Kamis, 06 Februari 2014


KABARPROGRESIF.COM : ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) akan diberlakukan tahun depan. Itu artinya, kesempatan berbenah semakin mepet lantaran sudah tidak banyak waktu yang dimiliki. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya melakukan beberapa inisiatif, salah satunya dengan menggelar diseminasi Surabaya Menghadapi AEC 2015 di Ruang Pola Bappeko, Kamis (6/2).

Acara tersebut menghadirkan enam pembicara, antara lain Senior Officer Finance Integration Division pada Sekretariat ASEAN Bambang Irawan, Kasubdit Perindustrian dan Perdagangan Kemenlu Lingga Setiawan, Kabid ASEAN Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Dalyono, Direktur Kerjasama ASEAN pada Kemendag Djatmiko Wijtaksono, Dirjen PAUDNI Kemendikbud Lydia Freyani Hawadi, serta Kasubdit Kerjasama Regional ASEAN Dirjen Kerjasama Regional pada Badan Koordinasi Penanaman Modal Amri Zuhdi.

Bambang Irawan menjelaskan tentang latar belakang serta pemahaman tentang AEC 2015. Secara umum, AEC adalah kelanjutan dari integrasi ekonomi mengubah ASEAN  menjadi pasar tunggal dan sumber produksi mulai 2015. Kesepakatan antar negara-negara di Asia Tenggara tersebut dilandasi empat pilar utama, yakni produksi berbasis pasar tunggal, ekonomi regional yang kompetitif, pengembangan perekonomian yang merata, dan integrasi dengan perekonomian global.

Tujuan utama dari AEC yaitu membuka kran interaksi barang, jasa, produksi, investasi dan modal. Serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar sesama negara ASEAN. Arus transaksi nantinya akan difokuskan pada 12 sektor prioritas yang terbagi dalam 7 sektor barang dan 5 sektor jasa. Sektor barang meliputi produk pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil, dan produk olahan kayu. Sedangkan sektor jasa terdiri atas jasa penerbangan, e-ASEAN, kesehatan, pariwisata, dan penyediaan logistik.

Kedua belas sektor prioritas tersebut mau tidak mau menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, ada 18 sektor pergerakan SDM yang patut mendapat perhatian. Beberapa di antaranya meliputi akuntan, tenaga bidang maritim, telekomunikasi, komputer, dan arsitek.

Asisten III Sekkota (bidang administrasi umum) Hadisiswanto Anwar yang hadir mewakili walikota menyatakan, Surabaya siap menghadapi AEC. Hal itu cukup realistis mengingat tren pertumbuhan ekonomi di Kota Pahlawan sangat menjanjikan. Pada 2010, pertumbuhan ekonomi tercatat pada angka 5,11 persen. Tahun berikutnya, capaian tersebut meningkat cukup signifikan menjadi 7,35 persen. “Sedangkan pada 2012, Surabaya berhasil mencapai pertumbuhan sebesar 7,64 persen,” ungkap Hadi.

Demi mempersiapkan diri menghadapi AEC 2015, kata Hadi, Pemkot Surabaya sudah melaksanakan sejumlah agenda. Di antaranya, pendirian rumah bahasa. Di sana masyarakat dapat belajar berbahasa asing secara gratis. Rumah bahasa yang berlokasi di gedung balai budaya (kompleks balai pemuda) juga terintegrasi dengan klinik jasa dan perdagangan, koperasi dan UMKM, ketenagakerjaan, dan investasi. Diharapkan, melalui klinik-klinik tersebut masyarakat mendapat akses seluas-luasnya seputar dunia usaha.

“Kita harus siap menghadapi tantangan ini tidak peduli kalau harus bersaing dengan orang-orang dari luar negeri. Oleh karenanya, warga Surabaya tidak boleh kalah. Harus bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujarnya.

Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji menerangkan, diseminasi Surabaya Menghadapi AEC 2015 ini merupakan salah satu langkah awal. Tujuannya, untuk menyamakan pikiran dan pandangan tentang bagaimana mengadapi era perdagangan bebas tahun depan. Menurut Agus, agar mampu bersaing dalam AEC dibutuhkan strategi-strategi khusus. “Nah, itulah yang perlu dirumuskan bersama. Makanya, dalam diseminasi ini kami fokuskan pada internal pemkot dulu supaya solid dan mantap,” tutur mantan Kabag Bina Program ini sembari mengisyaratkan dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengundang seluruh stakeholder terkait persiapan AEC 2015.

Diakui Agus, SDM dan infrastruktur merupakan sektor yang paling mendesak untuk dibenahi saat ini. Meski, dia juga menyebut bahwa semua bidang perlu mendapat pembenahan. Keseriusan pemkot menggarap SDM sudah dibuktikan dengan diresmikannya rumah bahasa pada 4 Februari lalu. Di samping program-program pelatihan keterampilan kerja yang rutin diselenggarakan di masing-masing SKPD.

Di sisi lain, lembaga yang dipimpin Tri Rismaharini itu berupaya menyelenggarakan pembangunan infrastruktur yang handal. Hal ini dapat dilihat dari alokasi APBD Kota Surabaya yang tahun ini memang lebih banyak difokuskan untuk pembangunan infrastruktur kota. Menjaga kualitas jalan dan rencana membangun megaproyek mass rapid transit (MRT) atau angkutan massal cepat menjadi senjata utama Kota Surabaya di bidang transportasi.

Ke depan, Agus optimistis Surabaya mampu bersaing dalam era AEC. Pasalnya, menurut dia Surabaya punya tiga keunggulan. Yakni, masyarakatnya terbuka serta mau menerima masukan, mudah bekerja sama, dan memiliki sifat bonek (bondo nekat). Bonek yang dimaksud Agus tentu dalam konteks positif. Artinya, keberanian dan kenekatan memang dibutuhkan saat menghadapi persaingan bebas. “Nah, karakter seperti ini lah yang nanti bisa jadi kunci keberhasilan. Dengan modal karakter ini, apa pun situasinya saya rasa kita mampu lah untuk bertahan, dan bahkan bersaing,” pungkas pria yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang ini.(*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) membangun beberapa sekolah menjadi satu gedung sekolah (merger) bertujuan agar manajemen sekolah bisa lebih mudah dan tertata. Selain itu, kondisi sekolah dan juga psikologis anak dalam proses belajar, menjadi pertimbangan yang penting dalam melakukan merger sekolah.

