Senin, 28 November 2022


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sebelum sidak ke RSUD Dr. Soewandhi yang dia sempat ngamuk, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sidak terlebih dahulu ke Puskesmas Sidotopo di Jalan Pegirian, Senin (28/11). 

Di tempat tersebut, ia nampak sumringah karena ternyata Puskesmas Sidotopo itu sudah berubah total setelah dia sidak seminggu sebelumnya.

Saat itu, ia juga sempat bertanya kepada sejumlah pasien yang datang ke Puskesmas Sidotopo tentang pelayanan di puskesmas tersebut, mulai dari antriannya hingga pengambilan obatnya. 

Sebagian besar dari mereka memastikan bahwa puskesmas itu sudah berubah, kini antriannya lebih cepat dan pengambilan obatnya sudah tidak antri lama.

“Saya syukur alhamdulillah karena sebelumnya ketika saya ke sini, tempat ini gak karu-karuan. Sampai saya bilang waktu itu, besok bawa karpet dan rantang kema di sini saja, karena antriannya terlalu lama dan banyak yang antri. Setelah saya beri waktu seminggu untuk berubah, ternyata saat ini sudah berubah total,” tegas Wali Kota Eri setelah menyapa sejumlah pasien di puskesmas tersebut.

Menurut Wali Kota Eri, setelah dia tanya-tanya ke pasien di puskemas tersebut, ternyata yang sudah berubah total adalah pelayanan di Poli Umum semakin cepat karena dokternya dua orang. 

Kemudian, pengambilan obatnya juga semakin cepat. Obat anak-anak yang racikan waktunya sekitar 15 menit, tapi obat untuk orang dewasa sekitar 5-7 menit.

“Setelah berubah total seperti ini, maka saya ingin memberikan reward, saya ingin membuat para pasien yang datang semakin nyaman. Jadi, nanti ruang tunggunya saya tarik ke ke belakang supaya semakin lebar dan nanti akan kita pasang AC, sehingga yang sudah mau masuk (pelayanan), mereka bisa lebih nyaman, dan yang belum waktunya masuk bisa tunggu di luar dan nanti akan kita kasik kipas supaya lebih nyaman,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan alasannya kenapa kembali lagi melakukan sidak ke Puskesmas Sidotopo. 

Bagi dia, sidak yang dilakukannya hingga diupload ke akun instagramnya, harus ditindaklanjuti dan permasalahannya harus diselesaikan. 

Sebab, ia tidak mau hanya melakukan sidak lalu membuat konten semata.

“Jadi, setelah saya sidak, saya masukkan ke Instagram karena saya ingin tahu komentarnya supaya bisa memperbaiki di semua lini. Mohon maaf, mohon maaf selalu saya katakan bahwa tidak hanya buat konten saja tapi tidak ada perubahan. Kalau begitu ya jangan lah. Nah, itulah yang membuat saya bahagia karena di puskesmas ini bisa berubah total dan saya minta untuk terus dipertahankan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sidotopo Galih Satrio Utomo memastikan bahwa setelah Wali Kota Eri sidak seminggu lalu, pihaknya langsung melakukan perbaikan-perbaikan. 

Pertama, semua personil puskesmas terutama para dokter harus standby di puskesmas selama jam pelayanan, sehingga saat ini ada tiga dokter di puskesmas tersebut, dua dokter di Poli Umum dan satu dokter di Poli KIA.

“Nah, sebelumnya ketika disidak Pak Wali, kita hanya ada dua dokter, itu pun yang satu dokter ada kegiatan di sekolah program bersih-bersih telinga. Sekarang sudah ada tiga dokter yang standby selama jam pelayanan,” tegasnya.

Selain itu, ia juga mengaku memperbaiki ruang tunggu yang awalnya hanya satu zona, kini dibuat dua zona. Ruang tunggu di dalam atau zona satu untuk anak-anak dan ruang tunggu dewasa atau zona dua di luar atau halaman puskesmas. 

“Petugas farmasinya juga kita tambah satu orang, sehingga pelayanan farmasi atau pengambilan obatnya bisa lebih cepat,” katanya.

Musarofa, salah satu pasien yang mengantar dua anaknya berobat ke Puskesmas Sidotopo langsung berterimakasih kepada Wali Kota Eri karena pelayanan di puskesmas itu sudah lebih cepat, sehingga dia tidak perlu berlama-lama lagi antri di puskesmas itu.

