Warga Kota Surabaya pun terus berdatangan dari berbagai penjuru arah. Pasalnya, di Taman Surya Balai Kota Surabaya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar kembali Shalat Idul Fitri 1445 hijriah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama keluarganya, istri dan kedua anaknya juga tiba di Taman Surya.
Alunan takbir pun terus berkumandang kala itu. Sesekali, panitia Shalat Eid mengumumkan bahwa Shalat Eid akan dilakukan tepat pukul 06.00 WIB, sehingga mereka meminta kepada jamaah yang masih ada di perjalanan diminta untuk segera mempercepat langkahnya dan diminta untuk segera menempati shaf yang telah disiapkan.
Tepat pukul 06.00 WIB, Shalat Eid pun dilakukan. Yang bertindak sebagai imam Shalat Eid adalah KH. Abdul Hamid Syarifuddin yang merupakan Qori’ nasional dan juga Imam di Masjid Nasional Al- Akbar.
Kemudian yang bertindak sebagai khotib dalam pelaksanaan Shalat Eid di Taman Surya adalah Prof. Akh Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D yang merupakan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
Dalam ceramahnya, ia membawakan ceramah bertema "Menjadi Lebih Baik Pasca Ramadhan".
Salah satu cara supaya pasca ramadhan bisa mengubah hidup seseorang adalah dengan cara tidak meninggalkan qiyamullail dan juga jangan pernah tinggalkan ibadah sosial selama ramadhan.
Sementara itu, Wali Kota Eri memuji ceramah yang disampaikan oleh Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya itu. Bagi dia, ceramahnya luar biasa.
Pasalnya, setelah ramadhan diimbau supaya ibadahnya lebih baik karena ibadah itu tidak hanya shalat, tilawatil quran, tapi ibadah itu juga bagaimana ekosistem kebajikan terus berjalan.
“Nah, apa yang disampaikan oleh beliau ini sama dengan bagaimana ketika saya menyampaikan ada Kampung Madani pasca Bulan Ramadhan. Ketika ramadhan bisa memberi takjil, maka sebenarnya fisolofi memberikan takjil itu memberikan makan kepada orang yang membutuhkan, maka jangan pernah berhenti setelah ramadhan,” tegas Wali Kota Eri.
Menurutnya, sebagai muslim yang baik seharusnya memang meningkatkan ibadah pasca ramadhan, seperti infaq dan shodakoh harus tetap jalan sehingga tidak perlu menunggu satu tahun lagi di bulan Ramadhan.
Setelah itu juga membagikan takjil atau memberikan makan kepada saudaranya atau tetangganya harus tetap jalan.
Wali Kota Eri kembali mengapresiasi sang khatibnya yang luar biasa karena sudah mengingatkan bahwa persoalan stunting, kemiskinan dan juga lingkungan termasuk banjir dan sebagainya, tidak bisa kalau hanya diserahkan kepada pemerintahannya.
Namun, masyarakatnya juga harus ikut berkontribusi dalam menjaga kebersihan, bagaimana masyarakatnya bisa menjaga pola hidup dan sebagainya.
“Itulah sejatinya filosofi islam. Oleh karena itu, dengan kekuatan bulan Ramadhan maka kita akan membentuk Kampung Madani di Kota Surabaya pasca ramadhan,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri juga menyampaikan terimakasih kepada warga Kota Surabaya karena selama bulan Ramadhan tidak ada kejadian yang menonjol di Kota Pahlawan.
“Makanya saya selalu bilang bahwa Surabaya bisa seperti ini bukan karena pemerintahannya, tapi karena kebersamaan warganya,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia memohon kepada warga Kota Surabaya untuk terus menjalankan kekuatan umat muslim, terus menjaga toleransi beragamanya.
Menurutnya, kalau kekuatan umat muslim dan kekuatan toleransi beragama ini terus dijalankan, maka Surabaya akan jauh lebih baik daripada hari ini.
“Saya semakin yakin dengan kekuatan umat muslim dan kekuatan toleransi beragama ini, maka kita bisa membangun kekuatan mental yang ada di Kota Surabaya dengan membentuk Kampung Madani,” pungkasnya.