Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Masih dalam rangkaian Latihan Bersama (Latma ) ORRUDA 24 Tahun 2024, Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmada II bersama Angkatan Laut Rusia mengadakan Subject Matter Expert Exchange (SMEE) Discussion di Rupat Gedung Bramasta Markas Hiu Kencana Satsel Koarmada II Surabaya ,pada Jumat (8/11).
Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang operasi kapal selam sehingga mampu memperkuat kerjasama kedua negara.
Hadir sebagai perwakilan dari TNI Angkatan Laut dalam diskusi ini antara lain Komandan Satuan Kapal Selam Koarmada II Kolonel Laut (P) Yulius Azz Zaenal, Kepala Kesehatan TNI Angkatan Laut (Kalakesla) Diskesal Mabesal Kolonel Laut (K) dr. Pudjo Dwi Laksono, serta beberapa komandan kapal selam TNI AL yakni Komandan KRI Cakra (CKA-401) Letkol Laut (P) Asrul Arasad, Komandan KRI Nagapasa (NPS-403) Letkol Laut (P) Joko Arianto, Komandan KRI Ardadedali (ADL-404) Letkol Laut (P) Hendra Siregar, dan Komandan KRI Alugoro (ALG-405) Letkol Laut (P) Muhammad Akbar.
Sementara dari pihak Angkatan Laut Rusia, diskusi ini dihadiri oleh Wakil Atase Pertahanan Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, Lieutenant Colonel Roman; Wakil Komandan Kapal Selam Armada Pasifik Rusia Captain 2nd rank Alexey Lankish, kemudian Komandan Kapal Selam B-588 UFA Andrey Barkov, Komandan Kapal Alatau Supply Vessel, Sivko Dmitry, serta lima orang perwira staf lainnya.
Dalam diskusi tersebut topik yang dibahas meliputi fasilitas ruang Hyperbaric Chamber dan pedoman pasien Dissub (kapal selam yang mengalami kerusakan), pembaruan ANEP 86, kemampuan penyelamatan kapal selam TNI AL, serta prosedur penyelamatan kapal selam.
Diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bersama antara kedua angkatan laut dalam penanganan operasi penyelamatan kapal selam.
Setelah diskusi, delegasi Angkatan Laut Rusia berkesempatan meninjau alat Hyperbaric Chamber HBOT milik TNI AL di Gedung Lakesla.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan kerjasama di bidang operasi penyelamatan kapal selam, serta untuk melihat lebih dekat teknologi yang dimiliki TNI AL dalam menangani kondisi darurat kapal selam.
Indonesia sendiri sejak tahun 1960-an di masa Presiden Soekarno, sudah menjalin kerjasama dengan Rusia terkait pelatihan bagi para pelaut Indonesia yang hendak menjemput dan membawa pulang kapal selam ke tanah air.