musik, hingga pakaian daerah kepada masyarakat,” terangnya.

Selanjutnya, pada pukul 18.30-22.00 WIB, masyarakat juga bisa menyaksikan Art Performance (tampilan seni) dari para peserta Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival yang berlokasi di Sentra Kuliner G-Walk Citra Raya Surabaya.

“Jadwal kegiatan selanjutnya, pada 19 Juli 2023, seluruh peserta Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2023 akan mengikuti Visit Tour mulai  pukul 08.00-11.00 WIB. Mereka akan diajak berkeliling mengunjungi Mangrove Gunung Anyar dan Taman Suroboyo,” imbuhnya.

Setelah itu, para peserta lintas budaya akan diajak untuk menikmati suasana di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran Surabaya. 

Seusai visit tour, pukul 19.00 WIB, para peserta Surabaya Cross Culture akan dibagi menjadi dua grup untuk menyuguhkan Art Performance di Ciputra World dan Royal Plaza Surabaya.

“Sedangkan untuk penutupan Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival  pada 20 Juli 2023, kegiatan akan ditutup dengan Culture Night di Halaman Balai Kota Surabaya pada pukul 19.00 WIB,” tandasnya. 

Sebagai diketahui, gelaran Surabaya Cross Culture diikuti 8 negara dan 9 daerah di Indonesia. 

8 negara itu adalah Yunani, India, Korea Selatan, Mexico, Filipina, Sri Lanka, Uzbekistan, dan Prancis. 

Sedangkan 9 daerah di Indonesia itu adalah dari Pangkal Pinang (Bangka Belitung), Mengwi (Bali), Kendari (Sulawesi Tenggara), Flores (NTT), DKI Jakarta, Banjarmasin (Kalimantan Barat), Bone (Sulawesi Selatan), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kota Surabaya, dan Mojokerto (Jawa Timur). 

Kegiatan tersebut dimulai pada 16 Juli 2023 dengan digelarnya Parade Deville (Culture Parade) di sepanjang Jalan Tunjungan menuju Balai Kota Surabaya, mulai pukul 08.00-10.00 WIB. Semua peserta Surabaya Cross Culture mengikuti Parade Deville. 

Sampai di Halaman Balai Kota Surabaya, para peserta Surabaya Cross Culture menyaksikan Festival Remo Yosakoi yang merupakan rangkaian perayaan ke-25 tahun hubungan kerjasama sister city antara Kota Surabaya dan Kota Kochi Jepang.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merayakan 25 tahun kerjasama sister city antar Kota Pahlawan dengan Kota Kochi, Jepang di lantai 2 Kantor Balai Kota, Minggu (16/7). 

Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut hangat kehadiran Wali Kota Kochi Seiya Okazaki beserta rombongan delegasi yang hadir. 

Usai mengikuti serangkaian acara Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) dan dilanjutkan Festival Remo & Yosakoi 2023 di halaman Taman Surya, Wali Kota Eri Cahyadi mempersilahkan rombongan Wali Kota Kochi Seiya Okazaki untuk masuk ke ruang kerjanya. 

Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, kehadiran Wali Kota Kochi yang keempat kali ini diharapkan dapat mempererat kerjasama antara Pemerintah Kota Kochi dan Pemerintah Kota Surabaya. 

"Semoga kerjasama ini terus berlanjut, tidak hanya di bidang budaya akan tetapi juga bisa di bidang lainnya. Semoga saya juga akan bisa mengunjungi Pak Wali Kota di Kochi, Jepang," kata Wali Kota Eri dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim.

Wali Kota Eri juga menyampaikan, diharapkan hubungan erat ini dapat membawa dampak baik bagi kedua negara, antara Indonesia dan Jepang. 

Ia juga tak ingin sister city antar kedua negara tidak hanya sekadar kunjungan dan seremonial akan tetapi bisa membawa manfaat bagi Kota Surabaya juga Kota Kochi. 

"Semoga ini menjadi penguat, bagaimana sister city yang sudah kita lakukan itu bukan sekadar berkunjung-berkunjung tapi, kami juga mengirimkan beberapa anak, ada juga pertukaran pelajar, dan pegawai yang memberikan perilaku budaya, sehingga bagaimana juga bisa dirasakan arek-arek Surabaya," ujar Wali Kota Eri. 