Penegasan tersebut disampaikan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ketika memberikan pengarahan di acara penandatanganan pakta integritas kepala sekolah yang digelar di Graha Sawunggaling, di lantai 6 gedung Pemkot Surabaya , Kamis (6/2).

Dikatakan walikota, selama ini, ketika sekolah-sekolah yang kebanyakan Sekolah Dasar (SD) tersebut belum dibangun menjadi satu bangunan, proses belajar-mengajar berjalan kurang kondusif. Ini karena ada sekolah yang berdekatan di mana ada satu sekolah yang muridnya sedang melaksanakan ulangan harian, sementara sekolah tetangganya justru murid nya sedang berolahraga.

“Kalau seperti itu kan malah jadi berantem. Lalu kita bangun (sekolah) vertikal semua. Manajemen sekolahnya jadi lebih mudah,” tegas Walikota Risma.

Walikota Risma juga menjelaskan terkait kebijakan menurunkan kepala sekolah (Kasek) menjadi guru bahasa. Dijelaskan walikota, Pemkot Surabaya tentu tidak serta merta membuat kebijakan menurunkan kepala sekolah menjadi guru biasa jika tidak ada aturan yang dijadikan pegangan.

“Itu kan ada aturannya. Saya dapat cerita back ground dari Pak Ikhsan (Kepala Dinas Pendidikan Surabaya) aturannya kalau ndak boleh yah ndak boleh. Kalau ndak salah jabatan maksimal Kasek itu kan delapan tahun. Ndak ada aturan terus menerus. Kalau seperti itu malah menyalahi aturan. Kalau nanti dia (Kasek) ndak dapat pensiun bagaimana coba,” tegas walikota Risma.

Namun, walikota menyadari bahwa tidak semua orang bisa menerima dengan mudah keputusan tersebut. Karenanya, walikota yang sukses membawa Kota Surabaya meraih banyak penghargaan di level nasional dan internasional ini merasa perlu memberikan motivasi kepada kepala sekolah yang kini diturunkan menjadi guru biasa. Dikatakan walikota, jabatan hanyalah titipan dari Tuhan.

“Ayo jangan jadikan ini jadi sesuatu yang kalau hilang kayaknya sudah habis. Padahal kan tidak. Itu kan titipan, termasuk saya. Ndak usah khawatir masyarakat nanti akan ngomong apa, karena itu kan hanya titipan,” jelas walikota.

Selain kepala sekolah yang diturunkan menjadi guru biasa, pada acara penandatanganan pakta integritas kepala sekolah di lingkungan Pemkot Surabaya tersebut, ada 27 kepala sekolah baru yang dilantik. Rinciannya, 12 kepala sekolah di tingkat sekolah dasar, 10 kepala sekolah tingkat SMP, empat kepala sekolah tingkat SMA dan satu kepala sekolah tingkat SMK.

Walikota juga mengakui, Pemkot Surabaya kehilangan beberapa guru. Ini karena beberapa guru yang diterima lewat jalur tes CPNS beberapa waktu lalu, ternyata memilih mundur karena diterima ditempat lain. “Saya masih membutuhkan guru lagi,” ujar walikota.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Risma juga mengajak seluruh kepala sekolah dan guru untuk memberikan dedikasi secara total ketika bekerja. Menurut walikota, profesi guru tidak hanya penting bagi kota Surabaya, tetapi juga bagi negeri ini. “Keberhasilan bangsa ini ada di tangan panjenengan. Karena itu, ayo kita beri yang terbaik, mumpung diberi kesempatan. Kapan lagi, besok belum tentu,” sambung walikota.(*/arf)

Rabu, 05 Februari 2014


KABARPROGRESIF.COM : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum, Komandan Kobangdikal Laksda TNI Widodo, S.E dan Gubernur AAL Laksda TNI INGN Ary Atmaja, S.E menerima brevet kehormatan Artileri dan Kavaleri Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Rabu (05/02/2014).

Ketiga Pati bintang dua tersebut menerima brevet kehormatan Artileri dan Kavaleri Marinir berdasarkan surat keputusan Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington nomor Kep/10/II/2014 tanggal 4 Februari 2014.

Penyematan brevet dilakukan oleh Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI Siswoyo Hari Santoso,yang sebelumnya ketiga Pati tersebut melaksanakan penembakan dengan menggunakan senjata meriam Howitzer 105 mm, selain itu Pangarmatim dan Gubernur AAL sebelum memasuki lapangan apel berkesempatan mengemudikan kendaraan tempur Tank Amfibi BMP-3F mengelilingi Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya.

Usai disematkan brevet, Pangarmatim menyapa prajurit dengan teriakan Marinir yang disambut dengan teriakan auh, auah, auh yes….! “Dengan disematkannya brevet Artileri dan Kavaleri Amfibi Marinir, maka mulai saat ini saya masuk dalam Keluarga Besar Korps Marinr, oleh karena itu saya turut berkewajiban untuk mendukung pembangunan kekautan Marinir sebagai salah satu Komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) TNI AL”, tegasnya.

Sebagai wujud kebanggaan menjadi bagian Korps Marinir Pangarmatim, Dankobangdikal dan Gubernur AAL mengucapkan terima kasih kepada Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington, Komandan Pasmar-1 Surabaya dan seluruh prajurit Korps Marinir. Pangarmatim juga menaruh rasa bangga kepada prajurit Koarmatim yang telah bersinergi dan memberi dukungan terhadap prajurit Marinir saat menjalankan tugas dalam opersi tempur dan opersi keamanan laut serta latihan.

