Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa keberadaan Asesor Kompetensi sangat penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
Ia menegaskan, kebutuhan tenaga kerja bersertifikasi kompetensi akan terus meningkat karena meningkatnya investasi di sektor industri makanan minuman pertambangan, tekstil dan busana, kimia, otomotif, elektronika, dan kerajinan.
"Dalam sistem sertifikasi kompetensi kerja nasional memerlukan asesor kompetensi berkualitas, sebab Asesor kompetensi memainkan peran sentral dalam menilai dan memastikan bahwa peserta sertifikasi memenuhi kriteria yang telah ditetapkan Ini yang harus ditekankan. Karena jika Asesor Kompetensinya tidak berkompeten, maka mutu pendidikan vokasi akan dipertanyakan," ungkap Adik Dwi Putranto di Surabaya, Selasa (29/1/2024).
Lebih lanjut Direktur Kadin Institute Nurul Indah Susanti yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim sekaligus yang memoderator i dalam workshop tersebut mengungkapkan bahwa Sertifikasi Profesi merupakan proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui asesmen kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau Standar Kompetensi Khusus atau Standar Internasional guna meningkatkan pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi Nasional.
"Sistem Sertifikasi Kompetensi Nasional merupakan dasar untuk memastikan bahwa tenaga kerja harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar. Sertifikasi kompetensi juga sebagai salah satu instrument penjaminan mutu pada Lembaga Sertifikasi (LSP)," kata Nurul Indah Susanti.
Sementara itu Anggota BNSP Miftahul Aziz disaat workshop menyampaikan tentang optimalisasi peran asesor kompetensi dalam memelihara kualitas sertifikasi kompetensi.
Di Indonesia jumlah asesor kompetensi yang telah terdaftar di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 65.558 dan LSP 2856 pada tahun 2023. Khsusnya di Provinsi Jawa Timur, dengan ketersediaan 366 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan jumlah asesor lebih kurang 6.500 orang.
Hal ini menandakan potensi besar untuk memberikan dampak positif pada penjaminan mutu di Lembaga Sertifikasi Profesi ( LSP ) , Perlu di tingkatkan pada tataran
"Melalui kegiatan ini, diharapkan hasil sertifikasi kompetensi dapat mencapai tingkat optimal, memberikan manfaat nyata di industri dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia di Jawa Timur," ungkap Anggota BNSP Miftakul Aziz.
Pada kesempatan tersebut, Miftakul Aziz juga menyampaikan 8 poin penting kepada LSP, yaitu program pengembangan, kaji ulang MUK, Validasi asesmen, penilaian kinerja asesor dan menyusun MUK, asesor harus memiliki kompetensi teknis, asesor mampu menerapkan rencana dan asesmen dan penerapan sistim manajemen mutu.
Ketua Umum DPP IASPRO Irwan Usman mengatakan, sebagai wadah peningkatan kualitas asesor kompetensi, telah terbentuk Ikatan Asesor Profesional Indonesia atau IASPRO di Jawa Timur.
Terdapat sekitar 5 ribu orang asesor yang bernaung pada 366 lembaga sertifikasi profesi, yang terdiri dari 300 LSP pihak satu, 6 LSP pihak dua, dan 60 LSP pihak tiga.
"Kualitas asesor pada LSP pihak 3 menjadi kunci peningkatan produktivitas tenaga kerja sekaligus kemajuan perekonomian indonesia," terangnya.
Kegiatan ini merupakan langkah konkrit dan ikhtiar IASPRO sebagai organisasi profesi yang bekerjasama dengan Kadin Jawa Timur melakukan kolaborasi dengan LSP sebagai rumah asesor kompetensi serta memberikan kontribusi positif terhadap kebijakan BNSP dalam peningkatan kompetensi asesor untuk mendukung pengembangan kompetensi kerja yang berkualitas di Jawa Timur.
Wakil Ketua BNSP, Ulfah Mashfufah yang membuka kegiatan workshop bagi para asesor kompetensi di Jawa Timur menilai para asesor adalah kunci peningkatan sumberdaya manusia Indonesia.
Ia menegaskan, para asesor berperan penting atas keberhasilan Indonesia menyambut bonus demografi serta program indonesia emas tahun 2045.
"Oleh karena itu para asesor harus mampu mengikuti kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan dunia industri agar mampu menyiapkan tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi," katanya.
Dirut PT Susanti Megah Hermawan Susanto juga mengungkapkan pentingnya penguasaan kompetensi asesor sesuai dengan kebutuhan dunia industri.
Ia juga bercerita tentang pengalamannya membangun industri garam sejak tahun 1977 hingga menjadi produsen garam beryodium terbesar di Indonesia.
Salah satu yang menjadi penentu keberhasilan tersebut adalah kompetensi tenaga kerja.
"Kebutuhan kualifikasi tenaga kerja terus berubah karena menyesuaikan dengan kemajuan teknologi dan keinginan konsumen yang terus berubah. Tanpa kemauan untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi, para asesor akan kesulitan menyiapkan kebutuhan kompetensi dunia industri. Padahal kompetensi SDM yang baik sangat dibutuhkan oleh industri pada saat ini dan masa mendatang," pungkasnya.
Kadin Jatim bersama Kadin Institute dan Ikatan Asesor Profesional Indonesia (IASPRO) Jawa Timur telah menyelenggarakan kegiatan workshop dengan tema “Peningkatan Kompetensi Asesor Kompetensi terhadap Kualitas Sertifikasi Kompetensi sebagai penjaminan mutu di Lembaga Sertifikasi Profesi“. Kegiatan diikuti oleh sekitar 375 Asesor Kompetensi dari berbagai daerah di seluruh Jatim, di BG Junction Surabaya, Sabtu(27/1/2024).