Menurut dia, semangat dan budaya bekerja di Kochi, Jepang bisa diadopsi di Kota Surabaya. 

Bahkan, ketika dirinya juga memberikan masukan kepada jajaran ASN di lingkungan Pemkot Surabaya, juga mencontohkan semangat yang dimiliki oleh masyarakat di Kota Kochi, Jepang. 

“Selain pendidikan, budaya, ada banyak hal yang sudah kita lakukan dengan Kota Kochi. Ada beberapa yang sudah diterapkan di Kota Surabaya, seperti pelayanan publik. Tak hanya itu, ada juga pengusaha dari Kochi juga akan membuka (usahanya) di Kota Surabaya, yaitu makanan khas Jepang, ketika itu sudah buka di Surabaya maka akan meningkatkan PAD yang masuk,” paparnya. 

Disamping itu, Wali Kota Kochi Seiya Okazaki mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi dan jajarannya di lingkungan Pemkot Surabaya, telah menerima budaya Yosakoi dan kunjungannya kali ini di Kota Surabaya. 

Bahkan, dalam kesempatan ini dirinya sempat mengajak Wali Kota Eri Cahyadi untuk menari tarian Yosakoi. 

“Kunjungan saya di Kota Surabaya merupakan kali keempat, sister city yang telah memasuki tahun ke 25 ini, saya senang sekali, karena budaya kami diterima oleh masyarakat Kota Surabaya. Bahkan Pak Wali sempat merasakan pertama kali merasakan tarian Yosakoi,” kata Seiya Okazaki. 

Ia berharap, jalinan sister city antara Kota Surabaya dan Kota Kochi bisa berlangsung baik. Dan saat ini, Kota Surabaya dengan Kota Kochi akan melakukan kerjasama di bidang ekonomi. 

“Jadi saya harap hubungan antar kedua negara bisa semakin baik di masa mendatang,” pungkasnya.


RMOLJatim
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merayakan 25 tahun kerjasama sister city antar Kota Pahlawan dengan Kota Kochi, Jepang di lantai 2 Kantor Balai Kota, Minggu (16/7). 

Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut hangat kehadiran Wali Kota Kochi Seiya Okazaki beserta rombongan delegasi yang hadir. 

Usai mengikuti serangkaian acara Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) dan dilanjutkan Festival Remo & Yosakoi 2023 di halaman Taman Surya, Wali Kota Eri Cahyadi mempersilahkan rombongan Wali Kota Kochi Seiya Okazaki untuk masuk ke ruang kerjanya. 

Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, kehadiran Wali Kota Kochi yang keempat kali ini diharapkan dapat mempererat kerjasama antara Pemerintah Kota Kochi dan Pemerintah Kota Surabaya. 

"Semoga kerjasama ini terus berlanjut, tidak hanya di bidang budaya akan tetapi juga bisa di bidang lainnya. Semoga saya juga akan bisa mengunjungi Pak Wali Kota di Kochi, Jepang," kata Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri juga menyampaikan, diharapkan hubungan erat ini dapat membawa dampak baik bagi kedua negara, antara Indonesia dan Jepang. 

Ia juga tak ingin sister city antar kedua negara tidak hanya sekadar kunjungan dan seremonial akan tetapi bisa membawa manfaat bagi Kota Surabaya juga Kota Kochi. 

"Semoga ini menjadi penguat, bagaimana sister city yang sudah kita lakukan itu bukan sekadar berkunjung-berkunjung tapi, kami juga mengirimkan beberapa anak, ada juga pertukaran pelajar, dan pegawai yang memberikan perilaku budaya, sehingga bagaimana juga bisa dirasakan arek-arek Surabaya," ujar Wali Kota Eri. 

Menurut dia, semangat dan budaya bekerja di Kochi, Jepang bisa diadopsi di Kota Surabaya. 

Bahkan, ketika dirinya juga memberikan masukan kepada jajaran ASN di lingkungan Pemkot Surabaya, juga mencontohkan semangat yang dimiliki oleh masyarakat di Kota Kochi, Jepang. 

“Selain pendidikan, budaya, ada banyak hal yang sudah kita lakukan dengan Kota Kochi. Ada beberapa yang sudah diterapkan di Kota Surabaya, seperti pelayanan publik. Tak hanya itu, ada juga pengusaha dari Kochi juga akan membuka (usahanya) di Kota Surabaya, yaitu makanan khas Jepang, ketika itu sudah buka di Surabaya maka akan meningkatkan PAD yang masuk,” paparnya. 