“Saya sering ke puskesmas ini untuk mengobati anak-anak saya. Dulu lama banget antriannya, harus datang pagi-pagi banget supaya bisa dapat nomor antrian awal dan bisa cepat dilayani. Tapi sekarang alhamdulillah semuanya sudah berubah total, alhamdulillah sudah cepat banget pelayanannya. Terimakasih banyak Pak Eri, semoga Pak Eri selalu diberikan kesehatan untuk melayani warga,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kemarahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di RSUD Dr. Soewandie Senin (28/11) cukup beralasan.

Ini lantaran ketika mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeko) Surabaya tiba di rumah sakit pemerintah itu.

Wali Kota Eri langsung menemui dan bertanya kepada dua ibu lanjut usia (Lansia) yang hendak pulang seusai mendapatkan perawatan di Poli Orthopedi.

“Bagaimana Bu pelayanannya? Apakah lebih cepat atau bagaimana?” tanya Wali Kota Eri kepada ibu lanjut lansia itu. 

Salah satu ibu menjelaskan bahwa pelayanannya sangat lama. 

Bahkan, ia juga menjelaskan sudah antri sejak pagi dan baru dilayani siang harinya.

Mendapatkan keluhan itu, lalu dengan sopannya Wali Kota Eri mengajak dua ibu-ibu lansia itu menuju Poli Orthopedi lagi. 

Di poli tersebut, Wali Kota Eri langsung menanyakan kepada para perawat yang sedang bertugas tentang masalah lamanya antrian di poli tersebut. 

Ia juga menanyakan televisi yang menunjukkan nomor antrian, karena di poli tersebut tidak ada.

Perawat itu pun menjelaskan bahwa yang membuat lama hingga ibu setengah baya itu baru bisa dilayani karena berkas rekam medisnya baru datang juga. 

“Oh berarti ini perkara rekam medisnya yang lama,” kata Wali Kota Eri lalu meminta ajudannya untuk memanggil manajemen RSUD Dr. Soewandhie.

Setelah manajemen datang, Wali Kota Eri menanyakan alasan lamanya rekam medis itu dikirim ke Poli Orthopedi. 

Mereka pun mengakui bahwa berkas ibu tersebut sempat tidak ketemu di ruang berkas rekam medis. 

Wali Kota Eri pun tambah heran dan akhirnya mengajak mereka ke ruang berkas rekam medis. 

“Ayo ke ruang rekam medis, saya pengen tahu apa masalahnya,” tegasnya dengan nada yang mulai meninggi.

Nah, ketika di ruang rekam medis, Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini semakin  marah karena petugas pelayan di tempat tersebut sedikit. 

Padahal, pasien yang membutuhkan berkas rekam medis sangat banyak. 

Ia pun memasuki ruangan yang penuh berkas rekam medis itu. 

Melihat ruang berkas rekam medis, Ia semakin marah karena berkas-berkas itu miring-miring dan seakan kurang tertata.

“Ya pantas saja lama carinya, wong penataannya begini, tidak teratur seperti ini. Kalian tahu gak, itu ada yang rekam medisnya lebih cepat dikirim lalu dilayani, tapi yang tidak datang-datang rekam medisnya sampai lama tidak dilayani pemeriksaannya. Saya sudah bilang buatlah inovasi, ini wargaku yang kalian suruh nunggu lama, kalian tahu gak?” tanya Wali Kota Eri kepada para staf yang bagian mencari rekam medis di ruang tertutup itu.

Bahkan di ruangan tersebut, ia juga nampak sangat kecewa dengan para staf itu. 

Sebab, berkali-kali Wali Kota Eri bertanya seakan tidak menemukan solusi. 

Semakin kecewanya, Wali Kota Eri pun membanting berkas rekam medis itu ke lantai.

Di tengah suasana yang serba kurang enak itu, tiba-tiba ada salah seorang ASN perempuan yang berbisik-bisik sesama staf lainnya, mereka seakan membela diri soal penataan ruang rekam medis itu, dan ternyata hal itu didengar oleh Wali Kota Eri. Akhirnya, ASN itu dipanggil oleh Wali Kota Eri.

“Masak penataannya seperti ini masih dibilang rapi? Ayo kalian semua ikut saya biar kalian tahu bagaimana warga saya yang sakit antri, kasihan warga saya itu,” kata Wali Kota Eri sambil mengajak dan menggandeng ASN perempuan itu naik lift menuju Poli Orthopedi. 

Ia juga mengajak semua staf di ruang rekam medis itu untuk ikut serta ke Poli Orthopedi.

Tiba di depan Poli Orthopedi, Wali Kota Eri menunjukkan betapa lamanya antrian di poli tersebut hanya karena berkas rekam medis yang tidak dikirim-kirim oleh mereka. 

