Kedua pihak pun telah bertemu dan saling memaafkan dalam audiensi yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Sidang Sekretaris Daerah (Sekda), Balai Kota Surabaya pada Senin (4/11).
Hadir dalam audiensi ini perwakilan keluarga pasien RM dengan didampingi Dewan Pengurus Daerah (DPD) Barisan Nasional Pemuda Madura (BNPM) serta Direktur Utama RSUD Soewandhie, dr Billy Daniel Messakh.
Audiensi ini dipimpin oleh Sekda Kota Surabaya, Ikhsan dengan didampingi Kepala Satpol PP Surabaya, M. Fikser serta Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu.
Selain itu, audiensi juga dihadiri Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya, Kompol Bayu Halim Nugroho.
Ketua DPD BNPM Kota Surabaya, Muhammad Rosuli, yang sekaligus mewakili keluarga pasien, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada pihak RSUD Soewandhie.
Ia mengakui bahwa ada miskomunikasi yang memicu ketegangan saat pertemuan pada Jumat dini hari.
"Saya memohon maaf kepada pihak-pihak terkait, khususnya kalau dalam hal ini ada Pak Sekda yang mewakili pemerintah kota dan Pak Dirut RSUD Soewandhie," kata Rosuli.
Rosuli menuturkan, bahwa saat pertemuan dengan pihak RSUD Soewandhie pada Jumat (1/11) lalu, ia mengakui dalam kondisi emosi.
Hal itu karena ada keluarga yang sakit dan meninggal dunia di RSUD Soewandhie.
"Pada saat itu saya dalam keadaan emosional, sehingga tidak ada kata lain, selain saya meminta maaf. Sebagai masyarakat Surabaya, saya mengakui kurang pantas untuk kemudian melakukan cara-cara yang emosional," tuturnya.
Sebagai bentuk itikad baik, Rosuli menegaskan bahwa pihaknya akan mencabut laporan polisi terhadap RSUD Soewandhie.
Baginya, ketika kedua pihak sudah saling memaafkan, maka persoalan ini juga harus selesai baik dari sisi administrasi maupun hukum.
"Saya anggap forum ini adalah forum perdamaian kita bersama. Jadi tidak hanya selesai secara administratif yang difasilitasi oleh pemerintah kota, tetapi saya nyatakan dari Ormas BNPM Kota Surabaya, bahwa selesainya perkara ini juga akan selesai dalam perkara hukum," jelas dia.
Hal yang sama juga diutarakan Direktur Utama RSUD Soewandhie, dr Billy Daniel Messakh.
Ia mewakili jajaran rumah sakit, menyampaikan permohonan maaf dan turut berduka cita kepada keluarga RM.
"Kami mohon maaf kepada keluarga pasien. Kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, meski hasilnya kurang memuaskan. Dengan rendah hati, kami memohon maaf," ujar dr Billy.
Sementara itu, Sekda Kota Surabaya, Ikhsan, menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga RM.
Ia juga berharap kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
"Kami turut berduka cita. Mungkin karena saat itu situasi kurang nyaman secara psikologis, sehingga terjadi kesalahpahaman. Harapan kami, manajemen rumah sakit dapat memaklumi kondisi tersebut," kata Ikhsan.
Selain itu, Ikhsan juga menuturkan bahwa RSUD Soewandhie adalah salah satu rumah sakit jujugan warga Surabaya.
Sehingga penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap layanan di sana.
"RSUD Soewandhie menjadi jujugan banyak warga. Semoga kejadian kesalahpahaman ini tidak mengurangi kepercayaan masyarakat pada rumah sakit," tambahnya.
Di tempat yang sama, Kapolsek Genteng Kota Surabaya, Kompol Bayu Halim Nugroho menekankan pentingnya poin yang akan disampaikan dalam setiap kegiatan penyampaian aspirasi.
"Terus yang kedua, pada saat proses penyampaian itu harus dilakukan dengan cara yang baik. Karena apa yang kita lakukan itu tentunya akan berdampak pada orang yang melihat," kata Kompol Bayu.
Oleh sebab itu, Kompol Bayu mengimbau kepada semua pihak untuk dapat saling menjaga dan mengendalikan emosi ketika dalam proses penyampaian aspirasi.
Khususnya di tempat-tempat atau fasilitas publik seperti RSUD Soewandhie.
"Jadi mari kita saling menjaga Surabaya ini agar semakin lebih baik dan lebih nyaman, sehingga orang yang masuk ke Surabaya itu senang," pungkasnya.