Disamping itu, Wali Kota Kochi Seiya Okazaki mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi dan jajarannya di lingkungan Pemkot Surabaya, telah menerima budaya Yosakoi dan kunjungannya kali ini di Kota Surabaya. 

Bahkan, dalam kesempatan ini dirinya sempat mengajak Wali Kota Eri Cahyadi untuk menari tarian Yosakoi. 

“Kunjungan saya di Kota Surabaya merupakan kali keempat, sister city yang telah memasuki tahun ke 25 ini, saya senang sekali, karena budaya kami diterima oleh masyarakat Kota Surabaya. Bahkan Pak Wali sempat merasakan pertama kali merasakan tarian Yosakoi,” kata Seiya Okazaki. 

Ia berharap, jalinan sister city antara Kota Surabaya dan Kota Kochi bisa berlangsung baik. Dan saat ini, Kota Surabaya dengan Kota Kochi akan melakukan kerjasama di bidang ekonomi. 

“Jadi saya harap hubungan antar kedua negara bisa semakin baik di masa mendatang,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dalam rangka merayakan 25 tahun hubungan kerjasama sister city antara Kota Surabaya dengan Kota Kochi Jepang, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Pemerintah Kochi Jepang menggelar Festival Remo Yosakoi, di Halaman Balai Budaya Kota Surabaya, Minggu (16/7).

Meski sempat terhenti selama 3 tahun akibat pandemi COVID-19, Festival Remo Yosakoi kali ini semakin meriah. Sebab, selain diikuti oleh pelajar di Kota Pahlawan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk kali pertama ikut menari. 

Wali Kota Eri menunjukkan kepiawaiannya dalam unjuk seni tari saat didampingi oleh Wali Kota Kochi Jepang Seiya Okazaki.

Wali Kota Eri mengatakan bahwa Festival Remo Yosakoi sangat luar biasa. 

Dimana, gelaran tampilan seni budaya tersebut telah dilaksanakan sebelum ia menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan. 

Di sisi lain, melalui Festival Remo Yosakoi, Wali Kota Eri mengaku dapat mempererat hubungan seni dan budaya antara Kota Surabaya dengan Kota Kochi Jepang.

“Karena sudah banyak hal yang sudah kita lakukan, semoga ini menjadi penguat, bagaimana sister city yang kita lakukan dengan salah satunya adalah melalui sinergi antar budaya,” kata Wali Kota Eri.

Sebab, menurutnya, dalam upaya mempererat hubungan kerjasama sister city antara Kota Surabaya dengan Kota Kochi Jepang, tidak cukup dengan saling berkunjung. 

Melainkan, melakukan kegiatan sinergitas lainnya, seperti pertukaran pelajar hingga pertukaran pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya. 

“Bagaimana perilaku dan budaya dalam pendidikan di Kochi bisa dirasakan di Surabaya, serta begitu sebaliknya. Di Kochi pun juga ada yang diambil dari Surabaya, bagaimana Remo dan Yosakoi lewat semangat budaya. Sister city sangat luar biasa dan semoga terus berlanjut untuk memberikan yang terbaik untuk Kota Surabaya dan Kochi,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Kochi Jepang, Seiya Okazaki menyampaikan bahwa sister city antara Kota Surabaya dan Kota Kochi sebetulnya telah memasuki usia ke-26 tahun. 

Sebab, dalam perayaan ke-25 tahun, pihaknya tidak bisa mengunjungi Kota Pahlawan akibat pandemi Covid-19. 

Karenanya, pada kesempatan kali ini, Kota Surabaya dan Kota Kochi Jepang merayakan usia sister city mereka yang ke-25 tahun dengan menggelar Festival Remo Yosakoi.

Meski begitu, ia mengaku sangat senang sekali saat menyaksikan penampilan Festival Remo Yosakoi. 

Menurutnya, budaya seni tari Yosakoi telah diterima dengan baik oleh masyarakat Kota Surabaya. 

Bahkan, ia menilai bahwa Yosakoi telah menjadi bagian dari budaya Kota Surabaya.

