KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Asisten Potensi Maritim Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Aspotmar Danlantamal) V, Kolonel Laut (P) Edi Atmu membuka pelaksanaan bimbingan teknis budidaya ikan air tawar kepada 40 anggota Lantamal V yang dilaksanakan di di ruang rapat Dinas Pemeliharaan dan Perbaikan Lantamal V jalan Rawa Komplek DBAL, Ujung, Surabaya, Selasa (3/4).
Acara tersebut dihadiri Kasi Latihan Teknik Perikanan Budidaya DKP Prov Jatim Ir. Nurandri, MT., Instruktur Pelatihan DKP Prov Jatim Hendan Muharyanto, S,Pi., Perancang Diklat DKP Prov Jatim Fransisca, S. Pi., dan Kadispotmar Lantamal V Letkol Laut (P) Didik Dhuwijantoko.
Menurut Aspormar Danlantamal V, Bimbingan teknis ini merupakan bagian dari kegiatan komunikasi sosial TNI Th. 2018. Tema yang dipakai dalam pelaksanaan bimbingan teknis perikanan kali ini adalah “Kita Tingkatkan Kesejahteraan Anggota dan Masyarakat Nelayan Melalui Bimtek Budidaya Ikan Air Tawar di Wilayah Lantamal V”.
Atmu -sapaan akrab Aspotmar Danlantamal V ini -menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada 40 anggota Lantamal V.
“Terima kasih kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada 40 anggota Lantamal V, hal ini merupakan kesempatan langka yang bisa diterima oleh personel TNI AL guna menambah ilmu pengetahuan tentang budidaya perikanan," ujarnya.
Sedangkan Kasi Latihan Teknik Perikanan Budidaya DKP Prov Jatim Ir. Nurandri, MT., disela-sela penaburan benih ikan lele menyampaikan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan ini untuk mendapatkan hasil yang berlimpah dan ikannya sehat.
“Pada kesempatan ini kami perkenalkan sistem pembudidayaan ikan lele menggunakan sistem bioflok. Sistem tersebut sudah dikembangkan oleh beberapa Dinas Kelautan dan Perikanan. Dalam satu kolam bisa menghasilkan hingga 10 kali lipat dari budidaya biasa," ujarnya.
Jika di kolam biasa lanjutnya, satu meter kubik bisa dimuati 60 ekor lele, maka di kolam bioflok yang sama bisa berisi 600 lele. Pada sistem bioflok tidak diperlukan lahan kolam yang luas untuk budidaya lele. Cukup kolam buatan menggunakan bahan terpal dengan rangka bambu atau besi. Namun, dengan kualitas air yang ditingkatkan menggunakan mesin airator yang memasok sirkulasi oksigen dalam kolam.
Sedangkan untuk makannya ikan lele dengan sistem bioflok dilakukan dengan menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang justru bermanfaat sebagai makanan alami ikan.
Pertumbuhan mikroorganisme dipicu dengan cara memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik) berupa minyak dari tepung ikan yang difermentasi dan molase (tetes tebu) ke dalam kolam. (arf)