Usai upacara Pangarmatim, Komandan Kobangdikal dan Gubernur ALL dipanggul oleh puluhan prajurit Marinir menuju tenda VIP. Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan foto bersama, ramah tamah dan hiburan. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : Jajaran Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) di Kota Surabaya, diimbau untuk tidak malas belajar dan bertanya ketika tidak mengetahui tentang sesuatu permasalahan yang berkaitan dengan kinerjanya. Ini penting agar mereka terhindar dari masalah hukum karena ketidaktahuan tentang suatu hal. Mereka juga diharap untuk tidak segan turun langsung ke lokasi guna mengecek progress pengerjaan sebuah proyek sehingga tahu langsung permasalahannya.

Imbauan dan harapan tersebut disampaikan langsung oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini di acara penandatanganan  kontrak kinerja dan penetapan kinerja SKPD tahun 2014 di Graha Sawunggaling gedung Pemerintah Kota Surabaya, Rabu (5/2).

Sebanyak 41 SKPD yang terdiri dari kepala dinas, kepala badan, kepala bagian dan juga direktur rumah sakit milik Pemkot Surabaya, sekretaris dewan (Sekwan) serta 31 camat, bergantian melakukan penandatanganan kontrak kinerja yang disaksikan oleh walikota dan juga Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya, Hendro Gunawan. “Kalau Anda tidak mengerti atau ragu, tolong bertanya. Teman-teman harus belajar administrasi. Saya pun belajar, tidak ada yang salah untuk kita belajar, tidak ada yang salah untuk kita bertanya,” tegas Walikota Risma.

Dijelaskan Walikota Risma, ketika dirinya memimpin rapat APEKSI beberapa waktu lalu, beberapa kepala daerah di Indonesia mengeluhkan perihal banyaknya PNS yang enggan menjadi kepala dinas ataupun kepala bagian. Menurut walikota, keengganan mengisi jabatan kepala dinas di beberapa daerah tersebut dipicu karena mereka tidak mau berurusan dengan hukum terkait tanggung jawab mereka pada masalah keuangan. Fakta yang ada, mereka berurusan dengan hukum bukan hanya karena disengaja, tetapi juga karena ketidaktahuan mereka aturan dan administrasi. “Saya juga sudah minta ke Sekkota dan asisten, kalau kita tidak tahu jawabannya tentang sesuatu hal, tolong ditanya meski kita harus konsultasi ke Jakarta atau ke Perguruan Tinggi. Saya tidak ingin karena salah administrasi, teman-teman kena dampak,” jelas Walikota Risma.

Walikota yang masuk nominasi kepala daerah terbaik di dunia ini menegaskan, jika misalnya ada PNS di lingkungan Pemkot Surabaya yang secara sengaja (by design) melakukan penyalahgunaan jabatan demi kepentingan pribadi, dirinya tidak akan memberikan pembelaan. Namun, Walikota Risma tidak berharap ada bawahannya  yang terkena masalah hukum karena sesuatu yang tidak disengaja. Karena itu, walikota meminta pejabat SKPD dan camat agar belajar jika memang tidak tahu. “Saya bukannya menakuti-nakuti. Tetapi kondisinya sekarang memang beda. Kalau ndak ngerti tanya, kalau perlu tanya ke KPK. Kalau kita tertib, ndak perlu ada yang dikhawatirkan,” imbuh walikota.

Walikota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini juga menyarankan agar jajaran kepala SKPD lebih meningkatkan control pengawasan kepada bawahan. Jika memang ada staf yang kinerjanya kurang, hendaknya ditegur daripada ewuh pakewuh tetapi di belakang hari justru berdampak pada pribadi yang bersangkutan, pimpinan dan juga citra buruk Pemkot Surabaya. Termasuk juga berupaya melakukan pengecekan sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf.

“Kontrol itu bukan berarti ketika administrasi selesai yah selesai, tidak begitu.  Teman-teman harus control sendiri apa benar kondisi fisik di lapangan, apa benar sudah dikerjakan. Itu hukumnya wajib. Ojo eman sepatune, ojo eman bensine. Ndak apa-apa baju kotor, kalau perlu bawa baju ganti,” sambung walikota yang sering blusukan ini.

Walikota Risma tidak sekadar memberi imbauan untuk melakukan pengecekan di lapangan. Selama menjabat walikota, dirinya memang rajin melakukan blusukan dengan turun langsung ke lokasi pengerjaan saluran air, pengerjaan box culvert ataupun di kawasan yang tergenang air untuk mengecek kondisi yang sebenarnya di lapangan. Yang terpenting sekarang, mari bersama-sama kita tingkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya.(*/arf)

Selasa, 04 Februari 2014


KABARPROGRESIF.COM : Tahun depan seluruh negara di kawasan Asia Tenggara akan memasuki era AFTA (ASEAN Free Trade Agreement) atau kesepakatan zona perdagangan bebas. Pada saat itu, geliat dunia usaha antar negara dipastikan semakin bebas lantaran kebijakan pembatasan makin longgar. Kondisi tersebut membuat para pengusaha dari negara lain makin leluasa membuka usaha di Indonesia, begitu pula sebaliknya. Nah, guna mempersiapkan diri menghadapi AFTA 2015, Walikota Surabaya Tri Rismaharini me-launching rumah bahasa yang berlokasi di gedung balai budaya (kompleks balai pemuda) pada Selasa (4/2).

Ide membuat rumah bahasa, kata Risma -sapaan Tri Rismaharini- sejatinya baru muncul beberapa bulan belakangan. Kala itu, dia melihat persiapan beberapa negara ASEAN menyambut AFTA dengan memantapkan bahasa asing. Bahkan, Risma mengaku pernah mendengar bahwa bahasa Indonesia mulai diajarkan di Thailand. Tak ingin ketinggalan langkah, walikota akhirnya memutuskan membuat suatu wadah bagi masyarakat untuk belajar dan mengasah kemampuan berbahasa asing. Hal ini untuk mengantisipasi banyaknya pendatang dari negara lain saat era AFTA tersebut resmi berlaku. “Bagaimana pelaku usaha lokal bisa berkomunikasi kalau tidak menguasai bahasanya? Jangankan memperoleh keuntungan yang ada nanti malah tertipu,” kata Risma dalam sambutannya.