“Hari ini saya sudah ikut menari Yosakoi bersama dengan Pak Eri, dimana Pak Eri merupakan kali pertama mencoba menari Yosakoi. Tapi Pak Eri sangat menikmati dan merasa senangnya menarikan tarian Yosakoi,” kata Seiya Okazaki.

Tak hanya itu saja, Seiya Okazaki melihat bahwa Wali Kota Eri merupakan pemimpin yang sangat populer di kalangan anak-anak muda di Kota Surabaya. 

Serta sangat dipercaya oleh banyak masyarakat di Kota Pahlawan. Karenanya, ia berharap sister city antara Kota Surabaya dengan Kota Kochi Jepang dapat terus berlangsung kedepannya.

“Saya harap kerjasama yang telah berlangsung baik dalam waktu yang panjang antara Kota Surabaya dan Kota Kochi bisa terus berjalan dimasa yang akan datang,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) 2023 atau Parade Deville ke-16 pada Minggu (16/7) pagi. 

Event internasional yang diikuti oleh 8 negara dan 9 daerah di Indonesia ini dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji serta sejumlah tamu kehormatan, yaitu Wali Kota Kochi Anil Kumar dan juga Konjen Jepang Takeyama Kenichi.

Para peserta itu diberangkatkan dari Jalan Tunjungan Surabaya ke halaman Balai Kota Surabaya. 

Setelah memberangkatkan para peserta, Wali Kota Eri bersama tamu kehormatan lainnya ikut jalan kaki dari Jalan Tunjungan hingga ke depan Hotel Tunjungan. 

Di depan hotel bersejarah itu, satu persatu peserta menunjukkan aksinya dalam menari dan menunjukkan kebudayaan mereka.

Selanjutnya, mereka naik becak hias menuju ke halaman Balai Kota Surabaya. 

Tiba di Balai Kota Surabaya, mereka disambut dengan Festival Remo dan Yosakoi. 

Suasana semakin meriah ketika semua peserta Festival Remo dan Yosakoi menunjukkan tari Yosakoi secara bersama-sama.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri bersyukur karena Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2023 berlangsung dengan meriah dan sangat luar biasa. 

Bahkan, ia memastikan sejumlah negara ikut memeriahkan acara tersebut. 

“Ada 8 negara dan 9 daerah di Indonesia yang memeriahkan acara yang sangat luar biasa ini,” kata Wali Kota Eri.

8 negara itu adalah Yunani, India, Korea Selatan, Mexico, Filipina, Sri Lanka, Uzbekistan dan Prancis. 

Sedangkan 9 daerah di Indonesia itu adalah Pangkal Pinang (Bangka Belitung), Mengwi (Bali), Kendari (Sulawesi Tenggara), Flores (NTT), DKI Jakarta, Banjarmasin (Kalimantan Barat), Bone (Sulawesi Selatan), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kota Surabaya dan Mojokerto (Jawa Timur).

Menurut Wali Kota Eri, sebuah negara bisa disatukan dengan budaya, karena kekuatan budaya itu bisa menanggalkan kekuatan antar negara dan antar kota. 

Makanya, semangat cross culture inilah yang terus dia terapkan di Kota Surabaya dalam menjalankan roda kepemimpinannya. 

“Di Surabaya tidak ada yang lebih kuat antara satu dinas dengan dinas lainnya, tidak ada wali kota yang lebih hebat dari dinasnya,” tegasnya. 

Oleh karena itu, dengan adanya Surabaya Cross Culture ini budaya-budaya bisa dikumpulkan dan bisa menghargai budaya yang satu dengan yang lainnya. 

“Jadi, budaya itu menyatukan dua kubu yang berbeda,” katanya. 

Ia juga menegaskan bahwa cross culture itulah yang diadopsi untuk membangun Kota Surabaya dengan rasa guyub rukunnya dan gotong royongnya. 

Itulah yang dilakukannya selama memimpin Kota Surabaya. 

“Sebenarnya, mulai saya menjabat Wali Kota Surabaya, saya membangun Surabaya dengan budaya, dan budaya-budaya ini akan terus kita kembangkan setiap tahunnya, karena acara ini akan kita gelar setiap tahun,” pungkasnya. 

Minggu, 16 Juli 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) di Surabaya menunjukkan angka elektabilitas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi masuk tiga besar kandidat Gubernur Jawa Timur. 