“Ini dilihat. Mereka ada yang sudah antri dari pagi baru dilayani karena rekam medisnya gak datang-datang. Kalian itu kerja di sini dibayari oleh APBD, jangan disia-siakan wargaku,” kata Wali Kota Eri dengan nada tinggi.

Tak lama kemudian, Wali Kota Eri meminta maaf kepada warga yang sudah antri lama. 

Setelah itu, ia langsung mengajak manajemen Soewandhie untuk rapat internal. 

Dalam rapat internal itu, Wali Kota Eri meminta manajemen RSUD Dr. Soewandhie untuk menyiapkan berkas rekam medis itu sehari sebelum pasien itu berobat, karena sebagian besar dari mereka sudah daftar satu hari sebelumnya di aplikasi mereka.

“Jadi, saya minta sebelum poli-poli ini buka, berkas rekam medisnya sudah harus ada di mejanya poli. Itu bagi yang sudah daftar online. Bagi yang baru daftar bisa dipisahkan dan langsung disiapkan juga dengan terpisah,” tegasnya.

Selain itu, Wali Kota Eri juga meminta manajemen RSUD Dr. Soewandhie untuk menata kembali dokter-dokter yang bertugas di setiap poli. 

Kebutuhan dokter itu disesuaikan dengan banyaknya pasien yang datang setiap harinya. 

“Misal poli ini butuh 4 dokter, jadi 4 dokter itu tidak boleh kemana-mana sampai semua pasiennya terlayani semua. Tolong itu ditata semua dan nanti akan kita masukkan ke kontrak kinerja para manajemen ini,” katanya.

Saat itu, Wali Kota Eri juga meminta mereka untuk menyiapkan televisi di setiap poli yang menunjukkan nomor antrian pasien, sehingga pasien bisa tahu nomor antrian yang sudah dilayani dan belum dilayani. 

“Saya tidak mau tahu pokoknya tiga ini harus sudah selesai seminggu ke depan, itu akan saya  masukkan ke kontrak kinerja para manajemen RSUD Dr. Soewandhie, kalau sudah tidak mampu menyelesaikan itu ya sudah, bisa mengundurkan diri,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Dr. Soewandhi dr. Billy Daniel Messakh memastikan pihaknya akan langsung melakukan perbaikan-perbaikan setelah pertemuan dengan Wali Kota Eri itu. 

Bahkan, ia juga mengaku sudah menemukan beberapa solusi untuk memperbaiki pelayanan di rumahnya sakitnya itu. 

“Habis ini kita akan langsung melakukan perbaikan-perbaikan,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ngamuk saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Dr. Soewandhie, Senin (28/1).

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini marah karena petugas pelayan di tempat tersebut sedikit. 

Padahal, pasien yang membutuhkan berkas rekam medis sangat banyak. 

Ia pun memasuki ruangan yang penuh berkas rekam medis itu. 

Melihat ruang berkas rekam medis, Ia semakin marah karena berkas-berkas itu miring-miring dan seakan kurang tertata.

“Ya pantas saja lama carinya, wong penataannya begini, tidak teratur seperti ini. Kalian tahu gak, itu ada yang rekam medisnya lebih cepat dikirim lalu dilayani, tapi yang tidak datang-datang rekam medisnya sampai lama tidak dilayani pemeriksaannya. Saya sudah bilang buatlah inovasi, ini wargaku yang kalian suruh nunggu lama, kalian tahu gak?” tanya Wali Kota Eri kepada para staf yang bagian mencari rekam medis di ruang tertutup itu.

Bahkan di ruangan tersebut, ia juga nampak sangat kecewa dengan para staf itu. 

Sebab, berkali-kali Wali Kota Eri bertanya seakan tidak menemukan solusi. 

Semakin kecewanya, Wali Kota Eri pun membanting berkas rekam medis itu ke lantai.

Di tengah suasana yang serba kurang enak itu, tiba-tiba ada salah seorang ASN perempuan yang berbisik-bisik sesama staf lainnya, mereka seakan membela diri soal penataan ruang rekam medis itu, dan ternyata hal itu didengar oleh Wali Kota Eri. Akhirnya, ASN itu dipanggil oleh Wali Kota Eri.

“Masak penataannya seperti ini masih dibilang rapi? Ayo kalian semua ikut saya biar kalian tahu bagaimana warga saya yang sakit antri, kasihan warga saya itu,” kata Wali Kota Eri sambil mengajak dan menggandeng ASN perempuan itu naik lift menuju Poli Orthopedi. 

