Di kesempatan ini, Pemkot Surabaya meraih predikat Terbaik ke-3 Kategori Siaran Pers (Media Online) di Indonesia.
Penghargaan itu diberikan secara langsung oleh juri Kategori Siaran Pers (Media Online) AMH 2024, Ratna Susilowati kepada Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik serta Statistik (IKPS) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, Indriatno Heryawan.
Diterimanya penghargaan ini menjadi motivasi dan evaluasi, bagi tim liputan dan media sosial (medsos) Pemkot Surabaya untuk menjadi lebih baik dalam menghasilkan produk informasi publik terbaik ke depannya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Diskominfo Kota Surabaya, M. Fikser mengatakan, penghargaan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi jajaran Pemkot Surabaya.
Fikser menjelaskan, pada AMH 2023, Pemkot Surabaya juga sempat menyabet predikat Terbaik Pertama untuk Kategori Media Sosial.
Nah, di tahun ini Pemkot menyabet kembali penghargaan bergengsi dari Kemenkominfo RI, yakni Terbaik Ketiga untuk Kategori Siaran Pers (Media Online).
Fikser menyebutkan, diraihnya penghargaan ini tidak lepas dari kerja keras tim liputan Diskominfo Surabaya dalam menghasilkan produk jurnalistik yang mematuhi kaidah yang ada, sekaligus pemilihan angle yang pas guna menarik perhatian publik.
Karena, output dari pers rilis ini juga dikirim dan digunakan sebagai bahan pemberitaan oleh sejumlah media massa.
“Kami berterima kasih kepada kalangan media massa yang selama ini telah membantu Pemkot Surabaya dalam diseminasi informasi melalui rilis,” tutur Plt Kepala Diskominfo Surabaya, M. Fikser.
M. Fikser mengaku, tidak ada persiapan khusus dalam mengikuti AMH 2024. Bahkan, tim liputan Diskominfo Surabaya sebelumnya mengerjakan materi lomba AMH 2024 sekitar 3 minggu terakhir, sebelum penutupan pengiriman.
“Tim liputan ini menyempatkan waktu, diantara kesibukan mereka dalam menjalankan tugas rutin,” kata Pria yang saat ini menjabat sebagai Kasatpol PP Surabaya.
Fikser mengatakan, keikutsertaan tim liputan Diskominfo pada event nasional ini bukan sekedar untuk mengikuti kompetisi, akan tetapi juga sebagai tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana kualitas produk jurnalistik maupun konten-konten medsos yang berorientasi pada penyebaran informasi tentang program dan kinerja, serta branding Kota Surabaya.
Menurutnya, informasi yang disebar melalui pres rilis ke media maupun konten yang diunggah pada kanal-kanal medsos pemkot, sejatinya untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat.
“Hal itu selaras dengan tugas Diskominfo Surabaya yang memiliki peran dalam mengelola, memproduksi informasi, dan publikasi serta mengembangkan komunikasi publik yang efektif,” katanya.
Pada AMH 2024 ada beberapa kategori yang dilombakan, diantaranya adalah kategori Media Sosial, Siaran Pers, Kampanye Komunikasi Publik, Penerbitan Media Internal, Website, dan Media Audiovisual.
Yang membuat berbeda di AMH 2024 yaitu memisahkan antara kelompok pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Kali ini, kelompok pemprov dijadikan satu dengan pemkab dan pemkot se-Indonesia. Sehingga, peserta yang berkompetisi dalam AMH 2024 semakin banyak.
Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo RI, Prabu Revolusi menyampaikan pesan penting kepada seluruh insan humas yang hadir dalam Penganugerahan AMH 2024.
Menurutnya, sebagai insan humas harus memiliki kemampuan untuk menghadapi adanya kecanggihan teknologi digital atau kecerdasan buatan (AI) ke depannya.
“Kalau kita tidak siap, maka posisi kita bakal tergantikan oleh teknologi, untuk itu kita harus melakukan persiapan. Masyarakat kita sudah memakai AI, Indonesia negara nomor tiga paling banyak pengguna AI,” kata Prabu.
Maka dari itu, ia berharap, sebagai insan humas harus bisa menghadapi adanya ancaman seperti fake news yang dibuat menggunakan teknologi AI.
Maka dari itu, perlu adanya terobosan bagi insan humas untuk menghadapi hal ini, sehingga bisa tetap berada diatas kemampuan kecerdasan buatan itu.
“Terobosan itu bertujuan agar kita tidak sekadar menjadi penikmat kecanggihan teknologi AI, akan tetapi juga menjadi aktor yang terlibat dalam pembuatannya. Untuk itu perlu ada terobosan agar insan humas mampu menghadapi ini sehingga kita bisa tetap diatas kecerdasan buatan itu,” harapnya.
Prabu menambahkan, bahwa insan humas juga harus bisa menjadi navigator komunikasi publik di era kecerdasan AI, sehingga peran humas tidak tergantikan ke depannya.
“Justru kita harus memanfaatkan AI untuk mempercepat pekerjaan menggantikan pekerjaan rutin. Agar insan humas lebih fokus pada proses kreativitas dan bisa semakin naik kelas,” pungkasnya.