Namun sayangnya hasil riset SSC ini tak mendapatkan sambutan ceria dari mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.

Menurut Wali Kota Eri, agenda politik di 2024, seperti halnya di pilkada belum menjadi atensinya. 

Politisi PDI Perjuangan ini justru memilih fokus untuk menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat Kota Pahlawan.

"Awak e dewe mikir kemiskinan gurung mari-mari, kok mikir gawe pil-pilan (Kami memikirkan kemiskinan saja belum selesai-selesai, kok memikirkan Pemilihan)," kata Wali Kota Eri, Sabtu (15/7).

Menurut Wali Kota Eri, angka kemiskinan di Surabaya cenderung menurun dalam dua tahun terakhir. 

Setelah meningkat pada masa pandemi hingga 5,23 persen (2021), kini angka kemiskinan Surabaya menurun menjadi 4,72 persen (2022).

Sekalipun demikian, Wali Kota Eri mengungkapkan masih ada sekitar 65 ribu warga yang mendapat penghasilan kurang dari standar upah di Surabaya (UMK) yang ada di kisaran Rp4,5 juta.

Untuk itu, pihaknya memilih fokus untuk menyelesaikan angka tersebut. Sehingga, harapannya kemiskinan turun menjadi sekitar 2 persen.

Pemkot akan memberikan bantuan kepad masyarakat miskin ekstrim dengan berbagai bantuan padat karya. 

"Yang belum kerja, harus sudah kerja pada Agustus nanti," tegas Wali Kota Eri.

Selain melalui padat karya, Pemkot juga akan membekali masyarakat miskin dengan bantuan modal dan peralatan. 

Masyarakat akan diajak berjualan sesuai dengan kemampuan dan keinginan masing-masing.

Sehingga, mereka bisa meraih penghasilan secara mandiri dan berkelanjutan. 

"Kami berikan gerobak, rombong, hingga modal. Kemudian, akan kami pantau (pendampingan)," ujarnya.

Dengan intervensi tersebut, pihaknya optimis maing-masing keluarga memiliki tambahan penghasilan. 

"Sehingga, tiap KK minimal mendapat Rp4 juta," katanya.

Sebelumnya, Lembaga Surabaya Survei Center (SSC) merilis hasil penelitian terhadap calon pemilih di Surabaya, Kamis (13/7/2023). Bertajuk "Palagan Surabaya, Geliat Elektoral Menuju 2024", survei ini memotret perilaku calon pemilih jelang pemilu serentak tahun depan, di antaranya Pilgub Jatim.

Dari sisi elektabilitas, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa masih memuncaki hasil survei elektabilitas di Jatim dengan 36,3 persen. 

Dengan potensi tersebut, Khofifah memiliki kans besar untuk terpilih apabila kembali mencalonkan sebagai Gubernur.

Di bawah Khofifah, berturut-turut ada Menteri Sosial Tri Rismaharini (19,8 persen), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (18,4 persen), dan Wakil Gubernur Jatim Emil  Elestianto Dardak (11,3 persen). 

Selanjutnya, ada beberapa nama politisi senior dengan elektabilitas berada tipis di bawahnya.

"Menarik melihat Wali Kota Eri ternyata memiliki elektabilitas cukup tinggi sebagai Calon Gubernur di mata masyarakat Surabaya. Trennya meningkat, bahkan mengalahkan Emil Dardak," kata Peneliti Senior SSC, Wildan Krisnawanto dalam rilis survei tersebut.

Selain dari sisi elektabilitas, tingkat kepuasan masyarakat Surabaya terhadap Wali Kota Eri juga cukup tinggi. 

Dalam survei tersebut, angka kepuasan terhadap kinerja Wali Kota Eri mencapai 89,2 persen.

Selain itu, mayoritas masyarakat (77,7 persen) juga mempersepsikan Surabaya semakin baik di bawah kepemimpinan Eri - Armuji. 

Di antara program pemerintah kota yang dinilai maksimal adalah membuka lapangan kerja (27 persen), meningkatkan kualitas pendidikan (17,8 persen), dan meningkatkan layanan kesehatan (17,3 persen).


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Surabaya Kriya Gallery (SKG) menjadi salah satu jujukan wisatawan ketika ingin mencari oleh-oleh. 

Didalamnya, ada berbagai jenis makanan dan minuman, serta kerajinan tangan buatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Surabaya. 