Ia juga mengajak semua staf di ruang rekam medis itu untuk ikut serta ke Poli Orthopedi.

Tiba di depan Poli Orthopedi, Wali Kota Eri menunjukkan betapa lamanya antrian di poli tersebut hanya karena berkas rekam medis yang tidak dikirim-kirim oleh mereka. 

“Ini dilihat. Mereka ada yang sudah antri dari pagi baru dilayani karena rekam medisnya gak datang-datang. Kalian itu kerja di sini dibayari oleh APBD, jangan disia-siakan wargaku,” kata Wali Kota Eri dengan nada tinggi.

Tak lama kemudian, Wali Kota Eri meminta maaf kepada warga yang sudah antri lama. 

Setelah itu, ia langsung mengajak manajemen Soewandhie untuk rapat internal. 

Dalam rapat internal itu, Wali Kota Eri meminta manajemen RSUD Dr. Soewandhie untuk menyiapkan berkas rekam medis itu sehari sebelum pasien itu berobat, karena sebagian besar dari mereka sudah daftar satu hari sebelumnya di aplikasi mereka.

“Jadi, saya minta sebelum poli-poli ini buka, berkas rekam medisnya sudah harus ada di mejanya poli. Itu bagi yang sudah daftar online. Bagi yang baru daftar bisa dipisahkan dan langsung disiapkan juga dengan terpisah,” tegasnya.

Selain itu, Wali Kota Eri juga meminta manajemen RSUD Dr. Soewandhie untuk menata kembali dokter-dokter yang bertugas di setiap poli. 

Kebutuhan dokter itu disesuaikan dengan banyaknya pasien yang datang setiap harinya. 

“Misal poli ini butuh 4 dokter, jadi 4 dokter itu tidak boleh kemana-mana sampai semua pasiennya terlayani semua. Tolong itu ditata semua dan nanti akan kita masukkan ke kontrak kinerja para manajemen ini,” katanya.

Saat itu, Wali Kota Eri juga meminta mereka untuk menyiapkan televisi di setiap poli yang menunjukkan nomor antrian pasien, sehingga pasien bisa tahu nomor antrian yang sudah dilayani dan belum dilayani. 

“Saya tidak mau tahu pokoknya tiga ini harus sudah selesai seminggu ke depan, itu akan saya  masukkan ke kontrak kinerja para manajemen RSUD Dr. Soewandhie, kalau sudah tidak mampu menyelesaikan itu ya sudah, bisa mengundurkan diri,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Dr. Soewandhi dr. Billy Daniel Messakh memastikan pihaknya akan langsung melakukan perbaikan-perbaikan setelah pertemuan dengan Wali Kota Eri itu. 

Bahkan, ia juga mengaku sudah menemukan beberapa solusi untuk memperbaiki pelayanan di rumahnya sakitnya itu. 

“Habis ini kita akan langsung melakukan perbaikan-perbaikan,” pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. T.S.N.B. Hutabarat, M.M.S., yang diwakili oleh Danguspurla Koarmada II Laksma TNI Deny Prasetyo memimpin upacara penyambutan kedatangan KRI Diponegoro-365 (KRI DPN-365) setelah sukses mengikuti ajang International Fleet Review (IFR) 2022 di Yokosuka dan Teluk Sagami Jepang dalam rangka memperingati 70 tahun Japan Maritime Self Defense Force (JMSDF), bertempat di Dermaga Madura Koarmada II, Senin (28/11). 

Di bawah komando Letkol Laut (P) Kurniawan Koes Atmadja, S.E., KRI DPN-365 telah melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya Welcome Ceremony dan Welcome Reception yang dipimpin oleh Panglima Armada Japan Maritime Self-Defence Force (JMSDF), melaksanakan Open Ship, Cocktail Party, Sailing Pass dengan Kapal VIP JS Izumo, menjadi juara pertama dalam pertandingan futsal antar negara atau Goodwill Games, dan Multilateral Exercise SAREX, dimana KRI Diponegoro yang tergabung dalam Task Unit Rescue melaksanakan pencarian dan penyelamatan kapal yang mengalami kebakaran di laut. 

Dalam sambutan Pangkoarmada II yang dibacakan oleh Danguspurla Koarmada II mengucapkan terima kasih dan bangga atas keberhasilan yang telah dicapai yakni menyelamatkan satu anggota Japan Maritime Self Defence Force (JMSDF) yang tenggelam di Dermaga Funakoshi Naval Base, dan hal ini juga mendapatkan apresiasi yang baik dari pihak JMSDF. 