Salah satu nominator walikota terbaik dunia ini mengaku tidak ada anggaran khusus untuk pelaksanaan rumah bahasa ini. Pasalnya, semua pengajar berstatus volunteer (sukarela). Kendati tidak mendapat bayaran sepeser pun, tetap saja antusiasme mereka yang ingin menjadi pengajar sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari membludaknya jumlah pengajar yang telah mendaftar, yakni mencapai 200 orang. “Jumlah itu diprediksi masih akan terus bertambah,” terangnya.

Meskipun respon pengajar sukarela sangat tinggi, namun pemkot tetap memberlakukan kualifikasi. Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya Ifron Hady Susanto menyatakan, pihaknya tak ingin para tutor tersebut mengajarkan teori yang salah kepada masyarakat. Untuk itu, saat mendaftar calon pengajar wajib mengisi formulir pemantauan kapabilitas. Serta simulasi singkat untuk memonitor apakah calon pengajar tersebut benar-benar layak memberi materi. “Jadi pendaftar untuk volunteer tidak serta-merta langsung bisa mengajar,” ujarnya.

Konsep rumah bahasa, kata Ifron, berbeda dengan tempat kursus bahasa pada umumnya. Yakni, peserta diberikan materi bahasa asing praktis secara sederhana yang berhubungan langsung dengan profesi masing-masing. Teknisnya, para peserta terlibat percakapan dalam grup kecil yang berisi 3-4 orang, plus 1 tutor. Jumlah peserta dalam 1 grup sengaja dibatasi dengan harapan materi lebih cepat diserap.

“Kalau terlalu banyak teori nanti malah membosankan, mengingat sasaran rumah bahasa ini seluruh lapisan masyarakat, utamanya para pelaku usaha kecil menengah (UKM), sopir taksi, pedagang serta profesi lainnya yang berhubungan dengan jasa dan perdagangan,” tutur alumnus Monash University, Melbourne, Australia ini.

Adapun jenis bahasa asing yang diajarkan dalam rumah bahasa sementara ini meliputi bahasa Inggris dan Mandarin. Namun tidak menutup kemungkinan, ke depan dengan mempertimbangkan animo masyarakat ragam bahasa akan ditambah. Untuk jam operasional, Ifron menjelaskan, setiap harinya akan dimulai pukul 9 pagi hingga 9 malam. Rentang waktu tersebut terbagi dalam beberapa sesi dimana per sesinya berlangsung selama satu setengah jam. Khusus bahasa Mandarin hanya tersedia pada Senin dan Kamis. Hal itu seiring masih terbatasnya tenaga pengajar.

Lantas bagaimana cara melakukan pendaftaran bagi yang berminat? Ifron mengatakan, masyarakat dapat mendaftar dengan cara datang langsung maupun secara online, yakni dengan mengakses website www.surabaya.go.id. Di situ, warga bisa mendapat informasi sejelas-jelasnya tentang rumah bahasa, sekaligus juga bisa melakukan registrasi. Syarat pendaftaran cukup menunjukkan kartu identitas (KTP) di rumah bahasa dan seluruh peserta tidak dipungut biaya alias gratis.

Adityo Pramono, salah seorang pengemudi taksi yang berkesempatan mengikuti 1 sesi di rumah bahasa mengaku sangat terbantu. Menurut dia, tujuan adanya rumah bahasa sangat baik dan berguna bagi dirinya dan rekan-rekan seprofesi. Pria 34 tahun ini mengakui sopir taksi yang mampu berbahasa Inggris masih sangat sedikit. Perbandingannya, dari 20 orang hanya 1 yang menguasai bahasa Inggris. “Makanya, kami sangat menyambut baik dan mendukung sepenuhnya,” kata Adityo yang asli Madiun ini.

Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser berharap rumah bahasa ini bisa dimanfaatkan masyarakat dengan sebaik-baiknya. Menurut dia, ini hanya salah satu inisiatif pemkot dalam menghadapi AFTA. Nah, untuk langkah lain yang sifatnya lebih lengkap dan holistik dari beberapa sektor, pemkot juga akan mengadakan workshop dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan serta sekretariat ASEAN. (*/arf)

Minggu, 02 Februari 2014


KABARPROGRESIF.COM : Perayaan Tahun Baru Imlek 2565 yang diselenggarakan masyarakat Tionghoa di Jawa Timur terlihat berbeda karena diperingati dengan menyelenggarakan seminar bertajuk “Pemantapan Wawasan Kebangsaan Jilid II”. Seminar dilangsungkan di Gedung Srijaya Jl Mayjen Sungkono Surabaya pada hari Minggu (2/2/14).

Dalam seminar ini menghadirkan pembicara antara lain Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo, S.IP, Pakar dan akademisi hukum Prof. Dr. Marwan Efendi, S.H., Prof. Dr. Tjipta Lesmana, MA dan Surya Dharma Paloh. Peserta yang berjumlah kurang lebih 600 orang ini terdiri dari Asosiasi Advokat Indonesia, Para pengusaha Jatim, Akademisi/Dosen, Forpimda Jatim, Instansi pemerintah/swasta Jatim yang terkait. Selain itu, juga mengundang beberapa tokoh-tokoh nasional seperti mantan Kasad Jendral TNI AD (purn) R Hartono dan mantan Kejati Jatim Marwan Efendi.

Pada kesempatan ini Mayjen TNI Ediwan Prabowo menyampaikan beberapa penekanan antara lain: Pertama, TNI akan mengawal Pancasila sampai titik darah penghabisan. Kedua, dengan semangat persatuan dan kesatuan, Bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan yang sudah ada di depan mata antara lain terorris, separatisme, korupsi, kolusi dan nepotisme. Ketiga, perlu kedewasaan dalam berpolitik, berbangsa dan bernegara. Keempat, sistim pertahanan yang kuat dicerminkan oleh kecintaan warga negara terhadap negaranya.