Oleh-oleh karya UMKM Kota Surabaya yang dijual di SGK pun cukup terjangkau namun dengan kualitas jempolan. 

Sejak diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada 7 Maret 2022 lalu, hingga saat ini SKG meraup omzet cukup memuaskan. 

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Indonesia (Dekranasda) Surabaya Rini Indriyani mengungkapkan, capaian transaksi setiap minggunya bisa mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah. 

"Di SKG Siola kurang lebih mencapai Rp 33 juta per minggu, sedangkan per bulan kurang lebih bisa menghasilkan Rp 130 juta," ungkap Rini, Sabtu (15/7).

Sementara itu, masih kata Rini, di SKG MERR per minggu bisa menghasilkan kurang lebih Rp16 juta. 

Sedangkan capaian di SKG MERR selama sebulan bisa mencapai kurang lebih Rp64 juta. 

Meskipun omzet cukup memuaskan, Rini tak puas begitu saja, peningkatan kualitas produk dan pelayanan di SKG Siola maupun di MERR. 

Rini mengaku, SKG saat ini masih belum memiliki website atau aplikasi khusus online shopping, namun untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pembelian secara online. 

Untuk meningkatkan omzet dan pelayanan pembelian, sementra ini pelanggan SKG bisa menggunakan link online shop Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui alamat website epeken.surabaya.go.id dan bisa melalui Tokopedia.

"SKG Siola dan MERR juga bekerjasama dengan Tokopedia. Bahkan layanan pesan antar masih menggunakan layanan Gojek dan sejenisnya, dimana ongkos kirim yang muncul dibebankan kepada para pelanggan yang dibayarkan saat barang diterima oleh pelanggan," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya menggandeng Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya dalam rangka mengangkat kesejahteraan jamaah masjid di Surabaya.

Hal tersebut dibahas langsung oleh Ketua DMI Surabaya Arif Afandi dengan Ketua PCNU Surabaya KH Umarsyah di Kantor PCNU Surabaya, Jalan Bubutan Gang VI, Surabaya, Sabtu 15 Juli 2023. 

Sebelum membahas secara fokus, Arif Afandi menyampaikan selamat atas dilantiknya KH Umarsyah sebagai Ketua PCNU baru. Dengan pimpinan baru, semangat baru harus dibawa bagaimana merubah mindset NU yang dikenal sebagai islam tradisional menjadi islam bergaya urban. 

Menyambut itu, DMI Surabaya datang membawa program bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat jamaah masjid yang belum semuanya sejahtera. 

Salah satunya adalah dengan program simpan pinjam berbasis koperasi khusus masjid bagi jamaah masjid. 

Di mana, seluruh jamaah dapat mengajukan pinjaman dengan rekomendasi dari takmir masjid. Termasuk terkait dakwah.

"Kami ingin bisa bersama kolaborasi bagaimana kita menjadikan DMI dan NU ini  maslahatnya betul-betul dirasakan oleh jamaah atau warganya," kata Arif, Sabtu (15/7).

Kenapa NU, ia mengatakan, tidak dipungkiri dari 1.300 Masjid dan 1.500 Musala yang ada mayoritas adalah warga NU. "Namun, tidak hanya bagi warga NU saja, tapi juga terbuka bagi warga Muhammadiyah dan lainnya," tegasnya. 

Selanjutnya, ia berencana melakukan aksi dengan menjadikan sejumlah masjid sebagai percontohan yang nantinya akan diperluas ke seluruh masjid di Kota Pahlawan. 

Program tersebut disambut riang gembira oleh Ketua PCNU Surabaya KH Umarsyah. Ia menyebut, bahwa PCNU juga memiliki fokus tidak hanya dalam sisi keagamaan saja tapi bagaimana meningkatkan kesejahteraan warga. 

Ia menyebut, bahwa PCNU Surabaya tengah merintis tiga hal yakni pembentukan karakter, perubahan mindset warga NU lebih modern, serta kebiasaan. 

"Jadi buat kami ini tambahan energi untuk melakukan percepatan mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kemakmuran masjid," ungkap Umarsyah. 

Pria yang juga Ketua PBNU itu menjelaskan, PCNU Surabaya dibantu Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah NU saat ini telah melakukan hal serupa namun lebih menyasar rumah tangga dengan memberikan bantuan usaha penjualan komoditas bahan pokok. 