“Keberhasilan yang telah diperoleh tentunya tidak lepas dari kerja sama, soliditas, profesionalisme, semangat, kerja keras, dedikasi dan loyalitas yang tinggi dari seluruh personel Satgas,” ujarnya.

Keberhasilan prajurit KRI DPN-365 dalam mengemban tugas diplomasi ini, sesuai dengan perintah Pangkoarmada II Laksda TNI T.S.N.B. Hutabarat, M.M.S., sebagai implementasi dari perintah harian Kasal Laksamana TNI Yudo Margono yakni dimanapun TNI AL berada harus memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta seluruh jajarannya agar menyiapkan rencana manajemen risiko. 

Perencanaan manajemen risiko ini diharapkan dapat disiapkan sebelum mulai menjalankan program dan kegiatan kerja pada tahun anggaran 2023 mendatang.

Demikian disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi saat membuka acara 'Sosialisasi Pelaksanaan Manajemen Risiko' bersama Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur, Alexander Rubi Setyoadi.

Kegiatan sosialisasi yang diikuti seluruh Kepala Perangkat Daerah (PD), Camat dan Lurah tersebut, yang berlangsung di Graha Sawunggaling Lantai 6 Gedung Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Senin (28/11).

Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan, bahwa seorang pemimpin atau leader harus tahu terhadap manajemen risiko dari sebuah kegiatan yang akan dijalankan. 

Menurutnya, manajemen risiko ini harus dilakukan dan dipetakan sejak awal perencanaan sebelum anggaran dijalankan.

"Contohnya seperti akan memasang U-ditch saluran di kampung, itu juga harus dihitung manajemen risikonya. Misal ketika sudah digali tiba-tiba U-ditch habis, tiba-tiba U-ditch tidak terkirim, terus bagaimana? Inilah yang harus dihitung betul manajemen risikonya seperti apa," kata Wali Kota Eri.

Sama halnya dalam penyelesaian stunting, Wali Kota Eri itu menyebutkan, bahwa harus ada yang memastikan bayi tersebut mendapatkan bantuan makanan dengan asupan protein bergizi. 

Nah, ketika Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menyiapkan makanan, maka harus dapat dipastikan jika masakannya mengandung protein bergizi.

"Kalau ini ternyata gagal, setelah dikasih makan, setelah dikasih susu tidak ada perubahan, ini yang salah yang mana? Apa cara pemberian makanan atau cara masaknya. Nah, ini harus ada manajemen risikonya yang dibuat oleh masing-masing leader," ujarnya mencontohkan.

Apalagi, pada tahun 2023, anggaran pemkot sebesar Rp3 triliun digunakan untuk pemberdayaan UMKM, maka ia meminta agar manajemen risikonya harus jelas dan pasti. 

Oleh sebabnya, melalui kegiatan sosialisasi ini, ia meminta Kepala PD, Camat dan Lurah agar mempelajari manajemen risiko dengan jelas.

"Sehingga teman-teman gunakan sebesar-besarnya peluang ini, pelajari manajemen risiko untuk bertanya langsung kepada ahlinya," kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Di lain hal, Wali Kota Eri juga berharap kepada jajarannya agar pada saat menjalankan program dan kegiatan tahun 2023, tidak segan untuk meminta pendampingan Inspektorat Surabaya. 

Termasuk juga meminta pendampingan BPKP bagi Perangkat Daerah (PD) yang memiliki risiko berat.

"Sehingga sebelum ada kejadian, kita sudah melakukan antisipasi. Dengan demikian maka ketika ada permasalahan-permasalahan dapat kita lewati dan menjadikan pemkot lebih baik dalam menjalankan program untuk umat di seluruh Kota Surabaya," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Inspektorat Kota Surabaya, Ikhsan dalam laporannya menjelaskan, sosialisasi pelaksanaan manajemen risiko ini dalam rangka Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP). 

Hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 60 tahun 2008 serta pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan Inspektorat Kota Surabaya untuk kegiatan Tahun Anggaran 2023.

"Diharapkan setelah mengikuti acara sosialisasi ini seluruh perangkat daerah akan memahami bagaimana penilaian risiko terhadap kegiatan-kegiatan yang ditangani oleh masing-masing perangkat daerah," kata Ikhsan.

Termasuk pula, Ikhsan menyebut, bagaimana juga perangkat daerah  dapat melakukan mitigasi dan pengurangan risiko dari setiap kegiatan yang dilaksanakan di tahun 2023. 

"Tahun lalu kita sudah membuat manajemen risiko ini. 

