Kompetisi SSFT perdana di Indonesia ini dimenangkan oleh tim Dasher dari Madrasah TechnoNatura Depok, Jawa Barat, dengan solusi bernama Biomass Gasification untuk memproduksi hidrogen dari biomassa sebagai solusi bahan bakar yang ramah lingkungan.
Juara kedua adalah tim RGB dari SMA Negeri 8 Jakarta yang menciptakan KeywordRBG, aplikasi belajar yang mengintegrasikan AI dan gamification untuk membuat kegiatan belajar di kelas semakin menyenangkan.
Adapun juara ketiga adalah kelompok Qalam Malaq dari SMA Negeri 78 Jakarta yang menciptakan solusi Microalgae Aquarium (Malaq) berisi microalgae yang efektif mengubah karbondioksida menjadi oksigen, cocok untuk menangani masalah polusi udara di perkotaan.
Para pemenang SSFT ini akan mendapatkan hadiah produk-produk dari Samsung sebagai berikut
Pemenang pertama mendapatkan hadiah produk Samsung senilai Rp150 juta, runner up pertama senilai Rp70 juta, runner up kedua senilai Rp45 juta, dan pemenang People Choice akan mendapatkan hadiah produk Samsung senilai Rp25 juta.
Bagi anak-anak muda masa kini, teknologi adalah ‘taman bermain’ mereka.
Dimana ide-ide kreatif dan unik bisa dikembangkan menjadi solusi teknologi yang bermakna bagi masyarakat.
Menurut sebuah survei yang mewawancarai lebih dari 20.000 anak muda dari 20 negara,184 persen Gen Z percaya bahwa teknologi dapat membantu membangun hari esok yang lebih baik. SSFT merupakan wujud komitmen Samsung Electronics Indonesia untuk memberdayakan inovator-inovator muda berbakat Indonesia untuk berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia, sekaligus membuka peluang bagi masa depan mereka.
Dan Indonesia diuntungkan oleh fakta-fakta ini.
Betapa tidak, populasi Indonesia kini didominasi oleh generasi Z dengan proporsi 27,94 persen dari total populasi.
Dua Bonus demografi seperti ini menjadi momentum untuk memberdayakan calon-calon pemimpin masa depan.
"Samsung Solve for Tomorrow diinisiasi sebagai wadah di mana anak-anak muda didorong dan diberdayakan untuk berani mengemukakan ide-ide mereka untuk menciptakan perubahan yang lebih baik di dalam komunitas. Potensi anak-anak muda Indonesia sangat besar menjadi generasi penerus dan calon pemimpin masa depan untuk Indonesia yang lebih baik," ujar President Samsung Electronics Indonesia, Simon Lee, Senin (18/9).
Melalui SSFT, Samsung mendorong siswa SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia menjadi inovator sejak dini dengan memberikan ide yang dapat menjadi solusi-solusi inovatif berbasis STEM.
Dari 309 ide yang dikirimkan, terpilih 40 semi-finalis yang kemudian mengikuti boot camp mentoring dan pelatihan design thinking untuk mempertajam idenya menjadi perencanaan yang efektif.
Pada babak final ke 15 tim finalis melalui sesi presentasi dan interview yang dilakukan oleh dewan juri yang terhormat yang mewakili Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kementerian Agama, Pusat Penelitian Teknologi Informasi & Komunikasi - Institute Teknologi Bandung, dan tim dari Samsung, yang merupakan para pakar di bidangnya, termasuk di bidang STEM.
Banu Pribadi, Head of B2B Innovation Lab - Samsung R&D Indonesia, mengatakan bangga telah menjadi bagian dari proses penentuan pemenang Samsung Solve for Tomorrow, sebab ide-ide yang dicetuskan para peserta benar-benar luar biasa.
“Sebagai juri, saya tidak bisa menahan kagum menyaksikan bagaimana anak-anak muda ini dengan berani mengajukan ide-ide yang kreatif untuk menghasilkan perbedaan di komunitas mereka. Saya bisa katakan, teknologi akan sangat bermakna ketika ia ada di tangan yang tepat dan para finalis Samsung Solve for Tomorrow menunjukkan mereka adalah orang-orang yang tepat,” kata Banu.
Winner Jihad Akbar, S.Si., M.Ak, Plt Direktur SMA, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengapresiasi komitmen Samsung yang konsisten memberdayakan para pelajar Indonesia untuk masa depan yang lebih baik.
“Samsung Solve for Tomorrow telah menunjukkan bahwa generasi emas kita ini memang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi atas masalah krusial di tengah-tengah komunitas mereka. Dengan kompetisi dan pembekalan yang baik di SSFT, mereka dapat menjawab berbagai permasalahan itu dengan solusi-solusi yang inovatif dan berdampak. Ini adalah bekal yang sangat berharga bagi mereka sebagai sebagai calon-calon pemimpin masa depan bangsa ini," papar Winner.
Adapun Muchammad Sidik Sisdiyanto, M.Pd, Plt Direktur KSKK Kementerian Agama, mengatakan sangat senang siswa-siswa Madrasah Aliyah telah diberikan kesempatan melalui Samsung Solve for Tomorrow untuk menunjukkan ide dan kreativitas mereka dalam memecahkan masalah-masalah sosial di masyarakat.
“Samsung Solve for Tomorrow membuktikan bahwa inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat bisa datang dari siapa saja, asalkan punya keberanian serta kemauan untuk belajar dan memanfaatkan teknologi untuk merancang solusi yang menakjubkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Kompetisi ini adalah peluang yang sangat baik bagi dunia pendidikan madrasah di Indonesia untuk terus menggali potensi anak-anak muda untuk masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.
Tentang Samsung Electronics Co., Ltd.
Samsung menginspirasi dunia dan mengukir masa depan melalui ide dan teknologi yang transformatif.
Perusahaan ini mendefinisi ulang dunia televisi, smartphone, perangkat wearable, tablet, peralatan rumah tangga digital, sistem jaringan, foundry dan memory, solusi sistem LSI dan LED.
Pemenang Samsung Solve for Tomorrow berhasil ciptakan solusi penghasil bahan bakar hidrogen yang ramah lingkungan dari biomassa, aplikasi belajar yang menyenangkan berbasis AI, dan aquarium microalgae yang efektif untuk mengatasi masalah polusi udara di perkotaan.
Latar belakang:
Komunitas global makin intens mengurangi jejak karbon mereka, salah satunya dengan cara bertransisi dari sumber energi fosil ke sumber energi terbarukan.
Hidrogen memiliki potensi yang menjanjikan sebagai bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan dan dapat mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbonnya sebanyak 31,89-43,2 persen sampai 2030.
Akan tetapi, masalah dalam pengembangan hidrogen sebagai bahan bakar hijau untuk sampai ke end user adalah biaya produksi yang tinggi, penyimpanan, serta suplai dan transportasi.
Untuk itu, tim Dasher mengusulkan Biomass Gasification, mesin yang dapat mengubah bahan baku biomassa menjadi campuran gas (salah satunya adalah hidrogen) yang dikenal sebagai SynGas, dengan biaya yang lebih kompetitif.
Mengapa Biomass Gasification?
Biomassa merupakan sumber daya domestik yang melimpah.
Ada lebih banyak biomassa yang tersedia daripada yang dibutuhkan untuk kebutuhan pangan dan pakan ternak.
Biomassa mendaur ulang karbondioksida. Tanaman mengkonsumsi karbon dioksida dari atmosfer sebagai bagian dari proses pertumbuhan alami mereka, saat mereka membuat biomassa, tumbuhan mengimbangi karbondioksida yang dilepaskan dari produksi hidrogen melalui proses biomass gasification (gasifikasi biomassa) dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang rendah.
Gasifikasi biomassa adalah teknologi yang matang dengan biaya yang kompetitif untuk memproduksi hidrogen. Metode ini juga dapat menyelesaikan masalah ruang penyimpanan dan transportasi karena bahan baku yang berbentuk pelet.
Bagaimana Biomass Gasification bekerja?
Proses gasifikasi biomassa diawali dengan memasukkan pelet biomassa ke dalam reaktor gasifikasi. Pada suhu tinggi (700-1000 derajat Celsius) gasifikasi akan terjadi.
Biomassa pun bereaksi dan suhu tinggi akan memisahkan gas-gas yang terkandung dalam biomassa dan akan membentuk SynGas (terdiri dari H2, CO2, CO, CH4).
SynGas kemudian didinginkan oleh cooling system lalu dibersikan dalam filter tank. SynGas yang sudah bersih bisa dikeluarkan dari gasifier.
Pengembangan Prototype Biomass Gasification.
Untuk pengembangan mesin Biomass Gasification lebih lanjut, Tim Dasher melakukan:
1. Produksi Pelet Biomassa
Tim Dasher sedang mengidentifikasi sejumlah limbah atau bahan biomassa yang mudah didapat, efisien, dan mudah dijadikan pelet biomassa untuk sumber hidrogen.
2. AI H2 Identification on Biomass pellet
Tim Dasher membuat alat identifikasi kandungan pelet biomassa menggunakan bantuan AI, yang menggabungkan teknologi Flame Visual Detection dan AI Nose Detection. Sistem AI ini dapat memberikan penilaian akurat terhadap kandungan hidrogen dan gas-gas lainnya yang dihasilkan dari pelet biomassa.
3. Biomass Gasifier Prototype
Tim Dasher membuat prototype mesin biomass gasifier. Dengan alat AI H2 content identification dan api yang tercipta, didapati bahwa mesin ini berhasil menghasilkan hidrogen dan SynGas lainnya.