Bangsa kita merupakan bangsa yang sangat besar dengan mengedepankan perjuangan dan nilai-nilai luhur yang sangat tinggi. Pangdam berharap generasi muda lebih mencintai negeri sendiri daripada bangsa lain. “Bila pemuda kita menanamkan jiwa patriotisme, maka pertahanan bangsa ini akan lebih kuat. Generasi muda merupakan pilar bangsa, generasi penerus yang mempunyai tantangan ke depan, serta harus lebih banyak menghargai nilai perjuangan pahlawan yang memberi kemerdekaan,” tambah Jenderal bintang dua ini.

Disamping itu, Pangdam juga mengapresiasi prajurit TNI bersama tim tanggap bencana (Tagana) yang berhasil mengevakuasi 14 korban longsor di Jombang dengan waktu yang cukup singkat. Tak lupa Pangdam juga melakukan tali asih dengan memberi penghargaan dan bantuan kepada veteran perang. (*/arf)

Sabtu, 01 Februari 2014


KABARPROGRESIF.COM : Koleksi satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) kembali berkurang setelah seekor Kijang Barking Deer (Muntiacus muntjak) ditemukan mati di kandangnya dengan mulut berbusa, Jumat (31/1/2014) sekitar pukul 12.00 WIB.

Awalnya sejumlah pengunjung KBS melihat Kijang itu dalam kondisi kejang-kejang di kandangnya. Hal itu segera disampiakn ke petugas KBS.

Namun saat petugas KBS datang untuk memberi pertolongan, satwa itu telah mati. “Petugas belum sempat memberi pertolongan ketika Kijang itu mati,” terang Kepala Seksi Mamalia PD TSKBS, M Rofi.

Rofi menambahkan, petugas langsung melakukan pemeriksaan di kandang dan mengevakuasi jasad kijang itu ke ruang karantina satwa KBS sambil menghubungi polisi.

Sejumlah penyidik Polrestabes Surabaya yang mendapat laporan dari Satpol PP Kota Surabaya yang berjaga di lokasi, langsung berdatangan ke KBS dan melakukan olah TKP serta melakukan pemeriksaan terhadap tubuh kijang.

Sementara itu, Kasatpol PP Surabaya, Irfan Widyanto, mengaku pihaknya tak mau ambil resiko dan memilih langsung melaporkan setiap kematian satwa ke polisi. Pelaporan tersebut tidak semata karena ada kejanggalan dalam kematian Kijang koleksi KBS. “Kami telah sepakat kalau ada apapun terkait hewan mati akan selalu dilaporkan ke Polrestabes Surabaya,” terangnya. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM: Dikabarkan mundur dari jabatan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini tak mau memberikan penjelasan detail meski sempat menjawab pertanyaan wartawan.

Bahkan jawaban tersebut terkesan membenarkan isu bahwa Walikota perempuan pertama di Surabaya tersebut akan mengambil keputusan tersebut dalam waktu dekat.
“Kalau soal itu nanti ada waktunya saya bicara. Tunggu saya sembuh,” jawab Risma ketika ditemui wartawan di Liponsos Kalijudan, Kamis (30/01/2014).

Risma yang mengaku sedang sakit juga mengakui kalau sampai saat ini dirinya merasa tidak nyaman didampingi oleh Wishnu Sakti Buana yang baru saja dilantik menjadi Wakil Walikota Surabaya. Sikap tersebut ditunjukkan Risma karena masih meragukan keabsahan proses pemilihan Wawali meski sudah mendapat Surat Keputusan (SK) dari Kemendagri dan Gubernur Jatim.“Saya mendengar masih ada masalah hukum yang belum selesai terkait wawali. Saya saja kalau sama pegawai Pemkot harus bekerja sesuai aturan,” kata Risma.

Dalam penjelasannya Walikota perempuan pertama di Surabaya ini pun menyatakan, sebagai kepala daerah, dirinya tidak ingin masalah yang sekarang sedang dipersoalkan Penitia Pemilihan (Panlih) Wawali akan menjadikan beban semua pihak termasuk dirinya.“Karena sesuai laporan yang saya terima ada prosedur yang tidak dilalui. Saya saya hanya berharap persoalan ini jangan ada masalah di belakangnya, apalagi sampai ada masyarakat yang menggugat, tentu akan menjadi beban kita semua. Malah kita juga dilaporin, keluhan soal tanda tangan yang dipalsukan,” tandasnya.

Sementara itu, terkait sikapnya yang dianggap menghilang dan tidak muncul sejak Wishnu Sakti Buana dilantik Wawali, dirinya menapik jika sengaja menghilang dan tidak datang dalam pelantikan Wishnu Sakti. Bahkan, sampai hari ini dirinya mengau masih dalam keadaan sakit dan belumbdiperbolehkan bekerja oleh dokter.“Coba tanya pembantu saya, karena memang masih sakit sampai hari ini. Bahkan hari ini saya belum boleh ngantor karena belum sehat betul,” kata Risma dengan suara serak. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : Meski kondisinya belum sepenuhnya pulih dari sakit, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, kembali menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah. Walikota perempuan pertama di Surabaya ini, Kamis (30/1), mengunjungi Pondok Sosial (Ponsos) Kalijudan. Selama hampir satu jam, walikota bertemu dengan puluhan anak-anak berkebutuhan khusus yang tinggal di Ponsos tersebut.

Kepada wartawan, Walikota Risma menegaskan sebenarnya dirinya belum diperbolehkan masuk kerja oleh dokter karena masih harus beristirahat. Namun, kesempatan bertemu dengan anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki bakat-bakat luar biasa itu, disebut Risma mampu membangkitkan kembali semangatnya.

“Saya ini sebetulnya ndak boleh masuk, tenggorokanku ini masih luka. Tetapi, bertemu dengan anak-anak ini bisa memotivasi saya. Saya bisa bangkit karena cobaan saya ternyata tidak ada apa-apanya dengan anak-anak ini. Mereka ini ndak punya orang tua tetapi tetap bisa menikmati hidup,” ujar Risma dengan suara yang masih serak.