Kemudian Insyaallah di bulan-bulan ini, Bapak-Ibu kembali membuat manajemen risiko untuk kegiatan tahun 2023," ujar dia.

Menurutnya, memetakan manajemen risiko dalam menyusun kegiatan dan program pada tahun 2023, sangatlah penting. 

Terlebih, dalam program dan kegiatan yang memiliki risiko tinggi, diperlukan pemetaan untuk bagaimana mitigasi dan cara penyelesaiannya.

"Sehingga diharapkan nanti sudah tidak ada lagi kegiatan-kegiatan yang bermasalah. Kita akan bersama-sama didampingi oleh BPKP, karena selama ini kita didampingi terus Tim BPKP untuk kegiatan-kegiatan yang ada di Pemkot Surabaya," pungkasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dinas Komunikasi dan Elektronika (Diskomlek) Koarmada II menggelar pelatihan prosedur komunikasi taktis TW IV Tahun 2022 yang diikuti sebanyak 35 prajurit Korps Komunikasi dari seluruh unsur KRI yang berada di Pangkalan Koarmada II dan staf, bertempat di Ruang Kelas Diskomlek Koarmada II. Senin (28/11/2022).

Kegiatan yang diselenggarakan mulai dari tanggal 28 s.d. 30 November 2022 ini, diharapkan akan dapat menghasilkan personel-personel yang profesional, guna meningkatkan kemampuan personel komunikasi TNI Angkatan Laut yang pada akhirnya dapat mewujudkan TNI Angkatan Laut yang berkelas dunia.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi militer dan tuntutan tugas yang makin banyak dan kompleks, maka Komunikasi dan Elektronika menjadi tumpuan dalam menentukan suatu keberhasilan setiap pelaksanaan tugas dan operasi. 

Oleh karena itu perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dari semua pihak, sehingga dukungan komunikasi menjadi handal dan teruji.

Tujuan dari latihan ini untuk menguji dan meningkatkan kemampuan personel dan efektifitas sistem komlek unsur koarmada II dalam melaksanakan tugas Operasi Matra Laut maupun Operasi Gabungan TNI akan dapat tercapai.

Hal ini merupakan perintah dari Pangkoarmada II Laksda TNI T.S.N.B. Hutabarat, agar meningkatkan kualitas dan kuantitas latihan sebagai salah satu implementasi dari program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, di bidang pengembangan SDM yang profesional dan material yang siap tempur serta peningkatan kemampuan prajurit TNI AL agar siap dalam menghadapi segala ancaman.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina menyatakan per 24 November 2022, jumlah kasus aktif COVID-19 tercatat sebanyak 615 kasus. 

Jumlah kasus COVID-19 di Kota Pahlawan tersebut didominasi warga ber KTP Surabaya

“Sebagian besar kasus aktif didominasi Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 75 persen dan kasus dengan gejala ringan sebanyak 21 persen. Untuk kasus dengan gejala ringan melakukan isolasi mandiri di rumah dengan pantauan petugas kesehatan (Puskesmas) wilayah setempat,” kata Nanik, Senin (28/11).

Lebih lanjut, pasien COVID-19 tanpa gejala dan yang mempunyai gejala ringan dengan komorbid terkontrol melakukan isolasi mandiri di rumah dengan  pemantauan secara ketat dari Puskesmas wilayah. 

Sedangkan kasus yang mempunyai komorbid dan sedang dilakukan perawatan di Rumah Sakit sebanyak 0,05 persen dan kasus COVID-19 dengan kondisi Lansia sebanyak 21 persen.

“Kapasitas BOR (Bed Occupancy Red) di Rumah Sakit hingga per tanggal 24 November 2022 kondisinya mencukupi, yaitu sebesar 22,82 persen,” katanya.

Nanik mengaku, untuk menangkal penyebaran COVID-19 di Kota Surabaya, pemkot semakin gencar melakukan vaksin booster. 

Hingga saat ini capaian vaksinasi booster pertama masyarakat umum Kota Surabaya per 24 November 2022 sebesar 53,91 persen. 

“Soal rencana vaksin booster kedua untuk masyarakat umum, sampai saat ini belum ada Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait vaksinasi booster kedua untuk masyarakat umum,” ungkapnya.

Berbeda dengan vaksin booster kedua untuk nakes, berdasarkan Surat Edaran Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/C/3615/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster Kedua bagi Tenaga Kesehatan telah dilaksanakan sejak tanggal 29 Juli 2022. 

Capaian vaksinasi booster pertama tenaga kesehatan (nakes) Kota Surabaya per 24 November 2022 sebesar 150,11 persen.

“Dan capaian vaksinasi booster kedua tenaga kesehatan Kota Surabaya sampai dengan tanggal 24 Nov 2022 sebesar 90,77 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, capaian vaksinasi booster pertama lansia Kota Surabaya per 24 November 2022 sebesar 55,25 persen. 

“Berdasarkan Surat Edaran Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/C/5565/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster Kedua bagi Kelompok Lansia telah dilaksanakan sejak tanggal 23 November 2022,” pungkasnya. 


KABARPROGRESIF.COM: (Malang) Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Imam Gogor melakukan kunjungan di beberapa rumah PNS dan prajurit Korem yang saat ini diketahui mengalami sakit.

Selain ke rumah Kopda Irham Feriatmoko, Danrem juga tertuju untuk mengunjungi rumah Kapten Arh Salim dan salah satu PNS Korem.

“Kunjungan ini untuk memastikan kondisi kesehatan personel yang sedang sakit,” kata Danrem. Senin (28/11) siang.

Danrem menambahkan, selain memantau kondisi kesehatan personelnya, kunjungan itu dilakukan juga bertujuan untuk meningkatkan sekaligus mempererat tali silaturahmi.

“Beliau-beliau itu, merupakan Keluarga Besar Korem Baladhika Jaya,” pungkasnya.

Tak lupa, kunjungan itu juga dibalut dengan adanya pemberian motivasi dan inovasi yang diberikan langsung oleh Kolonel Imam Gogor. 

“Harapan saya, semoga anggota kami segera diberikan kesembuhan,” jelasnya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berkomitmen memberikan perhatian terhadap para orang tua yang sudah lanjut usia (Lansia). 

Terutama bagi mereka yang hidup sebatang kara dan berasal dari keluarga miskin. Karenanya, pemkot menyiapkan Panti Werdha baru di kawasan Sonokwijenan, Kecamatan Sukomanunggal Surabaya.

Penambahan panti baru dilakukan karena kapasitas Griya Werdha Jambangan Surabaya sudah tidak mencukupi.

"Saat ini memang kita masih pakai tempat sementara di UPTD Kalijudan. Nanti pada tahun 2023 kita pindahkan ke Sonokwijenan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin, Senin (26/11).

Ia menjelaskan, bahwa perbaikan di Panti Werdha Sonokwijenan membutuhkan effort yang besar. 

Sebab, dahulu tempat tersebut merupakan gedung sekolah yang belum dilengkapi kamar mandi pada setiap ruangan kelasnya.

"Sehingga nanti di tahun 2023 dianggarkan teman-teman Dinas Cipta Karya untuk perbaikan total di Sonokwijenan. Makanya untuk sementara waktu kita rawat sebagian lansia di UPTD Kalijudan," jelasnya.

Menurut Anna, lansia yang sekarang ini dirawat dan tinggal sementara di UPTD Kalijudan adalah mereka yang mandiri. 

Artinya, para lansia itu bisa makan, mandi, ibadah maupun melakukan aktivitas secara mandiri. 

"Yang mandiri kami taruh di Kalijudan dan yang di bawah mandiri maka dia tetap di Jambangan," ungkapnya.

Anna juga mengungkapkan, saat ini Griya Werdha Jambangan dihuni sebanyak 185 lansia. 

Padahal untuk normalnya di tempat tersebut, kapasitasnya diisi 160 tempat tidur. 

Oleh sebab itu, Pemkot Surabaya kemudian menambah lokasi Panti Werdha di Sonokwijenan. 

"Makanya kami harus mengembangkan itu. Karena mohon maaf, kalau ada yang harus kami rawat, ya kami rawat, karena kasihan para orang tua itu," tuturnya.

Pihaknya pun ingin membuka hati dan nurani masyarakat agar tidak serta merta menyerahkan orang tua mereka yang sudah lansia ke Panti Griya Werdha. 

Jika faktor ekonomi menjadi alasan, Pemkot Surabaya memastikan siap untuk memberikan intervensi kepada anak atau keluarganya.

"Saya mengharapkan juga kepedulian anak-anak. Karena sekarang ini semakin banyak kami menerima surat (permohonan) yang sudah disertai surat pernyataan dari anak bersedia orang tuanya dirawat," terang Anna.

Anna menyatakan, panti sosial Griya Werdha seharusnya dikhususkan bagi lansia miskin terlantar dan tidak memiliki keluarga. 

Namun, tetap saja masih ada pengajuan untuk tinggal di Griya Werdha meski lansia itu masih memiliki anak dan keluarga.

"Maka saya tidak serta merta mengambil orang tua itu. Tapi saya mendekati dahulu anak atau keluarganya. Kan kasihan, karena sebaik-baik perawatan itu ada di keluarganya," tandasnya.


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Menjelang keberangkatan pada misi perdamaian dunia di Lebanon, Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. T.S.N.B. Hutabarat, M.M.S., mengecek kesiapan Perlengkapan Perorangan dan Lapangan (Kaporlap) yang telah diterima oleh Prajurit Satgas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL, bertempat di Lapangan Mako Kolinlamil, Senin (28/11).

Sebelumnya, telah dilaksanakan pengecekan dan perhitungan oleh staf PMPP TNI dan tim komisi dari Babek TNI untuk didistribusikan langsung kepada setiap prajurit yang akan melaksanakan misi perdamaian dunia di Lebanon selama satu tahun.

Dalam arahannya, Pangkoarmada II mengatakan bahwa sebelum melaksanakan Pemeriksaan Kesiapan Operasi (Riksiapops) esok hari, harus dicek kembali pendistribusian kaporlap dan diyakinkan lagi bahwa kaporlap yang diberikan oleh Babek TNI sesuai dengan kebutuhan Satgas. 

“Seluruh material diserahkan kepada Satgas dalam kondisi baik dan dalam jumlah yang mencukupi, diharapkan nantinya akan dapat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan misi perdamaian dunia," pungkasnya.



KABARPROGRESIF.COM: (Lamongan) Dandim 0812/Lamongan, Letkol Kav Endi Siswanto Yusuf mengapresiasi kolaborasi antar KORPRI yang ada di wilayah teritorialnya.

Hal itu, dikatakan oleh Dandim ketika mengikuti adanya gowes bareng dalam rangka HUT KORPRI ke51 dan HUT TNI ke-77 di Lamongan, Jawa Timur pada Senin (28/11). 

“Sinergitas antar KORPRI di Lamongan cukup baik,” ungkapnya.

Selain diikuti oleh Dandim, beberapa pejabat setempat nampak ikut hadir mengikuti adanya gowes tersebut, salah satunya Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.

“Gowes ini juga turut diikuti oleh peseda dari luar Lamongan. Ada juga dari Gresik, Bojonegoro, hingga Surabaya,” kata Dandim.

Letkol Endi berharap, dengan adanya pelaksanaan gowes yang digelar saat ini. Bisa dijadikan momentum untuk terus meningkatkan sinergitas antar KORPRI.

“Dengan adanya kegiatan ini, semoga ke depan KORPRI semakin sukses,” pungkasnya.



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya semakin menggencarkan pelaksanaan vaksinasi booster (dosis 3). 

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi puncak COVID-19 yang diprediksi akan meningkat pada awal Desember 2022. 

Karenanya, masyarakat Kota Pahlawan diminta tidak melakukan kegiatan dengan euforia berlebihan dan tetap menerapkan prokes secara ketat. 

“Kita dalam menghadapi COVID-19 itu hanya satu, yakni vaksin booster itu dibanterno (dimasifkan). Hari ini, prokes dan booster di masifkan, biar tidak ada COVID-19. Jadi, kita lakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan euforia berlebihan dengan selalu menerapkan prokes,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Senin (28/11).

Wali Kota Eri menjelaskan bahwa pasokan kiriman vaksin booster memiliki jenis yang beragam. 

Setiap pasokan vaksin tersebut datang, maka Pemkot Surabaya akan langsung mengalokasikan kepada masyarakat melalui puskesmas, fasyankes, hingga gerai vaksin. 

“Kita dikirim, macam-macam jenis. Belum satu jenis, pokoknya yang dikirim apa akan langsung disikat. Insya Allah kita bergerak dengan kecepatan lagi, apalagi lansia sudah diperbolehkan booster kedua,” jelasnya.

Sedangkan untuk angka kasus aktif COVID-19 di Kota Surabaya, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku terjadi kenaikan dan penurunan secara berkala. 

Kasus aktif COVID-19 tersebut didominasi oleh pasien dengan gejala ringan, yang kemudian dilakukan penanganan isolasi mandiri (isoman) dirumah dengan dilakukan pemantauan oleh puskesmas setempat.

“Surabaya tidak penuh, gejalanya ringan semua, isloasi mandiri (isoman). Ada yang dirumah sakit tapi yang komorbid aja. Rumah sakit menerimanya COVID-19 (memiliki) komorbid dan langsung ditangani untuk dirawat. Tapi selagi dia ringan, diminta isoman di rumah dengan diberikan obat, 3-4 dia akan sembuh,” pungkasnya.

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive