Trofi Piala Dunia FIBA 2023 tersebut, dipamerkan di halaman Balai Pemuda pada Rabu (2/8).
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, Kota Surabaya hari ini menjadi bagian dari sejarah perjuangan basket Indonesia.
Di momentum luar biasa ini, ia berharap, bisa dijadikan motivasi dan inspirasi bagi para pecinta basket di Kota Surabaya, Jawa Timur.
“Semakin berjaya ya untuk pegiat basket di Surabaya, dan kita harapkan cabang olahraga (cabor) basket ini menjadi yang utama, serta berkontribusi bagi atlet dan pembina olahraga basket di sini,” kata Wiwiek.
Dalam kegiatan ini, Wiwiek tak sendiri, ia turut didampingi oleh Ketua Persatuan Basket Indonesia (Perbasi) Jawa Timur Grace Evi Ekawati.
Event pertama kali yang digelar di Kota Surabaya itu, ada beberapa stan yang bisa dikunjungi, mulai dari booth trofi Piala Dunia FIBA 2023, foto booth 360 derajat, hingga both high jump.
Sebelumnya, trofi ini dipamerkan di dua daerah di Indonesia, yakni Kota Solo, Jawa Tengah dan di beberapa tempat ikonik di Provinsi Bali.
Setelah dari Kota Surabaya, rencananya trofi ini akan diboyong ke Jakarta untuk dipamerkan.
Wiwiek menyampaikan, kesempatan ini juga menjadi motivasi bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memberikan dorongan dan fasilitas bagi para atlet basket di Kota Surabaya.
Bahkan, Pemkot Surabaya sudah melakukan berbagai aksi, mulai dari pembibitan hingga memberikan wadah untuk para atlet basket di Kota Pahlawan.
“Pembibitan itu dilakukan baik di anak-anak SMA, SMP, dan sebagainya. Begitu pembibitan kita bisa dorong untuk masuk klub hingga ke tingkat provinsi bahkan Indonesia (nasional). Bahkan pemkot juga sempat menggelar lomba basket yang memperebutkan piala wali kota,” sampainya.
Wiwiek mengungkapkan, atlet basket di Kota Pahlawan memiliki segudang prestasi bergengsi, salah satunya menjadi juara umum di pertandingan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim.
Menurutnya, hal ini menjadi bukti, bahwa pembibitan dan pembinaan cabang olahraga (cabor) basket di Kota Pahlawan berjalan baik.
“Para pebasket ini sangat luar biasa, sangat konsisten, mereka juga punya komitmen yang luar biasa,” ungkapnya.
Di samping itu, Ketua Umum Perbasi Jatim Grace Evi Ekawati menyampaikan, alasan Trofi Piala Dunia FIBA 2023 ini dipamerkan di empat wilayah di Indonesia.
Piala yang dijuluki trofi Naismith ini sengaja didatangkan sebagai pemantik semangat para atlet dan pegiat basket di Jatim, khususnya Kota Surabaya.
“Ini sebagai legacy (warisan) ya, bahwa piala dunia (basket) itu ada di Indonesia. Makanya, trofi ini dikelilingkan di seluruh Indonesia, kebetulan Surabaya terpilih,” sampai Evi.
Tak hanya itu, alasan dihadirkannya trofi ini karena barometer basket di Jatim adalah Kota Surabaya.
Dia menerangkan, di Kota Surabaya sendiri ada sekitar 56 klub basket. Jumlah tersebut, melampaui jumlah klub basket yang ada di daerah lain di Jatim.
Dirinya berharap, kehadiran trofi ini bisa menjadikan basket laiknya cabor sepak bola yang banyak diminati oleh masyarakat.
Ia yakin, basket adalah cabor yang juga memiliki masa depan gemilang di masa depan.
Untuk mendorong para atlet basket di Jatim lebih banyak meraih prestasi, ke depannya ia akan memperbanyak kompetisi.
Selain mendorong agar lebih berprestasi, juga untuk meningkatkan jam terbang para atlet basket di Jatim.
Sebelum trofi ini tiba di Balai Pemuda, sempat dibawa ke tempat-tempat ikonik di Kota Surabaya. Diantaranya monumen Kapal Selam dan Bambu Runcing.
Pada Kamis 3 Agustus 2023, trofi ini akan dibawa menuju ke museum Tugu Pahlawan hingga patung Suro dan Boyo, kemudian dipamerkan kembali di halaman Balai Pemuda.
“Kami harap cabor ini bisa memasyarakatkan olahraga basket ataupun memasyarakatkan masyarakat dengan basket,” tandasnya.