Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Ikhsan, mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Tim Pengerak TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani.
Pameran yang berlangsung hingga tanggal 18 Agustus 2024 itu menjadi ajang gelar karya bagi UMKM, sekaligus menjadi pameran pelayanan publik yang telah dilakuakan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya.
Pembukaan pameran tahunan Kota Surabaya itu semakin meriah dengan penampilan dari penyanyi asal Surabaya, Randy Pandugo.
Bahkan, acara tersebut juga disisipkan dengan fashion show batik khas Kota Pahlawan.
Seusai acara, Ketua Tim Pengerak TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda Kota Surabaya Rini Indriyani juga menyempatkan diri untuk mengunjungi stand-stand para UMKM.
Rini Indiyani mengatakan bahwa acara pameran bertema 'Asthonishing Of Batik Surabaya' itu, digelar lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Sebab, pada tahun ini jumlah peserta dan stand lebih banyak.
"Tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya, ada 183 stand dan 115 diantaranya adalah UMKM. Saya mewajibkan setiap OPD untuk membina UMKM yang ada di kecamatan maupun kelurahan sehingga mereka bisa mendapatkan stand secara gratis. Tetapi, ada pula UMKM yang sudah mandiri dan mempu menyewa stand sendiri," ujar Rini Indriyani usai mengunjungi stand-stand UMKM.
Selain acara yang digelar lebih besar, Rini Indriyani menyebut bahwa target pengunjung maupun target omzet yang didapatkan juga lebih besar dibandingkan tahun 2023 lalu.
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk mendorong kemajuan ekonomi Kota Surabaya lewat UMKMnya.
"Omzetnya ditargetkan mencapai Rp 7,5 Miliar, sementara untuk pengunjungnya ditargetkan mencapai 30 ribu pengunjung. Target ini lebih besar dari pada tahun kemarin karena perekonomiannya saat ini sudah kembali berjalan dengan baik," ujar Rini.
Dengan digelarnya Surabaya Great Expo tahun 2024 ini, Rini Indriyani mendorong produk UMKM bisa mendunia, terlebih batik khas Kota Surabaya yang diproduksi oleh pengrajin lokal.
Ia melihat bahwa batik khas Kota Surabaya memiliki potensi untuk dikenalkan dan diekspor ke luar negeri.
"Sebenarnya kita ini punya potensi untuk melakukan ekspor produk UMKM terutama batik Surabaya. Tetapi terkadang ada beberapa hal yang mereka (pelaku UMKM) tidak tahu seperti caranya bagaimana, standar yang harus dipenuhi ketika ekpor dan lainnya. Hal ini yang akan kita dorong terus," ungkap Rini.
Rini menambahkan, batik khas Kota Surabaya tidak kalah dengan daerah lainnya.
Desain yang dibuat unik-unik dan lebih mengikuti perkembangan zaman yang ada, sehingga dirinya optimis batik Surabaya akan bisa diekspor.
"Batik kita ternyata keren-keren desainnya. Selain batik, UMKM kita juga punya hand craft, produk-produk yang dibuat langsung oleh tangan para pengrajin ini biasanya banyak disukai bule-bule," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya Dewi Soeriyawati menekankan, Surabaya Great Expo adalah pameran multi produk mulai dari sektor industri, perdangangan, investasi, pariwisata, perbankan dan produk unggulan UMKM yang digelar rutin setiap tahunnya.
Dewi menyebut bahwa UMKM yang mengikuti acara ini merupakan binaan dari masing-masing OPD Pemkot Surabaya.
"Karena tahun ini temanya batik, jadi 60 persen produknya memang tentang batik Kota Surabaya. Disamping itu juga ada produk hand craft sebagai penunjang fashionnya," ungkap Dewi.
Dewi mengungkapkan, pameran yang digelar oleh Pemkot Surabaya bersama PT Debindo Mitra Tama yang ke-13 kali ini, setiap tahun dinaikan kelasnya untuk mendorong perekonomian UMKM.
Dirinya menambahkan pameran yang berlangsung selama lima hari tersebut, dimulai pukul 10.00 - 21.00 WIB, gratis dan dibuka untuk umum.
Selain produk UMKM, para pengunjung juga bisa menikmati beragam kuliner yang disediakan di bagian stand makanan dan minuman.