"Warga kami tidak hanya di rumah tangga saja tapi ada di masjid. Kami dalam usaha ini tidak membatasi untuk warga NU saja, kami paham kebutuhan komoditas bahan pokok tidak hanya warga NU saja. Sehingga yang bisa melakukan tidak hanya warga NU tapi semua bisa dan bisa saling kerja sama," jelasnya. 

Tak hanya bidang ekonomi saja, Umar juga berharap bersama DMI dapat meningkatkan kualitas dan memperbanyak jumlah khatib. 

Di era yang sudah maju ini, kata penghobi Golf itu mengatakan, bahwa khatib di Surabaya harus memberikan dakwah yang sesuai kebutuhan masyarakat urban. 

Sehingga, ia berencana melakukan audisi dan pelatihan dakwah yang memberikan kenyamanan, solusi terhadap permasalahan, dan bebas dari politik praktis. Dengan ini, diharapkan anak-anak muda lebih banyak datang ke masjid.

"Akhir tahun harapan kami sudah bisa buka layanan dakwah yang bisa memberi kenyamanan, bisa memberi solusi terkait permasalahan yang aktual," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana merevitalisasi dan menghidupkan kembali kompleks Taman Remaja Surabaya (TRS). 

Sedianya, lokasi tersebut akan dijadikan pusat kesenian dan wahana wisata murah keluarga di Kota Pahlawan.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, bahwa sudah ada investor yang berminat untuk membangun TRS. 

Saat ini progres rencana revitalisasi TRS dalam pendampingan kejaksaan.

"Taman remaja sudah ada investor. Sekarang sedang pendampingan di kejaksaan tinggi, yang insyaallah terkait dengan pelaksanaan dan keuangannya," kata Wali Kota Eri, Sabtu (15/7).

Wali Kota Eri menyatakan, bahwa ia juga telah meminta kepada pihak pengelola, agar nantinya menentukan Harga Tiket Masuk (HTM) TRS maksimal Rp25 ribu. 

Penentuan HTM ini sudah menjadi komitmennya dalam menyediakan wisata murah keluarga di Surabaya.

"Karena saya minta Taman Remaja Surabaya ini tiket masuknya maksimal Rp25 ribu. Kalau dia (pengunjung) mau bermain lagi, silahkan bayar. Tapi masuk, menikmati ada plaza terbuka, itu adalah Rp25 ribu. Saya ingin ada wisata murah di Surabaya," ujarnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengungkap konsep rencana revitalisasi TRS ke depannya. 

Dimana TRS nantinya akan lebih banyak ruang terbuka, seperti plaza dan pertunjukan kesenian.

"Konsepnya adalah plaza terbuka yang bisa menampilkan seni dan ludruk. Juga nanti ada tempat-tempat yang mengenang ludruk zaman dulu dan tempat keluarga. Jadi banyak tempat terbukanya untuk plaza, penampilan seni," ungkapnya.

Rencananya, Wali Kota Eri menyebut, kerjasama pengelolaan Taman Remaja Surabaya akan menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT). 

"Jadi seperti (kerja sama) pengelolaan Pasar Turi. Ada kerjasama atau sewa berapa puluh tahun, setelah itu harganya sekian," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Surabaya, Febrina Kusumawati menyebut, bahwa rencana revitalisasi TRS dalam tahap penyepakatan nilai appraisal antara pemkot dengan pihak investor. 

"Masih disepakatkan terkait appraisal-nya. Kemarin kita dibantu pendampingan oleh jaksa," kata Febrina Kusumawati.

Menurut Febri, nilai appraisal itu sudah ditawarkan ke pihak investor. Sementara ini, pihak investor tengah menghitung cash flow pengelolaan TRS dengan nilai appraisal yang ditentukan. 

Seperti misalnya, menghitung besaran harga tiket wahana TRS dengan profit yang akan didapatkan investor dan sebagainya.

"Jadi tinggal menunggu feedback saja. Appraisal sudah selesai kan disampaikan ke investor, tinggal mereka mau atau tidak. Kalau konsepnya itu diserahkan ke investor, tapi untuk nuansanya masih seperti dulu, hiburan rakyat. Yang pasti konsep besarnya seperti dulu dengan makeover kekinian," pungkasnya.

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive