Meskipun keseharian sibuk turun ke masyarakat mengurus berbagai hal, ia tak melupakan kewajibannya sebagai seorang istri dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan mendidik kedua anak, yakni Alfanana Puteri dan Rahmat Haidar Pasha.
Rini mengaku, tak banyak waktu bersama dengan suami dan kedua anaknya, namun ia tak melepaskan kewajibannya begitu saja sebagai seorang ibu.
Ia tetap mengutamakan komunikasi dengan suami dan anak-anaknya.
Meskipun mengemban tugas berat mengurus balita stunting, gizi buruk, hingga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Surabaya, ia tetap memprioritaskan keluarga.
“Dalam hidup itu juga harus punya prioritas ya, saya sudah sepakat sama Pak Wali bahwa prioritas saya adalah keluarga. Karena saya ini ada Ibu dari anak-anak saya dan istri dari Pak Wali sehingga saya harus bisa berbagi waktu," kata Rini, Kamis (25/4).
Rini mengatakan, sebelum berkegiatan di luar rumah, tak lupa menyiapkan berbagai hal yang diperlukan oleh Wali Kota Eri Cahyadi.
Bahkan, ketika Wali Kota Eri akan pulang, dirinya pun harus tiba di rumah terlebih dahulu demi mendampingi suaminya.
“Ada komitmen itu ya, karena saya keluar dan pulang ke rumah juga atas izin suami. Jadi, kita punya komitmen seperti itu. Kecuali, memang ada acara yang saya harus pulang malam itu juga harus izin Bapak,” jelas Rini.
Di tengah kesibukannya sebagai Ketua TP PKK dan Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Surabaya, juga tak lupa menyempatkan waktu ketika akhir pekan bersama keluarga.
Menurutnya, hanya di akhir pekanlah waktu yang pas untuk bertemu dan berkomunikasi dengan anak-anaknya.
Karena di saat seperti itulah, menurutnya tepat untuk bertukar pikiran, saling curhat, bercerita, bahkan bercanda bersama satu sama lain.
“Bahkan ketika kami sama-sama sibuk di jam kerja, juga menyempatkan waktu bertemu, kita cari waktu quality time. Kayak ada sedikit saja (waktu) makan siang begitu ada sela, saya janjian. Ayo Yah, kita usahakan makan bareng,” ujarnya.
Di balik kewajibannya sebagai ibu rumah tangga, ia juga mengemban tugas yang begitu berat mendampingi Wali Kota Eri Cahyadi untuk mensejahterakan keluarga, pemberdayaan perempuan dan anak, serta masyarakat di Surabaya.
Ada banyak program yang sudah dilakukan olehnya dalam waktu hampir empat tahun terakhir, mulai dari memberikan makanan bergizi untuk balita stunting dan gizi buruk, menyiapkan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), pemberdayaan UMKM, hingga transisi pendidikan dari PAUD ke SD yang menyenangkan.
Menurutnya, program yang dijalankan selama ini melalui PKK, Bunda Paud, GOW, dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Surabaya tak lepas dari program-program yang dijalankan oleh wali kota.
“Jadi banyak program, yang memang tentunya tidak lepas dari program yang Pak Wali canangkan. Kadang kita juga diskusi untuk program-program yang saling menunjang,” jelas istri Wali Kota Surabaya yang juga sebagai Ketua Dekranasda Surabaya ini.
Di momen Peringatan Hari Kartini kali ini, ia tak lupa menyampaikan pesan penting kepada seluruh wanita di Kota Surabaya.
Meskipun memiliki kesibukan di luar rumah, jangan sampai lupa dengan kewajibannya sebagai seorang istri.
Ia menambahkan, sebagai generasi penerus Kartini juga harus bisa seimbang membagi kesibukannya sebagai wanita karir dan menjadi seorang istri.
Karena menurutnya Kartini yang hebat adalah Kartini yang bisa sukses di dunia dan akhirat.
“Kita harus balance ya, mungkin ego harus turun, apapun yang kita capai yang kita raih, setinggi apapun itu, itu nggak akan berhasil dunia akhirat apabila tidak ada ridho dari suami. Karena Kartini itu adalah bagaimana bisa balance menjadi wanita hebat, istri, dan wanita karir yang sukses. Menurut saya adalah Kartini yang berhasil dunia akhirat adalah Kartini yang luar biasa,” pungkasnya.