Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Senin, 24 Juni 2019

Begini Suasana Delegasi Pendidikan Surabaya di St. Vincent School Liverpool


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Tim Delegasi Pendidikan Kota Surabaya akhirnya tiba di Manchester Air Port sekitar pukul 1 siang, Selasa, (18/6) waktu setempat, dengan penerbangan menggunakan pesawat Qatar Air Ways. Perjalanan yang menguras tenaga ditambah dengan urusan bagasi dan imigrasi yang lumayan lama, membuat delapan orang pendamping (guru) dan tujuh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) kelelahan.

Terlebih, home sick yang dialami beberapa anak juga lumayan menguras waktu, dan energi para pendamping. Ketika masih di bandara Juanda dan Soekarno Hatta, anak-anak masih bisa bercanda ria dengan sesama dan anggota delegasi yang lain. Tapi ketika pesawat sudah jauh meninggalkan Jakarta, maka tangis kerinduan anak-anak mulai terdengar meski terasa samar-samar.

“Secara bergantian kami berusaha menenangkan anak-anak yang memang baru pertama meninggalkan keluarga ke tempat yang sangat jauh dan dalam waktu yang lama.” kata Supriyanto, anggota Tim Delegasi Pendidikan Surabaya yang mendampingi anak-anak, Senin (24/6).

Urusan membujuk anak-anak agar mau makan selama di pesawat pun juga menguras cukup banyak waktu, tenaga para pendamping. Berbagai taktik dan strategi pun dikerahkan oleh para pendamping, agar anak-anak mau makan. Bahkan, kata Supriyanto, kadang mereka juga harus diperlakukan seperti anak yang baru lulus TK.

“Kami ajak lomba makan, yang paling cepat selesai jadi juara. Kadang kami bilang, “yang ini enak lho, kalau tidak dimakan nanti saya ambil lho!” Alhamdulillah, akhirnya berhasil juga, mereka mau makan meski kadang tidak habis satu porsi. Minimal perutnya terisi dan tenaganya bisa dipulihkan serta bisa istirahat, tidur di pesawat." ujarnya.

Namun demikian, Supriyanto mengungkapkan, nama besar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sangat membantu memperlancar perjalanan rombongan. Sebelumnya, Wali Kota Risma meminta pihak Qatar Air Ways untuk memberikan layanan priority kepada tim delegasi Pendidikan Surabaya. Begitu juga kepada pihak Garuda.

“Semua urusan kami sebagai penumpang dibantu hingga kami masuk ke dalam pesawat. Meskipun demikian, rasa lelah itu tetap saja menghampiri kami semua. Apalagi ketika sudah mendarat di Manchester Air Port kami harus antri di Imigrasi tanpa ada pendampingan lagi, semua harus mandiri." cerita Supriyanto yang juga menjabat sebagai Staff Kurikulum SMPN 40 Surabaya ini.

Supriyanto menyebut, tiga anggota delegasi yang menjadi pendamping anak-anak, sebelumnya sudah pernah menjalankan tugas yang sama di Korea Selatan. Namun demikian, ternyata kondisi di Korea Selatan sangat berbeda dengan saat bertugas ke Inggris kali ini. Saat ke Korea Selatan, komunikasi dengan Surabaya hanya terputus saat di pesawat saja. Sementara di semua bandara dan fasilitas public lainnya ada Wifi yang bisa diakses gratis dengan mudah.

Akan tetapi, kata dia, saat bertugas ke Inggris ini, semua jalur Wifi tidak ada yang bisa terkoneksi dengan gadget anggota delegasi. Baik saat di Bandara Abu Hamad, Doha, Qatar maupun saat di Bandara Manchester.

“Alhamdulillah saat mampir ke Toilet bertemu dengan dua orang Doktor, dosen dari Marwadewa Denpasar Bali yang merupakan Alumni Kampus di Manchester. Dengan bantuan mereka, kami bisa berkomunikasi dengan otoritas Imigrasi Inggris dan mendapatkan layanan priority lagi." ungkapnya.

Kalau tidak memperoleh layanan priority lagi, Supriyanto bersama pendamping lain mungkin saja tak tahu lagi harus berbuat apa, karena tangis salah satu siswa sudah bukan lagi bergemuruh, tapi meraung-raung. Home Sick benar-benar telah merebut keceriaannya sejak meninggalkan tanah air.

Begitu urusan dengan antrian di Imigrasi berhasil mereka lewati, kemudian tim beralih mengurusi bagasi yang lumayan banyak. Ada total 20 koli berupa koper-koper besar dan beberapa kardus. Padahal tenaga dewasa di tim, hanya ada delapan orang. Sisanya yang tujuh lagi adalah anak-anak tuna netra dan ABK penyandang Low Vision yang sedang kelelahan dan terkena Home Sick serius.

“Saat akan ambil Trolly kami kebingungan karena trolly tidak bisa dikeluarkan dari lokasi penyimpanannya. Ternyata tidak ada yang gratis di sini. Setiap trolly yang akan kami gunakan harus membayar di mesin automatic nya senilai 1 pounds.” katanya.

Padahal, lanjut dia, tak satupun anggota delegasi yang memiliki uang Pounds dengan pecahan 1 Pounds. Akhirnya mau tidak mau para pendamping itu harus membawa 20 koper dan kardus-kardus itu tanpa trolly. Dengan susah payah dan sesekali koper terjatuh, akhirnya mereka bisa mencapai pintu keluar. Di sana sudah menunggu tim penjemputan dari pihak St. Vincent’s School.

Di Bandara Manchester ini, mereka dijemput oleh Mrs. Buckle, Pastoral Independen Skills Manager (Directrice des Techniques Pastorales et d’independence) beserta staff dan seorang penerjemah dari PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Liverpool, Agata.

“Mereka ikut membantu kami membawa bagasi menuju lokasi parkir bus penjemputan yang ternyata masih sangat jauh. Kemudian kami bersama anak-anak melanjutkan perjalanan dari Bandara Manchester ke Kampus St Vincent’s School di Liverpool yang ditempuh sekitar 45 menit menggunakan bus.” ujar Supriyanto.

Ia mengungkapkan setelah rombongan tiba di asrama Kampus St Vincent’s School, rupanya kedatangan mereka telah ditunggu. Sore itu, rombongan disambut langsung oleh seorang pria bernama John Anderson Patterson, selaku Kepala Sekolah St Vincent’s School. Menariknya, pria itu menggunakan ikat kepala berupa blangkon khas Surabaya. Bahkan, ketika menyapa rombongan, pria itu juga mengucapkan salam seorang Muslim dan menyapa rombongan satu persatu sambil berjabat tangan hangat. Kemudian rombongan pun langsung diarahkan ke sebuah ruangan makan siswa.

“Selesai makan, beliau memberikan sambutan singkat di ruang makan itu, lalu mengarahkan kami semua ke asrama. Di sana koper-koper kami sudah tertata rapi. Kami pun dipersilahkan untuk beristrirahat untuk memulihkan tenaga." pungkasnya. (arf)

Komandan Lanal Denpasar Hadiri Acara Southeast Asia Maritime Law Enforcement Initiative Technical Eksperts Workshops


KABARPROGRESIF.COM : (Bali) Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar , Lantamal V, Koarmada II, Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko mendapat kehormatan menghadiri acara Pembukaan  Southeast Asia Maritime Law Enforcement Initiative Technical Eksperts Workshops yang diselenggarakan oleh Bakamla RI di Ball Room Hotel Conrad Tg. Benoa Bali, Senin (24/5).

Acara Workshops yang digelar dari tanggal 24 s.d. 28 Juni 2019 dibuka oleh Ka. Bakamla RI yang diwakili oleh Dirlat Bakamla RI, Laksamana TNI Yeheskil Katiandagho, dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Bali, Palaksa Lanal Denpasar, GM. Pelindo Benoa dan Dirpolair Polda Bali serta delegasi negara sahabat dari USA, Singapura, Malaysia, Thailand, Philipina, Kamboja dan Vietnam.

Workshops yang digelar oleh Bakamla RI dimaksudkan untuk menyamakan pandangan serta menerima pertukaran informasi yang disampaikan dalam bentuk materi paparan dari masing-masing delegasi guna menyikapi isue-isue yang berkembang pada penanganan permasalahan keamanan maritim dan penegakan kedaulatan hukum di laut perbatasan antar negara. Permasalahan IU fishing, ilegal smugling dan bentuk kegiatan ilegal lainnya akan dibahas bersama dalam kegiatan workshops tersebut.

Dalam sambutan Ka. Bakamla yang dibacakan oleh Dirlat Bakamla RI, penanganan terhadap keamanan maritim suatu negara tidak bisa dilaksanakan sendirian. Perlu dilaksanakan kerjasama antar negara secara menyeluruh guna meningkatkan kebersamaan dalam penanganan permasalahan di laut. Selain itu dengan adanya workshops ini diharapkan adanya masukan dari para delegasi negara sahabat dalam menyikapi isue-isue penegakan kedaulatan dan hukum di laut.

Lanal Denpasar yang wilayahnya sebagian besar dikelilingi lautan serta terletak diantara Selat Bali, Samudera Indonesia dan Selat Lombok merupakan daerah strategis yang perlu dijaga keamanannya.

Dengan adanya workshops tersebut dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi Lanal Denpasar untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan opskamla dan penegakan hukum di laut. (arf)