Demi melihat kedatangan walikota, puluhan anak-anak berkebutuhan khusus yang awalnya bermain bola itupun berhamburan. Mereka langsung terlihat manja, seperti anak yang lama tidak bertemu ibunya. Ada yang bersalaman lalu berpelukan, bahkan ada yang minta dibukakan donut. Mereka bahkan menangis karena tidak mau walikota pulang meninggalkan mereka. Walikota Risma menyapa mereka dan memeluk mereka satu demi satu. Termasuk Ima (12 tahun), bocah perempuan yang lumpuh sejak kecil dan kini terkulai di kursi roda. “Saya senang dan kangen bertemu ibu wali,” ujar  Ima.

“Saya dengar ibu sakit ya. Saya berdoa semoga ibu cepat sembuh,” imbuh Neneng, penghuni  Ponsos Kalijudan yang terkenal jago melukis.

Kondisi Walikota Risma memang terlihat belum sepenuhnya pulih. Wajahnya belum secerah biasanya meski senyum khasnya masih merekah. Suaranya juga terdengar serak dan pelan, tidak selantang biasanya. Kepada wartawan, dia mengaku awalnya terkena flu dan demam, imbas dari kehujanan. “Kalau malam masih batuk terus,” ujar walikota.

Dalam kesempatan tersebut, Risma juga menjelaskan banyak hal yang dalam beberapa hari ini menghiasi pemberitaan di beberapa media massa, terutama tentang hubungannya dengan Wakil Walikota (Wawali) Surabaya yang baru dilantik, Wisnu Sakti Buana (WSB). Walikota menegaskan akan segera bertemu dengan wakil walikota yang baru.

“Saya belum (ketemu). Tadi pagi saya ke kantor terus ke dokter. Nanti saya akan ketemu kalau sudah sehat. Kan ndak enak kalau ketemu sekarang nanti ketularan,” sambung salah satu nominator walikota terbaik di dunia.

Walikota juga menyampaikan bahwa secara personal, antara dirinya dengan WSB yang baru dilantik oleh Gubernur Jatim pada Jumat (24/1) tidak ada masalah apapun. Ini juga sebagai bentuk klarifikasi terkait pemberitaan yang berkembang di media bahwa hubungan walikota dengan wawali kurang harmonis. “Secara pribadi, sebetulnya saya tidak ada apa-apa (dengan Wawali),” ujarnya.

Walikota Risma menambahkan, dirinya hanya berharap segala sesuatunya berjalan sesuai prosedur. Ini menyoal adanya mekanisme pemilihan wawali di Panitia Pemilihan (Panlih) DPRD Surabaya yang tidak dilalui. “Kalau pribadi aku ndak ada masalah (dengan wawali). Tapi saya berharap itu sesuai prosedur, ada prosesnya.  Teman-teman Pemkot harus pegang itu (prosesnya), karena ini kan persoalan publik. Jangan sampai nanti imbasnya di pemerintahan,” jelasnya.

Terkait isu mundur dari jabatannya, Walikota Risma menegaskan dirinya akan menjelaskan kabar tersebut. “Nanti dilihat saja, nanti saya akan ngomong,” pungkas dia. (*/arf)


Kamis, 30 Januari 2014


KABARPROGRESIF.COM : Terobosan baru diterapkan Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya dalam upaya penanganan anak-anak putus sekolah. Pemkot menggandeng kalangan mahasiswa guna memecahkan masalah anak tersebut. Semua tergabung dalam program Campus Social Responsibility (CSR) yang resmi dilaunching pada Rabu (29/1) di Convention Hall Jl. Arief Rahman Hakim.

Kepala Dinas Sosial (dinsos) Surabaya Supomo menjelaskan, program ini sebelumnya sudah dikaji selama tiga tahun dan baru tahun ini bisa terrealisasi. Dalam pelaksanaannya, CSR melibatkan para mahasiswa dari 19 perguruan tinggi di Surabaya, plus didukung oleh pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM) Kak Seto.

Untuk tahap pertama ini, sebanyak 243 anak putus sekolah mendapat pendampingan dari para mahasiswa. Pendampingan yang dimaksud meliputi pendekatan psikologis dan pembelajaran. Supomo mengatakan, intensitas pertemuan antara kakak dan adik pendamping tersebut minimal seminggu sekali. Namun, tidak menutup kemungkinan ke depan kalau anak-anak sudah merasa nyaman dan senang, tata muka akan dilakukan lebih dari sekali dalam seminggu.

“Anak-anak nantinya memang diarahkan pada sekolah yang berdekatan dengan rumahnya. Pendampingan tetap diberikan agar motivasi anak untuk belajar tetap terjaga,” terang mantan Camat Kenjeran ini.

Sementara program CSR ini mendapat apresiasi dari pemerhati anak, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto. Menurut dia, Pemkot Surabaya dinilai berhasil memberdayakan masyarakat, dalam hal ini mahasiswa, untuk sama-sama peduli terhadap permasalahan anak. “Semoga langkah ini bisa dicontoh kabupaten/kota di daerah lain,” ujarnya.

Dalam pandangan Kak Seto, langkah pendampingan ini sebenarnya juga dapat dimanfaatkan untuk menggali potensi anak. Sebab, dikatakan saudara Kresno Mulyadi ini, spektrum cerdas itu sangat luas. Cerdas tidak hanya dalam hal akademis, tapi juga non-akademis seperti melukis, olahraga, musik, dan sebagainya.

Di sisi lain, Kak Seto juga menyerukan jauhkan kekerasan dari pendidikan. Pasalnya, kekerasan di sekolah bisa membuat anak tidak kerasan dan nyaman belajar. Hal itu menurut Kak Seto juga menjadi salah satu faktor pendorong anak putus sekolah. Selain karena faktor ekonomi, faktor psikologis juga memegang peranan penting yang menentukan anak tersebut mau bersekolah atau tidak.

“Mari kita wujudkan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak. Sebab, pendidikan itu sejatinya merupakan hak anak dan kita semua wajib menyediakan pendidikan yang layak bagi seluruh anak,” tutur psikolog yang mulai fokus pada permasalahan anak sejak 4 April 1970 ini.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (dindik) Surabaya Ikhsan mengaku sangat terbantu dengan adanya program CSR. Sebab, program ini mempunyai tujuan dan target yang sejalan dengan visi pemkot, yakni ke depan sudah tidak dijumpai lagi anak yang tidak bersekolah.

Dikatakan Ikhsan, metode pendampingan semacam ini membawa efek ganda. Bagi anak-anak yang didampingi tentu mereka akan merasa percaya diri, tidak minder, sehingga motivasi diri mereka bisa bangkit dan potensi yang dimiliki bisa berkembang. Di sisi lain, para mahasiswa yang mendampingi juga mendapat pelajaran tentang makna hidup dan cara bersosialisasi. Hal itu, merupakan sesuatu yang mahal yang mungkin tidak didapat di bangku kuliah. Pengalaman selama pendampingan, kata Ikhsan, juga dapat dipakai untuk menyusun skripsi atau tugas akhir, maupun penelitian. “Obyeknya ngga usah jauh-jauh, di sini sudah ada kok,” imbuhnya.

Pemkot Surabaya memberi perhatian lebih terhadap dunia pendidikan. Selain intervensi melalui bantuan operasional daerah (BOPDA), dindik juga sudah bekerja sama dengan seluruh SKPD, termasuk puskesmas, kecamatan, hingga kelurahan. Tujuannya untuk aktif mencari anak-anak putus sekolah di Kota Pahlawan untuk kemudian dicarikan sekolah yang terdekat.

Selain acara launching CSR, pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara Neneng dengan pengarang novel Novianto Adjie. Neneng adalah pelukis berkebutuhan khusus yang hasil lukisannya digunakan sebagai cover novel berjudul Kitab Tertutup: Raja Dusta dan Dewi Kemunafikan karangan Novianto Adjie.

Kak Seto berharap kesuksesan Neneng mampu memberi inspirasi bagi seluruh anak-anak yang hadir. Pesan yang disampaikan adalah tidak ada sesuatu yang tidak mungkin sejauh mau berusaha.(*/arf)

Selasa, 28 Januari 2014


KABARPROGRESIF.COM : Peristiwa kematian satwa di suatu lembaga konservasi merupakan hal yang wajar terjadi. Hal tersebut diungkapkan Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) Ratna Achjuningrum. Pernyataan itu sekaligus guna mengklarifikasi derasnya sorotan media bila ada satwa yang mati di KBS.

PDTS memang kerap kali berada pada posisi yang kurang menguntungkan setiap terjadi kematian satwa. Pasalnya, berita kematian hewan koleksi KBS selalu dikaitkan dengan opini pengelolaan yang kurang bagus. Padahal, saat pertama kali menangani KBS pada 15 Juli 2013, kondisi satwa sudah sangat memprihatinkan.
Ratna lantas menjelaskan, mulanya ada 204 spesies namun kini jumlahnya tinggal 197 spesies. Secara keseluruhan, total satwa di KBS saat ini ada 3.459 ekor dengan rincian 84 ekor dalam keadaan cacat, tua maupun sakit dan 40 ekor lainnya sudah sangat tua dan berada dalam pengamatan serius. “Beberapa di antaranya bahkan cukup parah,” ungkapnya saat ditemui di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Selasa (28/1).

Dia membeberkan kondisi riil satwa satu per satu. Misalnya seekor gajah bernama Hilir berjenis kelamin betina dan berusia 25 tahun. Saat pertama kali PDTS masuk, keadaannya sudah sangat memprihatinkan. Selain sudah tua, mata kanannya sakit dan berselaput. Selain itu ada juga Candrika, seekor harimau putih berumur 16 tahun. Kondisi lidah Candrika sudah tidak normal. Hal itu berimbas pada menurunnya nafsu makan hewan tersebut. Dikatakan Ratna, sebelumnya sudah menurun 3 kilogram daging per hari kini Candrika hanya mau menyantap 1 kilogram daging per hari.

Hilir dan Candrika hanya sebagian contoh satwa dengan kondisi buruk. Angeli, seekor singa harus berjalan sempoyongan karena mengalami kelainan pada kaki belakangnya. Di luar ketiga hewan tersebut menurut Ratna, masih banyak satwa dengan kondisi serupa, seperti celeng goteng, beruang madu, kuda nil, dan komodo. “33 burung juga dalam kondisi cacat dan sakit, termasuk 3 merak biru dan 10 jalak bali,” terangnya.

Dijelaskan Ratna, penyebab banyaknya satwa yang cacat tersebut sebagian besar karena perilaku satwa itu sendiri. Bisa jadi karena satwa bersikap hiperaktif atau perkelahian antar hewan dalam kandang. Lemahnya pengawasan sebelum ditangani PDTS KBS membuat faktor-faktor itu mungkin saja terjadi.

Sedangkan faktor pendorong kematian satwa, lanjut dia, bisa karena faktor seleksi alam, yakni kondisi satwa yang memang sudah tua. Kendati saat pertama kali mengelola KBS pada Juli tahun lalu PDTS sudah mendapati banyaknya satwa tua dan cacat, namun Ratna menyatakan pihaknya tetap memberikan perawatan maksimal. Upaya yang dimaksud berupa pemberian obat, vitamin dan makanan yang berkualitas. Serta, secara triwulan, PDTS rutin memberikan laporan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Sementara soal surplus hewan, alumnus Universitas Brawijaya itu mengatakan saat ini ada 144 ekor jalak bali dan 94 ekor pelikan. Sejauh ini, dua jenis satwa tersebut yang populasinya paling banyak. Hal itu tentu berpengaruh terhadap penyediaan lahan dan kandang demi kenyamanan satwa. Terkait hal ini, PDTS KBS tengah berkoordinasi dengan kementerian dan BKSDA. “Kalau memang ada rekom dari kementerian maupun BKDSA untuk dipindah, ya akan kami pindah tentunya proses kepindahan sesuai prosedur agar tidak terjadi over populasi,” katanya.
Ditanya apakah dalam waktu dekat PDTS akan menambah koleksi hewan? Ratna menyatakan, dirinya tidak memungkiri terjadi penurunan spesies dari 204 menjadi 197 sehingga butuh pengayaan. Penambahan spesies akan dilakukan di kemudian hari, namun menempuh langkah tersebut, PDTS akan fokus pada pembenahan kualitas kandang terlebih dahulu. Pasalnya, kondisi kandang KBS masih jauh dari kesan layak, baik dari segi keamanan maupun dari segi standar operasional bertaraf internasional.

Kematian Hewan, Brankas Misterius dan Pertukaran Satwa

Guna meningkatkan pengamanan dalam KBS, Pemkot Surabaya akhirnya memasang CCTV. Berdasar evaluasi yang sudah dilakukan, ada 52 titik yang perlu dipasang CCTV.  Dirut PDTS KBS Ratna Achjuningrum mengungkapkan saat ini CCTV sudah dipasang di 18 titik, ada yang di dalam dan di luar kandang. Mengenai lokasi persisnya tentu dirahasiakan demi kepentingan keamanan. “Sisanya dipasang menyusul secara bertahap,” imbuhnya.

Upaya mencegah kematian satwa karena faktor human error juga ditempuh dengan menggelar evaluasi sumber daya manusia (SDM). Hal itu juga sesuai dengan hasil keputusan rapat di kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa lalu (21/1). Dari hasil evaluasi diketahui karyawan yang melebihi batas pensiun sesuai perda, yakni 56 tahun sebanyak 27 orang. Parameter evaluasi juga didasarkan pada loyalitas, attitude (kelakuan), softskill dan hardskill. “Nanti kita akan dalami lebih jauh, mana yang layak menjadi karyawan KBS mana yang tidak,” tutur perempuan yang pernah berkecimpung dalam perusahaan pakan ternak selama 10 tahun ini.

Selain kematian hewan, perkembangan seputar KBS juga diwarnai dengan penemuan brankas dan pengusutan pertukaran satwa yang penuh kejanggalan. Tak ingin terseret pusaran konflik yang rentan bermasalah secara hukum, Pemkot Surabaya memutuskan melaporkan hal tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.

Ratna mengungkapkan, jumlah brankas yang ditemukan di KBS ada 6 buah. Dengan rincian 2 brankas kecil dalam kondisi rusak, 2 brankas digunakan pengelola untuk menyimpan kas dan tiket, dan 1 brankas misterius dengan 3 gembok yang hingga kini belum dibuka. Berdasarkan catatan keuangan yang belum tentu kebenarannya, brankas tersebut berisi uang senilai Rp 821 juta plus Rp 16 juta titipan koperasi, BPKB (buku pemilik kendaraan bermotor), dan titipan tunjangan hari raya karyawan. “Tapi sekali lagi saya garisbawahi bahwa itu masih berdasar informasi informal,” terang Ratna.

Sedangkan 1 brankas lainnya milik pengurus lama, kunci dan kombinasinya PDTS sama sekali tidak tahu, rumornya brankas itu berisi gading gajah dan cula badak. Hingga detik ini, kedua brankas itu masih belum dibuka.

Soal pertukaran satwa, Ratna menjelaskan bahwa hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) 8/1999 Tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa Liar, khususnya pada pasal 33 dan 34. Dijelaskan, pertukaran boleh dilakukan dengan beberapa persyaratan. Antara lain, harus ada evaluasi terlebih dulu, kemudian harus ada tim penyetaraan nilai konservasi. Untuk satwa tertentu bahkan perlu izin presiden.
Tidak berhenti sampai di situ, langkah teknis diperlukan guna menggenapi persyaratan pertukaran satwa. Pemberi dan penerima satwa harus kembali memastikan apakah penerima satwa mempunyai kandang dan keeper yang layak serta mampu menjaga satwa tersebut.

Ratna mengakui adanya pertukaran satwa dengan kendaraan bermotor dan museum pendidikan oleh pengelola sebelumnya. Terkait hal itu, dia menegaskan PDTS tidak akan menggunakan barang-barang hasil pertukaran yang diduga bermasalah. “Termasuk kandang kambing gunung yang masih dalam perbaikan itu tidak kami gunakan karena statusnya masih bermasalah,” tukas pejabat berjilbab ini. Untuk itu, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari KPK. (*/arf)


KABARPROGRESIF.COM : Pasmar-2  yang diwakili Resimen Kavaleri-2 Korps Marinir (Menkav-2 Mar) Jakarta berhasil menjadi yang terbaik dalam lomba ketepatan menembak dengan menggunakan tank amfibi yang diselenggarakan  di kawasan Pusat Latihan Pertempuran (Puslatpur) Korps Marinir, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur, Senin kemarin (27/01/2014).

Dalam lomba yang disaksikan langsung Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington dari titik tinjau T-12 di kawasan Puslatpur Korps Marinir tersebut,  Menkav-2 Mar berhasil meraih total nilai 600, sedangkan Menkav-1 Mar berada di urutan kedua dengan total nilai 400.


Laga kompetisi menembak kavaleri Korps Marinir tahun 2014 ini merupakan bagian dari Ajang Tarung Marinir (ATM) menggunakan material tempur terbaru Korps Marinir yakni Tank amfibi BMP-3F dengan tujuan untuk menguji kemampuan prajurit Korps Marinir dalam mengaplikasikan perangkat teknologi kesenjataan yang terdapat pada material tempur tersebut.

Pada kesempatan itu juga Komandan Batalyon Tank Pasmar-1 dan Pasmar-2 ikut memimpin perlombaan dengan adu kemahiran dalam menembak sasaran di mana Danyontank-2 Mar Letkol Marinir Very Handoko akhirnya berhasil menghancurkan sasaran dengan tembakan kanon dari Tank Amfibi yang dikendarainya.

Hadir dalam acara tersebut pejabat teras Korps Marinir, para Dankolak Kormar, para Dankolak dan Dansatlak Pasmar-1 dan Pasmar-2 yang seluruhnya selesai mengikuti acara serah terima BMP-3F dari Menhan RI kepada Korps Marinir. (*/arf)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive