Penghargaan ini diberikan kepada Kota Surabaya karena memiliki komitmen tinggi dalam memajukan perpustakaan serta pembudayaan kegemaran membaca dan aktivitas literasi.
Penghargaan tersebut diterima secara langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Ikhsan, yang saat itu mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Penghargaan ini diterima oleh Ikhsan dalam acara Gemilang Perpustakaan Tahun 2024 di Balai Sudirman, Jalan Dr. Saharjo No.268, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi mengatakan, sebelumnya Perpusnas RI melakukan penilaian peningkatan literasi di masing-masing kota di Indonesia.
Selain penghargaan kategori Kota Literasi, Perpusnas RI juga memberikan penghargaan untuk kategori Prestasi Sepanjang Hayat, Media Massa, Jurnalis, Pegiat Literasi, Komunitas Literasi, hingga Pelestari Naskah Kuno, kepada perorangan maupun lembaga yang berkontribusi terhadap literasi nasional.
“Pada tahun 2024 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendapat penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka sebagai kota literasi yang mensupport program nasional dalam meningkatkan literasi masyarakatnya,” kata Mia, Selasa, (24/9).
Mia menjelaskan, alasan Perpusnas RI memilih Kota Surabaya karena Pemkot Surabaya dinilai berhasil menjalankan program nasional untuk meningkatkan literasi masyarakatnya.
“Penilaian dilakukan untuk beberapa aspek antara lain, pengalokasian anggaran, kegiatan, hingga capaian yang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Penghargaan untuk kategori ini diberikan kepada Kota Surabaya saja,” jelas Mia.
Mia menerangkan, langkah apa saja yang telah dilakukan Pemkot Surabaya dalam mendukung program Perpusnas RI, salah satunya yaitu menambah koleksi buku di perpustakaan.
Pemkot Surabaya tidak hanya melakukan penambahan buku secara mandiri menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), akan tetapi pemkot juga menerima hibah buku dari perusahan swasta hingga masyarakat.
Layanan baca dan literasi di kota surabaya tidak hanya ada di perpustakaan Balai Pemuda, perpustakaan Rungkut, dan 530 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan atau pojok baca di seluruh Balai RW.
Tidak hanya itu, pemkot juga memiliki layanan mobil perpustakaan keliling, dan juga Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA).
Selain itu, pemkot juga mengubah suasana Perpustakaan yang sebelumnya terkesan seperti tempat sunyi, penuh rak, dan buku, kini perpustakaan di Surabaya dapat sebagai tempat sumber informasi atau tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu dengan melakukan banyak hal yang menjadi salah satu program Dispusip Surabaya.
“Juga ada Program Wisata Buku yang menjadi salah satu cara untuk mengenalkan literasi kepada anak-anak, sehingga mereka terbiasa berkunjung ke perpustakaan dan membaca sejak dini, kemudian akan menjadi habit jika mereka dewasa nanti,” paparnya.
Selanjutnya, Mia menyebutkan, untuk menjadi anggota perpustakaan Kota Surabaya juga mudah, dan bisa dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS).
“Sementara itu, khusus untuk anak PAUD kita berikan kartu anggota fisik, sehingga anak-anak senang mempunyai dan menjadi anggota perpustakaan,” sebutnya.
Berdasarkan data penilaian dari Perpusnas RI, pada tahun 2023, Kota Surabaya memperoleh nilai Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 84,32 persen dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) sebanyak 73,90 persen.
Tidak hanya itu, Kota Surabaya juga memiliki lebih dari 50 program kerja, 15 gerakan pencanangan, dan 30 kampanye di bidang literasi.
Mia menambahkan, Kota Surabaya tidak hanya menerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka kategori Kabupaten/Kota Literasi dari Perpusnas RI saja, di waktu yang berdekatan Perpustakaan Umum Kota Surabaya dinyatakan memenuhi standarisasi PISA kategori Madya tahun 2023 dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI.
“PISA adalah Pusat Informasi Sahabat Anak sebagai salah satu pemenuhan hak anak untuk mendapatkan Informasi. Ini menjadi salah satu supporting Surabaya sebagai Kota Layak Anak (KLA). Nah, perpustakaan kita sudah mendapatkan akreditasi kategori Madya di tingkat nasional,” tambahnya.
Mantan Kepala Badan Kepegawaian Diklat (BKD) Kota Surabaya itu berharap, pemkot ke depannya masih akan terus meningkatkan program literasi di Surabaya.
Bukan sekadar meningkatkan program literasi, namun juga terus berinovasi untuk mempertahankan semua capaian dari program-program tersebut.
“Pada intinya, target kan harus tinggi dari kota lainnya. Minimal kita harus bisa tetap nomor satu se-Indonesia dalam hal peningkatan program literasi,” pungkasnya.